Kumpulan Soal Cerita Pengurangan Kelas 123 (Fase Dua) SD MI Dan Cara pembelajarannya
Contents [Show Up]
Kumpulan Soal Cerita Pengurangan Kelas 123 (Fase Dua) SD MI Dan Cara pembelajarannya
Sulitnya seorang anak usia Sekolah Dasar untuk memahami sebuah soal cerita berkaitan dengan matematika pengurangan.
Dibutuhkan seorang guru yang aktif, kreatif, inovatif dan yang terpenting lagi kesabaran yang sangat, agar anak didiknya segera dan cepat bisa memahami sebuah soal cerita.
Berulang dan sering atihan menjadi faktor penentu keberhasilan yang tidak bisa diabaikan.
Untuk dapat menyelesaikan soal cerita, siswa harus menguasai hal-hal yang dipelajari sebelumnya, misalnya pemahaman tentang satuan ukuran luas, satuan ukuran panjang dan lebar, satuan berat, satuan isi, nilai tukar mata uang, satuan waktu, dan sebagainya.
Di samping itu, siswa juga harus menguasai materi prasyarat, seperti rumus, teorema, dan aturan/hukum yang berlaku dalam matematika.Pemahaman terhadap hal-hal tersebut akan membantu siswa memahami maksud yang terkandung dalam soal-soal cerita tersebut.
Di samping hal-hal di atas, seorang siswa yang dihadapkan dengan soal cerita harus
memahami langkah-langkah sistematik untuk menyelesaikan soal cerita matematika.
diperlukan kemampuan awal, yaitu kemampuan untuk:
(1) menentukan hal yang diketahui dalam soal,
(2) menentukan hal yang ditanyakan,
(3) membuat model matematika,
(4) melakukan perhitungan, dan
(5) menginterpretasikan jawaban model ke
permasalahan semua. Hal ini sejalan dengan langkah-langkah penyelesaian soal cerita
sebagaimana dituangkan dalam Pedoman Umum Matematika Sekolah Dasar(1983), yaitu:
(1) membaca soal dan memikirkan hubungan antara bilangan-bilangan yang ada dalam soal,
(2) menuliskan kalimat matematika,
(3) menyelesaikan kalimat matematika, dan
(4) menggunakan penyelesaian untuk menjawab pertanyaan.
Menurut bapak/ibu, seandainya Anda masih kelas I SD yang baru sekolah selama dua bulan, belum pernah menghadapi soal cerita, kira-kira jika langsung dihadapkan dengan soal cerita seperti di atas bagaimana bayangan yang ada di pikiran Anda? Paham atau belum? Jika Anda berpikir siswa belum paham, bagaimana menciptakan suasana pembelajaran yang membuat siswa kita menjadi jelas dan senang?
Menurut Bruner, jika suatu topik dalam pembelajaran (khususnya matematika) bersifat
baru (dalam arti prasyarat atau pengalaman sebelumnya belum ada) maka langkah
langkah pembelajarannya harus dimulai darienactive, econic, dan symbolic. Namun,
permasalahannya sekarang adalah:
1. pembelajaran seperti apa yang disebut konkret (enactive) itu dan apa yang harus dipersiapkan dan dilakukan oleh guru?
2. pembelajaran seperti apa yang disebut semi konkret (econic) itu dan apa yang harus dipersiapkan dan dilakukan oleh guru?
3. pembelajaran seperti apa yang disebut abstrak (symbolic) itu dan apa yang harus dipersiapkan dan dilakukan oleh guru?
