PTS (penelitian Tindakan Sekolah) PENERAPAN SUPERVISI KLINIS SECARA PERIODIK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU ABAD 22

PTS (penelitian Tindakan Sekolah) PENERAPAN SUPERVISI KLINIS SECARA PERIODIK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU ABAD 22

Contents [Show Up]
PTS (penelitian Tindakan Sekolah) PENERAPAN SUPERVISI KLINIS SECARA PERIODIK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU ABAD 22

”Model “DSA” untuk Meningkatkan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Sekolah Binaan”. 

Permasalah dalam Penelitian ini adalah Apakah model “DSA” dapat meningkatkan pemberdayaan tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah sekolah.

Tujuan penulisan  ini adalah untuk memperoleh  informasi faktual bahwa model “DSA” dapat meningkatkan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah binaan..

Penelitian  ini dilaksanakan di Gugus Gajah Mada dan Badranala yang terdiri dari 12 sekolah dasar di Kecamatan Tanggulrata Kabupaten Gunung Jaya..

Subjek dan sekaligus objek dalam penelitian ini adalah tenaga pendidik dan kependidikan (kepala sekolah, guru, penjaga sekolah) di sekolah.

PTS (penelitian Tindakan Sekolah) PENERAPAN SUPERVISI KLINIS SECARA PERIODIK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU

Prosedur penelitian yang digunakan adalah tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu : (1) perencanaan (2) pelaksanaan tindakan (3) pengamatan (4) refleksi.Hasil Penelitian menunjukkan bahwa ”Model “DSA” dapat meningkatkan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah”.

 
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Dalam rangka meningkatkan kemampuan  siswa dan mutu hasil belajar  dibutuhkan guru yang profesional. Profesionalisme guru dituntut agar terus berkembang sesuai dengan perkembangan kebutuhan terhadap sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kapabilitas untuk mampu bersaing baik di forum lokal, nasional maupun internasioanal.

Untuk menjadi guru yang profesional perlu adanya pembinaan yang berkelanjutan, pembinaan tersebut salah satunya dapat dilaksanakan oleh pengawas sekolah maupun oleh kepala sekolah, karena hal itu sesuai dengan peran, fungsinya serta tugas dan tanggung jawabnya adalah melakukan pengawasan di sekolah dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi  termasuk melaksanakan supervisi.

Seorang guru harus selalu berupaya meningkatkan kemampuan profesionalnya, pengetahuan, sikap, dan ketrampilannya secara terus menerus sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mengikuti perubahan paradigma baru baru di bidang pendidikan.

Untuk memenuhi tuntutan yang sedemikian kompleknya terutama tuntutan profesional guru, maka Kepala sekolah dan Pengawas sekolah harus senantiasa mau melaksanakan pembinaan terhadap guru baik melalui kegiatan supervisi, Kelompok Kerja Guru (KKG) maupun mengikut sertakan guru dalam kegiatan seminar maupun workshop secara periodik, agar kinerja dan wawasan guru bertambah. Mereka mampu merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan menentukan tindak lanjut pembelajaran, yang merupakan pekerjaan/kegiatan/tanggung jawab kesehariannya di depan kelas. Berdasarkan hasil pengamatan dan pemantauan yang dilakukan pengawas dan kepala sekolah  sebelumnya menunjukkan bahwa, kemampuan dan kinerja para guru kelas enam  SD di Gugus Kolopaking Kecamatan Alian  masih menunjukkan kurang bergairah dan terkesan mengajarnya seadanya. Ini semua terlihat dari indikator sebagai berikut: yaitu tanpa perencanaan yang memadai, dalam melaksanakan pembelajaran metodenya dominan ceramah dan jarang sekali menggunakan alat bantu, evaluasi dan tindak lanjut jarang dilaksanakan, jarang mengadakan jam belajar tambahan.   Padahal kalau disadari guru kelas enam itu tugasnya sangat berat, mereka  sebagai salah satu penentu keberhasilan kelulusan bagi anak didiknya. Sehingga guru kelas enam diharapkan lebih meningkatkan kemampuan dan berupaya agar para siswanya dapat menempuh Ujian Nasional dengan hasil memuaskan yang akhirnya dapat  lulus dengan prestasi yang menggembirakan.

Kekuranggairahan para guru kelas VI di Gugus Kolopaking secara umum  antara lain disebabkan oleh: (1) kurangnya komunikasi dan koordinasi di antara para guru dan kepala sekolah yang ada di sekolahnya/di gugus, (2) Supervisi jarang dilaksanakan dan apabila dilaksanakan lebih cenderung ke aspek administrasi, (3) kurangnya kesempatan untuk mengikuti kegiatan penataran/pelatihan maupun  seminar, (4) kegiatan KKG belum maksimal keberadaannya.

Berbekal hasil temuan tersebut di atas, maka akan segera dilakukan upaya  untuk meningkatkan kompetensi/ kemampuan guru kelas enam tersebut. Upaya yang dilakukan adalah pembinaan alternatif bagi guru dengan pendampingan langsung pelaksanaan pembelajaran di depan kelas serta dengan jalan alternatif yaitu supervisi klinis, sebab dengan supervisi klinis ini guru akan mendapatkan bimbingan langsung untuk menerapkan strategi, metode atau model pembelajaran sesuai dengan karakteristik materi ajar maupun karakteristik siswa.

Dengan langkah yang demikian itulah diharapkan  tercapainya harapan itu segera terwujud. Sebab salah satu aspek terpenting dalam upaya peningkatan mutu pendidikan adalah masalah guru. Persoalan guru semakin menjadi persoalan pokok dalam pembangunan pendidikan, hal ini disebabkan adanya tuntutan perkembangan masyarakat dan perubahan zaman yang semakin cepat dan komplek.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti dalam hal ini adalah pengawas  sekolah tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kepengawasan  dengan judul: “Penerapan Supervisi Klinis Secara Periodik sebagai Upaya Meningkatkan Kinerja Guru ………”

 

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi permasalahan sebagai berikut:

1.      Kurangnya komunikasi dan koordinasi guru kelas VI dengan Kepala Sekolah.

2.      Kurangnya pelaksanaan supervisi akademik oleh Kepala sekolah.

3.      Kurangnya kesempatan guru kelas VI untuk mengikuti kegiatan Diklat, workshop tentang model-model pembelajaran.

4.      Belum maksimalnya kegiatan KKG di Gugus Kolopaking

5.      Kurangnya wawasan guru tentang model-model pembelajaran.

6.      Kurangnya literatur tentang teknik dan strategi pembelajaran yang efektif bagi guru kelas VI.

 

B.  Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian tindakan kepengawasan ini dibatasi pada masalah kurangnya supervisi akademik. Dengan demikian Peneliti akan memecahkan permasalahan ini yaitu meningkatkan kinerja guru kelas VI dengan melaksanakan supervisi klinis secara periodik.

 

C.     Perumusan  Masalah

 Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah penerapan supervisi klinik secara periodik dapat meningkatkan kinerja guru kelas VI di Gugus Kolopaking Kecamatan Alian Kebumen”

2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.      Untuk mengetahui peningkatan kinerja  guru kelas enam dalam pembelajaran melalui penerapan supervisi klinis secara periodik di Gugus Kolopaking Kecamatan Alian.

2.      Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kinerja guru kelas enam dalam pembelajaran setelah dilaksanakan supervisi klinis secara periodik.

 

D.     Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diharapkan setelah menyelesaikan penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut :

1.      Manfaat Teoritis

a.      Dapat meningkatkan  kinerja guru kelas enam dalam pembelajaran guna menyiapkan siswanya dalam menghadapi UN. Selain itu guru diharapkan mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b.      Menemukan model alternatif untuk pembinaan guru kelas VI  agar dapat  meningkatkan kemampuan dan kinerjanya.

2.      Manfaat Praktis

a.      Bagi Siswa

(1). Meningkatkan kreatifitas siswa dalam mengikuti pelajaran.

(2). Mengatasi kesulitan dalam menyerap bahan pelajaran.

(3). Meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran.

(4). Meningkatkan kemampuan siswa dalam menghadapi UN.

(5). Meningkatkan prestasi hasil belajar siswa kelas VI.



3.      Bagi Guru

(1)  Memperbaiki kinerja guru dalam pembelajaran.

(2) Sebagai bahan masukan bagi guru untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuanya dalam pembelajaran guna  menyiapkan siswanya dalam mengikuti UN.

(3) Menambah pengertian dan wawasan guru tentang arti pentingnya supervisi klinis.

4.      Bagi Kepala Sekolah dan Pengawas.

(1) Memberi masukan akan arti pentingnya supervisi klinis bagi    peningkatan kinerja guru

(2) Memberikan masukan dan motivasi kepada kepala   sekolah/pengawas  untuk selalu mengadakan supervisi klinis.

(3) Memberikan masukan dalam rangka merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi serta menentukan tindak lanjut dalam melaksanakan supervisi klinis.

 

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

 

Pada kajian pustaka ini memuat kajian teori yang menjadi dasar dalam pemecahan permasalahan. Hal ini disebabkan, karena teori merupakan langkah awal untuk berpijak, atau modal dasar dalam meraih suatu keberhasilan yang besar dan berbobot. Penelitian tanpa dilandasi kajian teori yang cukup akan berakibat hasil yang dicapai tidak optimal.

Berdasarkan inti permasalahan dalam penelitian ini, peneliti akan mengemukakan beberapa teori yang relevan dengan judul penelitian yang peneliti pilih yaitu tentang :1) Kinerja guru, 2) Supervisi Klinis.

 

A.  Kajian Pustaka

1.   Pengerian Kinerja

             Pengertian kinerja menurut Syafri Mangkuprawira dan Aida Vitalaya (2007:155) adalah merupakan suatu konstruksi multidimensi yang mencakup banyak faktor yang mempengaruhinya.  Menurut Abdullah Munir (2008:30) Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi lembaga. Sedangkan menurut Wahjosumijo mendefinisikan kinerja sebagai sumbangan secara kualitatif dan kuantitatif yang terukur dalam rangka membantu tercapainya tujuan kelompok dalam suatu unit kerja.

2.        Faktor faktor yang mempengaruhi Kinerja.

 Menurut Robert Bacal ( 2005:3) dalam buku standar Kinerja Guru (Martinis Yamin & Maisah), Manajemen kinerja adalah proses komunikasi yang berlangsung terus menerus, yang dilaksanakan kemitraan, antara seorang guru dengan siswa. Dengan terjadinya proses komunikasi yang baik antara kepala sekolah dengan guru, dan guru dengan siswa dalam proses pembelajaran dapat lebih cepat mempercepat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru, dan ini merupakan suatu sistem kinerja yang memberi nilai tambah bagi sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas dalam belajar.

