MAKALAH PERPUSTAKAAN SEKOLAH MENUMBUHKEMBANGKAN BUDAYA LITERASI DAN NUMERASI SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI WONODADI

MAKALAH PERPUSTAKAAN SEKOLAH MENUMBUHKEMBANGKAN BUDAYA LITERASI DAN NUMERASI SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI WONODADI

Contents [Show Up]

MAKALAH PERPUSTAKAAN SEKOLAH  MENUMBUHKEMBANGKAN BUDAYA LITERASI DAN NUMERASI SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI WONODADI

Puji syukur kehadirat Allah SWT  yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Perpustakaan Sekolah Menumbuhkembangkan Budaya Literasi Dan Numerasi Siswa SD Negeri Wonodadi  Kecamatan Buayan 

Makalah  ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan Makalah Perpustakaan Sekolah Menumbuhkembangkan Budaya Literasi Dan Numerasi Siswa SD Negeri Wonodadi  Kecamatan Buayan.

MAKALAH PERPUSTAKAAN SEKOLAH  MENUMBUHKEMBANGKAN BUDAYA LITERASI DAN NUMERASI SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI WONODADI

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin member saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah  ini.

 Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari Makalah Perpustakaan Sekolah Menumbuhkembangkan Budaya Literasi Dan Numerasi Siswa SD Negeri Wonodadi  Kecamatan Buayan ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

 

                                                                              

Disusun Oleh :


Nama : MUHAMAD NUR MAKHASIN, S.Ag

NIP : 19770515 200801 1 032


PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN

DINAS PENDIDIKAN 

SD NEGERI WONODADI KECAMATAN BUAYAN


HALAMAN PENGESAHAN

Makalah ”Perpustakaan Sekolah Menumbuhkembangkan Budaya Literasi Dan Numerasi Siswa SD Negeri Wonodadi  Kecamatan Buayan”  disusun oleh:

Nama :  MUHAMAD NUR MAKHASIN. S. Ag

NIP. :  19770515 200801 1 032

Pangkat/ Gol. Ruang :  Penata TK I  , III/ D

Unit Kerja :  SD Negeri Wonodadi

Koorwil Bidang Pendidikan Kecamatan Buayan,   Kabupaten Kebumen 

digunakan sebagai lampiran Publikasi Ilmiah dalam Pengajuan Angka Kredit (PAK) tahun 2021


Buayan, 31 Desember 2021

Mengetahui Pengawas Sekolah




KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT  yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Perpustakaan Sekolah Menumbuhkembangkan Budaya Literasi Dan Numerasi Siswa SD Negeri Wonodadi  Kecamatan Buayan 

Makalah  ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan Makalah Perpustakaan Sekolah Menumbuhkembangkan Budaya Literasi Dan Numerasi Siswa SD Negeri Wonodadi  Kecamatan Buayan.

 

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin member saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah  ini.

 

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari Makalah Perpustakaan Sekolah Menumbuhkembangkan Budaya Literasi Dan Numerasi Siswa SD Negeri Wonodadi  Kecamatan Buayan ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Buayan ,   Desember  2021

Penyusun


Muhamad Nur Makhasin, S.Ag  

NIP. 19770515 200801 1 032


DAFTAR ISI


Halaman Judul………………………………………………………………. i

Pengesahan………………………………………………………………….. ii

Kata Pengantar………………………………………………………………. iii

Daftar Isi…………………………………………………………………….. iv

Bab  I  PENDAHULUAN

1. Latar Belakang……………………………………………………… 1

2. Permasalahan……………………………………………………….. 3

3. Pemecahan Masalah ………………………………………………...5

Bab II   KAJIAN TEORI DAN LANDASAN

1. Hakikat……………………………………………………………… 10

2. Fungsi………………………………………………………………. 10

Bab  III  LAYANAN PERPUSTAKAAN

Peminjaman………………………………………………………...

Prosedur Peminjaman……………………………………………...

Prosedur Pengembalian…………………………………………….

Jam Perpustakaan……………………………………………..........

Bimbingan Minat Baca…………………………………………….

Iterasi Dan Numerasi……………………………………………....


Bab  IV  SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan…………………………………………….......................

Saran……………………………………………...........................22

22

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1. Foto Perpustakaan

2. Foto Kegiatan Literasi


BAB I

PENDAHULUAN


1. Latar Belakang

Gerakan Literasi Sekolah merupakan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bersifat partisipatif dengan melibatkan warga sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, pengawas sekolah, Komite Sekolah, orang tua/wali murid peserta didik), akademisi, penerbit, media massa, masyarakat (tokoh masyarakat yang dapat merepresentasikan keteladanan, dunia usaha, dll.), dan pemangku kepentingan di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.


Gerakan Literasi Sekolah adalah gerakan sosial dengan dukungan kolaboratif berbagai elemen, salah satunya adalah perpustakaan sekolah. Namun kondisi yang ada, sebagian besar perpustakaan, tidak terkecuali perpustakaan sekolah, mulai dari gedung, personalia, koleksi, alat perlengkapan, dan sistemnya serta fungsinya adalah sangat rendah dan memerlukan penanganan segera.

Dari pernyataan diatas dapatlah digaris bawahi bahwa keadaan

perpustakaan sekolah di Indonesia masih belum berkembang, belum berfungsu maksimal dan memerlukan penanganan dengan segera. Terutama perpustakaan Sekolah Dasar. 

Hal ini sangat menghawatirkan, karena siswa Sekolah Dasar akan memasuki

pendidikan yang lebih tinggi dimana kemandirian seorang siswa sangat menentukan berhasil tidaknya pendidikan mereka di tingkat pendidikan tinggi.


