Bagaimana Langkah Penerapan Kewirausahaan Di Sekolah SD, SMP. SMA (Tips Kepala Sekolah Success)
Bagaimana Langkah Penerapan Kewirausahaan Di Sekolah SD, SMP. SMA (Tips Kepala Sekolah Success)
Kewirausahan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarya dan bersahaja serta berusaha. Kewirausahaan (kewirausahaan) muncul ketika seseorang berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Kewirausahaan tidak selalu identik dengan karakter wirausaha semata, karena karakter wirausaha kemungkinan juga dimiliki oleh seorang yang bukan wirausaha. Wirausaha mencakup semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta maupun pemerintahan. Wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang (peluang) dan perbaikan (persiapan) hidup.
Dalam dunia pendidikan kewirausahaan dapat diimplementasikan secara terpadu melalui kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah. Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dilakukan oleh kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan (konselor), peserta didik secara bersama-sama sebagai suatu komunitas pendidikan.
Upaya kepala sekolah dalam menerapkan jiwa kewirausahaan di sekolah yaitu dengan:
1. menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah;
2. melakukan kegiatan dalam upaya mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi pembelajar yang efektif;
3. memotivasi guru dan tenaga kependidikan untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi;
4. memotivasi peserta didik untuk sukses dalam prestasi akademik dan non akademik; dan
5. mengembangkan pengelolaan kegiatan produksi sekolah sebagai sumber belajar peserta didik;
Geffrey G. Meredith dalam Suharyadi
dkk (2007: 9) mengemukakan tentang ciri-ciri wirausahawan, yaitu sebgai berikut.
1. Percaya diri
Seorang pengusaha harus memiliki kepercayaan yang tinggi. Segaa sesuatu yang telah
diyakini dan dianggap benar harus dilakukan sepanjang tidak melanggar hokum dan norma
yang berlaku. Percaya diri merupakan sikap dan keyakinan untuk memulai, melakukan, dan
menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang dihadapi.
2. Berorientasi Tugas dan Hasil
Seorang wirausahawan harus fokus pada tugas dan hasil. Apa yang dilakukan oleh
wirausahawan merupakan usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Keberhasilan
pencapaian tugas tersebut ditentukan oleh faktor motivasi berprestasi, beroirentasi
keuntungan, kerja keras, serta berinisiatif.
3. Berani mengambil risiko
Setiap proses bisnis memiliki risiko masing-masing, baik untung maupun rugi. Untuk
memperkecil peluang usaha maka wirausahawan harus mengetahui peluang peluang,
sehingga dapat diusahakan untuk memperkecil resiko tersebut.
4. Kepemimpinan
Wirausahawan yang berhasil ditentukan pula oleh kemampuan dalam memimpin atau
yang kita sebut dengan kepemimpinan. Kepemimpinan ini bukan hanya memberikan
pengaruh pada orang lain atau karyawannya, melainkan juga sigap dalam mengantasipasi
setiap perubahan.
5. Keorisinilan
Kewirausahaan harus mampu menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Keorisinilan
dan keunikan dari suatu barang dan jasa menjadi daya tarik tersendiri dalam suatu usaha.
6. Berorientasi Masa Depan
Wirausahawan yang memiliki pandangan jauh ke depan menjadikan seseorang tersebut
akan terus berusaha untuk berkarya dengan menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang
sudah ada saat ini. Pandangan ini menjadikan wirausahawan tidak cepat merasa puas dengan
hasil yang diperoleh saat ini hingga terus mencari peluang. Kepekaan memahami lingkungan
sekitar juga diperlukan untuk menciptakan suatu produk yang berorientasi masa depan.
Ciri-ciri wirausahawan di atas, dapat diidentifikasi sikap seorang wirausahawan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Disiplin
Arti kata disiplin tersebut adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan
pekerjaan, sistem kerja, dan sebaginya. Ketepatan terhadap waktu dapat dibina daa, diri
seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Sifat sering mengakhiri pekerjaan dengan berbagai alasan merupakan kendala yang dapat
menghambat seorang wirausahawan mencapai keberhasilan. Selain itu, ketaatan wirausaha akan
kesepakatan- kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan kualitas pekerjaan
dan sistem kerja.
