Bagaimana Kepala Sekolah SD, MI, MTS, SMP, SMA, SMU, SMK Menjalin Hubungan Dengan Masyarakat

Bagaimana Kepala Sekolah SD, MI, MTS, SMP, SMA, SMU, SMK Menjalin Hubungan Dengan Masyarakat

Contents [Show Up]

Bagaimana Kepala Sekolah SD, MI, MTS, SMP, SMA, SMU, SMK Menjalin Hubungan Dengan Masyarakat

Sekolah dan Masyarakat adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisahkan. Keduanya saling berhubungan dan terkait satu sama lain. Karenanya sekolah dan masyarakat harus saling bekerja sama dsan saling mendukung. Didalam peran kepala Sekolah sangat penting dan vital, kenapa? Seorang kepala sekolah harus bisa menyatukan kata antara visi, misi sekolah dengan keinginan masyarakat sehingga keduanya bisa saling berjalan beriringan untuk mencapai tujuan pendidikan yang ada. 

Bagaimana Kepala Sekolah Menjalin Hubungan Dengan Masyarakat

Hubungan dengan masyarakat menurut Abdurrachman adalah kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh pengertian, itikad baik, kepercayaan, penghargaan dari masyarakat pada suatu badan khususnya dan masyarakat pada umumnya (Suryosubroto, 2004: 155).


Sedangkan menurut Syamsi, hubungan dengan masyarakat adalah untuk mengembangkan opini masyarakat yang positif terhadap suatu badan, masyarakat harus diberi penerangan-penerangan yang lengkap dan obyektif mengenai kegiatan-kegiatan yang menyangkut kepentingan mereka, sehingga dengan demikian akan timbul pengertian darinya. Selain itu pendapat-pendapat dan saran–saran dari masyarakat mengenai kebijaksanaan badan itu harus diperhatikan dan dihargai (suryosubroto, 2004: 155).

Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan jalinan interaksi yang diupayakan oleh sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah masyarakat untuk mendapatkan aspirasi, simpati dari masyarakat. Dan mengupayakan terjadinya kerjasama yang baik antar sekolah dengan masyarakat untuk kebaikan bersama, atau secara khusus bagi sekolah penjalinan hubungan tersebut adalah untuk mensuksekan program-program sekolah yang bersangkutan sehingga sekolah tersebut bisa tetap eksis.


Manajemen hubungan sekolah dan masyarakat. Cermati kata demi kata dan tangkaplah dengan seksama makna yang terkandung di dalamnya. Sangat bagus jika Anda, sambil membaca, menggaris

bawahi hal-hal penting, dan setelah itu merangkumnya sehingga Anda mendapatkan pemahaman global dan utuh tentang manajemen hubungan sekolah dan masayarakat.


Selanjutnya, diharapkan Anda Mampu berkomunikasi dan bekerja sama dengan pihak lain untuk

kepentingan sekolah/madrasah yang Anda pimpin.


Urgensi Manajemen hubungan sekolah dan masyarakat termasuk salah satu substansi manajemen pendidikan yang sangat krusial. Posisi krusialnya terletak pada menyatunya keharusan kembali berbagai kelembagaan pendidikan, yaitu kelembagaan pendidikan keluarga, kelembagaan pendidikan sekolah dan kelembagaan pendidikan masyarakat. Dalam perspektif ilmu pendidikan, kelembagaan pendidikan tersebut juga bersinggungan dengan lingkungan pendidikan.


Keharusan untuk mensinergikan antar kelembagaan pendidikan tersebut, sebenarnya dapat dirunut dari pertanyaan: siapakah sebenarnya yang membentuk kelembagaan pendidikan sekolah?

Begitu jawaban yang kami berikan adalah keluarga dan masyarakat itu sendiri, maka sesungguhnya keluarga dan masyarakat harus dilibatkan dalam pengurusan dan pengembangan program-program pendidikan di sekolah. Hanya dengan cara demikianlah, maka program-program pendidikan di sekolah akan dapat memberikan kepuasan kepada keluarga dan masyarakat, yang lazim juga dikenal dengan pemangku kepentingan pendidikan.


