RANGKUMAN KAJIAN WACANA BAHASA INDONESIA LENGKAP

KAJIAN WACANA BAHASA INDONESIA LENGKAP

Wacana naratif

Bentuk wacana yang dipergunakan untuk menceriterakan mementingkan urutan waktu, dituturkan pertama atau ketiga dalam waktu tertentu. Berorientasi pada pelaku dan keseluruhan bagian diikat oleh kronologis

Indonesia sebagi pemakai bahasa Indonesia dianjurkan untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Baik sesuai dengan konteksnya, selain tepat juga harus  benar.

KAJIAN WACANA BAHASA INDONESIA LENGKAP


1. Memahami konsep wacana

2. Memahami struktur wacana

3. Memahami ciri, tipe, dan tema wacana

4. Memahami dan menganalisis kohesi dan koherensi

5. Memahami prinsip dan analisis wacana

6. Menganalisis berbagai jenis dan bentuk wacana


Anton M Moeliono

Rentetan kalimat yang berkaitan ang menghubungkan proposisi yang satu dengan lainnya dalam kesatuan makna

HG Tarigan

Satuan bahasa paling lengkap, lebih tinggi dari klausa dan kalimat, kohesi dan koherensi yang baik, awal dan akhir yang jelas, berkesinambungan, secara lisan dan tertulis

Harimurti Kridalaksana

Direalisasikan dalam bentuk kata, kalimat, paragraf, atau karangan utuh yang membawa amanat lengkap


wacana

kalimat

klausa

frasa

kata

morfem

fonem


Unsur-unsur wacana

Unsur internal

Unsur eksternal


1. Unsur internal

Kata dan kalimat

Kalimat : serangkaian kata yang menyatakan pikiran dan gagasan yang lengkap dan logis

Kalimat: ucapan bahasa yang memiliki arti penuh dan batas keseluruhannya ditentukan oleh intonasi (sempurna)

Teks dan koteks

Teks; bahasa tulis, wacana; bahasa lisan, teks = naskah,  analisis teks: objek kajian kata dan kalimat, analisis wacana  melibatkan konteks tutran. Teks esensi wujud bahasa yang direalisasikan/ diucapkan dalam wacana

Koteks (co-text); teks sejajar, koordinatif, memiliki hubungan teks lain


2. Unsur Eksternal wacana

Implikatur

Presuposisi

Referensi

Inferensi

Konteks


Implikatur

Pengertian 

Grice; ujaran yang menyiratkan sesuatu yang berbeda dengan yang diucapkan (maksud/ keinginan

Jenis Implikatur

Implikatur konvensional ; pengertian yang bersifat umum dan konvensional, bersifat nontemporer/ tahan lama

Implikatur percakapan; makna dan pengertian bervariasi tergantung konteks, nonkonvensional


Presuposisi 

Turunan dari presupposition ‘perkiraan/ persangkaan/praanggapan’

Pengetahuan bersama, syarat yang diperlukan bagi benar-tidaknya suatu kalimat. Misalnya: Dheweke dagang, merupakan presuposisi bagi kebenaran kalimat Dagangane laris


Referensi 

Hubungan antara referen dengan lambang yang dipakai untuk mewakilinya. Referen : unsur luar bahasa yang ditunjuk oleh unsur bahasa

Referensi 

Hubungan antara referen dengan lambang yang dipakai untuk mewakilinya. Referen : unsur luar bahasa yang ditunjuk oleh unsur bahasa

Inferensi/ inference ‘simpulan’ 

Anton m Moeliono: proses yang harus dilakukan pembaca/pendengar untuk memahami makna yang secara harafiah tidak terdapat dalam wacana

Inferensi percakapan: proses interpretasi yang ditentukan oleh situasi, konteks dan aspek sosio-kultural

Dengan itu mitra tutur dapat menduga maksud penutur  dan dapat memberi respon


Jokowi pada hari pertama memulai memenuhi janjinya pada masyarakat pendukungnya

Iya di hari ini mulai rapat dengan semua kepala dinas

Setelah itu menelusuri kawasan-kawasan kumuh


Cara memahami

PA (Pinsip Analogi): berdasarkan akal atau pengetahuan/ pengalaman umumnya

PPL (Prinsip Penafsiran Lokal): berdasarkan konteks lokal yang melingkupi wacana


Konteks (dell Hymes)

Setting and scene: latar dan suasana. Latar bersifat fisik (tempat dan waktu) scene bersifat psikis (suasana psikologis yang menyertai tuturan)

P

Partisipants: peserta tutur (usia, pendidikan, latar sosial)

E

Ends: hasil/ tanggapan yang diharapkan dari penutur, tujuan akhir pembicaraan

A

Act sequences: pesan/ amanat (bentuk dan isi pesan) Pragmatig bentuk pesan : lokusi, ilokusi, dan perlokusi

K

Key: cara, nada, sikap atau semangat dalam melakukan percakapan

I

Instrumentalities: sarana / media percakapan

N

Norm: norma/ aturan yang membatasi percakapan

G

Genres: jenis  wacana


Macam konteks

Linguistik : kalimat-kalimat dalam wacana

Epistemis : latar belakang pengetahuan yang diketahui semua partisipan

Fisik : tempat, objek pembicaraan, tindakan para partisipan

Sosial: relasi sosio-kultural yang melengkapi hubungan partisipan


Keutuhan wacana

Kohesi : kepaduan bentuk yang secara struktural membentuk ikatan sintaktikal. Kohesi mencakup aspek gramatikal dan leksikal . 

