PTS UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI DAN EFEKTIFITAS PROSES PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK GURU PAUD, TK/RA, SD/MI, MTs/SMP, SMA/MA/ SMK

PTS UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI DAN EFEKTIFITAS PROSES PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK GURU PAUD, TK/RA, SD/MI, MTs/SMP, SMA/MA/ SMK

Contents [Show Up]
PTS UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI DAN EFEKTIFITAS PROSES PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK  GURU PAUD, TK/RA, SD/MI, MTs/SMP, SMA/MA/ SMK
Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) “Upaya Meningkatkan Kompetensi Dan Efektifitas Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik Bagi Guru SD Negeri ............. Kecamatan ............. Kabupaten .............”.
PTS UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI DAN EFEKTIFITAS PROSES PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK  GURU PAUD, TK/RA, SD/MI, MTs/SMP, SMA/MA/ SMK  Penelitian Tindakan Sekolah (PTS)
Penelitian ini  bertujuan mendapatkan deskripsi  empirik  tentang  peningkatan Kompetensi dan Efektifitas Proses Pembelajaran Bagi Guru pada SD Negeri ............. Kecamatan ............. Kabupaten ............. tahun pelajaran 2018/2019.
Penelitian ini menerapkan Penelitian Tindakan Sekolah / Action Research terhadap pelaksanaan Kompetensi  Proses Pembelajaran guru setiap melaksanakan pembelajaran pada  semester 1 tahun pelajaran 2018/2019 SD Negeri .............. Hal tersebut dilakukan tindakan dengan maksud meningkatkan Kompetensi  Proses Pembelajaran guru agar hasil belajar siswa meningkat. Analisis data  menggunakan model interaktif Miles dan Humberman dengan  langkah-langkah :(1) pengumpulan dan telaah data, (2) deskripsi komperatif, (3) penyajian data dan (4) verifikasi menarik  kesimpulan.
Temuan penting dalam penelitian ini bahwa melalui supervisi akademik terhadap  pembelajaran meningkatkan (1) disiplin guru (2) motivasi dan gairah mengajar yang lebih efektif (3) mewujudkan peningkatan Kompetensi  Proses Pembelajaran dan (4) profesionalisme guru. Di samping itu berdampak positif terhadap hasil belajar siswa yakni : (1) Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran (2) Meningkatkan kerja sama untuk memecahkan suatu persoalan dan (3) Meningkatkan tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan guru sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada SD Negeri ............. Kecamatan ............. Kabupaten ..............

Kata Kunci :  Supervisi akademik, peningkatan Kompetensi  Proses Pembelajaran ,   hasil belajar  siswa meningkat.

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil’alamiin, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Alloh swt. yang telah meridloi terselesaikannya penulisan karya ilmiah ini. Peneliti berharap karya ini dapat membantu terhadap peningkatan kompetensi guru dan Kepala Sekolah Sekolah Dasar pada khususnya agar mampu mengelola sekolah lebih profesional sehingga dapat mewujudkan kualitas pendidikan.
Usaha untuk meningkatkan kompetensi ilmu pengetahuan dan teknologi bagi para guru dan Kepala Sekolah di Kabupaten ............. perlu diberdayakan terus dengan maksud untuk meningkatkan kompetensi dan tugas profesionalismenya. Melalui kegiatan supervisi akademik peneliti bermaksud melakukan Penelitian Tindakan Sekolah. Selanjutnya penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman Kepala Sekolah untuk melakukan Penelitian Tindakan Sekolah dan dapat dijadikan sebagai masukan terhadap pengambilan kebijakan masalah pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan utamanya di SD Negeri ............. maupun sekolah lain di Kabupaten ..............
Peneliti menyampaikan terima kasih yang sebesar – besarnya atas kerja sama dan bantuan semua pihak yang terkait sehingga dapat menulis karya ilmiah ini. Di samping itu kami ucapkan terima kasih pula kepada :
1. Korwil Dinas Pendidikan Kecamatan ............. yang telah memberikan rekomendasi bantuan dan pemikirannya.
2. Semua pihak yang turut membantu pelaksanaan penelitian.
3. Ketua perpustakaan “Taman Ilmu” SD Negeri ..............
Penulis menyadari bahwa penulisan penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca merupakan masukan yang sangat berharga demi sempurnanya penulisan ini. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan pada khususnya untuk meningkatkan mutu pendidikan di SD Negeri ............. pada khususnya maupun secara umum  Pendidikan di Kabupaten ..............
                   Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Judul i
Abstrak ii
Halaman Pengesahan iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi v
Daftar Tabel………………………………………………………………… vii
Daftar Gambar………………………………………………………………  viii
Daftar Diagram ix
Daftar Lampiran……………………………………………………………. x
BAB I    PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian 5
BAB II    KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Teori 7
B. Penelitian Yang Relevan 25
C. Kerangka Berpikir 26
D. Hipotesis Tindakan 28
E. Indikator Kinerja dan Kriteria Keberhasilan 28

BAB III   METODE PENELITIAN
A. Setting Tempat dan Waktu Penelitian 30
B. Subyek Penelitian 31
C. Sumber Data 32
D. Tehnik Pengumpulan Data 33
E. Keabsahan Data 34
F. Tehnik Analisa Data 36
G. Prosedur Penelitian 36

BAB IV   HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 42
B. Pembahasan Setiap Siklus  48
C. Pembahasan Hasil Penelitian 63
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN TINDAK LANJUT
A. Kesimpulan 67
B. Saran-saran 67
C. Tindak Lanjut 68
Daftar Pustaka 69
Lampiran-lampiran 71

