Contoh PTK Matematika Kelas 1 ”Peningkatan Hasil Belajar Matematika Tentang Oprasi Hitung Penjumlahan Bersusun Melalui Metode Permainan Elang Dan Anak Ayam Bagi Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar/Madrasah

Contoh PTK Matematika Kelas 1 ”Peningkatan Hasil Belajar Matematika Tentang Oprasi Hitung Penjumlahan Bersusun Melalui Metode Permainan Elang Dan Anak Ayam Bagi Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar/Madrasah

Contents [Show Up]
Contoh PTK Matematika Kelas 1 ”Peningkatan Hasil Belajar Matematika Tentang Oprasi Hitung Penjumlahan Bersusun Melalui Metode Permainan Elang Dan Anak Ayam Bagi Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar/Madrasah
Claricha Agus. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Tentang Oprasi Hitung Penjumlahan Bersusun Melalui Metode Permainan Elang Dan Anak Ayam Bagi Siswa Kelas 1 Semester Ganjil Sekolah Dasar/Madrasah.......... Kecamatan ......... Kabupaten ......... Tahun Ajaran 2018/2019.
Kata kunci : Hasil belajar Matematika,  Metode Permainan Elang dan anak ayam
Contoh PTK Matematika Kelas 1 ”Peningkatan Hasil Belajar Matematika Tentang Oprasi Hitung Penjumlahan Bersusun Melalui Metode Permainan Elang Dan Anak Ayam Bagi Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar/Madrasah
Hasil belajar di Sekolah Dasar/Madrasah.....,Kecamatan ........., Kabupaten, Kabupaten
........., pada pelajaran Matematika selama ini masih rendah rata-rata nilai 51 dibanilai yang harus dicapai adalah 60 batas KKM yang ditetapkan.
Penelitian peningkatan hasil belajar matematika tentang oprasi hitung penjumlahan bersusun melalui metode permainan Elang dan anak ayam bagi siswa kelas 1 semester ganjil Sekolah Dasar/Madrasah..... Tahun 2018/2019 bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa  dalam pembelajaran matematika tentang operasi hitung  penjumlahan bersusun akan mampu meningkatkan hasil belajar siswa diatas KKM yang telah ditetapkn.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode permainan
Elang dan Anak Ayam dalam pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar/Madrasah.......... Kecamatan ......... Kabupaten ........., guru mampu  meningkatkan hasil belajar dari nilai rata-rata siswa pada kondisi awal  51 pada siklus 1: 57 meningkat pada siklus 2menjadi: 84 rata-rata yang didapat pada Sekolah Dasar/Madrasah.........., Kecamatan ........., Kabupaten ..........

DAFTAR  ISI

ABSTRAK i
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB I PENDAHULUAN  1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 2
C. Pembatasan Masalah 2
D. Perumusan Masalah 2
E. Tujuan Penelitian  3
F. Manfaat Penelitian 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA 5
A. Kajian Teori 5
1. Hakekat Belajar 5
2. Hakekat Pembelajaran 5
3. Hakekat Matematika 6
4. Hasil Belajar 7
a. Beberapa Teori pembelajaran Matematika 8
b. Pengertian Metode bermain 9
c. Pemanfaatan metode bermain dalam
pembelajaran matematika 10
B. Penelitian Relevan 10
C. Kerangka Berpikir 13
D. HipotesisTindakan 14

BAB III      METODE PENELITIAN 15
A. Setting Penelitian 15
B. Variabel 15
C. Teknik Pengumpulan Data 15
D. Teknik Analisa Data 16
E. Kriteria Keberhasilan 16
F. Prosedur Penelitian 16

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 19
A. Kondisi Tempat Penelitian  19
B. Proses Pelaksanaan Tindakan 20
C. Analisis Data 22
D. Pembahasan 25
BAB V PENUTUP 27
A. Kesimpulan 27
B. Saran 27

DAFTAR PUSTAKA 28

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG MASALAH
                                       
Sekolah adalah sebuah lembaga yang mempunyai fungsi sebagai  tempat untuk memperoleh pendidikan. Di dalam sekolah siswa perlu di didik  untuk bertanggung jawab mandiri serta berdisiplin supaya siswa dapat meraih hasil pembelajaran sesuai dengan yang di harapkan. Hasil belajar sangat di perlukan dimana hasil belajar adalah sebuah alat untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan anak dalam menguasai materi yang telah di berikan oleh guru, hasil belajar yang di miliki  oleh tiap-tiap siswa juga dapat di gunakan sebagai media untuk mengevaluasi diri di mana jika hasil belajar sudah baik atau boleh dikatakan sesuai dengan target perlu di pertahankan, apabila hasil belajar kurang memenuhi target maka perlu memikirkan pola pembelajaran guna mencapai hasil pembelajaran yang sesuai dengan target yang di harapkan. Sebagai contoh dengan menambah jam belajarnya Hasil belajar siswa juga dapat di gunakan oleh guru untuk mengoreksi diri apakah materi  yang di sampaikan guru kepada siswanya benar-benar mengerti atau metode yang di gunakan belum sesuai dengan materi yang di sampaikan,sehingga mempengaruhi hasil pembelajaran.

Rendahnya hasil belajar matematika khususnya tentang operasi hitung penjumlahan bersusun  di Sekolah Dasar/Madrasah....., Kec., Kab. ......... khususnya kelas I, hal ini dapat dilihat rata-ratanya masih 57 dibawah 60, belum memenuhi batas KKM yang diharapkan.
Secara realistis guru kelas I belum menggunakan metode bermain sebagai sarana pendukung pembelajaran selama ini guru hanya menggunakan  metode ceramah dan latihan soal mereka belum menggunakan metode permainan  misal: Permainan Elang dan anak ayam. Dan permainan yang lain, sesuai dengan operasi hitung penjumlahan bersusun.