Sistem Perpustakaan Di Indonesia


Perpustakaan sekolah pada umumnya di Indonesia memiliki system yang baku. Seperti diterangkan di atas bahwa keadaan perpustakaan di Indonesia pada umumnya masih jelek. Begitu pula perpustakaan Sekolah Dasar.

Walaupun ada beberapa perpustakaan yang dapat kita sebut “bagus”  tetapi belum mencerminkan keadaan perpustakaan Sekolah Dasar di Indonesia.

Perpustakaan sekolah memberikan layanan kepada anggota masyarakat di sekolah yaitu guru, murid, kepala sekolah dan staf administrasi lainnya, dan juga memberikan layanan kepada orang tua murid. 


Pada perpustakaan sekolah fungsi “edukasi” harus diutamakan.

Karena itu layanan perpustakaan harus diusahakan untuk mensukseskan proses belajar mengajar di sekolah yang harus dilayani terutama guru dan murid.Guru terlebih dahulu diberi kesempatan untuk mengembangkan ilmu sesuai dengan apa yang mereka ajarkan. Pengetahuan umum mereka harus tinggi dibandingkan dengan orang kebanyakan. Hal ini bias meningkatkan kewibawaan mereka di depan murid. Guru harus menunjukkan rasa ingin tahu terhadap suatu masalah, apalagi mengenai bidang yang mereka ajarkan. Guru harus meningkatkan minat atau

kebiasaan membaca di perpustakaan. Kalau minat membaca mereka sudah tinggi, dan mereka biasa di perpustakaan, mereka tidak canggung lagi mengajar, mantap dalam mendidik siswa dan bisa mengerahkan siswa mereka untuk meramai-ramai mempergunakan perpustakaan,. Guru harus menjadi contoh dalam menggunakan perpustakaan.


Dengan menyediakan bahan pustaka dan ruang untuk membaca, diskusi dan berbagai kegiatan guru untuk mengembangkan pengetahuan dapat dilaksanakan dengan batik. Dengan demikian dapat diharapkan guru akan mampu berpenampilan yang baik dan lebih berwibawa. Kalau mereka sudah “perpustakaan minded” mereka akan dapat mengajar mengajak anak didik mereka, dalam menggunakan dan mencari informasi di perpustakaan.


Untuk perpustakaan sekolah, yang harus diberikan prioritas layanan kepada guru terlebih dahulu. Dengan para guru inilah pustakawan harus bekerjasama. Baru setelah guru “digarap” kemudian pelayanan diberikan kepada murud-murid, staf administrasi dan kalau perlu orang tua murid.

Pemerintah sudah menetapkan beberapa keputusan tentang pembinaan perpustakaan sekolah termasuk perpustakaan Sekolah Dasar yaitu, Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 0103/1981 “Pokok-pokok kebijaksanaan pembinaan dan pengembangan perpustakaan di Indonesia”. Keputusan ini memberi dasar bagi pengembangan Perpustakaan Sekolah secara nasional.

Menurut SK tersebut, Perpustakaan Sekolah mengemban fungsi :

a. sebagai pusat kegiatan belajar mengajar,

b. pusat penelitian sederhana

c. pusat membaca guna menambah ilmu pengetahuan,

d. tempat rekreasi


2. Permasalahan Yang Ada di Sekolah Dasar Negeri Wonodadi


Bidang Perpustakaan Sekolah Pusat Pembinaan Perpustakaan telah mengadakan suatu penelitian tentang keadaan perpustakaan diIndonesia. Dari penelitian tersebut diperoleh :

1. Banyak sekolah belum menyelenggarakan perpustakaan.

2. Banyak perpustakaan sekolah yang belum menyelenggarakan layanan   

    secara semestinya, dan hanya merupakan tempat penyimpanan buku belaka.                                    

3. Ada beberapa perpustakaan sekolah yang telah terselenggara

    secara memadai, tetapi belum jelas mengaitkannya dengan kegiatan

    belajar mengajar

4. Keberadaan dan kegiatan perpustakaan sekolah sangat tergantung

    dari sikap Kepala Sekolah, karena beliaulah yang memegang kebijaksanaan dalam pendanaan

5. Tidak adanya tenaga pustakawan yang tetap, kebanyakan perpustakaan dikelola oleh seorang guru yang setiap saat dapat dimutasikan

6. Pekerjaan pustakawan kurang disukai, dan bahkan dianggap lebih rendah dari tugas guru. Ada perpustakaan yang pengelolaannya diserahkan kepada petugas tata usaha

7. Koleksi perpustakaan sekolah umumnya sangat lemah dan belum terarah

8. Layanan perpustakaan belum dilaksanakan dengan ketentuan karena  kurangnya tenaga yang terdidik

9. Sumber dana yang sangat terbatas

10.Banyak sekolah tidak mempunyai ruangan khusus yang sesuai standar 

     untuk perpustakaan.


Selanjutnya Perpustakaan Sekolah hendaknya membuat murid dan guru untuk gemar membaca. Pandai menggunakan waktu senggangnya untuk membaca. Sebab sebenarnya membaca itu membuat kita menjadi cerdas dan memberikan banyak pengalaman yang sangat berharga. Kepandaian membaca bisa meningkatkan pengetahuan kita dan memperlancar jalannya pendidikan yang kita tempuh. Biasanya anak atau orang yang tidak bisa membaca akan mendapatkan kesulitan dalam sekolah dan hubungan kemasyarakatan. Murid yang demikian ini kalau di luar negeri mendapatkan apa yang disebut dengan “remedial reading”.  atau kalau disini “perlu dibimbing belajar”

.

Dewasa ini kita dihadapakn kepada sebuah situasi yang aneh. Kalau kita tinggal diam saja di rumah tidak mau melihat apa yang terjadi di luar, seakan dunia ini sudah demikian saja berlalu tanpa terasa kekuarangan suatu apa. Tetapi jika kita mau melihat keluar sejenak, maka kita akan melihat kemajuan dunia yang berputar semakin pesat, teknologi semakin maju dan pembangunan yang maha hebat telah dikerjakan oleh sebagian orang cerdas.