Menurut Syafri Mangkuprawira dan Aida Vitayala (2007:155) Kinerja merupakan suatu konstruksi multi dimensi yang mencakup banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

a)        Faktor personal/individual, meliputi unsur pengetahuan, ketrampilan (skill), kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang dimiliki oleh tiap individu guru.

b)        Faktor kepemimpinan, meliputi aspek kualitas manajer dan tem leader dalam memberikan dorongan, semangat, arahan, dan dukungan kerja pada guru.

c)        Faktor tim, meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim, kekompakan, dan ketaatan tim.

d)       Faktor sistem, meliputi sistem kerja, fasilitas kerja yang diberikan oleh pimpinan sekolah, proses organisasi sekolah, dan kultur kerja dalam sekolah

e)        Faktor kontektual (situasional), meliputi tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan internal.

3.  Tujuan Penilaian Kinerja

Guru adalah sebagai agen pengetahuan yang bermutu dan mampu meningkatkan  kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah pikir, olah rasa dan olah raga memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Pengukuran guru kinerja guru merupakan bagian penting dari proses pengendalian manajemen pendidikan. Tujuan dilakukannya penilaian kinerja di sektor pendidikan sektor publik menurut  Martinus Yamin dan Maisah (2010:vi) adalah: (1) Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi pendidikan; (2) Menyediakan sarana pembelajaran tenaga kependidikan; (3) Memperbaiki kinerja tenaga kependidikan untuk periode berikutnya; (4) Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan keputusan pemberian reward dan panishment kepada tenaga kependidikan; (5) memotivasi tenaga kependidikan; (6) Menciptakan akuntabilitas organisasi kependidikan.

4. Kompetensi Guru.

Seorang guru yang profesional sikap dan kinerjanya akan kelihatan dalam kehidupan sehari-hari. Semua hasil kinerja guru mencerminkan kompetensi yang harus dimiliki yang meliputi empat kompetensi dasar, ini sesuai dengan yang diamanatkan dalam Undang-Undang Guru dan Dosen No.14/2005 dan Peraturan Pemerintah No19/2005 dinyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kepribadian, paedagogik, profesional, dan sosial :

a)    Kompetensi Kepribadian, merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan bijaksana, berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia, mengevaluasi kinerja sendiri, dan mengembangkan diri secara berkelanjutan.

b)   Kompetensi Paedagogik, meliputi pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum/silabus, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

c)    Kompetensi Profesional, merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuan.

d)   Kompetensi Sosial, merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

 

2.  Supervisi Klinis

a.  Pengertian Supervisi Klinis.

Menurut Richard Waller, dalam buku M. Ngalim Purwanto (2009: 90),  Supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan pengajaran dengan melalui siklus yang sistematis dari tahap perencanaan, pengamatan, dan analisis intelektual yang intensif terhadap penampilan mengajar sebenarnya dengan tujuan untuk mengadakan modifikasi yang rasional.

Menurut Keith Acheson dan Meredith D. Gall, dalam bukunya M. Ngalim Purwanto (2009: 90), mengemukakan bahwa, Supervisi klinis adalah proses membantu guru memperkecil ketidaksesuaian (kesenjangan) antara tingkah laku mengajar yang nyata dengan tingkah laku mengajar yang ideal. Secara tehnik bahwa supervisi klinis adalah suatu model supervisi yang terdiri atas tiga fase, yaitu (1) pertemuan perencanaan, (2) observasi kelas, (3) pertemuan balik.

Dari kedua difinisi tersebut di atas John J. Boll, dalam buku M. Ngalim Purwanto (2009: 91), menyimpulkan :  Supervisi klinis adalah suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk membantu pengembangan profesional guru/calon guru, khususnya dalam penampilan mengajar, berdasarkan observasi dan analisis data secara teliti dan obyektif sebagai pegangan untuk perubahan tingkah laku mengajar tersebut.

Lebih lanjut Sahertian (2000: 19) menjelaskan bahwa “kata kunci dari supervisi ialah memberikan layanan dan bantuan untuk mengembangkan situasi belajar-mengajar yang dilakukan oleh guru di kelas”.

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa, supervisi klinis adalah suatu proses pembimbingan dalam dunia pendidikan yang bertujuan untuk membantu pengembangan profesional guru dalam pengenalan mengajar melalui observasi dan analsis data secara objektif, teliti sebagai dasar untuk usaha mengubah perilaku mengajar guru.

 

 

b.  Karakteristik Supervisi Klinis.

       Ada beberapa karakteristik Supervisi Klinis.

      1. Dalam supervisi klinis, bantuan yang diberikan bukan bersifat instruksi atau memerintah. Tetapi tercipta hubungan manusiawai, sehingga guru-guru memiliki rasa aman. Dengan timbulnya rasa aman diharapkan adanya kesediaan untuk menerima perbaikan.

2.  Apa yang akan disupervisi itu timbul dari harapan dan dorongan    dari guru sendiri karena dia memang membutuhkan bantuan itu.

3. Satuan tungkah laku mengajar yang dimiliki guru merupakan satuan yang terintegrasi. Harus dianalisis sehingga terlihat kemampuan apa, ketrampilan apa yang spesifik yang harus diperbaiki.

4. Suasana dalam pemberian supervisi adalah suasana yang penuh  kehangatan, kedekatan dan ketrerbukaan.

5.  Supervisi ysng diberikan tidak saja pada ketrampilan mengajar tapi juga mengenai aspek-aspek kepribadian guru, misalnya motivasi terhadap gairah mengajar.

6. Instrumen yang digunakan untuk observasi disusun atas dasar kesepakatan antara supervisor dan guru.

7.  Balikan yang diberikan harus secepat mungkin dan bersifat objektif.

8.  Dalam percakapan balikan seharusnya datang dari pihak guru lebih dulu, bukan dari supervisor.

9. Adanya penguatan dalam umpan balik dari supervisor terhadap perubahan perilaku guru yang positif sebagai hasil pembinaan.

10.Supervisi dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan suatu keadaan dan memecahkan suatu masalah.

 

 c.  Prinsip-prinsip Supervisi Klinis.

1). Supervisi klinis yang dilakukan harus berdasarkan inisiatif dari para guru lebih dahulu. Perilaku supervisi harus sedemikian taktis sehingga guru-guru terdorong untuk berusaha meminta bantuan dari supervisor.

2). Ciptakan hubungan manusiawi yang bersifat interaktif dan rasa kesejawatan.

3). Ciptakan suasana bebas dimana setiap orang bebas mengemukakan  apa dialaminya. Supervisor berusaha untuk apa yang diharapkan guru.

4). Objek kajian adalah kebutuhan profesional guru yang riil yang mereka sungguh alami.

5). Perhatian dipusatkan pada unsur-unsur yang spesifik yang harus diangkat untuk diperbaiki.

 

 d.  Langkah-langkah Supervisi Klinis

      Langkah-langkah supervisi akademik terdiri dari tiga tahap yaitu :

1. Tahap Pertemuan Awal

Pada tahap ini supervisor mengadakan kesepakatan dengan guru untuk memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan profesionalisme. Tahap pertemuan awal dapat disebut juga sebagai tahap pembicaraan awal atau tahap pembicaraan dalam menentukan supervisi klinis yang akan diterapkan. Pada tahap in supervisor berusaha memulai pembicaraan dalam suasana penuh keakraban, terbuka, bersahabat, sehingga terbangun hubungan kerjasama yang baik dan harmonis. Ada beberapa langkah penting yang perlu kita lakukan pada tahap ini antara lain :

1.1.Melakukan kajian ulang terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat oleh guru, dengan mencermati : (a) standar kompetensi, (b) kompetensi dasar, (c) sejumlah indikator yang dituliskan berdasarkan pengembangan silabus, (d) alokasi waktu, (e) tujuan pembelajaran, (f) materi pembelajaran, (g) metode pembelajaran, (h) langkah-langkah pembelajaran yang meliputi sejumlah pertemuan dan kegiatannya, (i) sumber dan media pembelajaran, dan (j) penilaian. 

1.2.Mengidentifikasi komponen kemampuan beserta indikator yang akan diobservasi. Misalnya supervisor dan guru sepakat memfokuskan perhatiannya pada kemampuan siswa dalam unjuk kerja. Supervisor dan guru menyusun profil kompetensi siswa dalam bermain peran yang disertai indikator dan kualifikasinya.

1.3.Memilih dan mengembangkan instrumen observasi dengan memanfaatkan profil kompetensi siswa yang diobservasi melalui diskusi dan pembahasan yang mendalam. 

 

2. Tahap Observasi Kelas.

Tahap observasi kelas ini dilaksanakan pada saat guru   melaksanakan kegiatan belajar-mengajar di kelas atau di luar kelas. Observasi kelas ini diupayakan tidak mengganggu suasana kelas, sehingga pembelajaran tetap berlangsung secara alamiah tidak terpengaruh oleh kehadiran supervisor. Kehadiran supervisor diupayakan tidak menimbulkan pertanyaan bagi siswa atau memberikan dampak buruk terhadap suasana pembelajaran. Siswa harus telah dikondisikan tidak terpengaruh oleh kehadiran supervisor. Apalagi guru kelas merasa grogi atas kehadiran supervisor, hal ini sungguh akan berdampak buruk terhadap suasana pembelajaran. Oleh sebab itu maka ditempuh langkah-langkah dalam tahap observasi kelas ini adalah sebagai berikut :

2.1.Penggunaan instrumen observasi diusahakan sesuai dengan kesepakatan antara guru dan supervisor, yakni dengan benar-benar yang fungsional dan tidak berdampak artificial (tidak bermakna). Perekaman data tidak harus dilakukan dengan menggunakan alat-alat elektronik, tetapi cukup dilakukan dengan membuat catatan lapangan yang cermat, akurat, dan lengkap.

2.2.Perhatian supervisor terfokus pada komponen  kemampuan beserta indikatornya yang telah dirancang dan ditetapkan lalu diobservasi. Jika supervisornya dan guru telah sepakat memfokuskan perhatiannya pada kemampuan siswa maka supervisor harus benar-benar mengamati bagaimana strategi dan intensitas pembelajaran untuk mewujudkan kemampuan tersebut. Dua hal yang tidak dapat diabaikan keterkaitannya, yaitu  proses pembelajaran dan hasil yang dicapai. Catatan proses dan hasil menjadi sangat penting untuk analisis selanjutnya.