Peningkatan hasil belajar matematika tentang operasi hitung penjumlahan bersusun melalui metode permainan bagi siswa kelas rendah masih sangat perlu untuk di tingkatkan  karena ini berhubungan  ketuntasan belajar siswa dapat tercapai.
Dengan menggunakan metode peermainan penulis berharap agar guru lebih mudah menyampaikan kepada siswa dan lebih cepat memahami materi tentang operasi hitung penjumlahan dan penghitungan.karena jika siswa memahami maka hasil belajar yang di capai akan semakin baik.

B.  IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di ungkapkan diatas maka penulis merumuskan pokok permasalahan sebagai berikut :.
a. Guru belum memenuhi standar  yang dipersyaratkan padahal profesional guru dan sumber daya lainnya sangat menentukan terciptnya pendidikan.
b. Guru dalam mengajar dianggap kurang sesuai sehingga hasilnya tidak memenuhi standar KKM yang telah disepati.
c. Sarana dan prasarana belum memadai sehingga menghambat dalam pencapaian tujuan proses belajar mengajar.
d. Media pembelajaran masih relatif kurang dan kurangnya kemampuan guru dalam menggunakan metode mengajar.

C. PEMBATASAN MASALAH
   Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka penelitian ini dibatasi pada Penggunaan metode permainan Elang dan anak ayam untuk meningkatakan hasil belajar siswa kelas 1 pada mata pelajaran matematika khususnya Penjumlahan bersusun.

D. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan maka dirumuskan   masalah sebagai berikut :
Bagaimana penerapan  metode permainan Elang dan anak ayam untuk meningkatkan hasil belajar matematika tentang operasi hitung penjumlahan bersusun, bagi siswa kelas 1 semester ganjil Sekolah Dasar/Madrasah......Tahun pelajaran 2018/2019 

D. TUJUAN PENELITIAN   
Meningkatkan kualitas  hasil belajar matematika tentang operasi hitung penjumlaha bersusun, melalui penerapan metode permainan Elang dan anak ayam. pada siswa kelas 1,Sekolah Dasar/Madrasah...... Tahun pelajaran 2018/2019.

E. MANFAAT PENELITIAN
1.   Secara Teoritis
a. Pembelajaran melalui penelitian Tindak kelas ( PTK )
Dengan menggunakan metode bermain  dapat membantu sekolah berkembang dan meningkatkan kemampuan pendidikan  di sekolah dan juga dapat menambah pengetahuan tentang penjumlahan bersusun dengan menggunakan metode bermain bagi siswa kelas 1 Sekolah Dasar/Madrasah.........., ......., ..........

2. Secara Praktis
Pembelajaran Tindak kelas bermanfaat bagi siswa, guru, sekolah, pustaka dan kurikulum.
a. Manfaat bagi siswa
Hasil penelitian ini dapat untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap proses pengerjaan soal matematika serta dapat di jadikan sebagai modal dalam bersikap kritis dalam belajarnya.

b. Manfaat bagi Guru
Membantu guru memperbaiki pembelajaran  dengan cara memilih metode yang tepat dan di sesuaikan dengan materinya.
c. Manfaat bagi sekolah
Sebagai informasi bagi sekolah Sekolah Dasar/Madrasah..... terhadap hasil usahanya dan upaya peningkatan hasil belajar siswa dengan memberi sumbangsih bagi Sekolah Dasar/Madrasah..... untuk berkembang dan memajukan sekolah.
d. Manfaat bagi perpustakaan
Sebagai Infentaris perpustakaan.
e. Manfaat bagi kurikulum
Standar dan kompetensi dasar yang tercantum dapat di laksanakan dengan tuntas  dan dengan hasil yang baik.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
       
A. KAJIAN TEORI
 1. Hakekat Belajar.
Belajar adalah upaya untuk melakukan perubahan pengetahuan, nilai dan sikap serta ketrampilan yag pada gilirannya akan ada pengaruhnya dalam perubahan tingkah laku (Departemen pendidikan dan kebudayaan 1996: 88 )
Belajar pada hakekatnya adalah mengembangkan seluruh potensi atau kemampuan yang ada pada manusia, baik fisik maupun mental spriritual.
 ( Departemen pendidikan dan kebudayaan 1996: 90 ) Beberapa teori belajar yaitu :
a. Teori belajar behaviorisme ,belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon .( Dirjen pendidikan tinggi 2007: 8 )
b. Teori belajar kognitivisme lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu sendiri ( Dirjen pendidikan tinggi 2007;  9 )
c. Teori kontruktivisme, belajar adalah mengkontruksi skema kognitif, kategori, konsep dan strutur dalam membangun pengetahuan (Dirjen pendidikan tinggi 2007; 10 )
d. Teori humanisme mejelaskan bahwa proses belajar harus dimulai dan
      diakhiri pada diri siswa  ( Dirjen pendidikan tinggi 2007; 10 )
e. Menjadi guru kreatif, profesional, dan menyenangkan dituntut untuk    memiliki kemampuan mengembangkan pendekatan dan memilih metode pembelajaran yang efektif hal ini penting terutama untuk menciptakan iklim pembelajaran konduktif dan menyenangkan ( E. Mulyana, 2005: 95 ).