1. Perangkat yang Perlu Dipersiapkan
Untuk mengajarkan soal cerita penjumlahan dan pengurangan di kelas I semester I
masing-masing perangkat pembelajaran yang perlu disiapkan selain Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah:
a. Kegiatan Konkret (Enactive)
Kegiatan pembelajaran yang bersifat konkret diantaranya dapat dilakukan oleh guru
melalui kegiatan bermain peran. Untuk melakukan kegiatan ini, yang perlu
dipersiapkan dan dicatat oleh guru adalah kata-kata kunci yang akan dilakukan
pada saat kegiatan bermain peran tersebut. Sementara bentuk soal ceritanya akan
mudah untuk diciptakan jika kata-kata kuncinya sudah dicatat dan dipersiapkan
terlebih dahulu. Peran gurudi sini selain memandu peragaan bermain peran yang
bersifat konkret ini juga termasuk menerjemahkan arti soal cerita yang
dimainperankan dalam bentuk bahasa matematika, yaitu bahasa yang hanya
memuat angka-angka dan tanda-tanda operasi hitung (+ , – , , : ) dan tanda-tanda
relasi (= , > , <) saja.
Kata-kata kunci untuk kegiatan bermain peran antara lain.
Pengurangan
diminta
dipinjam
diberikan kepada
dijual
dimakan
b. Kegiatan Semi Konkret (Econic)
Istilah semi konkret artinya peraga tidak lagi berupa benda nyata tetapi diganti
dengan alat peraga berupa gambar. Perangkat pembelajaran yang digunakan adalah
LKS (Lembar Kerja Siswa) yang menggambarkan ciri-ciri konsep. Melalui
pengalaman mengerjakan soal pada LKS yang mengandung ciri-ciri konsep itu dan
pengalaman sebelumnya (pada kegiatan bermain peran) akhirnya siswa dapat
mencapai kesimpulan sendiri meskipun mereka belum mampu mengungkapkannya
pada orang lain. Mengapa? sebab tidak mungkin nilai anak-anak itu akan bagus dan
memuaskan jika mereka belum memperolehkesimpulan yang benar dan mantap.
c. Kegiatan pada Tahap Abstrak (Symbolic)
Istilah abstrak dalam hal ini artinya adalah soal-soalnya sudah 100% dalam bentuk
huruf-huruf dan angka-angka saja, yakni sama sekali tidak ada gambar-gambar
yang bersifat menuntun dan menerangkan. Semua soal hanya ditulis dalam bentuk
lambang, yakni dalam bentuk huruf-huruf saja dan angka-angka saja. Kegiatan
yang dilakukan siswa ini adalah mengerjakan LTS (Lembar Tugas Siswa). Pada
LTS ini sama sekali sudah tidak ada lagimisi penanaman konsep. Misi penanaman
konsep dianggap sudah tercapai saat kegiatan bermain peran dan kegiatan mengisi
LKS.
Soal Cerita Pengurangan
Soal cerita pengurangan adalah soal ceritasehari-hari berupa kalimat yang jika
diubah menjadi kalimat matematika akan berbentuk pengurangan. Jika soal cerita
pengurangan ini bersifat baru (belum pernah diajarkan sebelumnya) supaya
mencapai hasil maksimal tahapan pembelajarannya juga dimulai dari konkret, semi
konkret, dan abstrak seperti yang dikemukakan oleh Bruner.
Tahapan pembelajaran selengkapnyaadalah seperti berikut.
1. Tahapan Konkret(Enactive)
Seperti halnya pada pembelajaran soal cerita penjumlahan, langkah pertama
yang dilakukan dalam pembelajaran soal cerita pengurangan adalah
pembelajaran konkret berupa kegiatan bermain peran. Siswa yang ditunjuk
diminta maju ke depan memainperankan beberapa soal cerita yang ditulis guru
di papan tulis. Guru bertindak sebagai fasilitator yang membimbing jalannya
peragaan dan menulis bentuk matematikanya.
Contoh
Soal cerita yang akan dimainperankan:
1. aldi mempunyai 5 sedotan
dimintaoleh bu guru 2
sedotan aldi sekarang adalah...
2. bana mempunyai 4 sedotan
dipinjam bu guru 3
sedotan bana sekarang adalah ..
3. cici mempunyai 6 kapur
diberikan kepadabu guru 2
kapur cici sekarang adalah ...