Kalau kita hanya mengikuti yang pertama, kita akan sangat ketinggalan dan lebih dari itu kita akan digilas oleh pembangunan, tahu-tahu rumah  kita digusur atau sudah jadi abu, karena akan dibangun sebuah usaha atau industri yang bermanfaat bagi kita. Karena itu kita harus memilih untuk mau menengok keluar, agar bisa melihat laju pembangunan. Bukan sekedar menjadi objek pembangunan, tetapi menjadi subjek pembangunan. 


Memalui darii perpustakaan kita ikut ambil bagian, “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Pembangunan adalah masalah teknologi, dan teknologi adalah

masalah informasi. Sedangkan informasi adalah masalahnya perpustakaan. 


Kalau mungkin kita memiliki teknologi canggih atau setidaknya memiliki informasinya. Dalam hal ini kita akan menyorot lebih dalam mengenai salah satu jenis perpustakaan, yaitu perpustakaan sekolah. Jenis perpustakaan ini

menjadi penting untuk diperhatikan, karena lembaga ini akan memberikan dasa dari segala dasar. Mengapa demikian ? dari perpustakaan sekolah diharapkan kita bisa menemukan kembali mutu pendidikan dasar kita, yang notabene akan menjadi dasar bagi pendidikan berikutnya atau menjadi bekal utama kita dalam menempuh kehidupan ini. 

Kita sering mendengar mutu guru yang sudah demikian merosot, mutu tersebut akan bisa kita tingkatkan kalau kita mau menengok ke perpustakaan. Dari perpustakaan sekolah ini diharapkan guru mau belajar lagi membaca apa yang berhubungan dengan masalah belajar mengajar. Di perpustakaan sekolah anak dapat mengembangkan minat mereka mencari bacaan dan memperkaya pengalaman melalui bacaan yang tersedia. Melalui perpustakaan sekolah diharapkan anak dapat mengembangkan keterampilan untuk mencari informasi untuk keperluan mereka secara mandiri. Mereka kita berikan wawasan mengenai “era informasi”. Kita jelaskan mengenai “era globalisasi”. Kita beri tahu cara mengatasi hidup dalam kedua era tersebut. Bagaimana perpustakaan bisa menjawab kedua tantangan tersebut. Untuk keperluan itu marilah kita tengok apa yang menjadi fungsi dan tugas perpustakaan sekolah.


3. Pemecahan Masalah

Tugas Dan Fungsi Perpustakaan Sekolah

Tugas dan fungsi perpustakaan sekolah tidak boleh menyimpang dari tugas dan fungsi sekolah di mana perpustakaan berada. Cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan di segala bidang dewasa ini membuat manusia sadar bahwa tugas sekolah tidak cukup melatih ingatan dan kemahiran dalam beberapa mata pelajaran saja. Isi pelajaran tidak dapat lagi dibatasi kepada si buku pelajaran dan metoda mengajar tidak cukup berdasarkan hafalan dan ingatan. Pendidikan bukan hanya menyampaikan pengetahuan dari guru dan buku pelajaran kepada anak didik, tetapi juga memberi kesempatan kepada anak didik untuk ikut aktif dalam usaha memperkaya pengetahuannya dengan usaha sendiri.


Pendidikan di zaman sekarang menginginkan agar mata pelajaran sebanyak mungkin di integrasikan. Batas-batas antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain makin kabur, dan terkadang hilang. Kurikulum tidak lagi dianggap sebagai seri mata-mata pelajaran yang mempunyai batas isi antara yang satu dengan yang lain. Isi pelajaran haruslah lebih mendekati pengalaman-pengalaman hidup yang sebenarnya agar tiap-tiap anak lebih mampu lagi mempersipakan diri untuk hari kemudian. Pelajaran harus mengikuti arah perkembangan anak didik dan dikendalikan oleh daya intelektualnya. Pelajaran dalam pendidikan modern lebih banyak memperhatikan kreativitas dan bakat-bakat individual anak-anak. Tetapi ada beberapa bidang pengetahuan dan kemahiran yang dianggap wajib dikuasai oleh tiap-tiap anak dan sekolah-sekolah harus mengajarkan mata-mata pelajaran inti ini kepada tiap anak. 


Setelah para pelajar makin tinggi kelasnya,  sebaiknya sudah mampu memupuk bakat-bakat tertentu yang mereka miliki dan memperluas pengetahuan di bidang yang sesuai dengan bakat masing-masing. Kurikulum yang hidup dinamis, serta proses belajar yang berdasarkan integrasi dan koordinasi ini memerlukan sumber-sumber pengetahuan yang luas dan beraneka : buku pelajaran, buku perpustakaan, berkala, famflet, gambar, peta, guntingan surat kabar (clippings) dan bahan-bahan audio visual. 


Perpustakaan sekolah diadakan bukan hanya sekedar melayani selera para pelajar untuk membaca buku buku penglipur lara. Perpustakaan itu harus dapat membantu para pelajar mengasah otak, memperluas dan memperdalam pengetahuan, melahirkan kecekatan. Perpustakaan itu harus dapat membantu anak-anak dalam aktivitas-aktivitas yang kurikuler dan extra-kurikuler. Dengan kata lain perpustakaan sekolah merupakan satu kesatuan integral (terpadu) dengan alat-alat pendidikan yang lain.