2.3.Satu hal yang perlu terus dijaga selama observasi adalah suasana pembelajaran yang menyenangkan. Bukan hal sebaliknya, menakutkan guru dan siswa atau membuat guru dan siswa merasa tidak nyaman. Bukan berarti seorang supervisor harus memfasilitasi kelancaran proses pembelajaran, tetapi yang penting dapat mengambil posisi netral dalam situasi pembelajaran yang diobservasi. Posisi netral ini memberikan isyarat bahwa supervisor tidak memerlukan pelayanan, penghargaan, atau perhatian. justru kehadirannya memberikan dorongan kepada guru untuk melaksanakan tugas sebaik-baiknya.

 

3.   Tahap Pertemuan Balikan.

Tahap pertemuan balikan dilakukan segera sesudah kegiatan belajar-mengajar selesai. Pertemuan ini merupakan diskusi klarifikasi, analisis, dan balikan antara supervisor dan guru kelas. Suasana pertemuan balikan ini diciptakan sebagaimana pertemuan awal, yakni penuh keakraban, terbuka, bersahabat, sehingga terbangun hubungan kerjasama yang harmonis. Supervisor menunjukkan catatan dan bukti-bukti sedemikian rupa, sehingga guru kelas dapat mengetahui kekurangan-kekurangan dan kelebihan-kelebihan pada saat melaksanakan proses pembelajaran. Dalam pertemuan balikan ini supervisor berusaha menghindari kesan menuduh, menilai, mengadili, menghukum, atau meremehkan guru. Oleh sebab itu, langkah-langkah yang dibahas dalam pertemuan balikan ini dilakukan  sebagai berikut :

3.1.Menunjukkan secara obyektif temuan yang diperoleh selama pengamatan dalam proses belajar-mengajar, sehingga terjadi kesepakatan antara guru dan supervisor tentang hal-hal yang perlu diperbaikidan yang perlu dikembangkan.

3.2.Mereview catatan proses dan hasil dengan menggunakan       parameter keberhasilan seperti yang telah disepakati dalam pertemuan pendahuluan. Jika pada pertemuan pendahuluan sepakat menggunakan profil kompetensi siswa dalam unjuk kerja dalm menjelaskan arti pecahan maka mengungkapkan  kembali bagaimana guru mengatur penerapan pelaksanaan pembelajaran yang disertai indikator dan kualifikasi, maka dalam menentukan keberhasilan siswa harus menggunakan parameter tersebut.   

3.3. Selanjutnya supervisor memberikan penguatan berupa dukungan, pujian, atau pengakuan bahwa proses pembelajaran yang diobservasi merupakan implementasi RPP yang telah dilaksanakan secara sungguh-sungguh. Penguatan ini penting bagi guru untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran.

3.4. Materi supervisi klinis  dalam meningkatkan kompetensi guru  meliputi:  Strategi, Metode dan Model Pembelajaran



 B. Kerangka Berpikir


Bagan  : Kerangka berfikir dari kondisi awal sampai kondisi akhir


E. HIPOTESIS  TINDAKAN.
Berdasarkan kerangka berpikir dan kajian teori di atas , maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
“Penerapan Supervisi klinis secara periodik dapat meningkatkan Kinerja guru kelas VI di Gugus Gajah Mada Kecamatan ,................”

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Setting dan Waktu Penelitian\
1. Setting Penelitian
Penelitian Tindakan Kepengawasan (PTKp) ini dilaksanakan di Gugus Gajah Mada Kecamatan ,............... terdiri dari lima sekolah dasar yaitu (1) SD Negeri …. (2) SD Negeri ……. (3) SD Negeri 2 ……… (1)  SD Negeri 1 …….. , (5) SD Negeri 2 …….., Kelima sekolah dasar tersebut berada dalam satu gugus yaitu Gugus Gajah Mada Kecamatan ,............... yang merupakan gugus daerah binaan peneliti.
Penelitian dilaksanakan pada tahun pelajaran 2022/2023 semester 2 yaitu pada bulan Januari sampai dengan Juni  2023. Gugus Gajah Mada sebagai salah satu gugus binaan peneliti dengan SD Inti yaitu SD Negeri Jati Sungsang SD Negeri Jati Sungsang terletak di Desa Jati Sungsang, Kecamatan Tanggulrata Kabupaten Gunung Jaya. Dari Kota Gunung Jaya, SD inti ini ke arah timur laut dengan jarak sekitar 3 km. SD Negeri Jati Sungsang berlokasi di pinggir jalan raya ke arah Kecamatan Tanggulrata.
Letak sekolah  strategis sehingga mudah digunakan untuk kegiatan KKG setiap Sabtu dan mudah dijangkau oleh SD imbasnya. Selain itu, sekolah ini berlokasi dekat dengan Kota Gunung Jaya sehingga mudah untuk menyiapkan segala sesuatu keperluan gugus yang digunakan untuk  KKG. Sedangkan SD imbasnya berlokasi menyebar ke arah utara timur dan barat.

2.   Waktu Penelitian 
    Dalam melaksanakan penelitian, peneliti mengambil waktu selama 5 bulan, yaitu mulai bulan Februari sampai dengan bulan Juni 2023 dengan alasan waktu tersebut merupakan waktu belajar efektif dan dilaksakannya kegiatan try out untuk kelas VI, sehingga memudahkan untuk mengetahui peningkatan kemampuan guru ( hasil supervisi ) dan prestasi hasil belajar yang dicapai oleh siswa 
Adapun rencana pelaksanaannya sebagai berikut : 
(a). Persiapan penelitian   : 6 Februari 2023 
(b). Pelaksanaan Siklus I   : Maret 2023
(c). Pelaksanaan Siklus II  : Maret 2023 
(d) Pelaksanaan siklus III :  April 2023
(d). Penyelesaian  :  Akhir Mei-Juni 2023

B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah guru kelas VI Gugus Gajah Mada sejumlah 5 orang yang terdiri dari lima sekolah dasar sebagai berikut.

Kondisi Guru Kelas VI Gugus  Gajah Mada Kecamatan ,...............
Tahun pelajaran 2022/2023 Semester 2
No. Nama Guru Kelas VI SD
1
2
3
4
5
Tabel 1: Kondisi Guru kelas VI  Gugus Gajah Mada  Kecamatan Tanggulrata

C. Prosedur Penelitian
Peneliti dalam melaksanakan penelitian tindakan kepengawasan  diawali dengan supervisi ke sekolah-sekolah se-Gugus Gajah Mada untuk melihat kemampuan guru kelas VI dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dan untuk mengetahui hasil Try Out UN  I, II, III.  Hal ini peneliti lakukan untuk mengetahui dari dekat kendala apa yang dihadapi oleh guru kelas VI dalam pembelajaran dalam rangka persiapan menghadapi UN. Di samping itu untuk mengetahui pula solusi/ upaya apa yang sekiranya tepat yang dapat diberikan kepada para guru kelas VI dalam memperbaiki kinerjanya dalam pembelajaran  guna menyiapkan siswanya untuk menghadapi UN agar dapat berhasil dengan maksimal. yang ditandai prestasi hasil belajar yang tinggi.
Berpangkal dari permasalahan yang ada, maka perlu dilakukan langkah-langkah yang kongkrit untuk pemecahannya yaitu dengan sistem siklus. Adapun langkah untuk masing-masing siklus adalah (a) perencanaan (b) pelaksanaan (c) pengamatan, (d) refleksi.
Penelitian dilaksanaannya sebanyak 3 siklus. Siklus-siklus itu merupakan rangkaian yang saling berkelanjutan. Setiap siklusnya selalu ada persiapan/perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Gambaran penelitian tindakan itu sebagai berikut :
1. Perencanaan Tindakan.
Pada tahap ini supervisor mengadakan kesepakatan dengan guru untuk memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan kompetensi guru. Pada tahap ini supervisor berusaha memulai pembicaraan dalam suasana penuh keakraban, terbuka, bersahabat, sehingga terbangun hubungan kerjasama yang baik dan harmonis. Ada beberapa langkah penting yang perlu kita lakukan pada tahap ini antara lain :
1.1 Mengadakan pertemuan antara guru, kepala sekolah dengan pembina gugus untuk membahas langkah-langkah nyata  guna  memecahkan masalah yang tengah dihadapi oleh guru dalam pembelajaran.
1.2 Melakukan kajian ulang terhadap penyusunan rencana pembelajaran yang telah dibuat oleh guru, dengan mencermati : (a) Tujuan pembelajaran/kompetensi dasar/indikator hasil belajar, (b) Bahan/materi belajar, (c) Strategi pembelajaran, (d) Media dan sumber belajar, (e) Penilaian.
1.3. Melakukan kajian ulang terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan guru,  dengan mencermati: a) Kemampuan membuka pelajaran, b) Sikap guru dalam proses pembelajaran, c) Penguasaan bahan belajar, d) proses pembelajaran, e) penggunaan media dan sumber belajar, f) penilaian, g) kemampuan menutup pelajaran /kegiatan tindak lanjut.
1.4 Memilih dan mengembangkan instrumen observasi dengan memanfaatkan profil kinerja guru yang diobservasi melalui diskusi dan pembahasan yang mendalam. 

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
  A. Instrumen Kinerja Guru dalam Penyusunan Perencanaan Pembelajaran ( Skala Penilaian 1 – 4 )
     1. Tujuan Pembelajaran/Kompetensi Dasar/Indikator hasil     Belajar :
   ( rumusan memperlihatkan perilaku/ hasil belajar spesifik yang   ingin dicapai )
2. Bahan / Materi Belajar
a) Bahan belajar mengacu pada indikator
b) Bahan belajar disusun secara sistemik
c) Sesuai dengan kurikulum
d) Memberi pengayaan
3. Strategi Pembelajaran
a)   Pemilihan metode sesuai dengan indikator
b)   Sistematika langkah-langkah KBM
c)   Penataan alokasi waktu
d)   Pengelolaan kelas berdasarkan pendekatan yang digunakan
4. Media dan Sumber Belajar
a) Media disesuaikan dengan kurikulum
b) Media sesuai dengan karakteristik bahan ajar
c) Media sesuai dengan metode yang digunakan
d)   Media disesuaikan dengan kondisi kelas
5. Penilaian
a) Mencantumkan bentuk penilaian
b) Mencantumkan jenis penilaian
c) Relevan dengan indikator
d) Kesesuaian dengan waktu

B. Instrumen Kinerja Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran 
(Skala 1 – 4)
1. Kemampuan Membuka Pelajaran
a). Menarik perhatian siswa
b). Memberikan motivasi
c). Memberikan acuan bahan belajar
d).  Melakukan appersepsi
2. Sikap Praktikan Dalam Proses Pembelajaran
a). Kejelasan suara
b). Gerakan badan tidak mengganggu perhatian siswa
c). Antusisme penampilan
d). Mobilitas posisi
3. Penguasaan Bahan Belajar
                              a). Bahan belajar sesuai dengan yang direncanakan
                              b). Kejelasan dalam menyampaikan materi
                              c). Kejelasan memberikan contoh
                              d). Mencerminkan wawasan yang luas
4. Proses Pembelajaran
                              a). Kesesuaian metode dengan bahasan
                              b). Penyajian bahan sesuai dengan indikator
                              c). Antusias dalam menanggapi respon
                              d). Cermat dalam pemanfaatan waktu
5. Menggunakan Media Dan Sumber Belajar
a). Menggunakan prinsip-prinsip penggunaan media
b). Ketepatan saat penggunaan
c). Terampil dalam mengoperasikan media
d). Membantu meningkatkan mutu pembelajaran
6. Menggunakan Media Dan Sumber Belajar
a). Menggunakan prinsip-prinsip penggunaan media
b). Ketepatan saat penggunaan
c). Terampil dalam mengoperasikan media
d). Membantu meningkatkan mutu pembelajaran
7. Kemampuan Menutup Pelajaran
  a). Menyimpulkan KBM
  b). Memberikan kesempatan bertanya pada siswa
  c). Memberikan tugas pengayaan
  d). Menginformasikan materi berikutnya

 1.5.Merumuskan langkah-langkah nyata/ tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus pertama baik yang dilakukan guru maupun peneliti ( pengawas dabin ). 