4. eni mempunyai 5 kapur
dipinjam bu guru 3
kapur eni sekarang adalah ...
Cara memperagakannya antara lain adalah seperti berikut.
1. Aldi (diperankan oleh seorang siswa) diminta maju ke depan.
Aldi diberikan 5 sedotan
Aldi diminta mengangkat tinggi-tinggi 5 sedotan yang diberikan kepadanya
Guru menanyakan ”anak-anak berapa sedotan yang dimiliki temanmu Aldi?.
Setelah dijawab ”lima” oleh anak-anak, guru kemudian menuliskan angka
”5” di papan tulis
Guru kemudian minta semua siswa memperhatikan. Perhatikan ”diminta bu
guru 2 ” sambil memperlihatkan mengambil 2 sedotan dari 5 sedotan yang
dipegang Aldi.
Sebelum memberikan pertanyaan guru kemudian menuliskan angka ” 2 ” di
sebelah kanan angka ”5” yang pertama tadi. Sehingga di papan tertulis
5 2
Terakhir guru mengucapkan ” berapa sedotan budi sekarang?”. Setelah para
siswa menjawab ”tiga”, guru kemudian menuliskan angka ”3” di sebelah
kanan angka ”2”. Sehingga di papan tertulis
5 2 3.
Selanjutnya guru meminta semua siswa melihat ke papan tulis dan mengajak
mereka membaca ”lima dikurangi dua sama dengan tiga” seiring dengan guru
menulis di papan tulis
5 – 2 = 3.
2. bana mempunyai 4 sedotan
dipinjam bu guru 3 sedotan
berapa sedotan bana sekarang.
Cara memperagakannya:
Bana (diperankan oleh seorang anaklainnya) diminta maju ke depan.
Bana diberikan 4 sedotan.
Bana diminta mengangkat tinggi-tinggi 4 sedotan yang diberikan kepadanya
itu.
Guru menanyakan ”anak-anak berapa sedotan yang dimiliki temanmu Bana?
Setelah dijawab ”empat” oleh anak-anak, guru kemudian menuliskan angka
”4” di papan tulis di bawah tulisan pertama 5 – 2 = 3. Sehingga di papan
tertulis
5 – 2 = 3
Guru kemudian memperagakan pengambilan 3 sedotan sambil mengucapkan
dengan lantang ”dipinjam bu guru 3”. Guru mengulangi ”berapa sedotan
yang dipinjam bu guru?” Setelah parasiswa menjawan ”tiga”, guru
kemudian menuliskan angka ”3” di sebelah kanan angka ”4” yang pertama
tadi. Sehingga di papan tertulis
5 – 2 = 3
4 3
Terakhir guru mengucapkan ” berapa sedotan budi sekarang?” Setelah para
siswa menjawab ”satu”, guru kemudian menuliskan angka ”1” di sebelah
kanan angka ”3”. Sehingga di papan tertulis
5 – 2 = 3
4 3 1
Guru kemudian memperagakan pengambilan 3 sedotan sambil mengucapkan
dengan lantang ”dipinjam bu guru 3”. Guru mengulangi ”berapa sedotan
yang dipinjam bu guru?” Setelah parasiswa menjawan ”tiga”, guru
kemudian menuliskan angka ”3” di sebelah kanan angka ”4” yang pertama
tadi. Sehingga di papan tertulis
5 – 2 = 3
4 3
Terakhir guru mengucapkan ” berapa sedotan budi sekarang?” Setelah para
siswa menjawab ”satu”, guru kemudian menuliskan angka ”1” di sebelah
kanan angka ”3”. Sehingga di papan tertulis
5 – 2 = 3
4 3 1
2. Tahapan Semi Konkret (Econic)
Selanjutnya untuk memantapkan konsep yang baru saja diterima siswa, guru
melanjutkan ke tahapan berikutnya yakni tahapan semi konkret/econic(nyata
diganti dengan gambar). Caranya tiap siswa diberikan LKS tentang
pengurangan dua bilangan satu angka. Guru membacakan soal secara berurutan
dan kemudian siswa menuliskan jawabannya di LKS. Isi LKS-nya
selengkapnya adalah seperti berikut:
9. ibu membeli permen 8
diberikan pada adik 5
permen yang masih ada di tempat ibu adalah ... Jawab
Jawaban yang diharapkan: 8 – 5 = 3
10. ibu mempunyai pisang 7
diminta nano 3
pisang ibu sekarang adalah …
Jawab
3. Tahapan Abstrak (Symbolic)
Pada tahap ini soal-soal cerita yang diberikan kepada siswa sudah murni soal
cerita yang hanya berupa kalimat yang ditulis dalam bentuk huruf-huruf saja
dan angka-angka saja. Sehingga menurut Bruner merupakan tahapan symbolic
(abstrak). Sarana yang digunakan untuk mengukur ketercapaian tujuan
pembelajarannya adalah LTS (Lembar Tugas Siswa).
