PTK Matematika Kelas 5 Semester 2 "Keefektifan Metode Latihan Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Hitung Campuran pada pecahan Siswa Kelas V SD/MI Tahun Pelajaran 2023/2024"

PTK Matematika Kelas 5 Semester 2 "Keefektifan Metode Latihan Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Hitung Campuran pada pecahan Siswa Kelas V SD/MI Tahun Pelajaran 2023/2024"

Contents [Show Up]

PTK Matematika Kelas 5 Semester 2 "Keefektifan Metode Latihan Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Hitung Campuran pada pecahan Siswa Kelas V SD/MI Tahun Pelajaran 2023/2024" 

Ada beberapa metode latihan yang bisa membantu dalam meningkatkan prestasi belajar matematika, khususnya dalam menghitung campuran pada pecahan. Beberapa di antaranya:

1. Penjelasan Konsep yang Jelas:

Pastikan konsep dasar tentang pecahan dan perhitungannya dipahami dengan baik sebelum memasuki perhitungan campuran pecahan.

Jika siswa tidak menguasai konsep dasar, bantu mereka untuk memahami dengan contoh yang konkret.

2. Latihan Reguler:

Berikan latihan-latihan yang bervariasi, mulai dari yang mudah hingga menantang.

Latihan reguler membantu memperkuat pemahaman dan keterampilan dalam menghitung campuran pada pecahan.

3. Penerapan Melalui Masalah Nyata:

Berikan masalah nyata yang dapat dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari untuk mengaplikasikan konsep campuran pecahan.

Misalnya, bagaimana cara menghitung bahan untuk membuat resep kue jika kita hanya memiliki sebagian dari setiap bahan?

PTK Matematika Kelas 5 Semester 2 "Keefektifan Metode Latihan Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Hitung Campuran pada pecahan Siswa Kelas V SD/MI Tahun Pelajaran 2023/2024"

4. Kolaborasi dan Diskusi:

Latihan kelompok atau diskusi dengan teman sekelas bisa membantu siswa untuk saling memahami konsep serta menemukan cara pandang yang berbeda dalam memecahkan masalah.

5. Pemanfaatan Teknologi:

Gunakan alat bantu, aplikasi, atau perangkat lunak yang interaktif untuk membantu siswa dalam memahami konsep campuran pecahan dengan cara yang lebih menarik.

6. Umpan Balik yang Konstruktif:

Berikan umpan balik yang spesifik dan konstruktif pada pekerjaan siswa sehingga mereka tahu di mana kelemahan mereka dan bagaimana cara memperbaikinya.

7. Kreativitas dalam Pembelajaran:

Berikan tantangan atau soal yang memungkinkan siswa untuk menggunakan imajinasi dan kreativitas mereka dalam memecahkan masalah terkait campuran pecahan.

Metode latihan yang efektif akan berbeda-beda untuk setiap individu. Hal terpenting adalah menemukan pendekatan yang sesuai dengan gaya belajar siswa dan memberikan dukungan serta sumber daya yang mereka butuhkan untuk menguasai konsep tersebut.

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini disusun dan ditujukan sebagai Kenaikan Kenaikan Pangkat ke III D

Nama    : ............

NIP    : ............

Tempat mengajar  : ..... .......

Jumlah Pembelajaran  : Tiga Siklus Tindakan Pembelajaran Matematika

Tempat Pelaksanaan  : Kelas V ............

Waktu Pelaksanaan  : Siklus I ; Rabu, 14 Mei 2023

Siklus II; Rabu, 21 Mei 2023


Masalah yang menjadi fokus perbaikan yaitu :

1.  Rendahnya keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

2.  Rendahnya penguasaan siswa terhadap konsep hitung campuran.

3.  Rendahnya motivasi siswa dalam belajar.



KATA PENGANTAR


Bismillahirohmanirohim

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang selalu melimpahkan karunia-Nya, sehingga laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat diselenggarakan.


Agar menjadi guru yang berkualitas dan profesional dalam menemukan permasalahan pembelajaran serta mampu mengatasinya melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).


Laporan ini disusun dengan harapan peneliti dapat memecahkan permasalahan pembelajaran yang dihadapi dalam KBM dan di SD khusunya di ............ Kecamatan ...........Kabupaten ...... ...... Peneliti menyadari penyusunan laporan ini tidak dapat dilaksanakan tanpa ada bantuan dari berbagai pihak. Ucapan terima kasih dan penghargaan saya sampaikan kepada : 1.

 



 KUPT Dinas Pendidikan beserta Staf

2.  Bapak dan Ibu Guru SDN ...........

3.  Semua piohak yang tak dapat saya sebutkan satu persatu.


Saya menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan saya. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi perbaikan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat khususnya dalam dunia pendidikan.



      ……………, 03 Juni 2023



             Peneliti



DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL……………………………………………………………  i

HALAMAN PENGESAHAN………………… ………………………  ii

KATA PENGANTAR…………………………………………………………  iii

DAFTAR ISI…………………………… …………………………………  iv

BAB I PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang Masalah................................................................................ 