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan Undang-Undang  Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen diuraikan  bahwa guru profesional adalah guru yang memiliki kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Guru yang  memiliki empat kompetrensi tersebut masih dipersyaratkan harus memiliki ijazah akademik yang relevan yakni Diploma IV atau Strata I. Sebegitu gencarnya guru ditingkatkan Kompetensinya agar mampu melaksanakan tugas profesinya dengan penuh tanggung jawab sehingga kualitas pendidikan secara keseluruhan meningkat. Konsekwensinya bahwa peningkatan mutu guru telah dibarengi dengan kesejahteraannya sehingga sertifikasi guru yang telah diberlakukan pemerintah telah mendorong guru untuk berkarya lebih profesional.
Mewujudkan pendidikan bermutu di SD Negeri .......... khususnya memang tidak semudah membalik telapak tangan karena mutu pendidikan tidak hanya ditentukan oleh komponen guru  saja tetapi komponen lain yang berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran juga harus mendapatkan perhatian.  Akan tetapi hal yang paling penting dalam membangun pendidikan bermutu harus dimulai dari membangun guru. Guru merupakan inti dari pendidikan itu sendiri. Dengan kurikulum dan sarana prasarana yang baik, tidak mungkin dapat diwujudkan pendidikan yang bermutu tanpa ditunjang oleh guru yang berkualitas.  Oleh karena itu, dalam membangun pendidikan yang berkualitas dan kompetitif keberadaan guru profesional memiliki peran yang sangat strategis sehingga setiap guru harus secara terus-menerus meningkatkan profesionalismenya.
Kepala Sekolah sekarang sudah tidak dibebani dengan tugas mengajar. Kepala sekolah sekarang bertugas sebagai menejerial, supervise dan kewirausahaanm Peran Kepala Sekolah dalam hal ini sangat strategis karena manajemen sekolah yang berkualitas akan mampu berperan dalam menggalang peningkatan mutu sekolah. Oleh karena peran penting yang dipersyaratkan menjadi Kepala Sekolah sebagai menejerial maka peningkatan mutu Kepala Sekolah juga harus ditingkatkan sejalan dengan mutu guru.
Berdasarkan studi awal supervisi akademik yang dilakukan Kepala Sekolah ternyata guru kelas dan guru mata pelajaran dalam melaksanakan: (1)  penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran rata-rata dari 8 guru jika diprosentase mencapai 69,04 %, (2) melaksanakan proses pembelajaran rata-rata dari 8 guru jika diprosentase mencapai 64,70 %  (3) melaksanakan penilaian  pembelajaran rata-rata dari 8 guru jika diprosentase  mencapai 68,19 %  . Sedangkan berdasarkan indikator kinerja dan keberhasilan guru dikatakan berhasil memiliki kompetensi apabila 75 % memenuhi standar ketuntasan minimal atas kinerjanya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hampir semua guru di SD Negeri .......... di dalam merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, dan melakukan penilaian pembelajaran belum berlangsung secara efektif. Berawal dari ketidakberhasilan guru dalam pembelajaran tersebut, peneliti meminta bantuan observer atau guru senior untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan guru kelas tinggi SD Negeri ........... Dari hasil diskusi bersama observer terungkap beberapa masalah yang ada dalam proses pembelajaran yaitu :  (1) Konsep materi  yang disampaikan guru belum tuntas, (2) Metode yang digunakan guru belum tepat karena monoton dan kurang bervasiasi, (3) Belum seluruh guru menggunakan media/ alat peraga  dalam proses pembelajaran (4) Penggunaan media / alat peraga yang digunakan guru belum efektif, (5) Bimbingan guru masih bersifat klasikal, (6) Belum seluruh siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran dan (7) Masih minimnya latihan dan tugas yang diberikan guru kepada siswa.
Kepala Sekolah sebagai top manajer di sekolah memiliki peranan yang sangat penting dalam ikut serta mengendalikan proses pembelajaran yang bermutu. Melalui fungsi manajemen baik planning, organizing, aktuiting dan controling Kepala Sekolah dapat melakukan supervisi akademik secara terstruktur untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Supervisi akademik tersebut bertujuan melakukan tindakan/ action manajerial untuk mengetahui secara jelas bagaimana guru mempersiapkan pembelajaran baik dari sisi rencana pembelajarannya mapun media yang disiapkan. Di samping itu supervisi akademik dilakukan sebagai alat kontrol terhadap tugas guru sebagai tenaga profesional, apakah dari sisi kompetensi profesional dan pedagogiknya sudah terpenuhi atau belum. Hal tersebut dapat dilihat dari sisi penguasaan materi pembelajaran, penguasaan metodologi pembelajaran, penggunaan alat peraga, bagaimana proses pembelajaran berlangsung, bagamana guru melakukan evaluasi, dan bagaimana guru melaksanakan tindak lanjut dalam pembelajaran.

Permasalahan yang sebenarnya terjadi pada guru sehingga pembelajaran berlangsung kurang efektif. Hal tersebut sudah barang tentu berdampak terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu adanya pembelajaran yang kurang efektif memerlukan pemecahan, yakni bagaimana usaha guru dapat memberikan pembelajaran yang efektif sehingga siswa dapat termotivasi untuk belajar dengan baik. Bagaimana guru memilih  media pembelajaran yang tepat dan relevan sebagai salah satu alternatif sehingga pembelajaran  akan berlangsung menarik. Bagaimana guru menggunakan  metode pembelajaran yang bukan itu-itu saja yakni hanya terdiri dari metode ceramah, diskusi, dan tugas yang dirasa sangat monoton dan membosankan siswa melainkan bagaimana guru menggunakan metode yang bervariasi sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi lebih menarik. Oleh karena itu Kepala Sekolah dalam hal ini selaku peneliti mencoba melakukan tindakan nyata mengfungsikan sebagai seorang manajerial melaksanakan supervisi akademik sebagai upaya untuk meningkatkan Kompetensi guru dalam proses pembelajaran agar pembelajaran berlangsung secara efektif pada guru SD Negeri .......... tahun pelajaran 2018/2019.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah-masalah yang timbul antara lain dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
a. Guru SD Negeri ..........  masih mengalami kesulitan dalam menyampaikan konsep pembelajaran.
b. Guru SD Negeri ..........  belum seluruhnya menggunakan metode pembelajaran yang tepat pada saat melakukan kegiatan pembelajaran?
c. Apakah guru  SD Negeri .......... belum seluruhnya menggunakan media / alat peraga secara efektif .
d. Guru SD Negeri .......... belum seluruhnya melakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PAIKEM .
e. Guru SD Negeri .......... dalam proses pembelajaran  masih bersifat klasikal dan belum melibatkan secara keseluruhan siswa dalam pembelajaran sehingga pembelajaran kurang efektif .
f. Guru SD Negeri .......... masih kurang memberikan latihan dan tugas  sehingga motivasi belajar siswa rendah .