Seiring dengan semakin kukuhnya kelembagaan pendidikan sekolah, pengembangan hubungan sekolah dengan masyarakat haruslah dilakukan oleh sekolah, agar semakin banyak multistakeholder yang dapat dilayani, dan dapat menyerap aspirasinya. Kepuasan multi-stakeholder dan pelanggan pendidikan, untuk era sekarang dan ke depan, dipandang sebagai hal yang paling mendesak bukan dari perspektif total quality management (TQM) yang kini juga sudah merambah ke dunia pendidikan. Sebagai lembaga yang menjadi tempat pertemuan antar kultur peserta didik, tenaga pendidikan dan tenaga kependidikan, sekolah juga diharapkan mampu melakukan hubungan multi kultural dengan masyarakat yang juga multi kultur.


Agar partisipasi masyarakat dapat ditingkatkan, selayaknya lembaga pendidikan melakukan hubungan-hubungan sosial. Hubungan-hubungan sosial ini harus dibangun, baik dengan tokoh-tokoh masyakat maupun dengan mereka yang berada pada posisi akar rumput. Lazimnya,

Ketika elit atau tokoh masyarakat sudah dapat dibangun, maka hubungan dengan akar rumputnya akan menjadi lancar.


2. Pengertian dan Prinsip

Hubungan sosial adalah hubungan yang dijalin oleh seseorang, lembaga pendidikan dengan masyarakat. 

Masyarakat di sini, bisa berupa masyarakat yang terorganisir dan masyarakat yang tidak terorganisir.

Masyarakat yang terorganisasi, juga dapat menjadwalkan penyelenggaran formal dan penyelenggaran tidak formal. Sedangkan hubungan sosial itu sendiri, bisa bersifat formal dan tidak formal. Hubungan sosial juga bisa menghubungi tokoh atau elit masyarakat, dan bisa juga langsung ke masyarakat.

Oleh karena itu, saluran hubungan sosial ini juga bisa menggunakan saluran formal dan bisa menggunakan saluran tidak formal.

Menurut Maisyaroh (2006), beberapa prinsip yang perlu diterapkan dalam melaksanakan hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat.


Prinsip tersebut terdiri atas: 

(1) Prinsip fleksibelitas ini patut dipedomani, karena lembaga pendidikan yang fleksibellah yang dapat menampung aspirasi dan harapan masyarakat. Pada hal ini, semakin fleksibel suatu lembaga, semakin banyak aspirasi masyarakat yang terakomodasi. Ini menjadikan

masyarakat merasa memiliki terhadap program lembaga pendidikan. Rasa memiliki masyarakat terhadap lembaga pendidikan akan menghadirkan dukungan baik yang terkait dengan aspek finansial maupun program.


(2) relevansi, Prinsip relevansi juga harus dipedomani, karena peran dan fungsi lembaga pendidikan, menurut Maisyaroh (2006), hendaknya ditentukan sesuai dengan kondisi masyarakat yang menjadi latar belakang peserta didik. Relevansi ini mencapai kesesuaian antara program sekolah dengan kebutuhan masyarakat. Hal ini perlu diperhatikan karena peserta didik setelah menyelesaikan studi akan kembali ke masyarakat.

Masyarakat sebagai pengguna lulusan tentunya menuntut kompetensi lulusan sesuai dengan kebutuhannya. Tentu saja yang dimaksud dengan masyarakat di sini, selain masyarakat umum juga masyarakat pengguna lulusan secara langsung seperti dunia usaha, dunia industri dan sebagainya.


(3) partisipatif, Prinsip partisipatif juga patut dipedomani, karena Lembaga pendidikan bersama masyarakat hendak mengembangkan program kegiatan dan layanan guna memperluas, mengadakan inovasi, memadukan pengalaman kelompok berbagai umur di semua tingkatan

(Maisyaroh, 2006). Dengan mengintensifkan partisipasi masyarakat, lembaga pendidikan akan semakin kokoh. Lembaga pendidikan perlu menyusun program, melaksanakan program, memutar program bersama masyarakat. Hal ini sesuai dengan semangat pemberlakuan Manajemen Berbasis Sekolah yang sekarang sedang digalakkan oleh pemerintah.