f. Metode adalah cara atau alat  yang sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan. Makin baik metode maka makin efektif pula pencapaian tujuan. Oleh karena itu guru mencari efisiensi kerja dengan menetapkan metode yang terbaik untuk sesuatu tujuan. Cara mengajar yang menggunakan tehnik yang beraneka ragam penggunaannya disertai pengertian yang mendalam dari guru akan memperbesar minat dan mempertinggi hasil belajar siswa.

g.  Cara guru untuk melakukan suatu  pembelajaran mungkin memerlukan pendekatan dan metode yang berbeda dengan pembelajaran yang lainnya dalam meningkatkan hasil pembelajaran.
Oleh karena itu, tiap guru perlu memahami dengan seksama tujuan   belajar  dan mengajar sebagai integral dari suatu sistem pembelajaran

2. Hakekat Pembelajaran Matematika
Pembelajaran Matematika merupakan upaya sistematis dan sistematik untuk menginisiasi, memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar pada diri siswa (Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, 2007:12)
Diharapkan para guru dapat memahami teori pembelajaran matematika sehingga mampu menentukan pendekatan belajar matematika di sekolah yang tepat, efektif dan menyenangkan adapun beberapa teori pembelajaran matematika yaitu

3. Hasil Belajar.
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian pada hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat melanjtkan kegiatan berikutnya baik secara indifidu maupun secara klasikal.

Menurut Bloom (1982: 11), ada 3 faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa; yaitu kemampuan kognitif, motivasi berprestasi, dan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran adalah kualitas pembelajaran yang dilakukan dan ini menyangkut model pembelajaran yang digunakan.  Menurut Mulyasa (2003: 1001), kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan hasil. Pembelajaran dikatakan berhasil dari segi proses apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75 %) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam pembelajaran, di samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri (Mulyasa, 2003: 101).
Pembelajaran sebagai proses dapat dimaknai sebagai usaha yang wajar melalui penyesuaian tingkah laku (Sudjana, 2001: 8).

Berdasarkan tinjauan teori di atas, pembelajaran yang berkualitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kualitas pembelajaran baik dari segi proses dilihat dari aktivitas siswa dan hasil belajar dilihat dari prestasi belajar siswa. Dalam penelitian ini, hasil belajar dikatakan berkualitas dilihat dari peningkatan prestasi siswa dalam belajar yaitu tercapainya daya serap siswa terhadap materi pelajaran sekurang-kurangnya 75 % setelah dilaksanakan Metode permainan Elang dan Anak Ayam dalam pembelajaran matematika pada SD Jatijajar ....... ..........
.
4. Teori Pembelajaran Matematika 
1) Perkembangan konsep matematika menurut Dienes dapat di capai melalui pola berkelanjutan yang setiap hari dalam rangkaian kegiatan belajarnya   berjalan dari yang kongkrit  ke simbolik. Tahap belajar adalah interaksi yang direncanakan antara satu segmen struktur pengetahuan dan belajar aktif yang dilakukan melalui media matematika yang di desain secara khusus ( Direktorat Pendidikan Jendral Pendidikan Tinggi , 2007:8 )

5. Pengertian Metode Bermain.
Metode bermain merupakan suatu alat atau cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan bermain

1) Bermain merupakan dorongan dalam diri anak dan sudah menjadi suatu kebutuhan hidupnya. Melalui bermain anak tidak hanya mampu meningkatkan kognitif dan sosial anak .Dorongan bermain pada anak harus di salurkan secara baik dan terkontrol  agar perkembangan imajinasi dan sikap sosial anak dapat terjaga (Direktorat Pendidikan Jendral Pendidikan Tinggi , 2007: 17)

2) Pembelajaran melalui pendekatan permainan  dimaksudkan  untuk membawa siswa dalam suasana belajar  yang menyenangkan (Direktorat Pendidikan Jendral Pendidikan Tinggi , 2007: 18 )
       
3) Strategi belajar menggunakan metode permainan Elang dan anak ayam Belajar dengan metode permainan elang dan anak ayam  merupakan pembelajaran dengan siswa dikelompokan-kelompokan dalam bentuk tim untuk menyelesaikan tugas dan memecahkan masalah secara bersama, tiap 1 tim terdiri atas 10–12 anak dengan tiap kemampuan yang beragam dan tiap anggota bertanggung jawab atas keberhasilan belajarnya baik secara individu maupun kelompok.

6. Pemanfaatan metode bermain dalam pembelajaran Matematika
Bermain merupakan aktivitas yang melekat dengan kodrat anak. Kegiatan belajar mungkin akan lebih berhasil bila di lakukan melalui bermain terutama pada tingkat usia SD. Dalam proses belajar perlu di kembangkan pula kegiatan rekreasi yang kreatif sebagai bentuk kegiatan bermain ( Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1996: 95 ) Belajar dengan bermain akan membantu dalam :
1) Mendapat kesempatan untuk mengembangkan diri,
2) Mendapat sarana untuk bersosialisasi,
3) Melepaskan diri dari ketegangan,
4) Meningkatkan pertumbuhan mentalnya,
5) Mengeluarkan energi yang ada dalam dirinya  kedalam aktivitas  yang menyenangkan,
6) mengembangkan imajinasi,
7) Melatih belajar untuk bekerja sama ,menerima peraturan  dan saling berbagi,
8) Mengembangkan kreativitas dan
9) Melatih  konsentrasi atau pemusatan perhatian pada tugas belajar (Direktorat Pendidikan Jendral Pendidikan Tinggi, 2007: 18)