B. Rumusan Masalah................................................................................ 

C. Tujuan Penelitian................................................................................ 

D. Manfaat Penelitian................................................................................ 


BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 

A. Landasan Teori………………………………………………………… 

B. Kerangka Berpikir……………………………………… ………… 

C. Hipotesis dan Tindakan………………………………………………… 


BAB III METODOLOGI PENELITIAN 

A. Setting Penelitian……………………………………… ………………… 

B. Subjek Penelitian………………………………………………… 

C. Sumber Data…………………………………… ……………………… 

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data…………………………………… 

E. Validasi Data…………………………………………………………… 

F. Analisis Data……………………………………………………… … 

G.Indikator Kinerja………………………………………………… 

H.Prosedur Penelitian………………………………………………… ….


BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 

A. Deskripsi Kondisi Awal……………………………………….. 

B. Deskripsi Siklus I…………………… ………………………………… 

C. Deskripsi Siklus II………………………………………………… 

D. Pembahasan………………………… ............................................ 

E. Hasil Penelitian............................................................................................ 


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 

A. Kesimpulan............ ……………………………………………………… 

B. Implikasi / Rekomendasi………………………………………………

C. Saran……………………………………………………………………… DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… ….. LAMPIRAN…………………………………………………………………… BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 

 

 


Pada era globalisasi dewasa ini pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam usaha untuk mencapai manusia seutuhnya. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang warisan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan dikembangkan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung segenap warga masyarakat. Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu ( UU No. 20 tahun 2003:7)

   

Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa salah satu mata pelajaran yang menjadi tolak ukur kepandaian dan kecerdasan anak dalam belajar adalah mata pelajaran Matematika, namun dalam kenyataannya mata pelajaran Matematika sering menjadi mata pelajaran yang ditakuti dan Dihindari oleh sebagian besar anak karena dianggap mata pelajaran yang paling sulit dibandingkan mata pelajaran yang lain yang ada di Sekolah Dasar. Upaya peningkatan pendidikan perlu dilakukan secara menyeluruh meliputi aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-nilai pegembangan aspek-aspek-aspek tersebut dilakukan untuk meningkatkan dan mengembangkan kecakapan hidup (keterampilan hidup) melalui kumpulan kompetensi adar siswa dapat mempertahankan hidup, menyesuaikan diri dan menyesuaikan diri. di masa datang (standar kompetendsi, 2004:2).

   

Pelajaran Matematika hendaknya disesuaikan dengan kekhasan konsep / pokok bahasan / sub pokok bahasan dan perkembangan berfikir siswa. Dengan demikian diharapkan akan terdapat keserasian antara pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan pemecahan masalah. Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman siswa.

   

Pembelajaran yang diadakan di .SD Negeri ..........umumnya secara klasikal. Pembelajaran semacam ini mengasumsikan semua siswa memiliki kemampuan yang sama. Padahal kemampuan siswa berbeda-beda , sehingga dalam mengerjakan soal-soal ulangan hasilnya berbeda-beda pula. Anak-anak yang mempunyai kemampuan rendah dalam berhitung pada umumnya dalam mengerjakan soal-soal ulangan banyak mendapat kesalahan. Dalam hal ini, geru perlu memberikan bantuan dengan memberikan bantuan dengan memberikan latihan-latihan soal.

   

Berdasarkan pengamatan bahwa kelas V .SD Negeri ..........banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mata pelajaran Matematika dengan materi pengajaran Hitung Campuran pada pecahan. Dalam melaksanakan proses belajar mengajar digunakan berbagai metode yang sesuai dengan materi yang disajikan oleh pendidik. Salah satunya adalah belajar dengan cara mengerjakan soal latihan berulang-ulang. Bertitik tolak dari latar belakang masalah seperti yang telah peneliti uraikan didepan, maka peneliti terdorong untuk malaksanakan penelitian dengan judul “ Metode Latihan Keefektifan Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V .SD Negeri ..........Tahun Ajaran 2023 / 2024” B. Rumusan Masalah

   

   Berdasarkan judul makalah maka pembahasan dibatasi pada hal-hal yang berkaitan dengan metode latihan soal terhadap prestasi belajar matematika. Dari uraian latar belakang masalah tersebut diatas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut : “ Apakah metode latihan dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika dalam Penyelesaian Hitung Campuran pada pecahan ?”


C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui keefektifan metode latihan dalam membantu meningkatkan ketrampilan siswa dalam mata pelajaran matematika dengan materi Pengajaran Hitung Campuran pada Pecahan di kelas V sekolah dasar. Secara lebih rinci dapat dituliskan sebagai berikut

1. Memaparkan keefektifan metode latihan dalam membantu meningkatkan pembelajaran Pengajaran Hitung Campuran pada Pecahan di sekolah dasar.

2.  Memaparkan ada atau tidaknya peningkatan prestasi belajar matematika siswa di kelas V .SD Negeri ..........dengan metode latihan soal.


D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1.  Teoritis

a.  Hasil penelitian dapat memperjelas penguasaan siswa dalam Penyelesaian Hitung Campuan di Pecahan.

B.  Tambahan dokumen ilmiah agar dapat ditindaklanjuti oleh peneliti berikutnya.


2.  Praktis

a.  Bagi Guru Sekolah Dasar

Guru dapat memberikan pengarahan pada siswa untuk belajar menggunakan metode latihan soal agar dapat meningkatkan prestasi anak didiknya setelah mengetahui berbagai kelebihan yang dimilikinya.