4) secara komprehensif, Prinspi komprehensif mengandung makna bahwa lembaga pendidikan harus selalu menghubungkan dirinya dengan masyarakat yang lebih luas, baik antar bangsa maupun masyarakat secara internasional. Hal ini perlu dilakukan karena era global sudah terjadi dan tidak bisa dibatasi atau

dibendung keberadaannya. Kompetensi yang dibutuhkan masyarakat global sangat bervariasi. Persaingan dalam mencari pekerjaan semakin ketat. Untuk itu lulusan perlu diberi bekal kemampuan dan sejumlah kompetensi agar dapat bersaing di era global. Lulusan tidak hanya

Disiapkan untuk kebutuhan magang (lokal) tapi bisa disesuaikan dengan kebutuhan di tingkat nasional bahkan internasional.


Prinsip melembaga mengandung makna, bahwa layanan efektif dalam masyarakat pada setiap warga negara hanya dapat dicapai melalui organisasi, terutama organisasi pendidikan yang dikelola secara baik, mulai dari proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasannya (Maisyaroh, 2006). Partisipasi masyarakat dan warga sekolah dalam mewujudkan sekolah yang bermutu perlu dimaksimalkan.


5) Melembaga, Prinsip melembaga patut dipedomani, karena akuntabilitas bantuan masyarakat hanya mungkin dilakukan jika semua jenis kerja sama antara lembaga pendidikan dan masyarakat tidak dilakukan oleh orangperorang. Kelembagaan itulah yang harus dibawa oleh lembaga pendidikan ketika mengembangkan sayap kerja sama dengan masyarakat.


3. Prosedur

Prosedur pelaksanan hubungan sekolah dengan masyarakat dilaksanakan melalui 3 tahap. 

Pertama, menganalisis masyarakat. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan kondisi, karakter, kebutuhan dan keinginan masyarakat akan pendidikan,

permasalahan yang dihadapi masyarakat serta aspek-aspek kehidupan masyarakat lainnya seperti kebiasaan, sikap, keagamaan (panatisme beragama) dan sebagainya. Cara yang dapat dilakukan adalah

mengadakan observasi melalui survei tentang kebiasaan, istiadat adat yang mendukung atau bahkan menghambat kemajuan pendidikan yang ada di tengah-tengah masyarakat. Selain itu, wawancara dan dialog langsung dengan masyarakat khususnya melalui tokoh kunci (key informan), untuk mengetahui apa kebutuhan dan aspirasi mereka.


Kedua, mengadakan komunikasi dengan masyarakat sasaran. Dalam melakukan komunikasi, terutama sebelum memberikan informasi, hendaknya pastikan bahwa informasi, petunjuk atau saran yang diberikan telah dilakukan oleh si pemberi informasi. Selain itu, dalam berkomunikasi perlu memberikan penghargaan kepada lawan komunikasi. Bila ingin memberikan kritik dalam berkomunikasi, berikan secara bijaksana sehingga tidak mengganggu perasaan orang lain. Hendaknya

kita belajar mendengarkan orang lain, termasuk dalam hal ini sensitif pada perasaan orang lain dengan melihat gejala yang muncul. perhatikan minat setiap individu lawan bicara. Hendaknya memulai pembicaraan dari sesuatu masalah yang menjadi minat, hobi atau pusat perhatian orang.


Ketiga, hendaknya melibatkan masyarakat. Melibatkan masyarakat bukan sekedar menyampaikan pesan tapi lebih dari itu menuntut partisipasi aktif masyarakat dalam berbagai kegiatan dan program sekolah.


4. Teknik Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

Ada banyak teknik hubungan sekolah dengan masyarakat. Di antaranya adalah:

A. Radio Siaran

B. Siaran tvri (khusunya siaran lokal).

C. Stiker dan kalender (almanak)

D. Poster media

e. Perlombaan-perlombaan

F. selebaran

G. Dialog langsung dengan masyarakat

H. Pertemuan sekolah dengan masyarakat

Saya. Visit ke ruman (kunjungan rumah).