B. PENELITIAN RELEVAN
Menurut Dinies (dalam Ruseffendi, 1992: 125-127 ) konsep-konsep matematika akan berhasil jika dipelajari tahap-tahap tertentu yaitu.
a.   Permainan bebas (free play)
Permainan bebas merupakan tahap belajar konsep yang aktifitas tidak ter struktur dan tidak di arahkan.
b. Permainan yang menggunakan aturan (games)
Dalam permainan yang disertai aturan, siswa sudah mulai memilih pola dan  keberaturan 
c. Permainan kesamaan sifat (searching formulaties).
Dalam mencari kesamaan sifat siswa mulai di arahkan dalam kegiatan menemukan sifat-sifat kesamaan dalam permainan yang mudah diikuti.
d. Permainan represantasi (Representasion)
Representasi adalah tahap pengambilan sifat dari beberapa situasi yang sejenis.
e. Permainan dengan simbolisasi (symbolitation)
Simbolisasi termasuk tahap belajar konsep-konsep dengan menggunakan simbol matematikaatau melalui perumusan verbal.
f. Permainan dengan formalisasi (formalization)
Formulasi merupakan tahap belajar konsep yang terakhir

Permainan Elang dan anak ayam Merupakan salah satu tipe belajar  yang menekankan adanya aktifitas dan interaksi untuk memotivasi siswa saling membantu menguasai materi  pelajaran agar dapat  mencapai prestasi yang maksimal. Pada proses pembelajarannya, belajar menggunakan metode permainan Elang dan anak ayam melalui lima tahapan :
( 1 ) Penyajian materi
( 2 ) Kegiatan kelompok
( 3 ) Tes individu
( 4 ) Penghitungan skor perkembangan individu
( 5 ) Pemberian penghargaan kelompok ( Stavin : 1995 : 71 ) 

Penelitian ini melalui tahapan model siklus
- Metode Penelitian menggunakan metode bermain Elang dan Anak Ayam
- Belajar dapat dilalui siswa dimana pada siklus I belum mencapai nilai 60
- Pada siklus II siswa yang belum berhasil 1 anak.
- Siswa yang belum berhasil diberikan perbaikan.

CONTOH PERMAINAN 
PERMAINAN ELANG DAN ANAK AYAM

Jumlah Pemain: 10-15 orang
Tempat : Ruang senam dan lapangan terbatas
Tujuan : Kemampuan menangkap dan menghindar
Alat yang digunakan : Tanpa alat

Cara Bermain
1. Seluruh siswa dibariskan menjadi satu syaf di tengah-tengah ruangan/lapangan. Seluruh siswa memegang pakaian teman yang ada di depannya sehingga satu sama lain saling memegang dengan temannya. Siswa yang paling depan sebagai induk ayam dan siswa yang di belakangnya sebagai anak ayam.
2. Guru menunjuk salah satu siswa sebagai burung elang. Siswa yang menjadi burung elang berdiri berhadapan dengan induk ayam dan anak ayam.
3. Burung elang bebas bergerak kemana saja untuk menangkap anak ayam. Induk ayam merentangkan tangannya dan bergerak ke kanan dan ke kiri untuk menghindari serangan burung elang yang berusaha untuk mengambil anaknya.
4. Burung elang dapat menangkap dua anak ayam kemudian tertangkap lagi 3 terakhir tertangkap 3 anak lagi  Anak ayam yang tertangkap (dengan sentuhan) dapat keluar dari permainan dan setiap anak ayam tidak boleh melepaskan pegangan dari anak ayam lainnya. Jika terlepas maka dapat dikatakan tertangkap.
5. Demikian permainan ini dapat diulang kembali, dengan burung elang diganti anak ayam dan sebaliknya.
6. Pada permainan ini hendaknya guru memberikan waktu, jika waktu telah habis maka yang tertangkap dapat dihitung dan yang paling banyak dapat menangkap anak ayam dialah pemenangnya. (Sukintaka-(1992) Teori bermain Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sukirman  Kumpulan permainan Rakyat)
 Dalam permainan diatas maka dapat di hitung hasil yang di tangkap elang adalah : 2  +  3 + 3  = 8

 C. KERANGKA BERPIKIR
 
          Berdasarkan Penelitian dalam usaha peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika tentang penjumlahan bersusun dengan metode permainan elang dan anak ayam pada siswa kelas I semester ganjil tahun ajaran 2018/2019 di Sekolah Dasar/Madrasah.........., Kec. ......., Kab. ........., akan meningkatkan hasil belajar pada pelajaran matematika. Kegiatan PBM pada evaluasi awal sebelum siklus nilai rata kelas (51) siklus I rata-rata (57) dan siklus II (84) nilai yang di catat pada rata-rata kelas. 

D. HIPOTESIS TINDAKAN
    Penelitian ini merupakan penelitian yang di lakukan dengan menggunakan   metode permainan Elang dan anak ayam  di ajukan hipotesis tindakan sebagai berikut :
Melalui metode Permainan Elang dan anak ayam belajar ini  dapat  meningkatkan hasil  belajar matematika tentang operasi hitung penjumlahan bersusun bagi siswa kelas 1 Sekolah Dasar/Madrasah..... Kecamatan ......... Kabupaten ..........

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas 1 Sekolah Dasar/Madrasah.........., ......... pada mata pelajaran Matematika. Seminggu 1x pertemuan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran. Jumlah siswa 34 siswa dengan tingkat intelegensi yang berbeda. Guru wali kelas Claricha Agus

B. Variabel
a.    Peningkatan Hasil belajar matematika tentang operasi penjumlahan
       bersusun  pada Sekolah Dasar/Madrasah.......... Kecamatan ......... Kabupaten .........
b.    Melalui Metode Permainan Elang dan anak ayam diharapkan hasil 
       belajar matematika akan lebih meningkat.

C. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dengan tes kemampuan. Perangkat yang digunakan adalah lembar observasi, panduan wawancara, soal tes.
a. Lembar Observasi
Digunakan untuk memperoleh informasi tentang aktivitas sekolah selama proses pembelajaran
b. Pedoman wawancara
Digunakan untuk memperoleh informasi tanggapan siswa dan guru tentang metode permainan Elang dan anak ayam pada pembelajaran matematika.
c. Kisi-kisi soal
Merupakan alat untuk mengetahui batasan dalam pembuatan soal agar sesuai dengan SK, KD, Materi, Indikator dan jumlah soal pada semester dan kelasnya

d. Soal-soal Pre Test dan Pos test 
Berupa soal-soal  pokok bahasan  yang digunakan untuk memperoleh  informasi mengenai adanya peningkatan hasil belajar siswa dan kemampuan memahami masalah membuat rencana penyelesaian melakukan perhitungan dan memeriksa kembali hasil yang diperoleh.

D. Teknik Analisa Data
Data aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yang diambil melalui metode observasi dan wawancara, supaya data yang diperoleh valid maka apabila observasi dan wawancara dilakukan kolaborasi dengan teman sejawat sebagai triagulasi
Analisis data dalam penelitian ini tidak menggunakan uji statistik tetapi menggunakan
a. Analisis diskriptif untuk menganalisis data hasilobservasi  dan wawncara untuk direfleksi
b. Analisis dengan cara membandingkan kondisi awal nilai ulangan siklus 1 dan ulangan siklus 2

a. Kriteria Keberhasilan
Kriteria keberhasilan merupakan patokan untuk menentukan 
suatu kegiatan atau program. Sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan, keberhasilan dalam penelitian ini diliputi adanya perubahan-perubahan ke arah perbaikan, baik yang terkait dengan guru, siswa ataupun suasana belajar mengajar dengan metode permainan Elang dan anak ayam dengan membandingkan hasil sebelum tindakan dengan sesudah tindakan. Kriterianya sebagai berikut:
1.  Untuk memberikan makna terhadap peningkatan kualitas proses pembela-jaran setelah pelaksanaan tindakan digunakan kriteria, yaitu membandingkan aktivitas belajar siswa sebelum dilakukan tindakan dengan setelah tindakan. Apabila keadaan setelah tindakan menunjukkan siswa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran daripada sebelum tindakan, dapat dikatakan tindakan telah berhasil . 
2.  Untuk memberikan makna terhadap peningkatan prestasi belajar setelah pelaksanaan tindakan digunakan kriteria, yaitu membandingkan prestasi belajar siswa dengan standar minimal yang ditetapkan. Standar minimal yang dimaksud adalah sekurang-kurangnya 60 dari jumlah siswa mencapai daya serap 70 % ke atas terhadap tujuan pembelajaran atau nilai yang seharusnya dicapai siswa. Apabila prestasi belajar siswa sesuai dengan standar minimal yaitu sekurang-kurangnya  siswa mencapai nilai 70 ke atas, maka tindakan dinyatakan berhasil

F.Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas 
( PTK) yang terdiri dari 2 siklus. Langkah-langkah dalam tiap siklus terdiri dari
1. Perencanaan ( planing )
2. Tindakan (Acting)
3. Pengamatan (Observasi )
4. Refleksi  (Reflection)
 
 I. Siklus 1
a. Perencanaan (Planning)
Yang meliputi
- Menyusun Skenario pembelajaran kooperatif (RPP)
- Menyusun kisi-kisi soal
- Membuat LKS Pembelajaran operasi hitung penjumlahan bersusun dengan metode permainan Elang dan anak ayam
- Menyiapkan media pembelajaran
- Menyusun soal tes
- Menyiapkan lembar Observasi dan pedoman wawancara
b. Pelaksanaan (Acting )
Yang meliputi Langkah-langkah
- Memberikan penjelaskan tentang permainan elang dan anak ayam
- Membuat kelompok belajar terdiri dari  10-12 siswa
- Melaksanakan KBM dengan metode permainan Elang dan anak ayam
- Mengerjakan tes 
c. Pengamatan ( Observasi )
Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara kolaboratif dengan teman sejawat dengan bermain Elang dan anak ayam sesuai dengan aturan main yang telah disepakati bersama. Pada akhir siklus 1 guru wawancara dengan siswa.Validasi  hasil dilakukan dengan triangulasi dari siswa,guru dan teman sejawat ( terlampir )
d. Refleksi ( Reflecting)
Yang menganalisa data kuantitatif maupun kualitatif dari hasil observasi dengan instrumen yang telah ada.Hasil analisa digunakan untuk melihat hasil tindakan baik positif maupun negatif dan untuk menentukan tindak lanjut siklus berikutnya.
Refleksi dilakukan dengan menggunakan analisis membandingkan hasil observasi kondisi awal dengan hasil observasi pada siklus 1

