FILOSOFI CORONA/COVID 19 ARTI TIAP HURUFNYA " Sebuah Renungan)
Sudah sekitar satu bulan berjalan Virus Corona atau Coronavirus disease (COVID-19) masih terus mencari sasaran dan korban. Ganasnya virus corona membuat masyarakat ketakutan dan harus siaga satu. Karena selain belum ditemukan obat yang dapat membunuh virus ini, virus ini juga tergolong virus yang mematikan. Dalam hitungan hari manusia yang terinveksi virus corona dapat kehilangan nyawanya apabila tidak ditangani secara serius.
Apa sebenarnya maksud Alloh Subhanahu wata'ala menurunkan wabah Corona ini, tidak ada yang tahu, Tapi manusia sudah seharusnya intropeksi diri, mengevaluasi diri, merefleksi diri. Apa yang sebenarnya telah manusia lakukan sehingga Alloh Subhanahu wata'ala, memberikan peringatan, teguran atau malah memberikan hukuman pada manusia di bumi ini.
Kalau kita kaji dalam Al Qur'an, Alloh Subhanahu wata'ala telah berfirman
Wa mā khalaqtul-jinna wal-insa illā liya'budụun
Artinya : Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Kita perlu introspeksi diri sudahkah kita memenuhi kewajiban kita kepada sang pencipta? yaitu beribadah? atau malah sebaliknya Kita malah berbuat maksiyat dan dosa sepanjang hidup Kita. Cobalah merenung sejenak, dosa dan maksiyat apa saja yang telah kita lakukan, perbuatan apa saja yang telah kita lakukan sehingga membuat Alloh Subhanahu wata'ala seakan marah pada manusia di bumi ini.
Kita juga perlu menengok ke belakang, ke zaman dulu ketika sebuah kaum/umat manusia yang dimusnahkan oleh Alloh Subhanahu wata'ala karena kedzaliman dan kemusyrikan, serta kemaksiyatan merajalela di daerah tersebut, seperti kaum Nabi Syu'aib alaihi salam Kaum Madyan Berlaku Curang, Kaum Nabu Hud Alaihi salam Kaum Aad Menyombongkan Diri, kaum nabi Luth Alaihi salam Kaum Sodom Berperilaku Seks Menyimpang, Kaum Nabi Nuh
Nabi Nuh berdakwah selama 950 tahun, namun yang beriman hanyalah sekitar 80 orang. Kaumnya mendustakan dan memperolok-olok Nabi Nuh. Lalu, Allah mendatangkan banjir yang besar, kemudian menenggelamkan mereka yang ingkar, termasuk anak dan istri Nabi Nuh (QS Al-Ankabut : 14). Ashab Al-Qaryah
Menurut sebagian ahli tafsir, Ashab Al-Qaryah (suatu negeri) adalah penduduk Anthakiyah. Mereka mendustakan rasul-rasul yang diutus kepada mereka. Allah membinasakan mereka dengan sebuah suara yang sangat keras (QS Yaasiin: 13), aka Alloh Subhanahu wata'ala memusnahkan manusia-manusia tersebut dengan sekejap mata.
Penyakit CORONA, mengingatkan kita pada salah satu wabah yang sering disebut oleh Rasulullah adalah penyakit tha’un atau pes (dalam bahasa Inggris plague). Di Indonesia, penyakit ini juga disebut sampar, seperti dijelaskan dalam sebuah hadits;
Berikut adalah hadis populer tentang tha’un yang cukup populer:
Diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau berkata: “Jika kalian mendengar adanya tha’un di suatu daerah, maka jangan memasuki daerah tersebut; dan ketika kalian berada di dalamnya (daerah yang terkena tha’un), maka jangan keluar dari daerah tersebut.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis tersebut diriwayatkan dalam Shahih al Bukhari, Shahih Muslim dan kitab-kitab lainnya.
Lalu sebenarnya apa yang kita banggakan? kekuatan, kekayaan, pangkat, jabatan, kecantikan, kegagahan, semua itu tidak ada harganya di hadapan Alloh Subhanahu wata'ala, semua itu hanyalah sementara, hanyalah tipu muslihat Syaitan, dan tidak akan kita bawa mati.