J. Surat Kabar seolah-olah


5. Bentuk-bentuk Partisipasi Masyarakat ke Sekolah

A. Mengawasi perkembangan pribadi dan proses belajar putra-putrinya di rumah dan bila perlu memberi laporan dan berkonsultasi dengan pihak sekolah. Hal ini memang agak jarang dilakukan oleh orang tua murid, mengingat kesibukan bekerja atau karena alasan lain.


B. Menyediakan fasilitas belajar di rumah dan membimbing putra-putrinya agar belajar dengan penuh motivasi dan perhatian.

C. Persediaan perlengkapan belajar yang dibutuhkan untuk belajar di lembaga pendidikan (sekolah)

D. Berusaha melunasi SPP dan bantuan pendidikan lainnya

e. Memberikan umpan balik kepada sekolah tentang pendidikan, terutama mengenai keadaan putra-putrinya.

F. Bersedia datang ke sekolah bila diundang atau diperlukan oleh sekolah.

G. Ikut berdiskusi memecahkan masalah-masalah pendidikan seperti sarana, pra sarana, kegiatan, keuangan, program kerja dan sebagainya.


H. Membantu fasilitas-fasilitan belajar yang dibutuhkan sekolah dalam memajukan proses pembelajaran.

Saya. Meminjami alat-alat yang dibutuhkan sekolah untuk berpraktek, apabila sekolah memerlukannya

J. Bersedia menjadi tenaga pelatih/nara sumber bila diperlukan oleh sekolah

k. Menerima para siswa dengan senang hati bila mereka belajar di lingkungan masyarakat (praktikum misalnya)

aku. Memberikan layanan/penjelasan kepada siswa ayang sedang belajar di masyarakat

M. Menjadi responden yang baik dan jujur terhadap penelitian-penelitian siswa dan lembaga pendidikan

N. Bagi ahli pendidikan bersedia menjadi ahli dalam membina lembaga pendidikan yang berkualitas

Hai. Bagi hartawan bersedia menjadi donatur untuk pengembangan sekolah

P. Ikut memperlncar komunikasi pendidikan

Q. Mengajukan usul-usul untuk perbaikan pendidikan

R. Ikut mengendalikan pendidikan (kontrol sosial)

S. Bagi tokoh-tokoh masyarakat bersedia menjadi mitra manajemer pendidikan dalam mempertahankan dan memajukan lembaga pendidikan

T. Sayat memikirkan dan merealisasikan kesejahteraan personalia pendidikan.

6. Peranan Orang Tua Dalam Mendidik Anak

Mengingat besarnya pengaruh orang tua murid terhadap prestasi aspek kognitif, afektif dan psikomotor, Radin seperti dikutif oleh Seifert & Hoffnung (1991) menjelaskan ada enam kemungkinan caya yang dapat dilakukan orang tua murid dalam mempengaruhi anaknya, yaitu:


A. Pemodelan perilaku (pemodelan perilaku), yaitu gaya dan cara orang tua berperilaku dihadapan anak-anak, dalam pergaulan sehari-hari atau dalam setiap kesempatan akan menjadi sumber

imitasi bagi anak-anaknya. Oleh karena itu orang tua ataupun lingkungan keluarga dan masyarakat yang menunjukkan perilaku negatif akan sangat mempengaruhi perilaku anak di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat. Dalam kaitannya dengan hal ini diperlukan kesamaan nilai dan norma yang berlaku di sekolah dengan yang berlaku di keluarga dan masyarakat.

B. Pemberian ganjaran dan hukuman (memberikan ganjaran dan hukuman). Cara orang tua memberikan ganjaran dan hukuman juga berdampak terhadap perilaku anak.

C. Direct instruction (perintah langsung), pemberian perintah secara langsung atau tidak langsung memberi pengaruh terhadap perilaku, seperti ungkapan orang tua “jangan malas belajar kalau ingin dapat hadiah” pernyatan ini sebenarnya perintah langsung yang lebih bijaksana, sehingga dapat menumbuhkan motivasi anak untuk lebih giat belajar . Banyak masyarakat yang tidak mengerti bagaimana caranya

penghargaan dan hukuman yang akan memberikan dampak bagi proses pendidikan, Akibatnya setelah terjadi penyimpangan perilaku akibat pemberian berlebihan tersebut baru mereka sadari.