Koherensi: kepaduan dan keterpaduan antarsatuan dalam teks, sehingga dalam wacana mengandung pertalian makna atau isi kalimat. Mencakup aspek semantik dan topikalisasi


Kohesi gramatikal

Kohesi 

Kohesi gramatikal: referensi, subtitusi, elipsis, konjungsi, 

Kohesi leksikal: sinonim, antonim, hiponim, repetisi, kolokasi,dan ekuivalensi


Kohesi gramatikal

Penggunaan kata/ kelompok kata untuk menunjuk kata/ kelompok kata lainnya

Ada dua jenis : eksoforik (di luar wacana) dan endotorik )dalam wacana). Endoforis terdiri atas anafora dan katafora

Terkait pula dengan kata ganti: orang, tempat, tunjuk

Substitusi: 

penggantian unsur bahasa yang satu dengan unsur bahasa yang lain 

Elipsis 

Proses penghilangan satuan kebahasaan lain

Tujuan untuk efektivitas dan efisiensi

Konjungsi 

Sarana perangkai unsur kewacanaan

Jenis: adversatif (namun, tetapi), kausal (sebab, karena), korelatif (apalagi, demikian juga),subordinatif (meskipun , kalau), temporal (sebelumnya, sesudahnya, lalu, kemudian)


Macam koherensi

1. Hubungan sebab-akibat

Kalimat yang satu bermakna sebab kalimat lain menjadi akibat

Ia tidak mungkin menemukan fiksi di perpustakaan itu. Koleksi perpustakaan itu jurnal ilmiah.

2. Hubungan sarana-hasil

Salah satu kalimat menjawab pertanyaan: mengapa hal itu dapat terjadi, dan hasil itu sudah tercapai

Mahasiswa itu dapat menyelesaikan studinya dengan tepat waktu. Tidak mengherankan karena ia rajin belajar dan sangat tekun

3. Hubungan alasan - sebab

Salah satu kalimat menjawab pertanyaan : apa alasannya?

Ia harus menyelesaikan studinya pada semester  ini. Sekarang ia sudah berada di semester ke empat belas.


4. Hubungan sarana - tujuan

Satu bagian menjawab pertanyaan: apa yang hrs, dilakukian untuk capai tujuan

Belajarlah dengnan rajin dan tekun. Studimu akan selesai tepat waktu

5. Hubungan latar - kesimpulan

Satu bagian menjawab pertanyaan: bukti apa yang menjadi dasar simpulan itu 

Kulit gadis itu sehat dan bersih. Nampaknya ia rajin merawat diri.

6. Hubungan kelonggaran - hasil

Satu bagian menyatakan kegagalan suatu usaha

Sudah lama aku di kota ini mencarinya. Alamat iitu tak juga kutemukan 


7. Hubungan syarat - hasil

Satu bagian menjawab pertanyaan: apa yang harus dilakukan/ keadaan apa yang harus dimunculkan untuk memperoleh hasil

Beri bumbu dan penyedap rasa yang  tepat. Masakanmu pasti enak.

8. Hubugan perbandingan

Saru bagian menyatakan perbandingan dengan bagian yang lain.

Pengantin itu sangat anggun. Seperti dewa-dewi dari kayangan.

9. Hubungan parafrastis

Satu bagian mengungkapkan isi bagian lain dengan cara yang berbeda

Saya tidak setuju dengan penambahan anggaran proyek itu, karena tahun kemarin dana tidak habis. Sudah saatnya menghemat uang rakyat.


10. Hubungan amplikatif

Satu bagian memperkuat/ menjelaskan bagian lain.

Dua burung itu jangan dipisahkan. Masukkan dalam satu kandang saja.

11. Hubungan aditif waktu

Simultan dan beruntun

Biar dia duduk dulu. Saya akan selesaikan pekerjaan itu. (simultan)

Kita sudah sampai di Yogya. Langsung ke Parangtritissaja. Habis itu baru belanja di Malioboro. (beruntun)

12. Hubungan identifikasi

Satu bagian sbg penjelas istilah yang ada di bagian lain

Tidak bisa masuk ke universitas itu tidak bearti bodoh. Kamu tahu nggak Einstein? Fisikawan genius itu juga pernah gagal masuk universitas.


13. Hubungan aditif non waktu

Para petani itu malas? Atau kurang beruntung

14. Hubungan generik - spesifik

Gadis model itu sangat cantik. Wajahnya bersih, matanya indah, bibirnya sangat menawan. Apalagi jalannya, luar biasa. 

15. Hubungan ibarat

Satu bagian memberikan gambaran perumpamaan/ ibarat

Kelihaiannya mengelola bisnis sungguh piawai. Memang dia seperti belut di lumpur basah


Klasifikasi wacana berdasarkan bentuk

Naratif : dipergunakan untuk menceriterakan, mementingkan urutan waktu, dituturkan pertama atau ketiga dalam waktu tertentu. Berorientasi pada pelaku dan keseluruhan bagian diikat oleh kronologis

Prosedural: memberikan petunjuk/ keterangan bagaimana sesuatu harus dilakukan

Ekspositori: menjelaskan sesuatu secara informatif, bahasa cenderung denotatif dan rasional. Ceramah ilmiah, artikel

Hortatori : untuk mempengaruhi pendengar/ pembaca  agar tertarik terhadap pendapat yang dikemukakan, sifatnya persuasif

Dramatik : berbentuk percakapan antar penutur, meminimalkan narasi di dalamnya

Epistoleri : dipergunakan dalam surat menyurat, memiliki bentuk dan sistem tertentu yang menjadi kebiasaan atau aturan

Seremonial: dipergunakan dalam kesempatan seremonial (upacara)

Pembaca yang budiman, jika Anda merasa bahwa artikel di blog ini bermanfaat, silakan bagikan ke media sosial lewat tombol share di bawah ini:
 
About - Contact Us - Sitemap - Disclaimer - Privacy Policy
Back To Top