 2.  Pelaksanaan Kegiatan
Diskripsi tindakan yang akan dilakukan, skenario kerja tindakan perbaikan yang akan dikerjakan dan prosedur tindakan yang akan diterapkan peneliti adalah sebagai berikut :
a). Dalam pelaksanaan kegiatan ini diawali dengan semacam workshop yang berisi sherring dan pembinaan guru serta kepala sekolah untuk menyamakan persepsi dan langkah yang segera untuk ditindak lanjuti dalam rangka peningkatan kinerja.
b). Mengadakan supervisi klinis ke dalam kelas untuk mengamati kenerja guru dalam pembuatan perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru.
c)  Mengamati kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas atau di luar kelas
d) Memberikan catatan tentang kekurangan/kelemahan yang ditemukan dalam kegiatan supervisi di kelas atau di luar kelas. 
e) Membimbing dan memberikan contoh dan pengarahan kepada   guru dalam pembelajaran.

3.  Pengamatan ( Observasi ).
Tahap observasi kelas ini dilaksanakan pada saat guru   melaksanakan kegiatan belajar-mengajar di kelas atau di luar kelas. Kegiatan observasi ini diupayakan tidak mengganggu suasana kelas, sehingga pembelajaran tetap berlangsung secara alamiah tidak terpengaruh oleh kehadiran supervisor. Kehadiran supervisor diupayakan tidak menimbulkan pertanyaan bagi siswa atau memberikan dampak buruk terhadap suasana pembelajaran. Siswa harus telah dikondisikan tidak terpengaruh oleh kehadiran supervisor. Apalagi guru kelas merasa grogi atas kehadiran supervisor, hal ini sungguh akan berdampak buruk terhadap suasana pembelajaran
Dalam tahapan ini, peneliti yang sekaligus pembina gugus Gajah Mada melakukan kegiatan pengamatan secara langsung pada waktu guru melaksanakan pembelajaran maupun pada waktu pemberian  jam tambahan secara bergilir ke sekolah-sekolah untuk mengetahui sejauh mana kinerja para guru kelas VI dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas atau di luar kelas dalam rangka mempersiapkan anak didiknya menyongsong UN. Hal ini peneliti lakukan untuk memperoleh  gambaran dan bahan masukan yang akurat guna mencarikan solusi dan menentukan langkah yang tepat untuk mengatasi kendala yang ada yang dialami oleh guru kelas enam di gugus Gajah Mada Kecamatan Tanggulrata.

4 Refleksi  
Tahap refleksi ini dilakukan segera sesudah kegiatan belajar-mengajar selesai. Pertemuan ini merupakan diskusi klarifikasi, analisis, dan balikan antara supervisor dan guru kelas berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi tindakan siklus berikutnya.. Suasana pertemuan balikan ini diciptakan sebagaimana pertemuan awal, yakni penuh keakraban, terbuka, bersahabat, sehingga terbangun hubungan kerjasama yang harmonis. Supervisor menunjukkan catatan dan bukti-bukti sedemikian rupa, sehingga guru kelas dapat mengetahui kekurangan-kekurangan dan kelebihan-kelebihan pada saat melaksanakan proses pembelajaran.
Refleksi juga merupakan kegiatan yang meliputi analisis, sintesis, memaknai, menerangkan dan akhirnya membuat suatu kesimpulan dengan mengkaji hasil informasi, pengamatan dan hasil supervisi/ pengamatan kinerja/ kemampuan guru kelas enam  yang telah didapatkan dari sekolah-sekolah se-gugus Gajah Mada. Hal ini dilakukan untuk mengetahui perubahan kinerja guru kelas VI dalam pembelajaran guna mempersiapkan siswanya menghadapi UN dengan cara membandingkan hasil supervisi sebelumnya dengan  hasil setelah dilaksanakan supervisi klinis secara periodik pada siklus pertama. Hasil refleksi dimanfaatkan untuk perbaikan siklus berikutnya. Guru dan kepala sekolah serta  pengawas mendiskusikan pelaksanaan proses tindakan yang dilakukan berdasarkan hasil pengamatan yang difokuskan pada guru dalam melaksanakan penyusunan rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi dan pelaksanaan tindak lanjut penilaian.  Apabila ternyata hasilnya belum sesuai dengan yang diharapkan, maka dilaksanakanlah untuk siklus yang berikutnya hingga diperoleh hasil yang sesuai dengan indikator/ kriteria  yang telah ditentukan sebelumnya. 

E. Validasi Data.
Untuk menjamin dan menguji validitas data yang diperoleh, dan dikumpulkan benar-benar dapat dipertanggung jawabkan kepada pembaca  maka peneliti    melakukan pemeriksaan keabsahan data dengan tehnik : 
1. Perpanjangan Keikutsertaan.
Dalam penelitian peneliti terlibat secara langsung ke lokasi penelitian karena peneliti adalah pengawas sekolah di gugus Gajah Mada Kecamatan Tanggulrata. Peneliti melakukan observasi dan mencatat segala kejadian yang berkaitan dengan penelitian sebagai bahan pelengkap analisis dan pengolahan data. Hasil pengolahan dan analisis digunakan untuk menentukan tindakan selanjutnya yang dikemas dalam supervisi klinis.
2. Triangulasi.
Triangulasi data adalah tehnik pemeriksaan validitas (keabsahan) data dengan memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembandingan data itu (Lexy.J Moleong, 1995: 178). Data yang diperoleh peneliti dan kepala sekolah dipadukan dengan cara mendiskusikan untuk memperoleh kesepakatan (bukan hasil rata-rata).

F. Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menjelaskan perubahan perilaku guru dalam pembelajaran dan perilaku supervisor dalam melaksanakan supervisi guru. Adapun analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui keberhasilan guru berdasarkan standar yang telah ditetapkan( APKG) sebagai berikut:
a. Nilai  4 = Amat baik  (A) berhasil       
b. Nilai  3 = Baik  (B) berhasil                
c. Nilai 2  = Sedang (C) belum berhasik
d. Nilai 1  = Kurang (D) belum berhasil

G. Indikator Kinerja
Seluruh data yang telah terkumpul, selanjutnya dipergunakan sebagai alat untuk menilai keberhasilan tindakan.  Indikator keberhasilan  dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Hasil/nilai kinerja guru dalam menyusun rencana pembelajaran (rata-rata nilai guru mencapai lebih dari 3,70).
b. Hasil/nilai kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran (rata-rata nilai guru mencapai lebih dari 3,70).
c. Hasil/nilai Try Out siswa di Gugus Gajah Mada (rata-rata nilai mencapai lebih dari 65).

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.   Deskripsi Kondisi awal.
 Untuk mengetahui seberapa kemampuan awal para guru dan prestasi belajar siswa, maka dilakukan langkah observasi ke sekolah-sekolah untuk mengumpulkan  data dan diperoleh kesimpulan rata-rata sebagai berikut :
1. Guru dalam mengajar tidak berpedoman pada silabus atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), karena pada saat observasi tak ada guru yang membawa silabus atau RPP, meskipun punya tetapi hanya untuk memenuhi tuntutan administrasi, sehingga ketika mengajar tidak mengacu pada indikator dan kompetensi dasar yang telah dirumuskan pada silabus.
2. Guru dalam melaksanakan pembelajaran  cenderung hanya mengacu pada buku materi siswa tanpa daya  dukung metode, media, sumber belajar yang memadahi serta dengan pengelolaan kelas yang kurang baik, sehingga kurang terjadi interaksi antara guru dengan siswa, siswa terkesan pasif.  Pembelajarannya cenderung satu arah yaitu hanya dari guru saja, guru belum berfungsi sebagai fasilitator, belum menerapkan model-model pembelajaran yang lain, termasuk belum melaksanakan kegiatan pembelajaran di luar kelas pada mata pelajaran tertentu..
3. Guru dalam  melakukan penilaian kurang terprogram, sehingga terkesan sekenanya tanpa ada penilaian awal, proses maupun penilaian akhir apalagi pemberian tugas rumah. Padahal kegiatan penilaian adalah  untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai atau belum.
4. Karena jarang melaksanakan evaluasi, maka kegiatan tindak lanjut yang berupa perbaikan pengayaan/remedial .
5. Pemberian jam tambahan belum begitu tampak dilaksanakan baik pagi, sore maupun malam hari.
6. Guru belum melaporkan hasil evaluasi hasil belajar siswa kepada kepala sekolah.
7. Guru belum memiliki buku khusus untuk mencatat kemajuan prestasi dan  perkembangan kepribadian siswa.
8. Guru belum pernah melakukan penelitian tindakan kelas untuk memperbaiki pembelajaran.