B.  Bagi siswa

Hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi sisawa yang bermasalah di kelas dalam mengerjakan Hitung Campuran pada Pecahan.

C.  Bagi mahasiswa

Dengan penelitian ini mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang diperolehnya dalam perkuliahan dan dipraktikan di lapangan serta mendapat kepuasan tersendiri bila hasil penelitian mendapat panakuan dan penilaian dari dosen.

D.  Bagi sekolah dasar

Hasil penelitian ini akan memberikan kontribusi yang baik pada sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran SD Negeri ..............., ..........., Kabupaten ..... ......


BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS


A. Landasan Teori

1.  Pengertian Metode Balajar

Metode menurut bahasa adalah cara yang teratur yang digunakan untuk melakukan suatu pekerjaan agar tercapai hasil yang baik seperti yang dikehendaki. (Badudu-Zain, 1994:896) Metode merupakan cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses balajar mengajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan (Mulyani Sumantri dan Johar Permana, 2001 :114)

 

Menurut Winarno Surachmad dan Ellyza Rossa megatakan bahwa metode merupakan cara-cara yang tepat dan serasi yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Mengajar menurut bahasa adalah menunjuk pada seseorang tentang sesuatu agar dia menjadi tahu (Badudu-Zain, 2001:89). Menurut T. Raka Joni (1985 : 3) mengartikan pengertian mengajar sebagai pencipta dan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Mengajar juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menyampaikan pesan berupa pengetahuan, ketrampilan, dan penanaman sikap-sikap tertentu dari guru kepada peserta didik (Mulyani Sumantri dan Johar Permana, 2001 :20). Dari uraian diatas dapat disimpulakn bahwa metode mengajar adalah cara yang teratur yang dilakukan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.


2.  Metode Latihan

Pemahaman Metode latihan adalah metode yang dilakukan berdasarkan atas “pengulangan”, sesuatu itu dilakukan berulang kali dihafal dari luar kepala dilakukan berulang-ulang sampai suatu Pemahaman itu dikuasai secara otomatis, teliti dan cepat.


A.  Kelebihan metode latihan

1.  Metode latihan dapat digunakan terutama untuk pembelajaran dalam ranah psikomotor dan juga ranah kognitif tingkat rendah dan tingkat awal.

2.  Dalam pengembangan ketrampilan sangat penting diperlukan pengulangan-pengulangan praktik agar tercapai ketuntasan penguasaan dalam suatu kompetensi dan teknik.

3.  Dengan menggunkana latihan, siswa dapat membentuk sendiri berbagai asosiatif (ikatan-ikatan, kaitan-kaitan).

4.  Penggunaan latihan dapat berfungsi sebagai alat yang bermotivasi pembelajaran siswa.


B.  Kelemahan Metode Latihan

Menggunakan metode latihan dalam proses belajar mengajar memiliki kelemahan-kelemahan dalam hal :

1.  Informasi yang diperoleh melalui latihan akan cepat hilang bila tidak sering digunakan.

2.  Penggunaan metode latihan dapat dirasakan terlalu datar (monoton) dan menimbulkan rasa bosan.

3.  Metode ini dapat menurunkan dan melontarkan makna pembelajaran yang sesungguhnya, pembelajaran menjadi seolah-olah pembuatan yang mekanis.


Penggunaan metode latihan pada pembelajaran matematika sesuai dengan teori belajar menurut Brownell. Brownell mengemukakan bahwa belajar matematika harus merupakan belajar bermakna dan pengertian. Teori belajar yang dikemukakan Brownell sesuai dengan teori belajar Gestalt, latihan hafal atau yang dikenal dengan sebutan drill adalah sangat penting dalam kegiatan pengajaran (Russeffendi, 1992 :116)

 

Edward L. Thorndike (1874-1949) mengemukakan beberapa hukum belajar yang dikenal dengan sebutan Law Of Effect, yang diantaranya berupa hukum latihan (law of practice). Hukum latihan mengungkapkan bahwa stimuius dan respon akan memiliki hubungan satu sama lain secara kuat, jika proses berulang sering terjadi maka banyak kegiatan ini dilakukan maka hubungan yang terjadi akan bersifat otomatis. Seseorang siswa yang dihadapkan pada satu permasalahan yang sering ditemuinya akan segera melakukan respons secara cepat sesuai dengan pengalamannya pada waktu sebelumnya. (Russeffendi, 1992 :114).


3.  Pemahaman Prestasi Belajar

Menurut bahasa prestasi adalah hasil yang telah dicapai ( Kamus Bahasa Indonesia, 1998 : 768). Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. (Slametto, 1992:2) Menurut R. Gagne (Slametto, 1991:15) belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, yang diperoleh dari intruksi. Belajar dimulai dari masa bayi yaitu belajar berbicara dan menggunakan bahasa. Penggunaan bahasa penting untuk belajar.

   


   

Belajar dalam arti luas ialah perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, penilaian terhadap atau mengenai sikap nilai-nilai, pemgetahuan, dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau pengalaman yang terorganisasi. Proses berarti adanya interaksi antar individu dengan suatu sikap, nilai atau kebiasaan pengetahuan dan ketrampilan dalam lingkungannya dengan dunianya sehingga individu itu berubah. Belajar selalu menunjukkan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh setiap mata pelajaran, umumnya ditunjukan dengan niali tes atau angka yang diberika oleh guru. (Tim Penyusun Kamuis P3B). 4.