2. Komitmen Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik
terhadap diri sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang
wirausaha harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif. Contoh
komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumen adalah pelayanan prima
yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan produk yang
ditawarkan, penyelesaian masalah bagi konsumen, dan sebagainya.
3. Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral bagi seorang wirausahawan. Kejujuranini meliputi
karakteristik produk yang ditawarkan, kejujuran tentang segala kegiatan yang terkait dengan
penjualan produk yang dilakukan wirausahawan.
4. Kreatif dan Inovatif
Daya kreativitas dilandasi oleh cara berpikir yang maju dan penuh dengan gagasangagasan baru yang berbeda dengan produk- produk yang sudah ada di pasar. Royan (2007: 1)
Ide sering kali muncul dan datang tiba-tiba, serta orang lain mungkin tidak menyangka
bahwa akan ditemukan sebuah produk baru. Misalnya Thomas Alva Edison awalnya juga
memiliki suatu keyakinan dengan idenya, yaitu sebuah lampu pijar yang terang benderang.
Bahkan untuk mewujudkan ciptaannya tersebut, beliau melalui proses yang panjang dan
banyak kegagalan hingga ditemukan lampu pijar seperti sekarang ini. Begitu pula dengan
produk inovatif maupun produk kreatif yang ditemukan oleh penemu lain, tentunya
melalui berbagai proses yang diawali oleh sebuah ide. 5. Mandiri Seseorang dikaakan mandiri apabila orang tersebut dapat melakukan keinginannya dengan baik tanpa adanya ketergantungan pada pihak lain dalam mengambil keputusan atau bertindak. Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam melakukan kegiatan usahanya. 6. Realistis Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta atau realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam etiap pengambilan keputusan.
Banyak calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya
karena tidak realistis, tidak objektif, dan tidak rasional dalam pengambilan keputusan
bisnisnya. Oleh karena itu, diperlukan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap
masukan- masukan yang ada hubungannya dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.
Berikut disajikan beberapa ide kegiatan yang dapat diterapkan dalam pendidikan
kewirausahaan untuk anak usia sekolah dasar, baik di sekolah maupun di rumah.
1. Modeling
Menurut psikolog, Dr. Seto Mulyadi cara mudah untuk menanamkan nilai baik dari
kewirausahaan adalah dengan bercerita. Misalnya saja, orang tua bisa menceritakan kisah
tentang teman yang berhasil menjalankan bisnis, baik bisnis kecil- kecilan mapun yang sudah
sukses. Setelah bercerita, orang tua dapat meyakinkan anaknya bahwa mereka juga bisa sukses
seperti itu, dan memberikan berbagai macam arahan kepada pengusaha yang baik, cerdas dan sukses.
Kisah-kisah sukses dari para wirausahawan tersebut dapat dijadikan inspirasi bagi anak untuk
semakin bersemangat mengembangkan jiwa wirausaha yang dimilikinya. Guru dapat
melakukan pembelajaran dengan mendatangkan langusng narasumber (seorang
wirausahawan) untuk langsung bercerita dikelas tentang usaha yang dijalankan. Pada saat
narasumber berscerita, siswa dapat langsung bertanya tentang informasi yang ingin
diketahui tentang usaha narasumber tersebut.
2. Observasi
Observasi merupakan kegiatan studi lapangan yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan data berdasarkan pengamatan tentang suatu objek atau keadaan. Guru dapat
memberikan tugas bagi siswa untuk mengobservasi tempat- tempat usaha yang ada di
lingkungan sekitar siswaa, baik barang maupun jasa. Siswa diminta untuk mengamati berapa jumlah pegawai, barang apa yang dijual, berapa banyak barang-barang yang dapat terjual
dalam satu hari, dan sebagainya. Misal, memberikan tugas pada masing-masing siswa untuk
melakukan observasi di salon, bengkel, restoran dan lain-lain. Siswa diminta mencatat
beberapa hal yang ditemukan tentang usaha salon. Siswa dapat melakukan wawancara dengan
pemilik usaha, karyawan dan bahkan para pengunjung. Dengan tugas seperti ini siswadapat
memperoleh banyak informasi dan pengalaman kewirausahaan. Selain itu, tugas ini
dapat melatih aspek sosial siswa SD, karena anak akan berinteraksi dengan orang lain untuk
memperoleh data tentang proses menjalankan usaha, bagaiman proses pendirian usaha,
pelayanan terhadap pengunjung, tanggapan pengunjung, dan hal-hal lain.