Secara garis besar tugas dan fungsi perpustakaan adalah sebagai

berikut :

1. Sebagai pusat belajar mengajar. Perpustakaan sekolah berfungsi membantu program pendidikan pada umumnya, serta sesuai dengan tujuan kurikulum masing-masing. Mengembangkan kemampuan anak menggunakan sumber informasi. Bagi guru, perpustakaan sekolah merupakan tempat untuk membantu guru mengajar, juga tempat bagi guru untuk memperkaya pengetahuan.

2. Membantu anak didik memperjelas dan memperluas pengetahuannya tentang suatu pelajaran di kelas dan mengadakan penelitian di perpustakaan

3. Mengembangkan minat, kemampuan, dan kebiasaan membaca yang

menuju kebiasaan mandiri

4. Membantu anak untuk mengembangkan bakat, minat dan kegemarannya

5. Membiasakan anak untuk mencari informasi di perpustakaan, kemudian anak mencari informasi dalam perpustakaan akan menolongnya kelak dalam pelajaran selanjutnya

6. Perpustakaan sekolah merupakan tempat memperoleh bahan rekreasi

sehat, melalui buku-buku bacaan fiksi

7. Perpustakaan sekolah memperluas kesempatan belajar bagi murid murid.

Koleksi yang lengkap serta variasi yang cukup, memperluas kesempatan pada pemakainya untuk menambah cakrawala pengetahuannya. Sebuah perpustakaan yang batik, dapat memberikan latihan kepada pelajar cara-cara mencari dan menemukan informasi dalam perpustakaan yang walau bagaimana besarnya, mereka akan mendapat keterampilan menemukan, menjaring, dan menilai informasi, kemampuan mereka menarik kesimpulan yang tepat akan terbina. Keterampilan-keterampilan ini sangat berguna bagai anak didik di hari kemudian.


Kebiasaan belajar sindiri memakai buku, majalah dan pustaka lainnya akan membawa manfaat besar dalam hidupnya. Dunia yang cepat maju menginginkan agar orang jangan berhenti belajar setelah meninggalkan bangku sekolah. Penemuan-penemuan baru tiap tahun menambah pengetahuan manusia dan ikut merubah hidupnya dan kita mau tidak mau harus berusaha agar dapat, bukan saja mengikuti perubahan-perubahan itu, tetapi juga ikut sumbangan terhadap kemajuan manusia.


TENAGA PENGELOLA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

Keberhasilan penyelenggaraan perpustakaan sebagain tergantung pada tenaga pengelolanya. Tersedianya tenaga pengelola yang terampil, bertanggung jawab serta penuh dedikasi memungkinkan berhasilnya penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Pengelola perpustakaan sekolah

bukanlah orang yang sekedar menjaga buku tetapi seorang pustakawan.

Untuk menjadi pustakawan perlu memenuhi persyaratan tertentu antara

lain menguasai teknik mengelola perpustakaan dan mampu mengintegrasikan kurikulum sekolah dengan kegiatan perpustakaan.


PUSTAKAWAN SEKOLAH

Seorang pustakawan sekolah hendaknya mampu menyebarluaskan isi dan pencapaian tugas perpustakaan membina dan mengembangkan minat baca anak. Sekolah merupakan alat untuk meletakkan dasar-dasar dan citra yang sebenarnya mengenai perpustakaan. Sekolah juga merupakan tempat pesemian minat dan kebiasaan membaca yang sangat potensial bagi anak-anak.


Besar kecilnya hasil yang dapat dicapai oleh perpustakaan sangat tergantung dari sifat-sifat guru yang tugaskan memegangnya. Perpustakaan dapat memberi kesan hidup bila petugasnya mencintai pekerjaannya, tahu seluk beluknya, mengerti peranannya dalam pendidikan modern, dapat menyelami jiwa anak-anak, dapat membuat guru dan murid merasa bahwa perustakaan itu ada di sekolah untuk melayani keperluan-keperluan intelektual, moral dan kultural mereka.

Guru pustakawan sekolah seharusnya mengetahui rencana pelajaran sekolah, agar ia dapat membantu guru dan pelajar. Ia harus menanamkan kebiasaan membaca buku-bukui lmiah dan juga harus pandai menanamkan kebiasan membaca buku-buku, baik yang bersifat hiburan, pelajaran sekolah, maupun buku penunjang kurikulum. Ia juga harus pandai menciptakan suasana yang menyenangkan dengan ruangan perpustakaan yang dapat membuat para pengunjungnya merasa senang membaca dan belajar didalamnya. Perlu sekali ia pandai bertindak sebab sebuah perpustakaan menginginkan ketertiban. Tetapi terlalu keras melaksanakan peraturan-peraturan itu dapat membuat orang takut memakai fasilitas-fasilitas perpustakaan. Dengan kebijaksanaan, petugas perpustakaan haruslah pandai menanamkan rasa tanggung jawab kepada anak-anak agar mereka ikut bekerjasama menjaga agar aturan-aturan itu jangan dilanggar.


BAB II

KAJIAN TEORI DAN LANDASAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH


1. Hakikat

1) Perpustakaan Sekolah merupakan usaha pendidikan secara aktif dan positif Perpustakaan sekolah menyelenggarakan pendidikan yaitu membangkitkan kegemaran dan minat baca, meningkatkan selera minat baca, membangkitkan minat terhadap hal-hal baru melalui buku-buku referensi, indeks, biografi dan lain sebagainya. Selanjutnya Perpustakaan Sekolah mendidik kerapihan, ketertiban disiplin dan tanggung jawab dalam menggunakan fasilitas yang tersedia

2) Perpustakaan Sekolah merupakan usaha penyedia jasa Perpustakaan mengadakan, mengolah, menyiapkan sampai siap pakai mengedarkan serta menyimpan dan memelihara bahan pustaka dan mengupayakan kegiatan membaca, berdiskusi, konsultasi, dan lain sebagainya

3) Perpustakaan sekolah merupakan usaha menyediakan sumber-sumber informasi. Perpustakaan sekolah menyediakan media informasi dalam bentuk

karya tulis, cetak dan terekam, seperti naskah, buku, terbitan berkala, surat kabar, brosur, folder, foto film, piringan hitam, pita rekam dan barang sejenis lainnya

4) Perpustakaan Sekolah merupakan tempat membaca untuk belajar

Para murid, batik secara perorangan, kelas maupun kelompok dapat membaca untuk belajar, untuk konsultasi, penelitian dan kegiatan sejenis lainnya.