   



 Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

  Ada berbagai faktor yang mempengaruhi proses belajar dan hasil. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar dan hasil/prestasi siswa adalah :

a.  Faktor dalam / internal

  Yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar, datang dari dalam diri siswa yang mempengaruhi proses belajar dan hasil / prestasi siswa adalah :

1.  Kondisi fisiologis

 Kondisi fisik siswa baik yang keadaannya maupun kesempurnaan anggota tubuh sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa akan gangguan jika keadaan fisiknya terganggu atau dalam keadaan tidak sehat.

2.  Kondisi psikologis

 Kondisi psikologis siswa yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa adlah : bakat, kecerdasan, minat, motivasi dan kemampuan kognitifnya.

A.  Bakat

 Bakat adalah kemampuan untuk belajar (Slametto, 1991:59). Kemampuan belajar itu akan terealisasikan menjadi kecakapan jika sudah belajar atau latihan. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa dengan bakatnya maka kemungkinan keberhasilannya dalam belajar besar.

B.  Kecerdasan

 Siswa yang cerdas akan cepat menguasai pelajaran dibandingkan dengan siswa yang kurang cerdas karena siswa yang cerdas pada umumnya lebih mampu belajar dari pada siswa yang kecerdasannya kurang.

C.  Minat

 Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan (Slametto, 1991:59). Kalau siswa mempelajari sesuatu dengan minat maka dapat membuahkan hasil dalam belajar akan lebih baik. karena daya tarik terhadap sesuatu yang dipelajarinya akan membuat siswa lebih mudah menghafal, menyimpan dan belajar dengan baik. sebaliknya siswa tidak tertarik terhadap sesuatu yang dipelajarinya, maka siswa tersebut akan segan dan tidak akan belajar dengan baik.

D.  Motivasi

 Motivasi adlah kondisi psikologi yang mendorong untuk melakukan sesuatu termasuk belajar. Sehingga dengan motivasi yang kuat dapat memberi semangat para siswa untuk melakukan latihan-latihan atau kebiasaan yang diperlukan dalam belajar.

e.  Kemampuan kognitif

 Kemampuan kognitif yang dimaksud adalah kemampuan menalar pelajaran yang diberikan. Kemampuan penalaran yang tinggi membuat siswa dapat belajar dengan baik dari pada yang memiliki kemampuan yang rendah.


B.  Faktor luar/eksternal

Yaitu semua faktor yang berasal dari luar diri anak.

1.  Faktor Keluarga

a.  Cara mendidik anak : ada yang mendidik secara diktator, militer, demokrasi dan sebagainya.

B.  Hubungan orang tua dan anak.

C.  Sikap oarang tua.

D.  Keadaan ekonomi keluarga.

e.  Suasana dalam keluarga dan sebagainya

2.  Faktor sekolah

a.  Cara penyajian pelajaran

b. Hubungan guru dengan murid

c.  Hubungan dengan teman

d.  Disiplin sekolah

e.  Waktu sekolah

f.  Kondisi fisik

3.  Faktor masyarakat

a.  Keadaan lingkungan masyarakat

b.  Keadaan lingkungan alam dan sebagainya.


5.  Mata Pelajaran Matematika

a.  Pengertian Matematika

 Menurut kamus Bahasa Indonesia, matematika diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang bilangan dengan prosedur operasional yang digunakan dalam menyelesaikan mengenai bilangan (1988:566).

 Menurut kurikulum 2004, matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep yang diperoleh sebagai hasil logistik dari kebenaran sebelumnya yang telah diterima, sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas.

B.  Tujuan Tentang Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar

 Menurut Moh. Ihsan karkteristik pembelajaran matematika adalah sebagai berikut :

1.  Pembelajaran matematika dilaksanakan berjenjang

a.  Dimuali dari konsep sederhana bergerak menuju konsep yang lebih sukar.

B.  Berawal dari hal yang kongkret bergerak ke semi beton beralih dari semi abstrak dan berakhir pada abstrak.


2. Pembelajaran matematika mengikuti model spiral

a.  Konsep baru diperkenalkan sejak masa kanak-kanak pada konsep yang telah dipahami siswa. Hal ini merupakan prinsip belajar bermakna atau belajar dengan pemahaman.

B.  Konsep baru merupakan perluasan dan pendalaman konsep sebelumnya.


3.  Pembelajaran matematika tekanan deduktif yaitu memahami konsep melalui suatu pemahaman definisi umum kemudian ke contoh-contoh. Sebaliknya di Sekolah Dasar menerapkan pola pendekatan induktif yaitu mengenai konsep melalui contoh-contoh. Hal ini dikarenakan alasan psikologis yaitu anak Sekolah Dasar masih berada pada tahap berpikir konkret.


4. Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi yaitu suatu pernyataan yang dianggap benar bila didasarkan atas pernyataan sebelumnya yang dianggap sudah benar. Jika melihat karakteristik pembelajaran matematika maka dalam mempelajari matematika SD kita mengenal dua macam pengetahuan yaitu pengetahuan konseptual dan pengetahuan prosedural. Kedua pengetahuan tersebut perlu dikuasai anak SD.