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka diajukan rumusan masalahnya sebagai berikut:
a. Apakah melalui supervisi akademik Kepala Sekolah  SD Negeri .......... dapat meningkatkan Kompetensi guru dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran berlangsung secara efektif ?
b. Apakah melalui supervisi akademik Kepala Sekolah  SD Negeri .........., dapat meningkatkan Kompetensi guru dalam proses pembelajaran yang mantap dan proses pembelajaran yang efektif  dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa ?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan :
1. Ingin mengetahui sejauh mana dengan dilakukannya supervisi akademik oleh Kepala Sekolah SD Negeri .......... kepada guru  dapat meningkatkan Kompetensi guru dalam proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran berlangsung secara efektif.
2. Ingin mengetahui sejauh mana adanya Kompetensi guru dalam proses pembelajaran yang mantap dan proses pembelajaran yang efektif dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar  pada siswa  SD Negeri .......... .

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki kegunaan teoritis, praktis, teoritis dan praktis, dan lanjutan.
1. Manfaat  Teoritis
          Kegunaan teoritis penelitian ini adalah hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan teoritis terhadap khasanah keilmuan pendidikan di SD Negeri .......... pada khususnya dan dunia pendidikan pada umumnya.
2. Manfaat Praktis
Penulisan perbaikan pembelajaran dengan Penelitian Tindakan Sekolah   ( PTS ), diharapkan dapat bermanfaat :

a. Bagi Kepala Sekolah dan Guru / Peneliti
1) Menambah wawasan dan pengetahuan dalam pembelajaran yang lebih bermakna.
2) Meningkatkan profesionalisme dan kinerja Kepala Sekolah dan guru.
3) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam perkembangan dunia pendidikan.
b. Bagi siswa
1) Melatih siswa bersikap mandiri dan percaya pada Kompetensi sendiri.
2) Meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran .
3) Memperoleh pengalaman yang nyata dalam menemukan konsep pembelajaran.
c. Bagi sekolah
1) Membantu sekolah dalam peningkatan ketuntasan belajar siswa.
2) Menambah daftar pustaka di sekolah.
3) Menambah citra sekolah menjadi lebih baik.
3. Manfaat Lanjutan
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai  sumbangan teori bagi peneliti berikutnya yang berminat melakukan penelitian tindakan sekolah tentang supervisi akademik yang dilaksanakan Kepala Sekolah terhadap guru.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A.   Kajian Pustaka
1. Hakikat Supervisi Akademik
a. Pengertian Supervisi Akademik
Supervisi adalah layanan yang bersifat membimbing, memfasilitasi, memotivasi serta menilai guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan pengembangan profesinya secara efektif yang dilakukan melalui antara lain, pemberian contoh, diskusi, konsultasi, atau pelatihan.
Supervisi Akademik adalah Serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan penilaian hasil belajar. Serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. (Kemdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah direktorat Pembinaan Sekolah dasar 2016: 5)
Pendapat dari beberapa ahli memberikan pengertian bahwa supervisi merupakan bantuan dalam rangka perbaikan dan pengembangan situasi belajar mengajar agar proses pembelajaran berlangsung efektif dan efisien. Dalam hal ini supervisi pembelajaran lebih ditekankan sebagai usaha memberikan bantuan dan bimbingan kepada guru dalam memperbaiki proses pembelajaran.
b. Prinsip-prinsip Supervisi Akademik
Berbagai  prinsip - prinsip supervisi  menurut  Surya  Darma (2008) sebagai berikut: (1) Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah. (2) Sistematis, artinya dikembangan sesuai perencanaan   program supervisi yang matang   dan                      tujuan pembelajaran. (3) Objektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek
instrumen.(4) Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya.(5) Antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang mungkin akan terjadi.(6)Konstruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran.(7) Kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara supervisor dan guru dalam mengembangkan pembelajaran.(8) Kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh dalam mengembangkan pembelajaran.(9) Demokratis, artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi akademik.(10) Aktif, artinya guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi.(11) Humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor. (12) Berkesinambungan’(13) Terpadu, artinya menyatu dengan dengan program pendidikan.

c. Tujuan Supervisi Akademik
Tujuan supervisi diantaranya adalah : (1)meningkatkan disiplin kerja secara luas (2) memecahkan masalah – masalah yang dihadapi guru di dalam kelas (3) membantu guru mengembangkan kompetensinya, (4) mengembangkan kurikulum, (5)mengembangkan kelompok kerja guru, dan meningkatkan serta memotivasi kerja guru (6) membimbing pengembangan profesi guru (7) mewujudkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan dalam tugas.

d. Manfaat Supervisi Akademik
Manfaat supervisi bagi kepala sekolah itu sendiri adalah untuk memberikan informasi dan memberikan wawasan mengenai teknik supervisi  kunjungan kelas kaitannya dengan peningkatan Kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran. Kepala Sekolah akan mampu melakukan analisa terhadap kekurangan dan kelemahan yang di hadapi guru dalam pembelajaran. Dengan hal tersebut Kepala Sekolah akan dapat ikut serta memecahkan masalah-masalah manajemen kelas bersama guru.
Manfaat supervisi Kepala Sekolah bagi  guru adalah untuk melakukan identifikasi terhadap berbagai kekurangan serta potensi yang ada pada diri guru itu sendiri  sehingga dapat dijadikan sebagai kaca benggala dan introspeksi diri  dalam meningkatkan kompetensinya. Dengan guru mengenali kekurangan serta mengetahui potensi diri maka dapat dijadikan sebagai refleksi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya di kelas.
Sedangkan manfaat supervisi yang dilaksanakan Kepala Sekolah bagi siswa adalah  untuk memberikan motivasi belajar para siswa serta adanya perhatian Kepala Sekolah terhadap siswa sehingga mampu memberikan  pelayanan dalam pembelajaran yang berdampak meningkatnya prestasi belajar siswa .