2. Fungsi

Perpustakaan Sekolah sebagai perangkat perlengkapan pendidikan yang merupakan bagian yang terpadu dalam sistem kurikulum mempunyai tugas :

a. Menyerap dan menghimpun informasi guna kegiatan belajar dan mengajar;

b. Mewujudkan suatu wadah pengetahuan dengan administrasi dan organisasi yang sesuai sehingga memudahkan penggunaannya;

c. Menyediakan sumber-sumber rujukan yang tepat guna untuk kegiatan konsultasi bagi pengajar dan pelajar;

d. Menyediakan bahan-bahan yang bermanfaat bagi kegiatan rekreatif yang berkaitan dengan bidang budaya dan dapat meningkatkan selera, mengembangkan daya kreatif;

e. Melaksanakan layanan perpustakaan yang sederhana, mudah dan menarik sehingga pengajar dan pelajar tertarik dan dapat menjadi terbiasa dalam menggunakan perpustakaan


LANDASAN DAN SASARAN

1. Tujuan

a. Umum

Perpustakaan Sekolah diselenggaralkan sebagai suatu perangkat kelengkapan pendidikan untuk bersama dengan kelengkapankelengkapan

yang lain guna meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa berdasarkan sistem pendidikan yang berasaskan Pancasila dan UUD 1945

b. Khusus

Secara khusus Perpustakaan Sekolah diselenggarakan untuk :

1) Mengembangkan minat, kemampuan, dan kebiasaan membaca khususnya serta mendayagunakan budaya tulisan dalam sector kehidupan

2) Mengembangkan kemampuan mencari dan mengolah serta memanfaatkan informasi

3) Mendidik murid agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat dan berhasil guna

4) Meletakkan dasar-dasar kearah belajar mandiri

5) Memupuk minat dan bakat

6) Menumbuhkan aspirasi terhadap pengalaman imajinatif

7) Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalahmasalah

yang dihadapi dalam kehidupan atas tanggung jawab dan usaha sendiri

2. Sasaran

a. Terwujudnya Perpustakaan Sekolah yang berdaya guna dan berhasil guna perlu ditiap sekolah, suatu perpustakaan sekolah yang menjadi pusat kegiatan belajar dan mengajar. Disamping itu diharapkan agar dapat membantu pengembangan bakat dan minat para pelajar dan para pengajar serta dapat menyediakan bahan pustaka dalam jumlah dan mutu yang memadai di seluruh Indonesia.

b. Terbinanya anak didik sehingga gemar membaca, biasa membaca, terampil, merasa perlu selalu membaca dan meningkatkan gairah belajar dan mampu belajar secara mandiri, sehingga tercapai citacita pendidikan seumur hidup

c. Tercapainya tujuan pendidikan nasional


LANDASAN OPERASIONAL


Untuk pembinaan dan pengembangan disebutkan dan dipetikkan beberapa langkah yang telah diambil Pemerintah sebagai berikut :

1. Basic Memorandum Pendidikan menteri P dan K tertanggal 25

November 1970 Halaman 3.

a. Sekolah itu hendaknya merupakan bagian integral dari masyarakat sekitarnya. Sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup sekolah itu mempunyai dwifungsi : mampu memberikan pendidikan formal dan pendidikan informal, batik untuk para pemuda maupun untuk orang dewasa

2. Keputusan Presiden No. 44 tahun 1974 tertanggal Jakarta, 26 Agustus

1974 tentang Pokok-pokok Organisasi Depertemen

3. Keputusan Presiden No. 45 tahun 1974 tertanggal Jakarta, 26 Agustus

1975 tentang Susunan Organisasi Departemen

4. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0103/0/1981 tertanggal Jakarta 11 Maret 1981. Mengenai Pokok-pokok Kebijakan

Pembinaan dan Pengmbangan Perpustakaan di Indonesia

5. Surat Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan No. 2627/C/T.81, tertanggal 21 April 1981 tentang “Pembinaan Perpustakaan Sekolah” dan surat edaran/instruksi yang diterbitkan berikutnya

6. Buku “Perpustakaan Sekolah” terbitan Proyek Pengembangan Perpustakaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1981

7. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah : Dasar, Menengah

Pertama dan Menengah Atas, terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,

Direktorat Sarana Pendidikan, Proyek Pembakauan Sarana Pendidikan tahun 1983


POLA PELAKSANAAN


1. Perpustakaan Sekolah didirikan pada setiap jenis dan jenjang sekolah

2. Sebelum adanya peraturan perundang-undangan yang mengatur

Pembentukan Susunan Organisasi dan tatakerja Perpustakaan Sekolah, pendirian / penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah dilaksanakan berdasarkan Surat Edaran Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah No. 2627/C/T.81, tertanggal 21 April 1981, dan dikuatkan dengan Keputusan Kepala Sekolah

3. Pembinaan di daerah dilaksanakan oleh Kantor Wilayah Pendidikan dan Kebudayaan setempat

4. Perpustakaan Daerah di tiap Ibu Kota Propinsi sebagai pemegang pelimpahan wewenang dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia berkewajiban membina bidang perpustakaan dan pendidikan tenaga.