2. Siklus II
a.  Perencanaan Ulang (Replanning )
Pada tahap ini meliputi :
- Identifikasi permasalahan siklus 1dan rencana perbaikan
- Menyusun RPP, LKS Penjumlahan bersusun dengan metode permainan        Elang dengan anak ayam
- Identifikasi masalah untuk diskusi atas tindak lanjut dari siklus 1, namun perlu upaya untuk lebih meningkatkan aktifitas siswa menggali masalah dengan diri siswa maupun dari guru
- Menyusun soal tes
b. Pelaksanaan (Acting )
Proses pembelajaran sama dengan siklus 1 dan merupakan perbaikan dari siklus 1 dan semua kelemahan-kelemahan yang muncul selama pelaksanaan tindakan siklus 1 diperbaiki pada siklus 2 ini. Perbaikan ini ditunjukkan untuk menumbuhkan aktifitas siswa dalam belajar , pada awal siklus 2 siswa masih perlu dijelaskan tentang operasi hitung penumlahan berulang melalui metode permainan Elang dan anak ayam
 c. Pengumpulan data ( Observasing )
Pada tahap ini sama dengan siklus 1 data yang dipandang penting seperti data kemajuan hasil belejar data aktifitas belejar yang dipantau lewat lembar observasi kelas dan wawancara, guru memeriksa ctatan siswa ,hasil pengamatan siswa dan hasil pekerjaan siswa.
 d. Refleksi ( Reflecting )
 Refleksi pada siklus 2 ini difokuskan pada pengalaman yang diperoleh pada siklus 1 , menilai kembali sasaran perbaikan yang ditetapkan. Refleksi dilakukan dengan analisis  operasi hitung penjumlahan melalui metode permainan Elang dan anak ayam yaitu dengan membandingkan hasil observasi siklus 1 dengan hasil observasi pada siklus 2

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.  Kondisi Tempat Penelitian.
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dari masih rendahnya hasil belajar matematika khususnya anak SD N 4   Jatijajar, Kec. ......., Kab. ......... . Indikasi masih rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika baik dalam penyampaian materi pelajaran maupun partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran adalah masih dominannya guru dalam peraktik pembelajaran, dan belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena penerapan metode  mengajar yang digunakan masih menitik beratkan pada metode konvensional seperti ceramah dan penugasan yang kurang mendapat motivasi sehingga kurang mampu melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Aktivitas guru sangat dominan sehingga siswa kurang antusias dan mengakibatkan pelajaran kurang menarik. Guru masih cenderung menggurui siswa, kurang membangkitkan semangat, dan kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan pikirannya.

B.  Proses Pelaksanaan Tindakan.
1.  Pelaksanaan Tindakan Siklus I
     Pertemuan 1.
      Standar Kompetensi :Melakukan penjumlahan dan pengurangan
                                   bilangan sampai dengan 20
      Kompetensi Dasar    :  Menjumlahkan banyak benda.
      Indikator     : 
                                      -    Menghitung banyak benda
                                      -    Menjumlahkan banyak benda
       -    Mengurutkan sekelompok bilangan yang berpola
  teratur dari yang terkecil Menyebutkan banyak 
  benda
                                       -    Menjumlahkan bilangan dengan cara bersusun
      Tujuan Pembelajaran :
                                      -    Menghitung banyak benda
                                      -    Menjumlahkan banyak benda
                                      -    Menyebutkan banyak benda
                                      -    Mengurutkan sekelompok bilangan
                                      -    Menjumlahkan bilangan dengan cara bersusun
 2. Langkah-langkah Pelaksanaan Siklus
Pada kegiatan inti guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas dan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa. Sebelumnya guru menyiapkan topik pembelajaran dengan metode permainan pada penjumlahan bersusun bagi masing–masing kelompok yang akan dibagikan kepada siswa. Guru membagi kelompok menjadi delapan kelompok terdiri dari enam orang anggota tiap kelompok, jumlah siswa 34 orang maka dua kelompok beranggotakan empat orang. Kemudian guru membagikan tugas pada masing–masing siswa dalam kelompok. Tugas diberikan sebanyak anggota dalam kelompok dengan memberi nomor urut satu sampai dengan enam, siswa dengan anggota kelompoknya bekerja sesuai dengan anggota kelompoknya. Gabungan antara masing–masing anggota kelompok mempunyai kemampuan akademik yang beragam karena setiap tugas diberikan pada siswa dengan kemampuan tinggi pada satu kelompok dan pada siswa dengan kemampuan sedang, dan rendah dimaksudkan untuk membantu anggota yang kemampuannya masih kurang.. Para siswa mengerjakan tugas mereka selama waktu yang telah ditentukan,. Setelah diskusi kelompok dan diskusi kelas dilaksanakan, selanjutnya guru memperjelas materi yang didiskusikan, memberi umpan balik secara verbal atas hasil tugas kelompok untuk menguatkan kepercayaan diri, dan memberikan kepuasan menghasilkan pemikiran yang benar dan berguna.

Selanjutnya pada kegiatan penutup guru mengevaluasi hasil belajar dengan mengajukan pertanyaan pada siswa dan memberikan penguatan pada jawaban siswa. Selanjutnya guru merangkum materi pelajaran yang telah didiskusikan dan memberikan kesempatan bertanya tentang hal–hal yang belum dimengerti. Guru menjelaskan materi yang telah didiskusikan sesuai dengan pembelajaran yang diharapkan. Kemudian guru umpan balik dan tindak lanjut, yang menyangkut materi yang sudah dibahas dan menginformasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya
Tabel 1.  Analisa data hasil tes formatif Siklus I
Pertemuan I
No Nilai Jumlah
Siswa Jumlah
Nilai Presentase ( % )
1 90 2 180 5,88
2 80 2 160 5,88
3 70 7 490 20,59
4 60 11 660 32,35
5 50 2 100 5,88
6 40 8 320 23,53
7 30 0 0 0,00
8 20 1 20 2,94
9 10 1 10 2,94
Jumlah 34 1940 100,00

  3. Refleksi Siklus I
Pada siklus I penerapan metode  mengajar  belum terlaksana dengan baik, guru masih kesulitan dalam memandu siswa untuk mengadakan  kerja sama dan masih belum terbiasa mengembangkan strategi pembelajaran. Selain hal–hal tersebut di atas siswa juga masih kesulitan membiasakan diri bertanya, memberikan tanggapan serta saran dalam menyelesaikan permasalahan pembelajaran Matematika saat berdiskusi.