e. Kompetensi guru dalam proses pembelajaran
Istilah kinerja atau prestasi kerja berasal dari kata job performance yaitu prestasi kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja diartikan juga sebagai tingkat atau derajat pelaksanaan tugas seseorang atas dasar kompetensi yang dimilikinya. Istilah kinerja tidak dapat dipisahkan dengan bekerja karena kinerja merupakan hasil dari proses bekerja. Dalam konteks tersebut maka kinerja adalah hasil kerja dalam mencapai suatu tujuan atau persyaratan pekerjaan yang telah ditetapkan. Kinerja dapat dimaknai sebagai ekspresi potensi seseorang berupa perilaku atau cara seseorang dalam melaksanakan tugas, sehingga menghasilkan suatu produk (hasil kerja) yang merupakan wujud dari semua tugas serta tanggung jawab pekerjaan yang diberikan kepadanya.

Berdasarkan rumusan di atas maka penilaian Kompetensi guru dalam proses pembelajaran adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data tentang kualitas pekerjaan guru dalam melaksanakan tugas pokoknya sebagai guru. Tugas pokok guru adalah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen kelas dalam rangka mewujudkan tujuan pembelajaran yang direncanakan. Kompetensi guru dalam proses pembelajaran SD dinilai oleh Kepala Sekolah SD yang bersama-sama dalam satu sekolah. Untuk memenuhi persyaratan penilaian dalam rangka meningkatkan Kompetensi guru dalam proses pembelajaran tersebut diperlukan sistem penilaian kinerja setidaknya mempunyai dua elemen pokok yaitu: (a) spesifikasi tugas yang harus dikerjakan dan kriteria yang dapat memberikan penjelasan bagaimana kinerja yang baik (good performance), dan (b) adanya mekanisme untuk pengumpulan informasi dan pelaporan mengenai terpenuhi atau tidaknya perilaku yang terjadi dalam kenyataan dibandingkan dengan kriteria yang ditetapkan (Surya Dharma, 2008).

Secara komprehensif, proses penilaian kinerja kepala sekolah sekolah mencakup: (a) penetapan standar atau kriteria kinerja, (b) membandingkan kinerja aktual dengan standar tersebut, dan (c) memberikan umpan balik dari hasil penilaian untuk meningkatkan kinerjanya. Dalam upaya mendapatkan manfaat optimal penilaian kinerja kepala sekolah, paling tidak terdapat lima aspek yang dapat dijadikan ukuran penilaian yaitu: (a) Quality of work – kualitas hasil kerja (b) Promptness – ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan (c) Initiative – prakarsa dalam menyelesaikan pekerjaan (d) Capability – Kompetensi menyelesaikan pekerjaan dan (e) Comunication – Kompetensi membina kerjasama dengan pihak lain.
2. Kompetensi guru dalam proses pembelajaran Berbasis Kompetensi
Guru memiliki fungsi mengajar sekaligus mendidik artinya apa yang disampaikan guru di depan kelas tidak semata-mata mentranfer ilmu pengetahuan dan teknologi semata tetapi bagaimana guru membimbing, melatih dan menilai serta mengevaluasi  agar siswa tidak hanya memiliki pengetahuan yang mantap tetapi juga berperilaku yang baik. Guru juga harus memiliki rasa asih, asah, dan asuh agar kehadirannya  diharapkan siswa artinya kehadiran guru di depan kelas tidak sekedar mentranfer ilmu tetapi juga dapat dijadikan sebagai orang tua sekaligus Bapak dan Ibu anak-anaknya yakni siswa di kelasnya. Berdasarkan  Undang - Undang Nomor 20 tahun  2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan diperjelas dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 diuraikan bahwa kompetensi yang harus dimiliki guru terdiri dari empat kompetensi yakni: profesional, pedagogik, kepribadian, dan sosial. Secara terperinci dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan kompetensi yang berorientasi terhadap guru itu sendiri tentang penguasaan materi pembelajaran yang diampunya. Sedangkan subkompetensi profesional guru sebagai berikut:
1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.
3) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.
5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.
     Berdasarkan kompetensi profesional dapat ditarik kesimpulan bahwa guru berperan sebagai  inovator, dan motivator sekaligus dituntut memiliki kreatifitas yang tinggi. Kreatifitas guru merupakan Kompetensi menciptakan sesuatu dari yang belum ada dalam pembelajaran agar mampu mendorong pembelajaran yang kreaif, inovatif dan berhasil guna. Sedangkan  inovatif merupakan mengembangkan hal yang baru dalam pembelajaran agar proses pembelajaran menarik perhatian siswa.
      Guru dituntut mampu menciptakan gagasan-gagasan dan ide-ide baru yang kreatif mengarah terhadap pembaharuan pembelajaran sehingga dapat melakukan perubahan perilaku siswa ke arah kemajuan. Kesalahan siswa sebenarnya berawal dari guru yang kurang perhatian dan kurang kreatif dalam menciptakan pembelajaran yang bermutu. Sedangkan kesalahan guru kurang memilki kompetensi profesional sungguh sangat komplek artinya harus ditelusuri dari dasar pendidikan keguruannya, usaha bagaimana guru menggali pengetahuan dan keterampilan profesinya baik melalui media maupun pendidikan dan pelatihan yang terstuktur. Di samping itu kurang maksimalnya guru dalam mengelola pembelajaran dapat juga karena lokasi tempat tinggal yang jauh dari sekolah. dan yang tidak kalah pentingnyaadanya kesejahteraan guru yang diperoleh setiap bulannya untuk mencukupi kehidupan keluarganya.
Perubahan sistem belajaran dimasa lalu dan masa sekarang sungguh telah mengalami perubahan. Hal ini yang harus diketahui oleh guru sebagai pengelola pembelajaran di kelasnya. Tujuan belajar mampu membuat siswa sekarang ini tidak hanya belajar untuk mengetahui (learning to know) tetapi belajar juga mewujudkan siswa untuk bertindak atau bekerja (learning to do), serta belajar diharapkan mampu menjadikan diri sendiri (learning to be). Di samping itu belajar siswa diharapkan  mampu mewujudkan hidup bersama secara tenteram dan damai di masyarakat (learnig to live together). Jika ke empat tujuan belajar tersebut telah dilaksanakan guru, maka akan mampu mewujudkan siswa bahkan bangsa yang cerdas, mandiri dan madani sebagai bangsa besar yang telah terkecukupan sandang, papan dan pangan serta menjadi bangsa yang bermartabat dihargai dan dihormati oleh bangsa-bangsa lain karena rakyatnya memilki kearifan, bijak, santun dan bangsa yang bermartabat.