D. Menyatakan aturan-aturan), menyatakan dan menjelaskan aturan-aturan oleh orang tua secara berulang kali akan memberikan peringatan bagi anak tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindarkan oleh anak.


e. Penalaran (nalar). Pada saat-saat sulit, orang tua dapat menyerap kapasitas anak untuk bernalar, dan cara itu digunakan orang tua untuk mempengaruhi anaknya, misalnya orang tua dapat mengingatkan tentang penilaian perilaku dengan nilai-nilai yang dianut melalui pernyataan-pernyataan.

Contohnya “ sekarang rangking kamu jelek, karena kamu malas belajar, bukan karena kamu bodoh! “.

F. Menyediakan bahan dan setting. Orang tua perlu menyediakan berbagai fasilitas belajar yang diperlukan oleh anak-anaknya septi buku-buku dan lain sebagainya. Tetapi buku apa dan fasilitas apa

yang sesuai dengan kebutuhan sekolah, banyak orang tua yang tidak memahaminya.

7. Peranan Manajer Pendidikan (Kepala Sekolah) Menggalang Dukungan Masyarakat

Untuk dapat mengaktifkan orang tua murid, tokoh masyarakat, komite sekolah dan pemangku kepentingan, salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah menarik perhatian masyarakat melalui mutu pendidikan yang dihasilkan oleh Sekolah. Artinya untuk menjalin hubungan dengan masyarakat dapat dimulai dengan melibatkan mereka dalam penyusunan program peningkatan mutu serta menunjukkan mutu pendidikan yang menjanjikan mereka.

Niron (2001) menyatakan bahwa kepala sekolah harus

memperhatikan beberapa hal pokok berikut ini agar dapat mencapai target mutu yaitu:

A. Mengidentifikasi pelanggan sekolah. Siapa pelanggan sekolah sebenarnya, Sallis (1993) menyatakan setiap orang di sekolah memiliki peran ganda yaitu sebagai pelayan sekaligus sebagai

pelanggan, yaitu mereka sebagai pelayan untuk orang lain (guru terhadap muridnya), tetapi dia juga sebagai pelanggan pelayanan (guru dari pelayanan kepala sekolah).

B. Mengidentifikasi kebutuhan pelanggan. Kepala sekolah perlu mengetahui secara jelas apa yang diinginkan oleh pelanggan, khususnya pelanggan internal yaitu guru-guru, staf dan siswa. Sebab

merekalah sebenarnya ujung tombak bermutu tidaknya produk sekolah yang dihasilkan.

C. Menetapkan target produk yang diinginkan, khususnya kualitas produk. Dari sisi menajamen pendidikan tampilan produk suatu sekolah menjadi citra bagi sekolah di tengah-tengah masyarakatnya. Produk cermin berkualitas akan menjadi pelayanan kualitas yang diberikan.

D. Menjelaskan visi, misi dan tujuan secara jelas.

8. Model Pelibatan Masyarakat

Model pelibatan masyarakat antara lain melalui komite sekolah, paguyupan orang tua di tingkat kelas, kerja sama dengan pemerintah atau masyarakat secara umum, dan bekerja sama dengan masyarakat yang diselenggarakan.


Sejak era otonomi daerah, dan sejak kebijakan manajemen berbasis sekolah diluncurkan, pemerintah telah memberikan peluang kepada sekolah dalam pemberdayaan masyarakat melalui suatu lembaga yang dikukuhkan, yaitu komite sekolah atau komite madrasah.

Di tingkat kelas, banyak sekolah yang membentuk paguyupan orang tua siswa, dengan tujuan agar dapat dijadikan sebagai forum yang menfasilitasi dan mendukung pembelajaran berkualitas.

Kerja sama dengan pemerintah dan masyarakat secara umum, juga dapat dijadikan model pelibatan masyarakat. Berbagai bentuk kerjasama yang dapat dikembangkan dengan berbagai institusi tersebut antara lain:

A. Pemberian dan penggunaan fasilitas bersama. Berbagai fasilitas

yang tidak dimiliki oleh sekolah mungkin saja ada dan dimiliki oleh

lembaga tertentu. Untuk menunjang kegiatan pendidikan sekolah

dapat membangun kerjasama dengan pemilik fasilitas tersebut.