Contoh
anto membeli 6 pensil
diminta adik 2 pensil
pensil anto sekarang adalah ...
Jawab
6–2 = 4
Soal Pengurangan Kelas Rendah (1, 2, 3)
1. ibu menggoreng tahu 5
dimakan adik 1
tahu ibu sekarang adalah ...
2. ana membawa duku 10
dimakan 6
duku ana sekarang adalah ...
3. ayah membawa salak 7
diberikan pada adik 3
salak ayah sekarang adalah ...
4. doni mempunyai rambutan 7
diminta adiknya 2
rambutan doni sekarang adalah ...
5. kakak mempunyai jeruk 10
diberikan pada ibu 4
jeruk kakak sekarang adalah ...
6. edi membawa spidol 7
dipinjam temannya 4
spidol edi yang masih adalah ...
7. nenek membeli pisang 8
diberikan pada kakaknya 4
pisang nenek sekarang adalah ...
8. farida diberi ibu salak 9
diminta ibu 6
salak farida sekarang adalah ...
9. kakek membeli mangga 6
diberikan pada adik 3
mangga kakek sekarang adalah ...
10. ganis menjual ayam 5
dibeli orang 3
ayam ganis sekarang adalah
Soal cerita pengurangan
1. ali mempunyai kapur 5
dimintabudi 3
berapa kapur ali sekarang
2. cahya mempunyai kambing 5
dijual 2
berapa kambing cahya sekarang
3. Penduduk suatu dusun sebanyak 473 orang. Penduduk laki-lakinya 228,
berapakah jumlah penduduk yang perempuan?
Penyelesaian yang diharapkan adalah seperti berikut.
Diketahui
Jumlah penduduk dusun = 473 orang. Penduduk laki-lakinya 228 orang.
Ditanyakan
Jumlah penduduk yang perempuan
Jawab
4. Penduduk suatu dusun sebanyak 563 orang terdiri dari kelompok usia kurang
dari 20 tahun (kelompok A) sebanyak 190 orang, usia 20 hingga 60 tahun
(kelompok B) sebanyak 214 orang, dan sisanya usia di atas 60 tahun
(kelompok C). Berapakah banyaknya penduduk kelompok C?
Penyelesaian yang diharapkan adalah seperti berikut.
Diketahui
Banyaknya penduduk dusun = 563 orang, terdiri atas kelompok A, B, dan C.
Banyaknya penduduk kelompok A = 190 orang
Banyaknya penduduk kelompok B = 214 orang
Ditanyakan
Banyaknya penduduk kelompok C.
5. Setumpuk durian sebanyak 356 buah, terjual 148 buah. Berapa buah durian yang
belum laku terjual?
Penyelesaian yang diharapkan adalah seperti berikut.
Diketahui
Setumpuk durian = 356 buah.
Durian yang terjual = 148 buah.
Ditanyakan
Jumlah durian yang belum laku terjual...