b. Kompetensi Pedagogik
Pedagogik artinya ilmu mendidik anak. Oleh karena itu dalam kompetensi ini diharapkan seorang guru mampu membimbing dan melatih agar perilaku siswa dari yang sebelumnya tidak baik menjadi baik, tidak bisa menjadi bisa, dan tidak tahu menjadi tahu. Dalam kompetensi pedagogik ini dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Menguasai karakteristik siswa dari aspek fisik, moral, sosial, kultural,  emosional, dan intelektual.
2) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
3) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu.
4) Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.
5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.
6) Memfasilitasi pengembangan potensi siswa untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimiliki.
7) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan siswa.
8) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
9) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
10) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
 Berdasarkan uraian sepuluh subkompetensi   pedagogik tersebut dapat disimpulkan bahwa peranan guru dalam pembelajaran adalah guru sebagai konselor, edukator, informator, fasilitator, dan evaluator. Sebagai konselor, guru harus mampu membantu memecahkan kesulitan yang dialami siswa. Sebagai edukator, guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang mendidik. Sebagai informator diharapkan guru mampu menyampaikan informasi yang seluas-luasnya baik ilmu pengetahuan dan teknologi maupun berbagai hal perubahan yang up to date di era global seperti sekarang ini. Informasi tersebut mengarahkan kepada siswa sebagai manusia yang bermoral dan bermartabat serta mampu bertanggung jawab terhadap masa depan dirinya. Dengan demikian, guru mampu membawa perubahan (agen of change) ke arah kemajuan siswa. Guru mampu memberikan informasi yang up to date kepada siswanya. Sebagai fasilitator guru diharapkan mampu memfasilitasi siswa dalam pembelajaran sehingga siswa mampu menemukan sendiri pengalaman belajarnya. Guru tidak lagi menyiapkan seluruh konsep-konsep pengetahuan, tetapi siswa  yang diarahkan untuk menemukan sendiri konsep-konsep tersebut. Sebagai evaluator diharapkan guru dapat mengetahuai tercapai tidaknya kompetensi dasar dan untuk mengetahui kemajuan belajar siswa. Evaluasi harus dilaksanakan secara terencana, efektif, dan efisien. Untuk itu, seorang guru diwajibkan mampu berperan sebagai evaluator yang baik, yaitu mampu menyelenggarakan evaluasi pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip evaluasi dalam pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas bahwa guru yang memiliki kompetensi pedagogik akan mampu mewujudkan peserta didik yang memiliki kepribadian dan tingkah laku yang sopan dan santun, memiliki jatidiri sebagai siswa yang memiliki budi pekerti yang luhur serta berakhlaqul karimah

c. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kompetensi  yang melekat pada  diri individu guru meliputi sikap, sifat, gaya, dan perilaku. Kompetensi pedagogik bersifat pragmatik, sedangkan kompetensi kepribadian bersifat personal. Adapun subkompetensi kepribadian ialah sebagai berikut:
1) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.
2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi siswa dan masyarakat.
3) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.
4) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.
5) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
Berdasarkan uraian di atas betapa berat beban guru masih harus memiliki lima kompetensi kepribadian yang mencerminkan perilaku guru dalam pekerjaanya di sekolah maupun sebagai anggota masyarakat. Sedemikian kompleknya kompetensi yang harus di miliki guru sebagai pekerja profesional membutuhkan renungan yang mendalam sebenarnya siapa guru sebagai orang yang patut digugu dan ditiru baik oleh siswa maupun masyarakat sekitarnya. Konsep pendidikan yang sangat popular di Indonesia adalah “ ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karso, tutwuri handayani” yang dipopulerkan oleh Ki Hajar Dewantara. .Dalam bukunya Ki Hajar Dewantara mengemukakan bahwa guru sebagai pemimpin harus dapat menjadi tauladan artinya guru harus mampu melaksanakan kepemimpinan yakni :  Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani. Artinya sebagai orang yang dimuka harus dapat menjadi tauladan terhadap yang dipimpinnya yaitu siswa-siswanya (Suherli Kusmana,  2011: 13). Berada di tengah-tengah siswa harus dapat memberikan sumbangsih agar siswa dapat terbawa ke arah yang baik, sedangkan berada di belakang harus mampu memberikan motivasi ke arah kemajuan atau mampu berperan mendorong para siswa untuk berperilaku yang baik.