ORGANISASI DAN TATALAKSANA

Organisasi dan tata laksana Perpustakaan Sekolah

menggambarkan kedudukan Perpustakaan Sekolah sebagai :

1. Perangkat Pendidikan di sekolah :

a. merupakan bagian integral dari sekolah

b. berfungsi sebagai pusat belajar mengajar, pusat informasi, pusat

penelitian sederhana dan rekreasi sehat

c. sejajar dengan sarana pendidikan di sekolah seperti laboratorium,

keterampilan, olah raga dan kesehatan dan lain-lain.

2. Unit pelaksana teknis pendidikan sekolah :

a. Perpustakaan Sekolah dipimpin oleh seorang kepala perpustakaan yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan tanggung jawab kepada kepala sekolah. Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari ia dapat dibantu oleh satu atau dua orang tenaga

b. Perpustakaan Sekolah melaksanakan tugas kegiatan :

1. Teknis : Yang mencakup: pengadaan, pengolahan (pembuatan katalog, penyelesaian) penyusunan buku dan kartu katalog

2. Layanan : Layanan sirkulasi, layanan buku rujukan, dan layana membaca

3. Mata rantai dalam sistem nasional layanan perpustakaan.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan menyediakan dan menyebarluaskan informasi perpustakaan dapat melakukan kerjasama dengan :

- Perpustakaan Daerah

- Perpustakaan Umum

- Perpustakaan Keliling

- Guru-guru bidang studi

- Organisasi masyarakat

- OSIS, Pramuka,

- Perpustakaan sekolah lain

- Perpustakaan Nasional

Kerjasama tersebut dilaksanakan berdasarkan tata laksana dan prosedur yang disetujui bersama



BAB III

LAYANAN PERPUSTAKAAN


Layanan perpustakaan sekolah bertujuan untuk menyajikan informasi guna kepentingan pelaksanaan proses belajar mengajar dan rekreasi bagi semua warga sekolah dengan mempergunakan bahan pustaka. Agar dapat melaksanakan layanan dengan baik perpustakaan sekolah hendaknya oleh kepala perpustakaan atau petugas perpustakaan yang aktif.

Berbagai aktifitas layanan perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut :

1. Meminjamkan buku-buku

2. Melayani kebutuhan-kebutuhan pelajaran dalam kelas

3. Menyediakan sumber-sumber informasi bagi murid atau guru perorangan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan murid atau guru tentang berbagai jenis sekolah

4. Sekolah yang mempunyai perpustakaan yang dikelola dengan baik ditempatkan dalam ruangan yang cukup besar dengan mebeler yang memadai dapat mengadakan “Jam Perpustakaan”

5. Mendidik anak untuk dapat mencari informasi secara mandiri

6. Melatih anak untuk mahir dalam menggunakan bahan perpustakaan :

memakai kamus, ensiklopedia, membaca peta dan globe, mengadakan

penelitian sesuai dengan tugas dari guru.

Mengenai fungsi perpustakaan untuk meminjamkan buku-buku dan untuk mengadakan “Jam Perpustakaan” dibawah ini kita uraikan lebih lanjut.


PEMINJAMAN

Sebaiknya perpustakaan mempunyai peraturan tentang peminjaman yang mencakup hal-hal seperti dibawah ini :

1. Hari Peminjaman

Menentukan hari-hari peminjaman diserahkan kepada kebijaksanaan masing-masing sekolah. Sebaiknya kesempatan meminjam diberikan pada setiap hari kerja. Kalau tidak mungkin sebaiknya paling sedikit 2 x seminggu. Waktu istirahat mungkin tertalu singkat untuk

keperluan ini. Dalam hal ini kepala perpustakaan dan anak-anak yang membantu sebaiknya bersedia mengorbankan waktu mereka, misalnya setelah jam pelajaran selesai, perpustakaan di buka selama setengah jam

Hari peminjaman ini bila perlu diatur berganti menurut kelas, agar ruangan

perpustakaan tidak terlalu penuh dengan murid-murid.


2. Lama Peminjaman

Bila buku perpustakaan banyak jumlahnya, seorang murid dapat diberi izin meminjam 2 atau lebih buku-buku sekaligus. Peraturanperaturan mengenai : waktu peminjaman, lama peminjaman, jumlah buku yang boleh dipinjam sekaligus, kecuali diumumkan dengan lisan, juga dibuat tertulis dan di tempel di papan pengumuman sehingga tiap murid dapat membacanya. Kalau mungkin buatkan brosur atau pamflet yang bisa dibagi-bagikan kepada pengunjung yang memerlukannya.


3. Sanksi Perpustakaan

Tindakan-tindakan yang perlu dilaksanakan terhadap hal-hal yang dapat terjadi pada buku-buku yang dipinjamkan, seperti keterlambatan mengembalikan buku, buku hilang, buku rusak dan lain-lain. Kebiasaan disetipa perpustakaan, pengunjung tidak diperkenankan membawa tas masuk ke dalam ruang perpustakaan. Semua tas dititipkan kepada petugas bagian pelayanan sebelum masuk ruang perpustakaan. 

Hal ini dilakukan untuk keselamatan bahan pustaka. Agar penitipan ini tertib dan dapat menghindari kekeliruan maka disediakan nomor tempat penitipan

tas dibuat berkotak-kotak ditempatkan dibelakang meja pinjaman.


4. Sistem Peminjaman

Banyak sistem yang dapat dipakai untuk meminjamkan dan mengembalikan buku, tergantung dari besar kecilnya koleksi buku sesuatu perpustakaan dan jumlah pembaca (murid) yang dilayani.