3. Karya Wisata
Anak-anak bisa diajak berkarya wisata atau mengunjungi tempat hiburan, atau
tempat- tempat produksi barang atau jasa. Misalnya anak-anak diajak berkunjung ke pabrik
pembuatan sosis, pembuatan kue, atau produsen- produsen kerajinan yang produknya sampai
diekspor ke luar negeri. Pengalaman karya wisata seperti ini akan menjadi pengalaman yang
mengesankan bagi anak, karena mereka dapat langsung mengetahui bagaimana proses
pembuatan barang dan jasa tersebut. Rasa tertarik dan terkesan ini diharapkan mampu
memberikan motivasi kepada anak agar nantinya bisa membuka suatu lapangan kerja dan
bermanfaat dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan anak-anak. Sebelum melakukan karya
wisata tentu baik guru dan guru perlu persiapan yang matang, baik dari segi alat bahan, biaya, dan waktu.
4. Market day Market day adalah kegiatan seperti bazar atau pameran yang diselenggarakan oleh sekolah, dimana terdapat siswa yang membuat dan menjual hasil karya mereka yang biasanya diselenggarakan dalam setiap 1 bulan sekali atau sesuai kebijakan sekolah. Kegiatan ini
dilakukan oleh siswa mulai dari proses produksi, distribusi dan konsumsi. Kegiatan ini
diawali dari pemberian tugas dan tanggung jawab kepada siswa untuk membuat barang atau
kerajianan yang menerapkan prinsip kewirausahaan. Kegiatan ini dapat diorganisasikan dalam
bentuk kelompok. Hal ini berarti siswa bersama kelompoknya mencipatakan ide membuat
produk dengan menggunakan prinsip menambah nilai guna atau manfaat dari sebuah barang.
Misal, siswa membuat kerajinan dari kain perca, dari botol bekas, stick es krim dan lain-lain yang diubah menjadi bentuk- bentuk barang yang menarik dan bermanfaat.
Kemudian siswa diberikan untuk menjual atau menawarkan produk mereka dalam acara yang diberi
nama‖ market day‖. Siswa yang lain dan para guru bertanggung jawab menjadi konsumen.
Guru juga memiliki kewajibaan untuk terus mengontrol hari pasar dan
menanamkan nilai jual beli yang benar sesuai syariah agama. Pada acara ini, pihak sekolah
bisa mengundang orang tua siswa untuk ikut berpartsiispasi sebagai konsumen. Hal ini
dilakuan sebagai bentuk penghargaan atas kegiatan yang dilakukan oleh siswa.
Penanaman nilai- nilai wirausaha tidak hanya dapat dilakukan melalui sekolah,
namun dari unit terkecil dalam masyarakat juga memegang peran yang penting, yaitu keluarga. Setiap individu adalah unik, walaupun berasal dari rahim ibu yang sama.
Untuk itu, orang tua perlu memahami kepribadian anak masing-masing anak agar memiliki penanganan
yang tepat. Akbar (2001:108) menyampaikan tentang beberapa hal yang harus diperhatikan
oleh orang tua dalam mendukung penanaman nilai kewirausahaan, antara lain sebagai
berikut.
a. Menghargai prestasi yang dicapai anak, diharapkan orang tua tidak memberikan
komentar yang menyakitkan atau mengecilkan harga diir anak
b. Mendorong anak pada setiap kesempatan untuk meraih prestaasi terbaik
c. Memberikan kesempatan pada anak untuk bergaul dengan orang lain
d. Memberikan motivasi pada anak untuk selalau rajin dan tekun dalam belajar dan mengerjakan tugas-tugas.