Dalam artikel ini saya mencoba menterjemahkan dan membuat filosofi Kata CORONA dalam sebuah makna yang harus kita renungkan bersama, sehingga kejadian yang melanda dunia saat ini tidak sia-sia dan menjadi pelajaran yang bermakna dan mengesan sepanjang kehidupan ini, serta mengingatkan kita akan kematian dan hari pembalasan/hari kiamat.
C= Cobalah. Cobalah merenung sejenak, cobalah mengingat dosa dan maksiyat yang telah kita lakukan, Cobalah mengingat kedzaliman apa yang telah kita lakukan, Cobalah berfikir kenapa ini harus terjadi, Cobalah menilai diri sendiri, apakah kita pernah sombong, Cobalah mengingat Siapa yang menciptakan kita, Cobalah mengingat siapa yang memberi nafas pada kita, dan cobalah anda menundukan wajah, bersujud, dan mohon ampun pada Alloh Subhanahu wata'ala.
O= Oppurtunity yang berarti kesempatan. memperbaiki kesalahan kesalahan masa lalu, memperbaiki penyeselan yang dirasakan, karena kesempatan selalu berada di depan kita, kesempatan menggugah diri ini untuk bangkit menatap masa depan, yang kita tidak tahu apa yang akan terjadi esok, dengan kita. Tapi setidaaknya gunakanlah kesempatan yang ada sebaik-baiknya, Bagi yang masih diberi kesempatan hidup, gunakanlah hidup Anda untuk beribadah dan beramal soleh, sebagai bekal kita kelak di akherat.
R= Refleksi, ro'yun (melihat) tatkala melihat dengan mata mungkin kita temukan apa2 namun kita melihatnya dengan mata hati ternyata semuanya dalam kuasa ilahi. Manusia tidak berdaya dan sangat lemah. Ada banyak hal dalam hidup ini yang memberikan banyak arti dan memberikan pelajaran hidup. Salah satu dari banyak kejadan, peristiwa, harapan itu adalah “rasa sadar tentang diri kita”. Yah, rasa sadar. Sadar akan diri kita dan sadar dengan siapa kita. Sadar apa yang bisa kita lakukan, Sadar kekuatan kita, sadar, sadar, sadar.......
O= Oh My God, " Ya alloh". Ingatlah selalu pada Alloh Subhanahu Wata'ala dikala suka maupun duka seperti sekarang ini, jangan sampai kita melupakan-Nya apalagi meninggalkan-Nya, Ingatlah, Kita hanya akan kembali kepada-Nya. Kembalikan semuanya pada Alloh Subhanahu Wata'ala. Pasrahkan jiwa dan raga kita kepada-Nya, niscaya kehidupan kita akan tenang, ikhlas dan sabar. Dengan begitu, Kita akan yakin dan percaya bahwa semua yang terjadi pada kita semuanya telah ditentukan Alloh Sunhamahu wata'ala dan tertulis di lauhilmahfudz.
N= Nang Umah Wae. Dengan adanya Wabah Covid 19, jalan terbaik untuk memutus rantai penularan CORONA adalah "Nang Umah Wae", Ojo metu-metu/ojo dolan-dolan/ojo kumpul-kumpul karo wong/ojo macem-macem nek kepengin ora ketularan CORONA. "Di rumah Saja", itulah anjuran Pemerintah, anjuran para Dokter dan tenaga medis, kenapa? karena dengan dirumah saja Anda tidak akan bertemu dan kontak dengan orang lain yang terkena virus Covid 19, dan Anda InsyaAlloh akan aman, sehat dan tidak akan tertular virus Covid 19.
A= Akhir, Tujuan/akhir. “A” seringkali digunakan untuk menunjukkan sesuatu atau seseorang dengan kualitas atau status yang lebih baik dan bergengsi: A-, A atau A+, hasil terbaik.
Bagaimana hasil akhir dari kehidupan kita, hasilnya akan kita ketahui kelak di akherat, kalau kita banyak beribadah dan berbuat baik, maka insyaAlloh hasil yang akan kita terima baik, dan sebaliknya apabila kehidupan kita selama di dunia ini hanya berbuat syirik dan dosa serta maksiat maka kita akan menuai hasilnya di Neraka "Na'udzubillah"
Pada akhirnya mari kita singkirkan dan buang jauh-jauh keserakahan, kesombongan, egoisme, rasa ngeyel, tidak peduli, agar wabah CORONA segera berlalu, semoga badai ini segera berlalu dan Kita masih diberi kesempatan untuk bertaubat dan memperbaiki diri. aamiin
Sudah sekitar satu bulan berjalan Virus Corona atau Coronavirus disease (COVID-19) masih terus mencari sasaran dan korban. Ganasnya virus corona membuat masyarakat ketakutan dan harus siaga satu. Karena selain belum ditemukan obat yang dapat membunuh virus ini, virus ini juga tergolong virus yang mematikan. Dalam hitungan hari manusia yang terinveksi virus corona dapat kehilangan nyawanya apabila tidak ditangani secara serius.