 


 

Pengetahuan konseptual mengacu pada pemecahan konsep, sedangkan pengetahuan prosedural mengacu pada ketrampilan melakukan suatu prosedur pengerjaan. Memahami konsep saja tidak cukup karena dalam kehidupan siswa memerlukan ketrampilan matematika, sedangkan dengan memahami ketrampilan saja siswa tidak mungkin memahami konsepnya. Oleh karena itu, tugas guru yang pertama kali untuk menyampaikan konsep dulu, kemudian baru melatih kan ketrampiloannya. Untuk memahami konsep, guru perlu memberikan latihan yang bervariasi, sedangkan untuk melahirkan ketrampilan perlu melakukan latihan rutin, berulang (drill).


C. Tinjauan tentang kesulitan belajar matematika dasar 

Pada dasarnya kesulitan merupakan suaru kondisi tertentu yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan dalam mencapai tujuan. Menurut Purwodarminto (1987:973) kesulitan adalah kegagalan dalam menyelesaikan suatu masalah. Sedangkan kesulitan belajar adalah suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatantertentu untuk mencapai hasil belajar. Keterlibatan siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut berasal dari faktor eksogen, endogen dan karakteristik matematika itu sendiri. Salah satu ciri atau karekteristik matematika adalah memiliki objek kajian yang abstrak atau sifat-sifatnya abstrak.

 


 

Untuk mempermudah memahami mata pelajaran matematika, diperlukan pengetahuan yang luas yang meliputi sifat matematika, karakteristik metamatika, pembelajaran dan strategi pembelajaran matematika serta bagaimana memanfaatkan pembelajaran matematika yang efektif.


D.  Tujuan pembelajaran matematika

 Setiap kegiatanpasti mempunyai tujuan. Menurut Mohammad Ali tujuan siswa belajar agar antara siswa lain memiliki sikap dan nilai, teliti serta hati-hati, cerdas, sermat, tangkas terampil, aktif belajar, cinta keindahan, tanggung jawab, berani dan jujur. Demikian juga dalam kurikulum SD 2004. Mata pelajaran matematika, tujuan pembelajaran matematika adalah melatih cara berpikir sistematis secara sistematis.


e.  Pemecahan masalah matematika Sekolah Dasar

 Belajar melalui pemecahan masalah pada prinsipnya adalah belajar berfikir (Lerning to think) atau belajar bernalar ( learning to Reason) yaitu belajar mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh sebelumnya untuk memecahkan hal yang baru, yang belum pernah dijumpai sehingga dalam proses belajar mengajar dengan metode pemecahan masalah dengan penggunaan latihan soal siswa lebih menjadi memahami dalam menyelesaikan soal dalam pelajaran matematika maupun dalam pelajaran yang lain.


B.  Kerangka Berfikir

Dalam kegiatan belajar mengajar keahlian guru memberikan petunjuk atau cara belajar merupakan salah satu hal yang penting. Seorang guru hendaknya selalu mengupayakan agar pelajaran yang disampaikan dapat menarik dan mudah untuk dipahami oleh siswa pada akhirnya hasil belajar siswa dapat maksimal.

 

Salah satu upaya yang dilakukan untuk mewujudkannya adalah dalam menyampaikan mata pelajaran matematika materi Pengajaran Hitung Campuran pada Pecahan, sebaiknya guru menggunakan salah satu metode yang tepat, efektif dan efisien agar siswa tidak merasa bosan. Maka metode yang tepat adalah metode latihan. Sebab dengan metode latihan seswa dapat membentuk sendiri berbagai asosiatif atau kaitan-kaitan. Dan dengan metode latihan siswa selalu diajak untuk berlatih mengerjakan soal, sehingga dengan sering berlatih Pengerjaan Hitung Campuran pada Pecahan anak dapat memahami apa yang diinginkan untuk menyelesaikan soal itu.


C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu “Keefektifan metode latihan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika dengna materi Pengerjaan Hitung Campuran Pada Pecahan siswa kelas V .SD Negeri ..........Tahun Ajaran 2023/2024” . 

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 

Pada hakikatnya penelitian tindakan kelas merupakan suatu kegiatan yang meliputi : perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi, evaluasi, dan refleksi. Yang mempunyai tujuan untuk memecahkan masalah yang ada dalam pembelajaran dan memperbaikki proses belajar mengajar yang kurang tepat serta meningkatkan prestasi belajar khususnya dan mutu pendidikan pada umumya. A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian


 Penelitian ini dilaksanakan di .SD Negeri ..........Kecamatan Ibu, Kabupaten ............, Provinsi Jawa Tengah.

2.  Waktu Penelitian

 Penelitian ini dilakukan pada semester II Tahun Ajaran 2023/2024, pada bulan Mei. Dan untuk mengambil data dilaksanakan pada tanggal 12, 14, dan 16 Mei 2023.


B.  Subjek Penelitian

 Subjek penelitian dalam hal ini adalah siswa kelas V .SD Negeri .........., ....... ......Pemilihan siswa kelas V ini didasarkan atas pertimbangan bahwa sebagian besar dari siswa kelas V belum dapat menguasai mata pelajaran matematika dengan materi Pengerjaan Hitung Campuran Pada Pecahan.