Pendidikan kewirausahaan diharapkan mampu mendobrak mental generasi penerus
bangsa agar tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan kehidupan, serta siap
bersaing secara cerdas dengan negara lain. Sekali lagi, guru sebagai agen perubahan bangsa
haus dalam mengembangkan segala potensi dan minat anak, khususnya bidang
kewirausahaan. Mencetak anak-anak kreatif dan mampu memecahkan permasalahan
merupakan dambaan bagi setiap guru dan orang tua. Jadi, mulailah saat ini mari bersama-sama
membangun bangsa dari penanaman nilai – nilai baik dari kewirausahaan ini melalui strategi
pembelajaran dan berbagai pengalaman belajar. Pepatah berkata, ―Pengalaman itu baik
teacher‖, jadi guru diharapkan jangan menyia-nyiakan kesempatan untuk mencerdaskan
siswa melalui pengalaman dan berbagai pelajaran kehidupan. Memberikan kesempatan penuh
kepada siswa untuk memahami lingkungan masyarakat dan menyiapkan mereka dengan
amunisi terbaik berupa sikap mandiri, kreatif, pandai mengelola uang, pandai berinteraksi,
dan kepemimpinan.
Lalu Langkah-langkah operasioanal kepala sekolah dalam menerapkan kewirausahaan adalah:
A. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah. Kepala sekolah mengembangkan inovasi dalam sistem pengelolaan sekolah. 2. Kepala sekolah mengawasi/memantau pelaksanaan inovasi dalam sistem pengelolaan. 1. Tim menyusun program pengembangan inovasi dalam pengelolaan sekolah yang berisi: tujuan inovasi, manfaat inovasi, mekanisme pelaksanaan inovasi, hasil inovasi. 2. Ada tim pengembangan inovasi pengelolaan sekolah. 3. Pengawasan/pemantauan inovasi dalam sistem pengelolaan dilaksanakan dengan:
a. membaca laporan pelaksanaan inovasi pengelolaan sekolah;
b. memberikan rekomendasi perbaikan inovasi pengelolaan sekolah; dan
c. memberikan penghargaan terhadap hasil usaha tim pengembang.
B. melakukan kegiatan dalam upaya mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi pembelajar yang efektif.
1. Kepala sekolah memfasilitasi guru dalam mengembangkan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian melalui IHT/pelatihan.
2. Kepala sekolah untuk mengembangkan lingkungan kerja yang produktif dan memuaskan bagi guru.
3. Menciptakan kondisi belajar peserta didik yang lebih kondusif.
4. Memberikan pengarahan yang inspiratif, sehingga dapat mendorong terjadinya peningkatan kualitas pengelolaan internal sekolah.
5. Memotivasi terselenggaranya proses pembelajaran yang merangsang para peserta didik untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi.
6. Menentukan arah perubahan, menyeleraskan hubungan kerja orang-orang di sekolah, dan meningkatkan motivasi berprestasi.
C Memotivasi guru dan tenaga kependidikan untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.
1. Menjalin komunikasi, membimbing, mengawasi dan menghubungkan guru dan tenaga kependidikan secara berkelanjutan dalam melaksanakan tugas pokoknya.
2. Melakukan penilaian kinerja guru secara obyektif.
3. Mengendalikan kinerja tenaga kependidikan.
4. Memotivasi peserta didik untuk sukses dalam prestasi akademik dan non akademik.
5. Memantau secara berkelanjutan dalam melaksanakan pembelajaran.
6. Melakukan pengawasan pribadi, merefleksikan dan mendokumentasikan hasil refleksi.
7. Memantau secara berkelanjutan hasil belajar peserta didik.
8. Menerbitkan pengelolaan kegiatan produksi sekolah sebagai sumber belajar peserta didik.
9. Merencanakan program kegiatan produksi sekolah.
10. Mengupayakan sarana prasarana yang dapat dijadikan sebagai kegiatan belajar peserta didik di dunia nyata.