Berdasarkan hasil tes akhir (pre test) tindakan siklus I dan uraian di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran matematika dengan penerapan cara mengajar pada siklus I, belum sesuai dengan kriteria keberhasilan tindakan yang ditetapkan. Perolehan nilai pada siklus I meningkat jika dibandingkan dengan hasil sebelum tindakan.
Hasil tes pada siklus I belum memenuhi standar keberhasilan tindakan, siswa belum begitu mengenal permainan Elang dan anak ayam karena baru di perkenalkan, oleh karena itu tindakan perlu dilanjutkan pada siklus II

Rencana Siklus II
4.  Hipotesis Tindakan Siklus II
  Pertemuan 2
  Kompetensi Dasar :  -    Menjumlahkan bilangan dengan cara bersusun
5.    Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pada siklus II kegiatan intinya meliputi Penjumlahan bilangan dengan cara bersusun melalui metode permainan ” Elang dan anak ayam”
Pada siklus II, hasil tes yang dicapai memenuhi standar keberhasilan tindakan, oleh karena itu metode permainan ” Elang dan anak ayam ” dalam pembelajaran  Matematika  pada siswa kelasI.Sekolah Dasar/Madrasah..........  perlu dipertahankan dan dilanjutkan  dalam pembelajaran matematika  selanjutnya.
Tabel 2. Analisa Hasil Tes Formatif Pertemuan II
No Nilai Jumlah
Siswa Jumlah
Nilai Presentase
1 100 3 300 8,82
2 90 9 810 26,47
3 80 21 1680 61,76
4 70 1 70 2,94
Jumlah 34 2860 100,00

C. Analisis Data.
Berdasarkn hasil refleksi dari siklus I, dan IIdalam penelitian ini, dapat dibuat ikhtisar yang berupa:
a. Siklus I; penerapan metode permainan Elang Dan Anak Ayam  pada siklus I belum dapat meningkatkan partisipasi belajar siswa dan melibatkan siswa secara aktif, terjadi overlep, sebagian siswa masih kurang memperhatikan, dan siswa masih kesulitan untuk bertanya dan mengemukakan pendapatnya.

Hal tersebut dapat di lihat dari hasil observasi aktivitas belajar siswa dalam bertanya, berpendapat, dan menanggapi pendapat teman atau guru. Berdasarkan hasil tes akhir (pre test) tindakan siklus I dan uraian di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran ilmu pengetehuan sosial dengan penerapan metode permainan Elang dan anak Ayam  pada siklus I, belum sesuai dengan kriteria keberhasilan tindakan yang ditetapkan. Perolehan nilai pada siklus I meningkat jika dibandingkan dengan hasil sebelum tindakan

Berdasarkan hasil refleksi dari siklus I, dan II, dalam penelitian ini, dapat dibuat ikhtisar yang berupa Bersdasarkan kriteria keberhasilan tindakan yang ditetapkan, pada siklus II, pencapaian hasil belajar jauh melebihi kriteria keberhasilan tindakan dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Pada siklus II, daya serap yang dicapai memenuhi standar keberhasilan tindakan.
Lihat Tabel 3
   Tabel 3. Analisa data
NO KRITERIA PRA SIKLUS SIKLUS 1 SIKLUS II
1 BELUM TUNTAS 22 15 1
2 TUNTAS 12 19 33
3 RATA-RATA 51 57 84
JUMLAH 100% 100% 100%

1. Hasil Observasi
Setelah dilakukan penelitian 2 siklus yang menggunakan waktu Tgl 12 Sampai 14 Oktober 2009 maka dapat memperoleh perubahan angka data siswa dalam kegiatan, dari kondisi awal hingga akhir siklus maka hasil belajar matematika meningkat.

D. Pembahasan
1.   Pembahasan Siklus I
Pada siklus I, hasil pembahasan  belajar siswa dalam penerapan metode permainan Elang Dan Anank Ayam ; tahap pendahuluan guru sudah berusaha menarik perhatian siswa untuk belajar yaitu dengan apersepsi diawal pembelajaran. Setelah membuka dan melakukan appersepsi, kegiatan inti pada pembelajaran adalah penyampaian materi pembelajaran yang sudah dirancang pada pertemuan yang bersangkutan dan pemberian tugas individu atau kelompok yang diberikan pada siswa guna melibatkan secara langsung dalam setiap pembelajaran. Guru memotivasi siswa untuk lebih giat dalam pembelajaran terutama dalam menyelesaikan tugas–tugas.

Hasil refleksi siklus pertama dinyatakan belum berhasilnya tindakan disebabkan kurang oftimalnya rancangan dan penerapannya dalam pembelajaran, dan  masih belum terbiasa menerapkan metode permainan. Refleksi dan analisis  tindakan terhadap aktivitas siswa pada siklus I nampaknya indikator keberhasilan siswa masih belum terpenuhi. Pada siklus I, belum adanya perubahan yang berarti pada diri siswa. Oleh karena itu guru kolaborator dan peneliti secara bersama untuk mengambil langkah selanjutnya.
Pada siklus I penerapan sistem mengajar matematika  belum terlaksana dengan baik, guru masih kesulitan dalam memandu siswa untuk mengadakan diskusi dan masih belum terbiasa mengembangkan strategi pembelajaran. Selain hal–hal tersebut di atas siswa juga masih kesulitan membiasakan diri bertanya, memberikan tanggapan serta saran dalam menyelesaikan permasalahan pembelajaran  saat berdiskusi.