d. Kompetensi Sosial
   Kompetensi sosial adalah kompetensi yang berkaitan dengan sikap seorang guru dalam menghadapi siswa, teman sejawat, dan lingkungan. orang lain. meliputi subkompetensi sebagai berikut.
1) Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.
2) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
3) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.
4) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk  lain.
Berdasarkan empat kompetensi sosial di atas, betapa besar peran guru sebagai mediator dan komunikator. Guru sebagai mediator artinya diharapkan guru mampu berkomunikasi antara sekolah dengan orang tua  siswa dan masyarakat untuk memecahkan kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran. Guru harus mampu berkomunikasi dengan orang tua siswa dan masyarakat secara santun, empatik, dan efektif tentang berbagai hal program pembelajaran dan kemajuan belajar siswa. Guru diharapkan dapat mengfasilitasi berbagai kebutuhan siswa sehingga guru mampu memberikan pelayanan prima terhadap orang tua siswa dan masyarakat. Guru dituntut tampil sebagai aktor atau aktris yang menarik perhatian  siswa, dan sebagai tokoh yang disegani oleh orang tua siswa dan masyarakat ketika mengastasi masalah pembelajaran. Dengan demikian, masalah yang dialami oleh siswa di sekolah, dapat teratasi secara cepat dan orang tua siswa secara bersama saling bisa memberikan solusi terbaik terhadap persoalan yang dialami siswa dalam mengalami kesulitan pembelajaran di sekolah.
Guru sebagai komunikator dituntut harus mampu melakukan komunikasi berbagai permasalahan profesinya dengan teman sejawat serta mengkomunikasikan hasil karya ilmiah melalui berbagai media dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Selain itu, guru diharapkan dapat mengkomunikasikan hasil karya ilmiah populer yang  inovatif dalam hal pembaharuan pembelajaran.  Dengan demikian kehadiran guru diharapkan mampu memberikan sumbangsih terhadap kemajuan dunia pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan yang berkualitas. 

3. Efektivitas Pembelajaran
a. Pengertian Efektivitas dan Efisiensi
  Efektif atau disebut juga berhasil guna atau tepat guna ialah cara melakukan sesuatu pekerjaan yang benar (do the right things), sedangkan efisiensi (daya guna) ialah cara melakukan pekerjaan dengan benar (do things right). Pengertian efektif ditinjau secara kuantitatif ialah perbandingan antara realisasi yang terjadi dengan target yang telah direncanakan. Semakin tinggi realisasi yang dicapai, semakin tinggi nilai efektifnya. Efektif menurut pengertian kualitatif ialah tingkat pencapaian tujuan organisasi atau tingkat kepuasan yang dicapai organisasi (http://makalahmajannaii.blogspot.com/2012/02/). Dengan demikian semakin tercapai tujuan  seseorang atau organisasi didasarkan pada perencanaan semakin efektif seseorang atau organisasi itu karena target telah terpenuhi. Semakin puas seseorang atau organisasi, semakin efektif seseorang atau organisasi itu.
Guru sebagai perancang pembelajaran harus berusaha memberikan kepuasan bagi siswanya. Dijelaskan dalam low of learning bahwa antara guru dan siswa harus ada ikatan stimulus dan respon sehingga hasil belajar akan dapat memberikan kesenangan dan kepuasan (Nana Sujana. 2011). Oleh karena itu kegiatan pembelajarn akan dapat berlangsung secara efektif apabila adanya respon positif dari yang mendapatkan informasi dalam hal ini siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan berlangsung secara tepat guna dan berhasil guna. Dari penjelasan tersebut jika ditinjau dari efesiensi bahwa dari tenaga dan waktu yang relatif singkat serta pembiayaan yang relatif murah akan mendapatkan hasil yang efektif. Dengan demikian perlu dirancang kegiatan yang efektif dan efisien agar memberikan hasil yang maksimal tetapi dengan biaya yang rendah.

b. Hakikat Pembelajaran Efektif

Pembelajaran yang efektif adalah proses belajar mengajar yang bukan saja terfokus kepada hasil yang dicapai peserta didik akan tetapi  proses pembelajaran yang  mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan mutu serta dapat memberikan perubahan prilaku dan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka (http://penilaian-kinerja-guru.blogspot.com/2012/02/) . Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Pada kenyataan seringkali guru terlalu aktif di dalam proses pembelajaran, sementara siswa dibuat pasif, sehingga interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran tidak efektif. Jika proses pembelajaran lebih didominasi oleh guru, maka efektifitas pembelajaran tidak akan dapat dicapai. Guru harus selalu memiliki gagasan yang kreatif dan inovatif. Hal ini diperlukan karena guru harus mampu mengembangkan tujuan pembelajaran, materi pelajaran, motode dan media mengajar,  penilaian belajar dengan baik. Gagasan itu tidak hanya dalam tataran teori atau khayalan tetapi harus diimplementasikan dalam pembelajaran.