Apa sebenarnya maksud Alloh Subhanahu wata'ala menurunkan wabah Corona ini, tidak ada yang tahu, Tapi manusia sudah seharusnya intropeksi diri, mengevaluasi diri, merefleksi diri. Apa yang sebenarnya telah manusia lakukan sehingga Alloh Subhanahu wata'ala, memberikan peringatan, teguran atau malah memberikan hukuman pada manusia di bumi ini.
Kalau kita kaji dalam Al Qur'an, Alloh Subhanahu wata'ala telah berfirman
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Artinya : Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Kita perlu introspeksi diri sudahkah kita memenuhi kewajiban kita kepada sang pencipta? yaitu beribadah? atau malah sebaliknya Kita malah berbuat maksiyat dan dosa sepanjang hidup Kita. Cobalah merenung sejenak, dosa dan maksiyat apa saja yang telah kita lakukan, perbuatan apa saja yang telah kita lakukan sehingga membuat Alloh Subhanahu wata'ala seakan marah pada manusia di bumi ini.
Kita juga perlu menengok ke belakang, ke zaman dulu ketika sebuah kaum/umat manusia yang dimusnahkan oleh Alloh Subhanahu wata'ala karena kedzaliman dan kemusyrikan, serta kemaksiyatan merajalela di daerah tersebut, seperti kaum Nabi Syu'aib alaihi salam Kaum Madyan Berlaku Curang, Kaum Nabu Hud Alaihi salam Kaum Aad Menyombongkan Diri, kaum nabi Luth Alaihi salam Kaum Sodom Berperilaku Seks Menyimpang, Kaum Nabi Nuh
Nabi Nuh berdakwah selama 950 tahun, namun yang beriman hanyalah sekitar 80 orang. Kaumnya mendustakan dan memperolok-olok Nabi Nuh. Lalu, Allah mendatangkan banjir yang besar, kemudian menenggelamkan mereka yang ingkar, termasuk anak dan istri Nabi Nuh (QS Al-Ankabut : 14). Ashab Al-Qaryah
Menurut sebagian ahli tafsir, Ashab Al-Qaryah (suatu negeri) adalah penduduk Anthakiyah. Mereka mendustakan rasul-rasul yang diutus kepada mereka. Allah membinasakan mereka dengan sebuah suara yang sangat keras (QS Yaasiin: 13), aka Alloh Subhanahu wata'ala memusnahkan manusia-manusia tersebut dengan sekejap mata.
Penyakit CORONA, mengingatkan kita pada salah satu wabah yang sering disebut oleh Rasulullah adalah penyakit tha’un atau pes (dalam bahasa Inggris plague). Di Indonesia, penyakit ini juga disebut sampar, seperti dijelaskan dalam sebuah hadits;
Berikut adalah hadis populer tentang tha’un yang cukup populer:
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ بِأَرْضٍ فَلَا تَدْخُلُوهَا وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَخْرُجُوا مِنْهَا
Diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau berkata: “Jika kalian mendengar adanya tha’un di suatu daerah, maka jangan memasuki daerah tersebut; dan ketika kalian berada di dalamnya (daerah yang terkena tha’un), maka jangan keluar dari daerah tersebut.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis tersebut diriwayatkan dalam Shahih al Bukhari, Shahih Muslim dan kitab-kitab lainnya.
Lalu sebenarnya apa yang kita banggakan? kekuatan, kekayaan, pangkat, jabatan, kecantikan, kegagahan, semua itu tidak ada harganya di hadapan Alloh Subhanahu wata'ala, semua itu hanyalah sementara, hanyalah tipu muslihat Syaitan, dan tidak akan kita bawa mati.
Dalam artikel ini saya mencoba menterjemahkan dan membuat filosofi Kata CORONA dalam sebuah makna yang harus kita renungkan bersama, sehingga kejadian yang melanda dunia saat ini tidak sia-sia dan menjadi pelajaran yang bermakna dan mengesan sepanjang kehidupan ini, serta mengingatkan kita akan kematian dan hari pembalasan/hari kiamat.