Tabel 2: Rekap Hasil Penilaian kinerja guru dalam Pembelajaran (Pra siklus)
No Aspek yang dinilai SDN Jati Sungsang SDN 1 Karangasem SDN 2 Karangasem SDN 1 Kemangi SDN 2
Kemangi Jml Rata2
A. PERENCANAAN
1. Tujuan Pembelajaran 3.00 3.00 2.00 2.00 2.50 12.50 2.50
2. Bahan/Materi Belajar 2.75 2.25 2.00 2.25 2.25 11.50 2.30
3. Strategi Pembelajaran 2.75 2.50 2.25 2.75 2.75 13.00 2.60
4. Media dan Sumber Belajar 2.75 2.25 2.25 2.00 2.00 11.25 2.25
5. Penilaian 2.25 2.50 2.25 2.50 2.50 12.00 2.40
Jumlah 13.50 12.50 10.75 11.50 12.00 60.25 12.05
Nilai 2.70 2.50 2.15 2.30 2.40 12.05 2.41
B. PELAKSANAAN

1. Kemampuan membuka Pelajaran 2.75 2.25 2.50 2.50 2.25 12.25 2.45
2. Sikap praktikan dlm proses pembelajaran 2.75 2.50 2.75 2.50 2.50 13.00 2.60
3. Penguasaan bahan belajar 3.00 2.50 2.75 3.00 2.75 14.00 2.80
4. Proses pembelajaran 2.25 2.25 2.25 2.25 2.25 11.25 2.25
5. Menggunakan media dan sumber belajar 3.00 2.70 2.25 2.00 2.00 11.95 2.39
6. Penilaian 2.25 2.25 2.50 2.50 2.75 12.25 2.45
7. Kemampuan menutup pelajaran 2.75 2.75 2.25 2.00 2.25 12.00 2.40
Jumlah 18.75 17.20 17.25 16.75 16.75 86.70 17.34
Nilai 2.68 2.46 2.46 2.39 2.39 12.39 2.48
Rata-rata Semua Aspek 2.69 2.48 2.31 2.35 2.40 12.22 2.44

Berdasarkan telaah hasil kinerja guru dalam pembelajaran, menggambarkan betapa masih banyak ditemukan beberapa hal penting yang harus segera mendapatkan penanganan dan perhatian khusus dan segera dari semua pihak utamanya guru, kepala sekolah, pengawas dan siswa untuk menangani kelemahan dan hambatan tersebut di atas agar supaya tidak berlarut-larut dan merugikan beberapa pihak dari pemangku kepentingan/ Stakes holder. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya guru kelas enam utamanya yang dalam hal mengelola pembelajaran masih konvensional dan belum terlihat kegiatan yang menjurus pada persiapan UN secara maksimal. Rata-rata guru kelas enam di gugus Gajah Mada Kecamatan Tanggulrata kinerjanya dalam pengelolaan pembelajaran masih dalam kategori cukup, dengan kisaran nilai perencanaan pembelajaran 2,41 dan pelaksanaan pembelajaran 2,44. Hal ini dikarenakan guru kurang termotivaasi dalam melaksanakan pembelajaran. 

B. Diskripsi Pelaksanaan Siklus Pertama ( 1 )
Berdasarkan pemantauan selama persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut penelitian tindakan kepengawasan ini diperoleh berbagai data dari guru dan siswa kelas enam yang sedang melaksanakan pembelajaran. Gambaran yang merupakan hasil penelitian adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan Tindakan Siklus I
Kegiatan yang dilakukan sebelum melaksanakan penelitian tindakan sekolah adalah melakukan perencanaan kegiatan yang akan  dilaksanakan oleh guru pada umumnya dan peneliti yang sekaligus sebagai pengawas TK/SD  adalah sebagai berikut:
a. Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pelajaran (RPP) sesuai dengan  standar yang telah ditetapkan yang memuat tujuan, kompetensi dasar, indikator hasil belajar, bahan/materi belajar, strategi pembelajaran, media dan sumber belajar serta penilaian.
            b. Pengawas/Supervisor melakukan koordinasi, yaitu dengan mengumpulkan guru kelas  enam  beserta  kepala  sekolahnya  se-gugus  Gajah Mada  di  SD inti 
                 (SDN Jati Sungsang), untuk menyamakan persepsi dalam mengambil langkah-langkah yang kongkrit dalam pembelajaran ( training singkat tentang perencanaan, pelaksanaan, strategi, prosedur, model, metode, dan  media pembelajaran  serta pengelolaan kelas yang baik) guna mempersiapkan siswa kelas enam dalam menghadapi UN agar berhasil dengan baik. 
c. Menyiapkan instrumen penilaian kinerja guru kelas enam Sekolah Dasar dalam pembelajaran yang disesuaikan dengan tuntutan/kebutuhan dan pedoman yang dikeluarkan oleh Dinas Dikpora Unit Kecamatan Tanggulrata.  
2. Pelaksanaan PTKp
a.  Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tahapan yang telah ditentukan yang mencakup:
i.  Kemampuan membuka pelajaran/ kegiatan appersepsi
ii. Sikap praktikan dalam proses pembelajaran
iii.Penguasaan bahan belajar
iv.Menggunakan Media, metode  dan sumber belajar yang vareatif 
v. Melaksanakan penilaian
vi.Melaksanakan tindak lanjut
vii.Kemampuan menutup pelajaran
b.  Pengawas/supervisor hadir ke sekolah  untuk melaksanakan supervisi/ mengamati dari dekat kinerja guru dalam pembelajaran, memberikan penilaian dan memberikan pendampingan/bimbingan, arahan seta  contoh secara pribadi  kepada para guru kelas enam dalam pembelajaran yang meliputi cara pembuatan perencanaan, cara melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang baik, cara memberikan penilaian dan menindak lanjutinya dengan perbaikan pengayaan. Hal  ini semua dilakukan secara sinergis dalam rangka meningkatkan kinerja dalam pembelajaran guna menyiapkan siswanya dalam menghadapi UN. Kegiatan ini dilaksanakan  ke sekolah-sekolah se-gugus Gajah Mada juga dalam rangka memperoleh data hasil try out. Setelah kegiatan supervisi klinis dilaksanakan, maka dilanjutkan dengan kegiatan analisa hasil supervisi kinerja/kompetensi guru kelas VI dalam pembelajaran untuk mendapatkan gaambaran nyata di lapangan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada peningkatan kinerja guru kelas enam dalam pembelajaran atau belum serta untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa.
3. Observasi.
Selama peneliti  melaksanakan supervisi klinis guru kelas VI ke sekolah-sekolah se-gugus Gajah Mada, peneliti secara langsung sudah melaksanakan observasi terhadap kinerja guru dalam pembelajaran maupun aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran sekaligus melaksanakan  penilaian kinerja guru kelas enam dalam pembelajaran ke seluruh sekolah secara bergiliran. Setelah mengadakan penilaian ke  seluruh guru yang berada di gugus Gajah Mada, maka dilanjutkan dengan kegiatan berikutnya, yaitu merekap nilai, mengidentifikasi serta menganalisa temuan dan kendala apa yang dihadapi oleh para guru di lapangan dalam melaksanakan pembelajaran dan mengetahui aktivitas dan prestasi siswa. Dari hasil pengamatan  yang dilakukan oleh  peneliti terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran,  maka diperoleh gambaran hasil sebagai berikut:
3.1.  Guru telah mampu dan mau membuat perencanaan  (RPP) sudah agak baik dan terprogram dengan memilih metode yang tepat dan bervariasi serta mau memanfaatkan sumber belajar, media yang tersedia secara baik, merencanakan penilaian dan tindak lanjut sehingga  strategi pembelajaran sudah kelihatan  lebih bermakna.
3.2 Guru sudah mulai menerapkan berbagai model pembelajaran, seperti model pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) dan model yang lain seperti CTL, Quantum, sehingga pada tahap ini sudah mulai terjadi interaksi yang positif antara guru dengan murid walau masih pada tataran sederhana, kegiatan elaborasi, eksplorasi dan konfirmasi belum begitu juga  tampak. 
3.3 Guru mengadakan penilaian dan tindak lanjut agak terprogram dengan baik, sehingga ada umpan balik untuk memperbaiki pelaksanaan proses pembelajaran namun sebagian besar guru belum melaporkan hasil penilaian kepada kepala sekolah.
3.4 Sebagian guru belum mampu mengadakan kegiatan penelitian tindakan untuk memperbaiki pembelajaran.
3.5 Guru mulai mampu mengelola kelas dan lingkungan dengan baik, sehingga kondisinya semakin nyaman dan kondusif.
3.6 Guru telah memberikan jam tambahan berupa sarapan pagi dan sore hari membahas kisi-kisi soal-soal UN.
Secara kuantitatif hasil pengamatan dan penilaian kinerja guru kelas enam dalam pembelajaran  di gugus Gajah Mada Kecamatan Tanggulrata yang telah dilakukan peneliti  pada siklus pertama  diperoleh data sebagai termaktub dalam tabel 3.
 


Tabel  3 : Rekap Hasil Penilaian kinerja guru  dalam pembelajaran (Siklus 1) 
No Aspek yang dinilai SDN Jati Sungsang SDN 1 Karangasem SDN 2 Karangasem SDN 1 Kemangi SDN 2
Kemangi Jml Rata2
A. PERENCANAAN
1. Tujuan Pembelajaran 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 15.00 3.00
2. Bahan/Materi Belajar 3.25 2.75 3.00 3.25 2.75 15.00 3.00
3. Strategi Pembelajaran 3.00 3.00 3.50 3.50 3.00 16.00 3.20
4. Media dan Sumber Belajar 3.25 3.00 2.75 2.75 3.00 14.75 2.95
5. Penilaian 2.75 3.25 3.25 3.00 3.00 15.25 3.05
Jumlah 15.25 15.00 15.50 15.50 14.75 76.00 15.20
Nilai 3.05 3.00 3.10 3.10 2.95 15.20 3.04
B. PELAKSANAAN

1. Kemampuan membuka Pelajaran 3.25 2.75 3.25 3.25 2.75 15.25 3.05
2. Sikap praktikan dlm proses pembelajaran 3.25 3.25 3.00 3.25 3.00 15.75 3.15
3. Penguasaan bahan belajar 3.50 3.25 3.25 3.25 3.25 16.50 3.30
4. Proses pembelajaran 3.00 3.00 3.25 3.00 3.25 15.50 3.10
5. Menggunakan media dan sumber belajar 3.25 2.75 2.75 2.75 3.25 14.75 2.95
6. Penilaian 3.00 2.75 3.25 3.00 3.00 15.00 3.00
7. Kemampuan menutup pelajaran 3.00 3.00 3.00 2.75 2.50 14.25 2.85
Jumlah 22.25 20.75 21.75 21.25 21.00 107.00 21.40
Nilai 3.18 2.96 3.11 3.04 3.00 15.29 3.06
Rata-rata Semua Aspek 3.11 2.98 3.10 3.07 2.98 15.24 3.05