Upaya menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, guru dituntut mampu mengelola proses pembelajaran yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau dan mampu belajar. Untuk bisa belajar efektif setiap orang perlu mengetahui apa arti belajar sesungguhnya. Belajar adalah sebuah tindakan aktif untuk memahami dan mengalami sesuatu. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Jadi, proses belajar terjadi jika anak merespon stimulus (rangsangan) yang diberikan guru, selain itu untuk meraih pembelajaran yang efektif peserta didik juga dapat dibimbing oleh Guru dari pengetahuan sebelumnya yang mereka miliki yang tersimpan dalam ingatan dan pemikiran (cognitif) mereka dengan menggunakan teori dan metode pembelajaran dengan tepat. Jika hal itu belum terjadi maka proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan efektif dan optimal. Upaya ini tentu menuntut perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar, strategi pembelajaran, sikap dan karakter guru dalam mengelola proses pembelajaran dengan bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif dengan cara meningkatkan Kompetensi siswa untuk menyimak pelajaran dengan melibatkan siswa secara aktif, berupaya menarik minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran, membangkitkan motivasi belajar, pelayanan individu (pembelajaran privat) dan penggunaan media dalam pembelajaran.
c. Ciri-ciri Pembelajaran yang Efektif
Ada beberapa ciri pembelajaran efektif yang dirumuskan oleh Eggen & Kauchak (1998) dalam bukunya Warsita (2008: 289) adalah:
1) Peserta didik menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan.
2) Guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam pelajaran.
3) Aktivitas-aktivitas peserta didik sepenuhnya didasarkan pada pengkajian.
4) Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada peserta didik dalam menganalisis informasi.
5) Orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan berpikir.
6) Guru menggunakan teknik pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya pembelajaran guru.
Indikator pencapaian dalam menuju pembelajaran efektif yang dirumuskan oleh Wottuba and Wright (1975) dalam bukunya Warsita (2008: 290) adalah pengorganisasian pembelajaran dengan baik, komunikasi secara efektif, penguasaan dan antusiasme dalam mata pelajaran, sikap positif terhadap peserta didik, pemberian ujian dan nilai yang adil, keluwesan dalam pendekatan pembelajaran, dan hasil belajar peserta didik yang baik. Dari Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila pembelajaran tersebut dapat mencapai tujuan. Tujuan dari proses belajar adalah mendapatkan hasil belajar yang baik yang mana hasil belajar tersebut memenuhi standar dari nilai yang ditetapkan.
Efektivitas menekankan pada perbandingan antara rencana dengan tujuan yang dicapai. Oleh karena itu, efektivitas pembelajaran sering kali diukur dengan tercapainya tujuan pembelajaran, atau dapat pula diartikan sebagai ketepatan dalam mengelola suatu situasi belajar mengajar. Suatu kegiatan dikatakan efektif apabila kegiatan itu dapat diselesaikan pada waktu yang tepat dan mencapai tujuan yang diinginkan (http://gurumimu.wordpress.com/2012/05/06/). Dengan demikian efektivitas pembelajaran merupakan suatu usaha dalam peningkatan mutu dan kualitas pengeluaran siswa. Untuk mengukur keefektifan hasil suatu kegiatan pembelajaran biasanya dilakukan melalui keterampilan kognitif peserta didik sebelum dan sesudah mengikuti kegiatan. Pengukuran keterampilan kognitif biasanya banyak dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen sehingga diperoleh hasil pengukuran hasil belajar yang relatif murni.
d. Proses Pembelajaran Efektif
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan haruslah diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. (Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), pasal 19).
Proses Pembelajaran ada tiga tahap seperti berikut:
1) Kegiatan Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan menfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan pendahuluan guru;
a) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran,
b) Mengkondisikan peserta didik tentang apa yang akan dipelajari, bagaimana mempelajarinya dan apa yang akan didapatkan sebagai hasil belajar yang akan mereka ikuti.
2) Kegiatan Inti
Kegiatan ini merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Dalam kegiatan inti pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan materi pembelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.

a) Eksplorasi
Kegiatan eksplorasi dimaksudkan untuk mencari informasi yang seluas-luasnya dan mendalam berdasarkan pengalaman peserta didik tentang materi yang akan dipelajari. Dalam eksplorasi guru hendaknya mampu menciptakan hal-hal sebagai berikut:
(1) Melibatkan peserta didik dengan menerapkan prinsip alam ambang guru dan belajar dari aneka sumber.
(2) Menggunakan berbagai metode dan media pembelajaran serta sumber belajar lain yang relevan.
(3) Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya.
(4) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
(5) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio atau lapangan.
b)  Elaborasi
Dalam elaborasi guru hendaknya mampu menciptakan hal-hal sebagai berikut:
(1) Membiasakan peserta didik dalam membaca dan menulis melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
(2) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
(3) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
(4) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
(5) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk  meningkatkan prestasi belajar;
(6) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tulisan, secara individu atau kelompok;
(7) Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, atau cara-cara lain yang efektif terhadap produk yang dihasilkan;
(8) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan rasa bangga dan percaya diri.
c)  Konfirmasi
Kegiatan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai metode dalam usaha memberikan penguatan dan refleksi atas pembelajaran yang berlangsung. Dalam konfirmasi guru hendaknya mampu menciptakan hal-hal sebagai berikut:
1) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik;
2) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan;
3) Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar. Dalam hal ini guru hendaknya memberikan pendampingan dan bimbingan diantaranya: (a) guru berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar, (b) guru membantu menyelesaikan masalah, (c) guru memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi, (d) guru memberi informasi untuk bereksplorasi lebih lanjut, dan (e) guru memberi motivasi kepada peserta untuk bereksplorasi lebih lanjut.

3) Penutup
a) Melakukan penguatan dan menyimpulkan atas pembelajaran yang telah dilaksanakan.
b) Melakukan penilaian terhadap perserta didik dan melakukan analisa terhadap hasil belajar.
c) Melakukan tindak lanjut dan membahas topik tentang pembelajaran berikutnya.

B. Penelitian Yang Relevan
1. Menurut Rokhmaniyah dalam penelitiannya berjudul “Efektivitas Peran Guru Berbasis Kompetensi” menyimpulkan bahwa penilaian Kompetensi guru dalam proses pembelajaran adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data tentang kualitas pekerjaan guru dalam melaksanakan tugas pokoknya oleh Kepala Sekolah. Tugas pokok guru adalah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen kelas dalam rangka mewujudkan tujuan pembelajaran yang direncanakan. Kompetensi guru dalam proses pembelajaran SD dinilai oleh Kepala Sekolah SD yang bersama-sama dalam satu sekolah. Untuk memenuhi persyaratan penilaian dalam rangka meningkatkan Kompetensi guru dalam proses pembelajaran tersebut diperlukan sistem penilaian kinerja setidaknya mempunyai dua elemen pokok yaitu: (a) spesifikasi tugas yang harus dikerjakan dan kriteria yang dapat memberikan penjelasan bagaimana kinerja yang baik (good performance), dan (b) adanya mekanisme untuk pengumpulan informasi dan pelaporan mengenai terpenuhi atau tidaknya perilaku yang terjadi dalam kenyataan dibandingkan dengan kriteria yang ditetapkan.
2. Menurut Eko Sutanto dalam penelitiannya berjudul “ Meningkatkan Kompetensi Guru dalam mengelola Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik Kunjungan Kelas” dapat disimpulkan bahwa implementasi supervisi akademik memberi dampak positif terhadap para guru berupa (1) Perubahan sikap guru menjadi lebih memperhatikan kepentingan untuk mencerdaskan anak didiknya. (2) Terjadi hubungan positif antara kepala sekolah dengan guru, karena dalam supervise akademik Kepala Sekolah bukan untuk mencari kesalahan tetapi untuk membantu kesulitan-kesulitan sekaligus memberi pembinaan.