C.Sumber  Data

 Data penelitian berupa arsip nilai matematika dalam proses pembelajaran Pengerjaan Hitung Campuran Pada Pecahan yang dilakukan oleh guru kelas V .SD Negeri ..........yang sekaligus sebagai peneliti.


D.  Teknik dan Alat Pengumpulan

 Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes, wawancara, dan observasi yang dilakukan selama pembelajaran atau diluar waktu tatap muka pembelajaran. Adapun alat pengumpulan data tindakan kelas ini juga berupa tes. Tes digunakan untuk mengetahui proses / pelaksanaan pembelajaran, mengidentifikasi hal-hal yang diharapkan terjadi serta hal-hal yang muncul di luar yang diharapkan.


E.  Validasi Data

 Sedangkan untuk kepentingan keabsahan atau validitas data digunakan teknik triangulasi yang melibatkan guru atau penerbit, guru wali kelas V dan teman sejawat.


F.  Analisis Data

 Analisis data dilakukan dengan analisis kualitatif meliputi alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan dan terus menerus selama dan setelah pengumpulan data yaitu (1) reduksi data, (2) Penyajian data dan (3) Penarikan Kesimpulan / Verifikasi ( Miles & Huberman, 1992).


G.  Indikator Kinerja

Setelah melakukan penelitian tindakan kelas peils berharap :

1.  Adanya peningkatan prestasi belajar matematika

2.  Adanya peningkatan motivasi belajar siswa

3. Siswa dapa menggunakan metode latihan soal untuk Pengerjaan Hitung Campuran Pada Pecahan.

4.  Guru dapat mengetahui metode yang tepat dalam mengajar khususnya matematika.


H.  Prosedur Penelitian

 Dalam tindakan penelitian kelas prosedur penelitian yang dilakukan meliputi 4 tahap, yaitu :

1.  Tahap Perencanaan

a.  Meminta izin kepada pihak kepala sekolah dan wali kelas untuk melakukan peneltian.

B.  Mempersiapkan tindakan apa yang dilakukan, materi yang akan diajarkan dan media yang digunakan serta kapan waktu pelaksanaannya dan bagaimana pelaksanaannya.

C.  Menghubungi teman sejawat untuk menjadi pengamat.


2.  Tahap pelaksanaan tindakan

Tahap kegiatan dalam penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Mc. Tagart (1990) yang meliputi 4 tahap yaitu (1) Perencanaan/rencana, (2) Tindakan/Tindakan, (3) Pengamatan/Pengamat dan (4) Refleksi/refleksi. Tahap ini dilakukan secara terus menerus dan berkeseimbangan sehingga ditemukan hasil yang optimal. Adapun pelaksanaan tindakannya adalah sebagai berikut : a. Tes awal Pemberian tes awal berupa pemberian soal Pengerjaan Hitung Campuran Pada Pecahan tanpa diberikan bimbingan terlebih dahulu. 


B. Siklus I

 

Perbaikan tindakan yang dilaksanakan berdasarkan masalah yang muncul pada studi awal melalui proses belajar guru / peneliti memberikan penjelasan materi kepada siswa tentang cara Pengerjaan Hitung Campuran Pada Pecahan. Kemudian memberikan permasalahan berupa latihan soal untuk dikerjakan lalu dibahas bersama. Setelah itu siswa diberi soal evaluasi.


C.  Siklus II

   Seperti pada Siklus I, pada Siklus II guru dan siswa diharapkan mengalami perubahan atau perbaikan berdasarkan Refleksi I. kemudian pada Siklus II ini guru / peneliti melakukan hal yang sama dengan Siklus I, hanya saja ditambah dengan memperbanyak soal-soal latihan.


3.  Tahap Observasi

 Kegiatan observasi dilaksanakan bersama dengan pelaksanaan tindakan. Observasi dilakukan terhadap isi tindakan, pelaksanaan tindakan maupun akibat yang timbul dari tindakan tersebut. Pengamat maupun pelaksana tindakan melakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan sebgai bahan untuk mengadakan refleksi untuk menyusun rencana tindakan sebelumnya.


4.  Tahap Evaluasi – Refleksi

 Pada tahap evaluasi – refleksi guru atau peneliti mengadakan analisis, pelaksanaan dan penyimpulan terhadap tindakan yang telah dilaksanakan. Peneliti atau guru elas dan teman sejawat. Berdiskusi untuk memaknai data yang diperoleh dalam observasi terhadap tindakan yang telah dilakukan. Hasil refleksi kemudian digunakan sebagai dasar pemikiran untuk menyusun rencana tindakan yang akan datang.

 Tahap refleksi juga merupakan evaluasi tentang tindakan yang telah dilakukan untuk menyelesaikan keberhasilan atau pengauh tindakan. Pada tahap ini dapat membandingkan kondisi awal sebelum diadakan tindakan dan kondisi sesudah diberikan tindakan. Peneliti dan teman sejawat berdiskusi untuk memaknai data yang diperoleh sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang tindakan yang dilakukan.

 Hasil refleksi pada siklus pertama merupakan tahap awal dari siklus kedua. 


BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 

A. Deskripsi Kondisi Awal 

Sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas , penulisan masuk kelas V .SD Negeri ..........untuk mengajarkan matematika. Di kelas V .SD Negeri ..........terdidri atas 29 siswa dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 15 siswa dan perempuan sebanyak 14 siswa. Dalam tindakan penelitian kelas ini, guru/peneliti hanya melakukan penelitian terhadap 28 siswa, karena ada salah satu siswa yang tidak berangkat karena sakit.

Pada umumnya siswa kelas V cukup pandai namun biasanya untuk kelas V tersebut juga merasa bosan jika disuruh mengerjakan soal matematika. Dan pada saat anak kelas V mengerjakan Hitung Campuran Pada pecahan sebagian besar jawaban anak masih salah dan hanya beberapa anak yang menjawab dengan benar.


B.  Deskripsi Siklus I

Pada pelaksanaan kegiatan penelitian, siklus yang pertama melalui beberapa tahapan antara lain :

1.  Perencanaan

Pada tahap perencanaan kegiatan penelitian, siklus yang pertama melalui beberapa tahapan antara lain :

a.  Meminta ijin kepada kepala sekolah dan wali kelas untuk melakukan penelitian.

B.  Menyusun rencana pembelajaran.

C.  Mempersiapkan lembar observasi

d.  Menghubungi teman sejawat untuk menjadi pengamat

2.  Tahap Pelaksanaan

 Tindakan Siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 12 Mei 2023 sebelum dilaksanakan Siklus I terlebih dahulu siswa diberikan tes awal yang berupa tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal Pengerjaan Hitung Campuran pada Pecahan. Hal yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi itu.

 Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program yang direncanakan dan kegiatan pada Siklus I sebagai berikut :


Kegiatan Guru 

1. Melaksanaan kegiatan awal, presensi 

2. Menjelaskan materi tentang Pengerjaan Hitung Campuran 

3. Tanya jawab dengan siswa tentang tingkat Pengerjaan Hitung Campuran. 

4. Memberikan contoh soal dan mendemonstrasikan cara mengerjaannya 

5. Memberikan soal latihan.

 

6.  Bersama siswa membahas soal latihan.

7.  Memberikan kesempatan tanya jawab kepada siswa.

8.  memberikan soal evaluasi. Kegiatan Siswa 1. Memperhatikan dan ikut aktif dalam kegiatan tersebut. 2. Memperhatikan penjelasan guru tentang Pengerjaan Hitung Campuran. 3. Tanya jawab dengan guru tentang tingkat Pengerjaan Hitung Campuran. 4. Memperhatikan. 5. Mengerjakan soal latihan. 6. Bersama guru membahas soal latihan 7. Tanya jawab dengan guru tentang hal-hal yang belum jelas. 8. Mengerjakan soal evaluasi. 3. Tahap Observasi 

 

Hasil observasi dalam penelitian adalah penilaian terhadap evaluasi dan juga pada proses pembelajaran. Pada proses pembelajaran sebagai siswa ternyata belum paham tentang Tingkat Pengerjaan Hitung Campuran. Sedangkan pengamat terhadap evaluasi berupa data nilai yang terlampir.

4.  tahap Evaluasi – Refleksi

 Pembelajaran pada siklus I difokuskan pada pemahaman siswa hingga Tingkat Pembelajaran Hitung Campuran pada Pecahan digunakan metode ceramah, tanya jawab, penugasan dan latihan.


C.  Deskripsi Siklus II

1.  Perencanaan

 Berdasarkan hal-hal yang diperoleh pada siklus I, penelitian berencana untuk memberikan latihan soal yang cukup banyak kepada siswa. Kemudian latihan soal-soal itu dibahas bersama-sama dengan beberapa siswa maju untuk mengerjakannya. Dilanjutkan dengan siswa mengerjakan soal evaluasi.

2.  Pelaksanaan Siklus II

 Tindakan pada siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 14 Mei 2023. yang melakukan tindakan ini adalah peneliti.


Kegiatan Guru 1. Kegiatan awal melakukan presensi 2. memberikan latihan soal untuk dikerjakan siswa. 3. Bersama siswa membahas soal latihan. 4. memberikan soal evaluasi Kegiatan Siswa 1. Siswa mendengarkan presensi guru. 

 

2.  Mengerjakan latihan soal.

3.  Bersama guru membahas latihan soal

4.  Mengerjakan soal evaluasi


3.  Observer

 Observasi dilakukan oleh peneliti. Kegiatan observasi ini dilaksanakan selama pelaksanaan siklus II sedang berlangsung.

 Sebagian besar anak-anak kelas V .SD Negeri ..........sudah dapat mengerjakan soal Hitung Campuran Pada Pecahan dengan baik dan benar. Adanya peningkatan pemahaman siswa terhadap Tingkat Pengerjaan Hitung Campuran. Hal ini dibuktikan dengan siswa yang memperoleh nilai diatas 6 sebanyak 20 siswa dengan nilai rata-rata 75,00. Mengenai daftar nilai terlampir.

4.  Evaluasi – Refleksi

 Dari apa yang didapat pada tindakan terakhir ini, tampak bahwa metode latihan dengan memberikan soal-soal latihan yang telah dipelajari siswa dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Hal ini ditunjukan dengan kenaikan nilai rata-rata kelas, dengan siswa yang memperoleh nilai diatas 6 sebanyak 20 siswa dengan nilai rata-rata 75,00.