Dari tabel 3 di atas diperoleh informasi dan gambaran, bahwa ada kenaikan kinerja guru kelas enam dalam membuat perencanaan  dari 2,41 menjadi 3,04 sedangkan dalam melaksanakan pembelajaran dari semula 2,44 dengan kategori sedang menjadi 3,05 dengan kategori baik, walaupun kenaikannya belum begitu menggembirakan, namun sudah mulai ada  perubahan yang positif. Hal ini juga  menunjukkan bahwa sudah ada kemauan dan perubahan dari sisi kinerja guru dan aktivitas belajar siswa. Banyak kendala yang masih dihadapi oleh guru dalam merubah paradigma baru dalam perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan tindak lanjut pembelajaran. Hal ini terlihat  seperti sumber belajar, media dan penggunaan metode yang masih  minim sekali,  hal ini dikarenakan oleh  beberapa faktor, baik faktor internal  yang berasal dari dalam diri guru itu sendiri  maupun eksternal seperti lingkungan yang kurang mendukung. Namun demikian para guru kelas VI di gugus Gajah Mada tetap berkomitmen untuk meningkatkan kinerjanya.  Adapun hasil Try Out I Ujian Nasional 2022/2023 di Gugus Gajah Mada sebagai berikut:

Tabel 4 : Rekap Nilai Try Out I Ujian Nasional Sekolah Dasar di Gugus Gajah Mada Kecamatan Tanggulrata Th. 2022/2023 

No. Nama Sekolah Rata-rata Nilai
1 SDN 1 Jati Sungsang 65,75
2 SDN 1 Karangasem 61,44
3 SDN 2 Karangasem 56,88
4 SDN 1 Kemangi 55,90
5 SDN 2 Kemangi 58,67
Jumlah 298,64
Rata-rata 59,73
Tertinggi 65,75
Terendah 55,90






4. Refleksi.
Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi tindakan siklus berikutnya. Adapun Indikator keberhasilan  dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
d. Hasil/nilai kinerja guru dalam menyusun rencana pembelajaran (rata-rata nilai guru mencapai lebih dari 3,70).
e. Hasil/nilai kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran (rata-rata nilai guru mencapai lebih dari 3,70).
f. Hasil/nilai Try Out siswa di Gugus Gajah Mada (rata-rata nilai mencapai lebih dari 65).
Supervisi klinis yang telah dilaksanakan pada siklus pertama belum berhasil mencapai indikator. Hal ini disebabkan nilai kinerja penyusunan rencana pembelajaran siklus I baru mencapai 3,04. Sedangkan pelaksanaan pembelajaran siklus I baru mencapai 3,05. Demikian juga hasil/nilai rata-rata try out I di gugus Gajah Mada 59,73. Oleh karena itu, indikator kinerja penelitian belum tercapai.
Hal ini dari sisi guru disebabkan ada beberapa kendala antara lain terbatasnya waktu. Sebab pada siklus I supervisi klinis dilaksanakan 15 hari sekali. Jadi waktu supervisi dirasa kurang. Selain itu, tenaga, sarana prasarana dan biaya yang ada, akibatnya peningkatannya terlihat belum banyak jika dibandingkan dengan kondisi sebelumnya, malah ada guru yang perubahan kinerjanya masih terlihat minim sekali. Sedangkan dari sisi siswa juga ada yang peningkatannya sangat menggembirakan namun juga ada yang malah mengalami penurunan prestasinya, hal ini juga diakibatkan oleh banyak faktor seperti tidak adanya bimbingan dan pengawasan dari orang tua tatkala berada di rumah, fasilitas belajar kurang, kondisi kesehatan, kegiatan pada jam tambahan belum maksimal dan sebagainya. 
Dengan kondisi yang demikian maka peneliti yang sekaligus sebagai pembina gugus dituntut untuk melaksanakan kegiatan refleksi dengan melaksanakan  tindakan yang sama dengan mereview kembali tentang komponen kinerja guru dalam pembelajaran utamanya penyempurnaan perencanaan mengajar, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut dan juga  sarana dan prasarana serta fasilitas yang lebih memadahi pada siklus kedua. Oleh karena itu penelitian perlu dilanjutkan pada siklus II dengan menanmbah intensitas supervisi klinis yang lebih banyak lagi..

C.  Deskripsi Pelaksanaan Siklus Kedua II
Siklus kedua ini  dilaksanakan berdasarkan temuan dari siklus pertama,yaitu kurangnya waktu yang digunakan untuk supervisi klinis. Oleh karena itu, perlu penanbahan waktu untuk supervisi klinis pada siklus II. Selain itu, bagian yang sudah baik dipertahankan, sedangkan bagian yang belum berhasil perlu diperbaiki pada siklus kedua ini. Berdasarkan hasil refleksi dan pelaksanaan tindak lanjut siklus kesatu, gambaran hasil dan temuan yang perlu segera ditindak lanjuti oleh guru adalah meliputi aspek dalam penyusunan rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran termasuk hasil nilai Try Out I siswa kelas VI. 
1.  Perencanaan PTKp.
a.  Pada tahap perencanaan, supervivi sebagai peneliti merencanakan untuk penambahan waktu dalam melakukan supervisi klinis, yang semula siklus II dilaksanakan 15 hari sekali, namun pada siklus II dilaksanakan 10  hari sekali.
b. Pada tahap ini guru berdiskusi dengan sesama guru se-gugus Gajah Mada yang dibantu oleh supervisor untuk mengidentifikasi / menganalisa  permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing guru dan yang dialami oleh sebagian besar anak didik.
c. Mereview materi tentang pembelajaran yang baik mulai dari penyusunan rencana pembelajaran hingga pelaksanaan dan tindak lanjutnya.
d.  Merumuskan tujuan, langkah dan strategi  yang harus segera diambil untuk  perbaikan pembelajaran secara menyeluruh.
e.  Memberi penguatan kepada para guru tentang pembelajaran yang efektif dan efisien dan penguatan pada anak didik akan arti dan pentingnya belajar yang baik.

2.   Pelaksanaan.  
a.  Peneliti selaku pengawas melakukan supervisi klinis setiap 10 hari sekali
b. Guru melaksanakan pembelajaran di kelas berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama.
c.  Guru memberikan jam tambahan malam hari dari jam 13.30 s/d 15.00 .
d.  Supervisor mengadakan supervisi klinis ke kelas atau ke luar kelas pada waktu proses pembelajaran berlangsung.  
e.  Menganalisa hasil penilaian kinerja guru dalam pembelajaran, ini  untuk menentukan apakah masih perlu tindakan  atau tidak.
3.   Pengamatan (Obsevasi).   
 Pada tahap ini supervisor mengadakan pengamatan terhadap guru yang sedang melaksanakan proses pembelajaran, yang diamati adalah meliputi aktivitas guru dalam penyusunan perencanaan ( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran),  dalam pelaksanaan pembelajaran termasuk di dalamnya penilaian dan tindak lanjut berupa perbaikan dan pengayaan serta tugas rumah ke sekolah-sekolah se-gugus Gajah Mada Kecamatan Tanggulrata. Degan kegiatan pengamatan ini peneliti sekaligus supervisor akan mendapatkan informasi yang banyak tentang kekuatan dan kelemahan serta tantangan dan hambatan yang ada. Selain itu, peneliti juga melaksanakan pengawasan, analisis nilai try out 2, karena try out dilaksanakan tiga kali. Dari hasil pengamatan dan penilaian yang dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus kedua diperoleh hasil penilaian kinerja guru kelas VI dalam penyusunan pembelajaran  dan pelaksanaan sebagaimana tertera pada tabel 5  di bawah ini.

Tabel 5: Siklus II Rekap Hasil Penilaian kinerja guru dalam Pembelajaran 
No Aspek yang dinilai SDN Jati Sungsang SDN 1 Karangasem SDN 2 Karangasem SDN 1 Kemangi SDN 2
Kemangi Jml Rata2
A. PERENCANAAN
1. Tujuan Pembelajaran 3.00 3.00 4.00 4.00 3.00 17.00 3.40
2. Bahan/Materi Belajar 3.75 3.75 3.50 3.75 3.50 18.25 3.65
3. Strategi Pembelajaran 3.75 3.25 3.50 3.75 3.50 17.75 3.55
4. Media dan Sumber Belajar 3.75 3.25 3.25 3.25 3.25 16.75 3.35
5. Penilaian 3.25 3.25 3.75 3.50 3.50 17.25 3.45
Jumlah 17.50 16.50 18.00 18.25 16.75 87.00 17.40
Nilai 3.50 3.30 3.60 3.65 3.35 17.40 3.48
B. PELAKSANAAN
1. Kemampuan membuka Pelajaran 3.75 3.75 3.75 3.75 3.75 18.75 3.75
2. Sikap praktikan dlm proses pembelajaran 4.00 3.50 3.25 3.75 3.50 18.00 3.60
3. Penguasaan bahan belajar 3.75 3.75 3.75 3.75 3.75 18.75 3.75
4. Proses pembelajaran 3.50 3.75 3.50 3.50 3.50 17.75 3.55
5. Menggunakan media dan sumber belajar 4.00 3.25 3.75 3.50 3.50 18.00 3.60
6. Penilaian 3.75 3.50 3.75 3.25 4.00 18.25 3.65
7. Kemampuan menutup pelajaran 4.00 3.25 3.50 3.75 3.75 18.25 3.65
Jumlah 26.75 24.75 25.25 25.25 25.75 127.75 25.55
Nilai 3.82 3.54 3.61 3.61 3.68 18.25 3.65
Rata-rata Semua Aspek 3.66 3.42 3.60 3.63 3.51 17.83 3.57


Dari data yang terdapat pada tabel di atas diperoleh gambaran informasi bahwa, ada kenaikan hasil rata-rata nilai kinerja guru dalam penyusunan perencanaan dari 3,04 menjadi 3,48 sedangkan dalam pelaksanaan  pembelajaran pada siklus kedua ini yaitu dari 3,06 menjadi 3,57 ini berarti kenaikannya sangat menggembirakan hingga mencapai kategori sangat baik walaupun hasil ini juga belum dapat mencapai indikator kinerja dalam penelitian ini. Sedangkan dari dari data try out ke 2 diperoleh kesimpulan ada kenaikan prestasi hasil belajar siswa yang semula rata-rata 59,73 menjadi 62,36 .Dengan demikian, walaupun sudah terjadi peningkatan nilai try out kedua tetapi juga belum mencapai indikator kinerja penelitian sebab dalam indikator tercantum nilai rata-rata minimal 65. Oleh karena itu, penelitian perlu dilanjutkan pada siklus III. Adapun nilai try out II dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini.