Misalnya tempat pameran, gedung oleh raga dan lain-lain.


B. Dibidang Sarana Akademik

Tinggi rendahnya prestasi lulusan (kualitas maupun kuantitas), penelitian, karya ilmiah (lokal, nasional, internasional), jumlah dan tingkat kesarjanaan pendidiknya, sarana dan prasarana akademik termasuk laboratorium dan perpustakaan atau PSB, SB yang pengganti serta teknologi instruksional yang mendukung PBM, termasuk ukuran prestasi dan prestise-nya.

C. Dibidang Sarana Pendidikan

Gedung atau bangunan sekolah termasuk ruang belajar, ruang praktikum, kantor dan sebagainya beserta perabot atau mebeuler yang memadai akan memiliki daya tarik tersendiri bagi popularitas sekolah.

D. Dibidang Sosial

Partisipasi sekolah dengan masyarakat sekitar, seperti kerja bakti, perayaan-perayaan hari besar nasional atau keagamaan, sanitasi dan sebagainya akan menambah kesan masyarakat akan kepedulian sekolah terhadap lingkungan sekitar sebagai anggota masyarakat yang selalu sadar lingkungan demi baktinya terhadap pembangunan.

e. Kegiatan Karya Wisata

Kegiatan karya wisata juga bisa dijadikan sarana hubungan sekolah dengan masyarakat, seperti membawa spanduk serta atribut sekolah sampai keluar daerah menyababkan nama sekolah dapat dikenal lebih luas sampai luar kota. Bahkan sangat sopan santun para siswanya dalam perjalanan akan mendapat kesan tersendiri dari masyarakat yang disinggahi dan dilaluinya.

F. Kegiatan Olah Raga dan Kesenian

Juga dapat merupakan sarana hubungan sekolah dengan masyarakat, misalnya dalam porseni dan lomba antar sekolah akan membawa keunggulan sekolah dan membawa nama harum sekolah tersebut.

G. Menyediakan fasilitas sekolah untuk kepentingan masyarakat sekitar sepanjang tidak mengganggu kelancaran PBM, sehingga sebaliknya fasilitas yang ada di masyarakat sekitar dapat digunakan untuk kepentingan sekolah.

H. Pelaksanaan kegiatan peningkatan kemampuan siswa. Misalnya sekolah ingin meningkatkan pemahaman dan kemampuan siswa tentang kesehatan, dapat bekerja sama dengan puskesmas dalam

memanfaatkan berbagai fasilitas termasuk fasilitas SDM, dengan melaksanakan pihak-pihak seni sekolah dapat bekerja sama dengan lembaga kesenian di masyarakat untuk memanfaatkan berbagai fasilitas kesenian (alat-alat seni, seperti seni tradisional).

Saya. Mengikutsertakan tokoh-tokoh masyarakat dalam kegiatan kurikuler dan ekstra kurikuler sekolah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dan masih banyak lagi kegitan operasional hubungan sekolah dengan masyarakat yang dikreasikan sesuai situasi, kondisi serta kemampuan pihak-pihak terkait.

J. Pemanfaatan sumber daya manusia secara mutualisme, sekolah dapat memanfaatkan sumber daya manusia di masyarakat dan sebaliknya dapat memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki sekolah.

Kelompok atau masyarakat yang terorganisir juga sangat besar perannya dalam membantu terlaksananya pendidikan secara optimal.

Beberapa organisasi yang memfokuskan dirinya terhadap pendidikan antara lain:

A. Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI)

B. Ikatan Sarjana Manajemen Pendidikan Indonesia (ISMAPI)

C. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)

D. Masyarakat Peduli Pendidikan Indonesia

e. Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia (ABKINS)

F. Gerakan nasional Orang Tua Asuh (GN OTA)

G. Himpunan Masyarakat Psikologi Indonesia (HIMAPSI)

H. Kelompok Budayawan, Seni Tari dan Musik.


Referensi :

BAHAN BELAJAR MANDIRI

Kelompok Kerja Kepala Sekolah

Dimensi Kompetensi Sosial

DIREKTORAT JENDERAL

PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN

TENAGA KEPENDIDIKAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL, Jakarta, 2009


Post a Comment