Berdasarkan hasil tes akhir (post test) tindakan siklus I dan uraian di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran  Matematika.  dengan penerapan sistem mengajar dengan Metode permainan  pada siklus I, belum sesuai dengan kriteria keberhasilan tindakan yang ditetapkan. Perolehan nilai pada siklus I meningkat. Nilai rata-rata 57 jika dibandingkan dengan hasil sebelum tindakan
2. Pembahasan Siklus II

Dengan dilaksanakan penelitian tindakan kelas tentang peningkatan hasil belajar siswa melalui metode permainan Elang dan anak ayam  maka hasil belajar matematika tentang penjumlahan bersusun lebih meningkat dibanding sebelum diadakannya PTK bagi siswa kelas 1 Sekolah Dasar/Madrasah...........Dengan diadakannya pembelajaran matematika sambil bermain ternyata siswa lebih semangat belajar dan lebih cepat untuk menemukan jawaban sesuai pertanyaan atau perolehan anak ayam  yang ditangkapnya sehingga terbukti dari hasil rata-rata mencapai 84 diatas KKM yang diharapkan
Lihat Tabel 4
Tabel  4. Tindakan kondisi awal siklus 1 dan siklus 2
Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2
Guru belum menggunakan penerapan operasi hitung penjumlahan  dengan metode permainan Elang dan anak ayam  Dalam Pembelajaran guru memperkenalkan operasi hitung penjumlahan   dengan metode permainan Elang dan anak ayam. Dengan kelompok besar (12 –15 ) anak  Dalam Pembelajaran guru memperkenalkan operasi hitung penjumlahan dan   dengan metode permainan Elang dan anak ayam. Dengan kelompok  kecil
( 8 – 10 ) anak.

Tabel 5. Tindakan observasi kondisi awal siklus 1, dan siklus 2

 Kondisi awal
Siklus 1 Siklus 2
A Proses pembelajaran

B.Hasil Pembelajaran Menggunakan pembelajaran operasi hitung penjumlahan dengan metode permainan Elang dan anak ayam. Dengan kelompok besar
 (12 - 15) anak

Hasil belajar agak meningkat Menggunakan pembelajaran operasi hitung penjumlahan dan pengurangan  dengan metode permainan Elang dan anak ayam. Dengan kelompok kecil
( 8 –10)anak
Hasil belajar meningkat
Rata-rata : 57 84

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A.  Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan: Penerapan metode permainan ” Elang dan anak ayam ” dalam pembelajaran Matematika  dapat meningkatkan hasil belajar. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari dari hasil presentase  pada Tahapan-tahapan perencanan siklus 1 baru meningkat sekitar 12%   pada siklus 2  mecapai nilai rata-rata 84 sudah merupakan suatu keberhasilan yang diharapkan peneliti maupun siswa.
 Nilai KKM Matematika di Sekolah Dasar/Madrasah.......... adalah 60, dalam hal ini Penelitian Tindakan Kelas Dengan Metode Permainan dapat dipertahankan dan digunakan  untuk alat atau cara untuk menyampaikan pembelajaran pada pelajaran matematika.

B. Saran.
       Penerapan metode permainan ” Elang dan anak ayam ” dalam pembelajaran Matematika  dapat meningkatkan hasil belajar.
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian di atas, peneliti menyarankan:
1.  Kepala sekolah Sekolah Dasar/Madrasah....., dapat membina kerjasama dalam mendisain metode permainan dalam pembelajaran Matematika dan pelajaran lain yang lebih baik lagi dan dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada di kelas.
2 Guru-guru SD, agar lebih memahami dan mendesain metode yang inovatif lagi, dan berusaha mengimplementasikannya dalam pembelajaran Matematika di kelas dengan baik agar tujuan proses belajar mengajar tercapai, dan dapat meningkatkan kualitas hasil belajar. Oleh karena itu perlu dikembangkan terus inovasi pembelajaran matematika melalui tindakan kelas secara sendiri-sendiri  maupun dalam musyawarah guru – guru SD
3. Siswa
         a.   Belajarlah sambil bermain sesuai dengan aturan main
         b.  Urutkan hasilnya dengan perolehan yang ditangkap
         c.   Jumlahkan  dengan penjumlahan bersusun

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 1996. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Departeman Ppendidikan dan 
              Kebudayaan.
Dienes (dalam Ruseffendi, 1992: 125-127 ). Konsep Matematika . Bandung Sinar Baru 
               Algensio
Dirjen Dikti. 2007. Kapita Selekta Pembeljrn. Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi.
George, W.Maxim,1992. TheVery young,GuddingChildren From InfancyThrough the Early Years. New York: Macmillan Publishing Co (Kapita Selekta Pembelajaran).
Hudoyo . H.1979 . Pengembangan kurikulum Matematika dan pelaksanaannya didepan kelas.Surabaya : Usaha Nasional
Hudoyo H.( 1988 ). Mengajar Belajar Matematika.  Jakarta :Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (Kapita Selekta Pembelajaran) Jakarta Depdikbud
Mulyana E. 2003. Pembelajaran yang efektif. Jakarta:Rineka Cipta.
Orton, A.  (1992). Learning Mathesmatics : Issues,Theory,and Classroom Practica, Second Edition.Trowbridge,Whallsihte : Redwood Books (Kapita Selekta Pembelajaran)
Ruseffendi, E. T. (1992 ). Materi Pokok Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Depdikbud. (Kapita Selekta Pembelajaran).
Stavin. 1995. Belajar Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sujana. 2001. Pembelajaran Matematika. Jakarta.  Universitas Terbuka
Sukintaka ( 1992 ). Teori Bermain.  Jakarta  : Depdikbud( Penjaskes )
Sukirman,  Kumpulan permainan Rakyat( Penjaskes ).