Pada dasarnya setiap sistem peminjaman dan pengembalian buku harus

mengandung hal-hal berikut :

- dapat dijalankan dengan mudah dan tidak makan waktu yang lama

- sejauh mungkin dapat menghindarkan kemungkinan buku hilang


PROSEDUR PEMINJAMAN BUKU

Setiap kali seorang murid meminjam buku, lakukanlah hal-hal seperti dibawah ini :

1. Ambillah kartu buku dari kantong buku. Tuliskan tanggal buku itu harus dikembalikan pada lajur tanggal kembali. Mintalah kantong pinjaman beserta kartu buku itu.

2. Catatlah tanggal buku itu harus kembali dalam lembar pengembalian yang ditempelkan pada buku. Catatan ini merupakan peringatan bagi murid yang meminjam buku itu, tanggal berapa ia harus mengembalikan buku itu.

3. Setelah jam peminjaman selesai susunlah kantong-kantong peminjam dalam kotak karton yang telah disediakan. Penyusunan dilakukan menurut tanggal buku kembali. Sususnan itu baiknya memakai kartu penunjuk untuk bulan dan tanggal. Kartu penunjuk ini harus dibuat lebih tinggi dari kartu buku, sehingga angka-angka yang ditulis diatasnya menonjol di atas buku. Kantong kartu buku-buku yang sedang di jilid, diperbaiki, hilang, dipinjam perpustakaan lain harus ditagih dan sebaiknya dibuatkan juga kotak-kotak tersendiri seperti kotak untuk kartu-kartu buku yang sedang dipinjam. Dengan demikian semua buku yang keluar dari perpustakaan, kartunya terkumpul dalam kotak-kotak. Sistem peminjaman ini memungkinkan kita dapat mengetahui beberapa hal, diantaranya :

4. kita dapat mengetahui buku-buku yang harus kembali pada tanggal tanggal tertentu. Kija terlambat kita dapat menegur peminjam bersangkutan.

5. Pada kartu buku kita dapat melihat apakah sesuatu buku dapat dibaca atau tidak, kalau kebetulan buku batik, tetapi peminjamannya tidak banyak, buku itu harus diperkenalkan kepada murid-murid.

PROSEDUR PENGEMBALIAN BUKU

Kalau seorang peminjam mengembalikan buku, ambilah tindakan sebagai 

berikut :

a. Ambillah kartu buku dari kotak ke kantong buku. Kantong peminjam dikembalikan kepada pemiliknya

b. Coretlah tanggal catatan harus kembali pada lembar pengembalian jika buku terlambat

C. Setelah a dan b dilakukan, kembalikanlah buku kedalam rak secepat mungkin.

Catatan :

Mengembalikan buku ke dalam rak harus dilakukan oleh guru pustakawan atau pelajar-pelajar yang khusus membantu di perpustakaan dan jangan oleh peminjam sendiri.


JAM PERPUSTAKAAN

Sekolah-sekolah yang telah mempunyai perpustakaan yang diselenggarakan dengan batik dan ditempatkan dalam ruangan yang cukup besar dengan alat-alat mobiler yang memadai dapat mengadakan “Jam Perpustakaan”. Ruang perpustakaan harus besar, sebab pada jam ini murid-murid satu kelas mengadakan kegiatan di perpustakaan. Karena itu ruang harus dapat menampung mereka. Murid-murid diharuskan secara klasikal mengadakan penyelidikan-penyelidikan tentang berbagai seni subjek yang berhubungan dengan kurikulum sekolah. 


BIMBINGAN MINAT BACA

Sesuai dengan fungsi dan tujuannya, perpustakaan sekolah memegang peranan penting dalam peningkatan bimbingan minat baca. Perpustakaan membantu mendorong dan mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca yang menuju kebiasaan belajar mandiri. Untuk itu perlu fasilitas dan pelayanan yang baik dari perpustakaan salah satunya adalah koleksi perpustakaan.

Dalam meningkatkan bimbingan minat baca, tentu kita tidak terlepas dari bahan bacaan itu sendiri yang dalam hal ini adalah koleksi perpustakaan. Koleksi perpustakaan hendaknya lengkap, berimbang, sesuai dengan tingkat anak, jenjang dan jenis sekolah, dan terselektif dengan baik.


LITERASI DAN NUMERASI

Literasi

Literasi lebih dari sekadar membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori. Di abad 21 ini, kemampuan ini disebut sebagai literasi informasi. Ferguson menjabarkan komponen literasi informasi sebagai berikut: 

1. Literasi Dasar (Basic Literacy), yaitu kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung. Dalam literasi dasar, kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating), mempersepsikan informasi (perceiving), mengomunikasikan, serta menggambarkan informasi (drawing) berdasar pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi. 

2. Literasi Perpustakaan (Library Literacy), yaitu kemampuan lanjutan untuk bisa mengoptimalkan Literasi Perpustakaan yang ada. Maksudnya, pemahaman tentang keberadaan perpustakaan sebagai salah satu akses mendapatkan informasi. Pada dasarnya literasi perpustakaan, antara lain, memberikan pemahaman cara membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi referensi dan periodikal, memahami Dewey Decimal System sebagai klasifikasi pengetahuan yang memudahkan dalam menggunakan perpustakaan, memahami penggunaan katalog dan pengindeksan, hingga memiliki pengetahuan dalam memahami informasi ketika sedang menyelesaikan sebuah tulisan, penelitian, pekerjaan, atau mengatasi masalah.