Tabel 6 : Rekap Nilai Try Out II Ujian Nasional Sekolah dasar di Gugus Gajah Mada Alian Th. 2022/2023 
No. Nama Sekolah Rata-rata Nilai
1 SDN 1 Jati Sungsang 67,76
2 SDN 1 Karangasem 64,36
3 SDN 2 Karangasem 59,69
4 SDN 1 Kemangi 57,72
5 SDN 2 Kemangi 62,34
Jumlah 311,78
Rata-rata 62,36
Tertinggi 67,78
Terendah 57,72






Dari tabel 7 di bawah ini  dapat dilihat peningkatan nilai rata-rata siklus I dan II sebagai berikut:

Tabel 7 :   Rekap Nilai Try Out I dan II Ujian Nasional Gugus Gajah Mada Alian 
Th. 2022/2023 
No. Nama Sekolah Rata-rata Nilai
Siklus I Rata-rata Nilai 
Siklus II
1 SDN 1 Jati Sungsang 65,75 67,76
2 SDN 1 Karangasem 61,44 64,36
3 SDN 2 Karangasem 56,88 59,69
4 SDN 1 Kemangi 55,90 57,72
5 SDN 2 Kemangi 58,67 62,34
Jumlah 298,64 311,78
Rata-rata 59,73 62,36
Tertinggi 65,75 67,78
Terendah 55,90 57,72


d. Refleksi.
Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian kinerja guru dalam penyusunan dan pelaksanaan pembelajaran termasuk di dalamnya penilaian dan tindak lanjut pada guru kelas enam Sekolah Dasar di gugus Gajah Mada Kecamatan Tanggulrata yang peneliti lakukan, maka diperoleh kesimpulan bahwa dalam pelaksanaan siklus kedua sudah ada peningkatan kinerja guru dalam pembelajaran yang cukup menggembirakan namun belum dapat mencapai indikator kinerja yang telah ditentukan dalam penelitian. 
Peningkatan ini dilaksanakan antara lain dengan menambah intensitas supervisi klinis yang dilakukan peneliti kepada guru. Dengan demikian semakin sering dilaksanakan supervisi klinis dapat memberikan dampak positif pada kinerja guru. Oleh karena itu, agar peningkatan kinerja guru dapat mencapai indikator kinerja maka masih perlu penambahan waktu supervisi yang harus dilakukan oleh peneliti.
Dengan kurangnya waktu menimbulkan kurangnya kesempatan guru untuk memperoleh pembinaan dan bimbingan dari pengawas selaku peneliti. Oleh karena itu, penelitian perlu ditambah waktu lagi agar intensitas supervisi klinis dapat dilaksanakan semakin lebih sering sehingga kesempatan guru mengikuti pembinaan dan bimbingan semakin banyak.. Dengan demikian penelitian perlu dilanjutkan pada siklus III agar dapat mencapai indikator kinerja penelitian.

C.  Diskripsi Pelaksanaan Siklus III
Siklus ketiga inii  dilaksanakan berdasarkan temuan dari siklus kedua, bagian yang sudah baik dipertahankan, sedangkan  bagian persentase yang keberhasilannya masih perlu diperbaiki pada siklus ketiga ini agar dapat mencapai indikator kinerja penelitian. Berdasarkan hasil refleksi dan pelaksanaan tindak lanjut siklus kedua, gambaran hasil dan temuan yang perlu segera ditindak lanjuti yaitu dengan menambah intensitas waktu supervisi klinis yang dilakukan. Pada siklus III supervisi klinis dilakukan setiap 5 hari sekali. Dengan demikian kesempatan guru untuk berkomunikasi, bimbingan, pembinaan dengan pengawas semakin banyak. Dengan demikian intensitas waktu ditambah banyak. Dalam bimbingan penyusunan rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran termasuk penilaian dan kegiatan tindak lanjut bertambah. 

1.  Perencanaan PTKp.
a.  Peneliti, guru, dan kepala sekolah berdiskusi dan sepakat untuk menambah waktu supervisi klinis yang dilakukan pada siklus III. Supervisi klinis dilaksanakan setiap 5 hari sekali.
b.  Pada tahap ini guru berdiskusi dengan sesama guru se-gugus Gajah Mada yang dibantu oleh supervisor untuk mengidentifikasi / menganalisa  permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing guru dan yang dialami oleh sebagian besar anak didik.
c. Mereview materi tentang pembelajaran yang baik mulai dari penyusunan rencana pembelajaran hingga pelaksanaan dan tindak lanjutnya.
d.  Merumuskan tujuan, langkah dan strategi  yang harus segera diambil untuk  perbaikan pembelajaran secara menyeluruh.
e.  Memberi penguatan kepada para guru tentang pembelajaran yang efektif dan efisien dan penguatan pada anak didik akan arti dan pentingnya belajar yang baik,
2.   Pelaksanaan.  
a.  Peneliti melaksanakan supervisi klinis setiap 5 hari sekali.
b. Guru melaksanakan pembelajaran di kelas berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus kedua.
c.  Guru memberikan jam tambahan malam hari dari jam 13.30 s/d 15.00 .
d.  Supervisor mengadakan supervisi klinis ke kelas atau ke luar kelas pada waktu proses pembelajaran berlangsung.  
e.  Menganalisa hasil penilaian kinerja guru dalam pembelajaran, ini  untuk menentukan apakah masih perlu tindakan  atau tidak.

3.   Pengamatan (Obsevasi).   
 Pada tahap ini supervisor mengadakan pengamatan terhadap guru yang sedang melaksanakan proses pembelajaran, yang diamati adalah meliputi aktivitas guru dalam penyusunan perencanaan ( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran),  dalam pelaksanaan pembelajaran termasuk di dalamnya penilaian dan tindak lanjut berupa perbaikan dan pengayaan serta tugas rumah ke sekolah-sekolah segugus Gajah Mada Kecamatan Tanggulrata. Degan kegiatan pengamatan ini peneliti sekaligus supervisor akan mendapatkan informasi yang banyak tentang kekuatan dan kelemahan serta tantangan dan hambatan yang ada selama proses pembelajaran berlangsung.
Pada siklus ketiga diperoleh hasil penilaian kinerja guru kelas enam dalam pembelajaran  sebagaimana tertera pada tabel 5  di bawah ini.





Tabel 8: Siklus 3 Rekap Hasil Penilaian kinerja guru dalam Pembelajaran
No Aspek yang dinilai SDN Jati Sungsang SDN 1 Karangasem SDN 2 Karangasem SDN 1 Kemangi SDN 2
Kemangi Jml Rata2
A. PERENCANAAN
1. Tujuan Pembelajaran 3.75 3.50 4.00 4.50 3.75 19.50 3.90
2. Bahan/Materi Belajar 3.75 3.75 3.75 4.00 3.50 18.75 3.75
3. Strategi Pembelajaran 3.50 3.50 3.50 3.75 3.75 18.00 3.60
4. Media dan Sumber Belajar 3.75 3.75 4.00 3.25 3.75 18.50 3.70
5. Penilaian 3.50 3.50 3.75 3.75 3.50 18.00 3.60
Jumlah 18.25 18.00 19.00 19.25 18.25 92.75 18.55
Nilai 3.65 3.60 3.80 3.85 3.65 18.55 3.71
B. PELAKSANAAN
1. Kemampuan membuka Pelajaran 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 20.00 4.00
2. Sikap praktikan dlm proses pembelajaran 4.00 3.50 3.75 4.00 3.50 18.75 3.75
3. Penguasaan bahan belajar 4.00 3.75 3.75 3.75 3.75 19.00 3.80
4. Proses pembelajaran 3.50 4.00 3.50 3.50 3.50 18.00 3.60
5. Menggunakan media dan sumber belajar 4.00 3.50 3.50 3.50 4.00 18.50 3.70
6. Penilaian 3.75 3.50 3.75 3.75 4.00 18.75 3.75
7. Kemampuan menutup pelajaran 4.00 3.25 4.00 3.75 3.75 18.75 3.75
Jumlah 27.25 25.50 26.25 26.25 26.50 131.75 26.35
Nilai 3.89 3.64 3.75 3.75 3.79 18.82 3.76
Rata-rata Semua Aspek 3.77 3.62 3.78 3.80 3.72 18.69 3.74

Dari data yang terdapat pada tabel di atas diperoleh gambaran informasi bahwa, ada kenaikan hasil rata-rata nilai kinerja guru dalam penyusunan perencanaan dari 3,48 menjadi 3,71 sedangkan dalam pelaksanaan  pembelajaran pada siklus kedua ini yaitu dari 3,65 menjadi 3,74, ini berarti kenaikannya sangat menggembirakan hingga mencapai kategori sangat baik dan telah melampaui kriteria/indikator yang telah ditetapkan bersama antara guru dengan supervisor. Sedangkan dari dari data try out ke 3 diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 9: Rekap Nilai Try Out III Ujian Nasional sekolah dasar di Gugus Gajah Mada Alian Th. 2022/2023 
No. Nama Sekolah Rata-rata Nilai
1 SDN 1 Jati Sungsang 70,94
2 SDN 1 Karangasem 67,84
3 SDN 2 Karangasem 64,03
4 SDN 1 Kemangi 63,40
5 SDN 2 Kemangi 65,60
Jumlah 331,81
Rata-rata 66,39
Tertinggi 70,94
Terendah 63,40

Apabila dibandingkan hasil Try Out I, II, III sebagai berikut:
No. Nama Sekolah Rata-Rata Nilai
Siklus I Siklus II Siklus III
1 SDN 1 Jati Sungsang 65,75 67,76 70,94
2 SDN 1 Karangasem 61,44 64,36 67,84
3 SDN 2 Karangasem 56,88 59,69 64,03
4 SDN 1 Kemangi 55,90 57,72 63,40
5 SDN 2 Kemangi 58,67 62,34 65,60
Jumlah 298,64 311,78 331,81
Rata-rata     59,73    62,36 66,39

Tertinggi 65,75 67,78 70,94
Terendah 55,90 57,72 63,40
d. Refleksi.
Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian kinerja guru dalam penyusunan dan pelaksanaan pembelajaran termasuk di dalamnya penilaian dan tindak lanjut pada guru kelas enam Sekolah Dasar di gugus Gajah Mada Kecamatan Tanggulrata yang peneliti lakukan, maka diperoleh kesimpulan bahwa dalam pelaksanaan siklus ketiga sudah   dapat mencapai indikator kinerja guru dalam pembelajaran yang menggembirakan dan sudah melebihi  kriteria yang telah ditentukan, Hal ini ditunjuyaitu rata-rata penilaian kinerja guru dalam menyusun rencana pembelajaran mencapai angka 3,71 dan nilai kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran 3,74. Sedangkan hasil nilai rata-rata try out III 66,36. Oleh karena itu maka kegiatan penelitian berhasil.

