PEMAHAMAN PRINSIP PEMBELAJARAN MENDALAM
PEMAHAMAN PRINSIP PEMBELAJARAN MENDALAM
Prinsip pembelajaran menjadi landasan
penting yang memastikan proses belajar berjalan efektif. Tiga prinsip utama yang mendukung pembelajaran mendalam, yaitu, :
Berkesadaran
Bermakna
Menggembirakan
Ketiga prinsip ini saling melengkapi dalam membangun pembelajaran mendalam bagi peserta didik.
Mari kita bahas lebih dalam satu per satu!
Berkesadaran
Berkesadaran merupakan pengalaman belajar peserta didik yang diperoleh ketika mereka memiliki kesadaran untuk menjadi pembelajar yang aktif dan mampu meregulasi diri. Peserta didik memahami tujuan pembelajaran, termotivasi secara intrinsik untuk belajar, serta aktif mengembangkan strategi belajar untuk mencapai tujuan. Ketika peserta didik memiliki kesadaran belajar, mereka akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan sebagai pembelajar sepanjang hayat.
Berkesadaran
-Kenyamanan peserta didik dalam belajar
-Fokus, konsentrasi, dan perhatian
-Kesadaran terhadap proses berpikir
-Kesempatan peserta didik untuk menentukan pilihan dan memiliki alasan atas pilihannya
-Keterlibatan peserta didik dalam mengembangkan strategi belajarnya
-Keterbukaan terhadap perspektif baru
-Keingintahuan terhadap pengetahuan dan pengalaman baru
Bermakna
Pembelajaran bermakna terjadi ketika peserta didik dapat menerapkan pengetahuannya secara kontekstual. Proses belajar peserta didik tidak hanya sebatas memahami informasi/penguasaan konten, namun berorientasi pada kemampuan mengaplikasi pengetahuan. Kemampuan ini mendukung retensi jangka panjang. Pembelajaran terkoneksi dengan lingkungan peserta didik membuat mereka memahami siapa dirinya, bagaimana menempatkan diri, dan bagaimana mereka dapat berkontribusi kembali.
Konsep pembelajaran yang bermakna melibatkan peserta didik dengan isu nyata dalam konteks personal/ lokal/ nasional/ global. Pembelajaran harus melibatkan orang tua, masyarakat, atau komunitas sebagai sumber pengetahuan praktis, serta menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kepedulian sosial.
-Kontekstual dan/atau relevan dengan kehidupan nyata
-Keterlibatan peserta didik berperan dalam pemecahan masalah/ isu terdekat di kehidupan nyata
-Keterkaitan dengan pengalaman sebelumnya
-Kebermanfaatan pengalaman belajar untuk diterapkan dalam konteks baru
-Keterkaitan dengan bidang ilmu lain
-Pembelajar sepanjang hayat
Menggembirakan
Pembelajaran yang menggembirakan merupakan suasana belajar yang positif, menantang, menyenangkan, dan memotivasi. Rasa senang dalam belajar membantu peserta didik terhubung secara emosional, sehingga lebih mudah memahami, mengingat, dan menerapkan pengetahuan. Ketika peserta didik menikmati proses belajar, motivasi intrinsik mereka akan tumbuh, mendorong rasa ingin tahu, kreativitas, dan keterlibatan aktif.
Dengan demikian, pembelajaran membangun pengalaman belajar yang berkesan. Bergembira dalam belajar juga diwujudkan ketika setiap peserta didik merasa nyaman, peserta didik terpenuhi kebutuhannya seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan kasih sayang dan rasa memiliki, kebutuhan penghargaan, serta kebutuhan aktualisasi diri.
-Lingkungan pembelajaran yang interaktif
-Aktivitas pembelajaran yang menarik minat dan rasa ingin tahu
-Menginspirasi
-Tantangan yang memotivasi
-Tercapainya keberhasilan belajar (AHA moment)
-Memberikan ruang untuk prakarsa, kreativitas sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
Prinsip Pembelajaran Mendalam
Penerapan prinsip pembelajaran mendalam dapat terjadi secara terpisah ataupun stimultan dan tidak berurutan. Ketiga prinsip pembelajaran tersebut di atas dilaksanakan melalui olah pikir, olah hati, olah rasa dan olah raga. Dalam pandangan Ki Hajar Dewantara, keempat upaya tersebut adalah bagian integral dari pendidikan yang membentuk manusia seutuhnya.
Apakah yang dimaksud dengan olah pikir, olah hati, olah rasa dan olah raga? Mari kita simak penjelasannya di bawah ini!
1. Olah pikir adalah proses pendidikan yang berfokus pada pengasahan akal budi dan kemampuan kognitif, seperti kemampuan untuk memahami, menganalisa, dan memecahkan masalah. Dengan demikian, olah pikir akan membuahkan kecerdasan intelek, nalar kritis dan nalar penyelesaian masalah untuk menghasilkan pengetahuan dan penalaran dalam berbagai disiplin dan bidang ilmu.
2. Olah hati adalah proses pendidikan untuk mengasah kepekaan batin, membentuk budi pekerti, serta menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual. Olah hati berfokus pada pengembangan aspek emosional, etika, dan spiritual peserta didik, sehingga mereka mampu memahami perasaan, memiliki empati, dan menjalankan kehidupan dengan berlandaskan kebenaran, kejujuran, dan kebajikan.
Melalui olah hati, peserta didik diarahkan untuk :
Mengenal dan memahami nilai-nilai kebaikan
Membentuk kesadaran diri akan tanggung jawab moral
Menumbuhkan sikap saling menghormati dan peduli terhadap orang lain
Mengembangkan kepekaan spiritual sebagai landasan kehidupan.
3. Olah rasa (estetike) adalah proses pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan kepekaan estetika, empati, dan kemampuan menghargai keindahan serta hubungan antarmanusia. Peserta didik diajak untuk mengapresiasi keindahan dalam seni, budaya, dan alam sebagai sarana memperhalus perasaan dan jiwa. Olah rasa membantu peserta didik memahami dan menghargai perasaan orang lain, sehingga tercipta hubungan sosial yang harmonis. Dengan mengasah rasa, seseorang dapat lebih peka terhadap nilai-nilai moral, spiritual, dan kebenaran, menciptakan keharmonisan dalam hidup.
4. Olah Raga (Kinestetik)
Olah raga adalah bagian dari pendidikan yang bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan fisik, kekuatan tubuh, serta membentuk karakter melalui kegiatan jasmani. Olah raga tidak hanya berfokus pada kebugaran fisik, tetapi juga pada pengembangan disiplin, ketangguhan, dan kerja sama, yang diperlukan untuk mendukung pendidikan holistik. Ki Hajar Dewantara percaya bahwa kesehatan fisik harus seimbang dengan kesehatan mental, emosional, dan spiritual. Olah raga membantu menciptakan harmoni antara tubuh dan jiwa.
Itulah tadi prinsip-prinsip pada Pembelajaran Mendalam.
Apakah Bapak dan Ibu sudah mencoba menjalankannya di satuan pendidikan Bapak dan Ibu?
Materi Pembelajaran Mendalam