Tujuan Literasi

Adapun setelah kita memahami pengertian Literasi diatas, hal ini tentunya kita sudah memiliki gambaran mengenai tujuan literasi, nah adapun tujuan literasi itu sendiri ialah sebagai berikut:


1. Membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan cara membaca berbagai informasi bermanfaat.

2. Membantu meningkatkan tingkat pemahaman seseorang dalam mengambil kesimpulan dari informasi yang dibaca.

3. Meningkatkan kemampuan seseorang dalam memberikan penilaian kritis terhadap suatu karya tulis.

4. Membantu menumbuhkan dan mengembangkan budi pekerti yang baik di dalam diri seseorang.

5. Meningkatkan nilai kepribadian seseorang melalui kegiatan membaca dan menulis.

6. Menumbuhkan dan mengembangkan budaya literasi di tengah-tengah masyarakat secara luas.

7. Membantu meningkatkan kualitas penggunaan waktu seseorang sehingga lebih bermanfaat.


Manfaat Literasi

Setelah melihat tujuan literasi yang begitu baik, hal ini tentunya masyarakat akan mendapatkan berbagai manfaat darinya, dan adapun beberapa manfaat literasi ialah sebagai berikut:


1. Menambah perbendaharaan kata “kosa kata” seseorang.

2. Mengoptimalkan kinerja otak karena sering digunakan untuk kegiatan membaca dan menulis.

3. Mendapat berbagai wawasan dan informasi baru.

4. Kemampuan interpersonal seseorang akan semakin baik.

5. Kemampuan memahami makan suatu informasi akan semakin meningkat.

6. Meningkatkan kemampuan verbal seseorang.

7. Meningkatkan kemampuan analisis dan berpikir seseorang.

8. Membantu meningkatkan daya fokus dan kemampuan konsentrasi seseorang.

9. Meningkatkan kemampuan seseorang dalam merangkai kata yang bermakna dan menulis.

Numerasi

Numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk (a)    menggunakan berbagai

macam bilangan dan simbol yang terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai konteks kehidupan sehari-hari dan (b) menganalisis informasi yang ditampilkan di dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan, dan lain sebagainya) lalu menggunakan interpretasi hasil analisis tersebut untuk memprediksi dan mengambil kesimpulan dan keputusan.


Secara sederhana, numerasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengaplikasikan konsep bilangan dan keterampilan operasi hitung di dalam kehidupan sehari-hari dan kemampuan untuk menginterpretasi informasi kuantitatif yang terdapat di sekeliling kita.


Tujuan mempelajari numerasi bagi peserta didik adalah sebagai berikut.

a. Mengasah dan menguatkan pengetahuan dan keterampilan numerasi peserta didik dalam menginterpretasikan angka, data, tabel, grafik, dan diagram.

b. Mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan literasi numerasi untuk memecahkan masalah dan mengambil keputusan dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan pertimbangan yang logis. 

c. Membentuk dan menguatkan sumber daya manusia Indonesia yang mampu mengelola kekayaan sumber daya alam (SDA) hingga mampu bersaing serta berkolaborasi dengan bangsa lain untuk kemakmuran dan kesejahteraan bangsa dan negara.  


Manfaat mempelajari literasi numerasi bagi peserta didik adalah sebagai berikut. 

a. Peserta didik memiliki pengetahuan dan kecakapan dalam melakukan perencanaan dan pengelolaan kegiatan yang baik. 

b. Peserta didik mampu melakukan perhitungan dan penafsiran terhadap data yang ada di dalam kehidupan sehari-hari. 

c. Peserta didik mampu mengambil keputusan yang tepat di dalam setiap aspek kehidupannya.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Siswa dapat memperoleh berbagai ilmu bila ada perpustakaan sekolah adapun koleksi perpustakaan sekolah berhubungan dengan mata pelajaran yang mereka pelajari dalam lingkungan sekolah.

Staff karyawan sekolah  juga bisa memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai temu kembali informasi yang ada di perpustakaan sekolah

2. Layanan perpustakaan sekolah bertujuan untuk menyajikan informasi guna kepentingan pelaksanaan proses belajar mengajar dan rekreasi bagi semua warga sekolah dengan mempergunakan bahan pustaka. Agar dapat melaksanakan layanan dengan baik perpustakaan sekolah hendaknya oleh kepala perpustakaan atau petugas perpustakaan yang aktif.

3. Dengan adanya perpustakaan sekolah, implementasi literasi dan numerasi  terhadap siswa siswi sekolah akan semakin mudah dan membangun budaya literasi dan numerasi akan semakin mudah.

Saran

1. Manfaatkan perpustakaan sekolah yang ada untuk membangun budaya literasi dan numerasi siswa siswi.

2. Pemerintah segera melengkapi perpustakaan sekolah dari segi sarana maupun prasarananya.

DAFTAR PUSTAKA

Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd, MODUL LITERASI NUMERASI  DI SEKOLAH DASAR, KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI  DIREKTORAT JENDERAL PAUD, PENDIDIKAN DASAR, DAN PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT SEKOLAH DASAR JAKARTA 2021

(http://www.bit.lipi.go.id/masyarakatliterasi/indep hp/membangun-perpustakaan-sekolahmodel? showall=1), diakses 25 april 2010)

https://www.amongguru.com/literasi-dan-numerasi-pengertian-perbedaan-dan-prinsip-penerapannya/

https://barki.uma.ac.id/2021/12/08/pengertian-literasi-menurut-para-ahli-tujuan-manfaat-jenis-dan-prinsip/

Imron, A. 2006. Manajemen Peserta Didik di Sekolah. Malang: Proyek OPF IKIP.

Kusmintardjo. 1992/1993. Pengelolaan Layanan Khusus di Sekolah (Jilid II). Malang: Proyek OPF IKIP.


LAMPIRAN

PERPUSTAKAAN SD NEGERI WONODADI TAMPAK DEPAN

PERPUSTAKAAN SD NEGERI WONODADI TAMPAK BAGIAN DALAM

PERPUSTAKAAN SD NEGERI WONODADI TAMPAK BAGIAN DALAM

KEGIATAN LITERASI DAN NUMERASI DI PERPUSTAKAAN

KEGIATAN LITERASI DAN NUMERASI DI HALAMAN

Post a Comment