D.  Pembahasan

 Berdasarkan pelaksanaan tindakan selama dua siklus dengan siswa banyak mengerjakan latihan soal akan dapat meningkatkan pemahaman siswa. Peningkatan pemahaman siswa mengenai pemahaman terhadap Tingkat Pengerjaan Hitung Campuran.

 Sebelum diadakan tindakan, nilai rata-rata kelasnya adalah 55,38 dengan siswa yang memperoleh nilai diatas 60 hanya sebanyak 8 siswa. Setelah diadakan tindakan I, diperoleh nilai rata-rata kelasnya adalah 64,23 dengan siswa yang memperoleh nilai diatas 60 sebanyak 16 siswa. Dengan diadakannya tindakan I, siswa lebih paham terhadap Tingkat Pengerjaan Hitung Campuran. Hal ini berarti terhadap peningkatan 8,85.

 Untuk keberhasilan siswaa yang dicapai pada siklus I, pada siklus II siswa diberikan latihan soal yang cukup banyak sehingga diperoleh nilai rata-rata kelasnya adalah 75,00 dengan siswa yang mendapat nilai diatas 60 sebanyak 20 siswa. Hal ini berarti ada peningkatan nilai rata-rata kelas dari siklus I ke siklus II sebesar 10,77.

 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode latihan adalah metode yang efektif dan tepat dalam mengerjakan materi pelajaran matematika dengan materi Pengerjaan Hitung Campuran pada Pecahan.


E.  Hasil Penelitian

 Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang peneliti laksanakan di .SD Negeri ..........terhadap siswa kelas V tentang Pengerjaan Hitung Campuran pada Pecahan, maka dapat dilihat tampilan diagram batangnya sebagai berikut :


diagram

 Keterangan :

1 .Nilai  sebelum tindakan :

  Mean  = Jumlah seluruh nilai

   Jumlah seluruh siswa

= 1440

      26

=55,38

  Modus  = 60

2.  Nilai sesudah siklus I :

  Mean  = seluruh nilai

    Jumlah seluruh siswa

= 1670

      26

=64,23

  Modus  = 70

3.  Nilai sesudah siklus II :

  Mean  = seluruh Jumlah nilai

    seluruh siswa

= 1950

      26

= 75

  Modus  = 70

Sesuai dengan evaluasi yang telah penulis laksanakan, maka diperoleh hasil akhir bahwa ada pengaruh positif metode latihan terhadap prestasi belajar matematika dalam Pengerjaan Hitung Campuran Pada Pecahan Siswa Kelas V SD Negeri ...........


BAB V 

KESIMPULAN DAN SARAN


A.  Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil pemberian tindakan selama dua siklus, dalam pembelajaran matematika dengan materi Pengerjaan Hitung Campuran Pada Pecahan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode latihan pada mata pelajaran matematika dapat menigkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri ........ ...

Keberhasilan metode latihan ini dibuktikan dengan adanya peningkatan prestasi belajar siswa yaitu nilai rata-rata elas sebelum dilakukan tindakan 55,38 (dari jumlah rata-rata kelas) dan pada siklus I adalah 64,23 (dari jumlah rata-rata kelas) serta pada siklus II adalah 75,00 (dari rata-rata kelas ) Dengan siswa yang memperoleh nilai diatas 60, pada tahap awal sebanyak 8 siswa, dan siklus I yang memperoleh nilai diatas 60 sebanyak 15 siswa. Kemudian pada siklus II yang memperoleh nilai diatas 60 sebanyak 22 siswa.


B.  Implikasi / Rekomendasi

Dari kesimpulan kira diatasnya hasil penelitian perlu ditindak lanjuti. Penggunaan metode latihan soal secara berulang-ulang dalam pembelajaran matematika, dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi Pengerjaan Hitung Campuran Pada Pecahan.

Apabila dilakukan penelitian semacam ini dan diperoleh hasil yang sama atau lebih baik, setiap pihak yang berkompeten / penentu kebijakan dapat menyebarkan metode tersebut kepada pihak masyarakat terutama pihak pendidikan.


C.  Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, beberapa hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru dalam peningkatan kualitas pembelajaran diantaranya adalah :

1. Bagi guru hendaknya menggunakan metode latihan dalam pembelajaran matematika sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan prestasi belajar matematika dari kelas I sampai dengan kelas VI Sekolah Dasar.

2.  Untuk Meningkatkan profesionalisme, seorang guru hendaknya berusaha untuk selalu meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran.

3.  Untuk mengetahui keberhasilan mengajar dan belajar maka setiap akhir pembelajaran sebaiknya siswa diberikan tes formatik untuk menentukan langkah-langkah dalam perbaikan pembelajaran. 


DAFTAR PUSTAKA 

Badudu dan Zain. 1992. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika.Jakarta : Depdiknas

Hudoyo, Herman, Akbar Sutawidjaja. 2003.Matematika. Jakarta: Depdikbud

Kemmis, Stephen & Taggart, Robin MC. 1990. Perencana Penelitian Tindakan. Universitas Deakin : Brown Prior Anderson

Mulyani, Sumantri, Johar Permana. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV : Maulana

Russeffendi. 1992. Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Depdikbud

UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

Yasin, Sulkan dan Sunarto. 1990. Kamus Bahasa Indonesia. Surabaya: Mekar


Post a Comment