C= Cobalah. Cobalah merenung sejenak, cobalah mengingat dosa dan maksiyat yang telah kita lakukan, Cobalah mengingat kedzaliman apa yang telah kita lakukan, Cobalah berfikir kenapa ini harus terjadi, Cobalah menilai diri sendiri, apakah kita pernah sombong, Cobalah mengingat Siapa yang menciptakan kita, Cobalah mengingat siapa yang memberi nafas pada kita, dan cobalah anda menundukan wajah, bersujud, dan mohon ampun pada Alloh Subhanahu wata'ala.
O= Oppurtunity yang berarti kesempatan. memperbaiki kesalahan kesalahan masa lalu, memperbaiki penyeselan yang dirasakan, karena kesempatan selalu berada di depan kita, kesempatan menggugah diri ini untuk bangkit menatap masa depan, yang kita tidak tahu apa yang akan terjadi esok, dengan kita. Tapi setidaaknya gunakanlah kesempatan yang ada sebaik-baiknya, Bagi yang masih diberi kesempatan hidup, gunakanlah hidup Anda untuk beribadah dan beramal soleh, sebagai bekal kita kelak di akherat.
R= Refleksi, ro'yun (melihat) tatkala melihat dengan mata mungkin kita temukan apa2 namun kita melihatnya dengan mata hati ternyata semuanya dalam kuasa ilahi. Manusia tidak berdaya dan sangat lemah. Ada banyak hal dalam hidup ini yang memberikan banyak arti dan memberikan pelajaran hidup. Salah satu dari banyak kejadan, peristiwa, harapan itu adalah “rasa sadar tentang diri kita”. Yah, rasa sadar. Sadar akan diri kita dan sadar dengan siapa kita. Sadar apa yang bisa kita lakukan, Sadar kekuatan kita, sadar, sadar, sadar.......
O= Oh My God, " Ya alloh". Ingatlah selalu pada Alloh Subhanahu Wata'ala dikala suka maupun duka seperti sekarang ini, jangan sampai kita melupakan-Nya apalagi meninggalkan-Nya, Ingatlah, Kita hanya akan kembali kepada-Nya. Kembalikan semuanya pada Alloh Subhanahu Wata'ala. Pasrahkan jiwa dan raga kita kepada-Nya, niscaya kehidupan kita akan tenang, ikhlas dan sabar. Dengan begitu, Kita akan yakin dan percaya bahwa semua yang terjadi pada kita semuanya telah ditentukan Alloh Sunhamahu wata'ala dan tertulis di lauhilmahfudz.
N= Nang Umah Wae. Dengan adanya Wabah Covid 19, jalan terbaik untuk memutus rantai penularan CORONA adalah "Nang Umah Wae", Ojo metu-metu/ojo dolan-dolan/ojo kumpul-kumpul karo wong/ojo macem-macem nek kepengin ora ketularan CORONA. "Di rumah Saja", itulah anjuran Pemerintah, anjuran para Dokter dan tenaga medis, kenapa? karena dengan dirumah saja Anda tidak akan bertemu dan kontak dengan orang lain yang terkena virus Covid 19, dan Anda InsyaAlloh akan aman, sehat dan tidak akan tertular virus Covid 19.
A= Akhir, Tujuan/akhir. “A” seringkali digunakan untuk menunjukkan sesuatu atau seseorang dengan kualitas atau status yang lebih baik dan bergengsi: A-, A atau A+, hasil terbaik.
Bagaimana hasil akhir dari kehidupan kita, hasilnya akan kita ketahui kelak di akherat, kalau kita banyak beribadah dan berbuat baik, maka insyaAlloh hasil yang akan kita terima baik, dan sebaliknya apabila kehidupan kita selama di dunia ini hanya berbuat syirik dan dosa serta maksiat maka kita akan menuai hasilnya di Neraka "Na'udzubillah"
Pada akhirnya mari kita singkirkan dan buang jauh-jauh keserakahan, kesombongan, egoisme, rasa ngeyel, tidak peduli, agar wabah CORONA segera berlalu, semoga badai ini segera berlalu dan Kita masih diberi kesempatan untuk bertaubat dan memperbaiki diri. aamiin