E.  Pembahasan.
Untuk meningkatkan kinerja guru kelas VI Sekolah Dasar dalam penyusunan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran  di gugus Gajah Mada Kecamatan Tanggulrata  melalui supervisi klinis secara periodik.  penelitian dilaksanakan dalam tiga tahap (siklus).  Dalam pelaksanaannya dapat digambarkan sebai berikut :
1. Temuan sebelum dilaksnakan siklus, (Pra Siklus) antara lain :
a) Rata-rata guru kelas VI di gugus Gajah Mada apabila akan  melaksanakan pembelajaran tidak diawali/didukung perencanaan yang baik dan benar sehingga  terkesan seadanya.
b) Dalam pelaksanaan pembelajaran masih terlihat konvensional, maksudnya tanpa adanya  dukungan metode dan media yang cukup memadahi.
c) Belum terlihat langkah yang nyata untuk menyiapkan anak didiknya dalam rangka menghadapi UN. Nilai kinerja guru dalam pembelajaran  dapat dilihat pada grafik di bawah ini.





Gambar 1: Grafik Keberhasilan Penyusunan Perencanaan Pembelajaran 
(Pra Siklus)


Gambar 2: Grafik Keberhasilan Pelaksanaan Pembelajaran (Pra Siklus)



2. Temuan-temuan pada siklus pertama, antara lain:
a) Semua guru kelas enam se-gugus Gajah Mada dan supervisor telah membuat  komitmen bersama untuk meningkatkan kinerjanya dalam melaksanakan pembelajaran yang baik.
b) Supervisor telah melaksanakan supervisi klinis ke sekolah-sekolah segugus Gajah Mada Kecamatan Tanggulrata secara periodic setiap 15 hari sekali.
c) Supervisor bersama dengan guru menelaah hasil supervisi yang berupa penilaian kinerja guru dalam pembelajaran.
d) Dari hasil rekapitulasi dan analisis nilai siklus pertama dapat disimpulkan bahwa, kinerja guru kelas enam dalam melaksanakan pembelajaran di sekolahnya sudah ada peningkatan namun belum dapat mencapai indikator kinerja  yang ditetapkan.
e) Perlu diadakan kegiatan tindakan pada siklus berikutnya untuk memperbaiki dengan menambah waktu dalam melaksanakan supervisi klinis.
f) Sudah ada peningkatan prestasi hasil tyi out siswa walaupun belum dapat mencapai indikator kinerja yang ditetapkan.


Gambar 3: Grafik Hasil Penilaian Kinerja Guru dalam Penyusunan Perencanaan Pembelajaran (Siklus I)





Gambar 4: Grafik Hasil Penilaian Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran
( Siklus 1 )


3.  Temuan-temuan pada siklus II, antara lain:
a. Peneliti melaksanakan supervisi klinis dengan intensitas waktu setiap 10 hari sekali.
b. Guru telah berkomitmen untuk meningkatkan kinerjanya dalam memperbaiki pembelajaran.
c. Supervisor sekaligus sebagai peneliti berkomitmen meningkatkan dan melaksanakan supervisi klinis secara periodik.
d. Dari hasil analisa penilaian kinerja guru kelas enam dalam pembelajaran diperoleh informasi bahwa, guru kelas enam di gugus Gajah Mada Kecamatan Tanggulrata secara keseluruhan telah melaksanakan kegiatan peningkatan kinerja dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran pada siklus kedua.  serta berlangsung lebih baik serta prestasi hasil belajar anak yang akan di UN-kan meningkat.
e. Supervisor telah melaksanakan kegiatan supervisi klinis dengan baik.
f. Dengan peningkatan kinerja guru kelas enam di gugus Gajah Mada Kecamatan Tanggulrata  dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran serta pelaksanaan supervisi klinis secara periodik maka kriteria keberhasilan kegiatan ini dapat tercapai dengan maksimal.
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat terjadinya peningkatkan kinerja para guru kelas enam Sekolah Dasar di gugus Gajah Mada Kecamatan Tanggulrata Kabupaten Gunung Jaya dalam menyusun perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan efektif dan efisien melalui kegiatan supervisi klinis. Hal ini juga dapat dilihat pada hasil kinerja pada siklus II yang dapat digambarkan pada grafik 5 di bawah ini.

Gambar 5: Grafik Hasil Penilaian Kinerja Guru dalam Perencanaan Pembelajaran
( Siklus 2 )


Gambar 6: Grafik Hasil Penilaian Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran
( Siklus 2 )


3.  Temuan-temuan pada siklus ketiga, antara lain:
 a. Peneliti selaku pengawas melakukan supervisi klinis secara periodik setiap 5 hari sekali. hal ini dilakukan untuk memperbaiki tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus II. Intensitas supervisi klinis yang dilakukan pada siklus II masih kurang dan perlu ditambah. Oleh karena itu, pada siklus III intensitas waktu diperbaiki  dengan cara menambah waktu supervisi klinis setiap 5 hari sekali.
b. Guru telah merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dengan baik.
c. Supervisor sekaligus sebagai peneliti berkomitmen meningkatkan dan melaksanakan supervisi klinis secara periodik terhadap satuan pendidikan dalam wilayah binaannya.
d. Dari hasil analisa penilaian kinerja guru kelas enam dalam pembelajaran sampai siklus 3 diperoleh informasi bahwa, guru kelas enam di gugus Gajah Mada Kecamatan Tanggulrata secara keseluruhan telah melaksanakan kegiatan peningkatan kinerja dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran pada siklus ketiga  berlangsung amat baik hal ini diharapkan akan berdampak pada prestasi hasil belajar yang dapat dilihat pada rata-rata nilai try out kelas VI yang ketiga.
e. Dengan peningkatan kinerja guru kelas enam di gugus Gajah Mada Kecamatan Tanggulrata  dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran serta pelaksanaan supervisi klinis secara periodik maka kriteria keberhasilan kegiatan ini dapat tercapai dengan maksimal.

Berdasarkan analisis dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan pada siklus ketiga ternyata dapat dilihat peningkatan kinerja pada grafik 7 di bawah ini.


Gambar 7: Grafik Hasil Penilaian Kinerja Guru dalam Perencanaan Pembelajaran
( Siklus 3 )



Gambar 8: Grafik Hasil Penilaian Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran
( Siklus 3 )


BAB  V
PENUTUP

A. Kesimpulan.
Pelaksanaan supervisi klinis secara periodik dapat meningkatkan kinerja guru kelas VI  dalam penyusunan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran di Gugus Gajah Mada Kecamatan ,................ Hal ini dapat dibuktikan adanya hal-hal sebagai berikut:
a. Ada perubahan pola mengajar guru, dan penerapan model-model  pembelajaran yang variasi..
b. Guru mampu melaksanakan pembelajaran secara optimal, artinya guru mampu memenuhi hampir semua indikator-indikator dalam Alat Penilaian Kinerja Guru (APKG) dalam perencanaan dan pelaksanakan pembelajaran.
c. Guru mampu mengajar sesuai dengan tuntutan standar proses (Permendiknas no. 41 tahun 2007)
d. Ada peningkatan prestasi hasil belajar siswa yang ditandai dengan perolehan nilai try out  yang semakin meningkat.

B. Saran-Saran
1.  Bagi Guru.
a. Guru diharapkan lebih konsisten dan lebih banyak berlatih seta belajar agar menjadi guru yang lebih profesional sehingga dapat  melaksanakan pembelajaran yang baik, yang pada akhirnya akan memberikan dampak positif pada mutu pembelajaran di kelas yang akhirnya dapat meningkatkan terhadap hasil belajar siswa.
b. Perlu penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan Kinerja guru dalam memperbaiki  pembelajaran melalui supervisi klinis pada guru kelas yang lainnya.  
2. Bagi Supervisor ( Kepala Sekolah dan Pengawas )
a. Perlu banyak belajar tentang teknik-teknik supervisi agar dapat melakukan perubahan dalam memberikan bimbingan dan pembinaan pembelajaran yang lebih efektif, inovatif kepada guru, sehingga  pengawas dapat menjadi agen pembaharuan/perubahan dalam melaksanakan pembelajaran, agar mutu pendidikan dapat terus maju selaras dengan tuntutan  perkembangan dunia pendidikan.
b. Hendaknya pengawas /kepala sekolah mau dan mampu melaksanakan supervisi klinis secara periodik untuk membantu guru dalam memperbaiki kinerjanya.







DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2010. Standar Kompetensi Pengawas. Jakarta.

Ditjen Dikti. 2008. Sertifikasi Guru dalam Jabatan Buku 2. Jakarta: Dirjendikti Konsersium Sertifikasi guru.

Ismail Kusmayadi. 2011. Guru Juga Bisa Menulis. Bandung: Tinta Emas.

Kang Arul.2010. A Complete Guide for Writerpreneurship. Yogyakarta:Citra Media.

Martinis Yamin. 2005. Standar Kompetensi Guru Profesional. Jakarta: Rineka Cipta.

Mukhsin Ahmadi. 2006. Keterampilan Menulis. Jakarta:Rineka Cipta.

Permendiknas Nomor 2005. tentang Standar kualifikasi  dan Kompetensi Pendidik. Jakarta: Depdiknas.

Permendiknas Nomor 18 tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan. Jakarta: Depdiknas.

Poerwadarminto W.J.S. 1991. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka.
Pusat Pengembangan tenaga kependidikan, Badan BSDM dan PMP Kemendiknas. Buku Kerja pengawas Sekolah. Jakarta.

Revolta. 2006. Menulis Artikel Ilmiah Populer. Jakarta: Cakrawala Indonesia.


Samini. M.dkk. 2006. Mengenal Sertifikasi Guru di Indonesia. Ttp:SIC dan APPI.

Sudarwan Danim. 2010. Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung: Alfabeta.

Suharjono,Suparno, Supardi, Abdul aziz H. dkk.2011. Publikasi Ilmiah.  Jakarta: Cakrawala Indonesia.

Suharjono. 2010. Penelitian Tindakan Sekolah dan Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Cakrawala Indonesia dan LP3Universitas Negeri Malang.

Suharsimi Arikunto. 2010. Penelitian Tindakan untuk Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas. Yogyakarta: Aditya Media.

Soeseno. 2005. Menulis Ilmiah Populer. Bandung: Alfabeta.

Tarigan. 2000. Keterampilan Menulis. Bandung: Rosda karya.

Tartanto. 2005. Menulis ilmiah . Jakarta: Cakrawala Indonesia.

Undang-Undang Republik Indonesia  Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: CV Eka jaya.

Yus Rusyana. 2006. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Zainal Arifin. 2011. Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Post a Comment