C. Kerangka Berfikir
Kerangka Berfikir Penelitian Tindakan Sekolah ( PTS )  tentang supervisi akademik terhadap guru kelas dan guru mata pelajaran di SD Negeri .......... Kecamatan .......... Kabupaten .......... dapat digambarkan dalam bentuk gambar skematik sebagai berikut :

Gambar 1 : Alur penelitian tindakan sekolah ( Wardani, 2008)
Setelah peneliti atau supervisor berdiskusi dengan guru senior , ditetapkanlah bahwa adanya perubahan yang signifikan atas dilaksanakannya supervisi akademik. Dalam persiapan penelitian ini diperlukan persamaan persepsi dan persamaan konsep antara supervisor dan guru senior tentang Penelitian Tindakan Sekolah. Pertama-tama peneliti menetapkan ide awal yang terbentuk setelah peneliti melaksanakan studi pendahuluan, yang ternyata pada studi awal, guru masih memiliki berbagai kekurangan dalam mengelola kelasnya, baru sebagian kecil guru yang mampu mengelola kelas secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, supervisor dan guru senior berdiskusi dan memutuskan mengadakan perbaikan melalui siklus pertama . Setelah siklus pertama  dilaksanakan ternyata menurut supervisor dan guru senior masih perlu dilaksanakan perbaikan kembali melalui siklus kedua. Dalam siklus kedua ternyata telah dinyatakan  berhasil dan disepakati tindakan diberhentikan karena guru telah melaksanakan tugas dan tanggungjawab mengelola kelasnya dengan sebaik-baiknya.

D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan latar belakang dan kajian pustaka di atas dapat ditarik hipotesis tindakan sebagai berikut :
1. Melalui supervisi akademik Kepala Sekolah  SD Negeri .......... diduga dapat meningkatkan Kompetensi guru dalam proses pembelajaran berlangsung secara lebih efektif.
2. Kompetensi guru dalam proses pembelajaran yang mantap dan pembelajaran yang efektif  diduga dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar  pada siswa  SD Negeri ...........

E. Indikator Kinerja dan Kriteria Keberhasilan
Untuk mengetahui adanya perbaikan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perbaikan Kompetensi guru dalam proses pembelajaran diperlukan indikator kinerja dan kriteria keberhasilan. Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan Kompetensi dan efektifitas guru dalam proses pembelajaran secara individual yakni: (1) Guru sebelum melakukan pembelajaran telah melaksanakan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai kurikulum yang berlaku, (2) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran berlangsung secara efektif dengan melibatkan siswa dalam pembelajaran, menggunakan metode yang bervariasi dan pembelajaran yang dilaksanakan melalui penggunaan media konkret,media semi konkret dan tahap terakhir adalah abstrak, dan (3) Langkah berikutnya guru dalam pembelajaran adalah melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan yang diprogramkan, serta (4) Pembelajaran ditutup dengan kesimpulan yang dilanjutkan dengan tindak lanjut guru dalam melaksanakan perbaikan dan pengayaan dalam pembelajaran. Indikator bahwa guru telah memiliki kinerja yang baik jika diprosentase secara keseluruhan tugas aktivitas guru dalam pembelajaran telah mencapai 75 % seluruh persyaratan tersebut terpenuhi.
Sedangkan indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan guru dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Guru dalam melaksanakan pembelajaran dapat melibatkan siswa secara aktif yang ditunjukkan dengan respons yang antusias dalam pembelajaran baik secara individual, klasikal maupun dalam kelompok.
2. Guru dalam melaksanakan pembelajaran memperoleh hasil maksimal yakni tingkat ketuntasan belajar siswa mencapai sama atau lebih dari 75%.
 Pengumpulan data dilakukan dengan dua jenis data yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa data tentang ketertiban dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Sedangkan data kuantitatif yaitu data tentang prosentase aktivitas guru dalam pembelajaran.
Sumber data atau informasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Sumber data primer (pokok), yaitu seluruh guru kelas dan guru mata pelajaran berupa prosentase aktivitas guru dalam pembelajaran.
2. Sumber data sekunder berasal dari siswa berupa hasil wawancara, arsip atau dokumen, dan data observasi yang diperoleh dari observer serta berbagai data-data dari kolaborator.

BAB III 
METODE PENELITIAN

A. Setting Tempat dan Waktu Penelitian
1. Setting Tempat
Penelitian Tindakan Sekolah ( PTS) ini dilaksanakan di SD Negeri .......... Kecamatan .......... Kabupaten ........... Peneliti memilih tempat penelitian tindakan sekolah di SD Negeri .......... Kecamatan .......... Kabupaten ..........  tahun pelajaran 2018/ 2019 dengan maksud ingin memperoleh pemanfaatan perbaikan proses pembelajaran di tempat tugasnya.
SD Negeri .......... terletak kurang lebih 36 km di sebelah barat kota .......... dan terletak di daerah pegunungan kurang lebih 800 m di atas permukaan air laut. Peneliti memilih SD Negeri .......... Kecamatan .......... Kabupaten .......... sebagai obyek penelitian disebabkan untuk mengetahui dengan sesungguhnya kondisi yang ada dan juga karena lokasi kerjanya sehingga dapat memiliki fungsi ganda yakni berdampak terhadap peningkatan Kompetensi guru dalam proses pembelajaran dan meningkatnya mutu pendidikan di SD Negeri ...........

2. Setting Waktu
Pelaksanaan penelitian diawali dari observasi untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi di sekolah dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan pada bulan Agustus – November 2018 dengan perincian sebagai berikut:
Jadwal Pelaksanaan penelitian dari awal sampai pelaporan
Tabel 1 : Jadwal Pelaksanaan penelitian dari awal sampai pelaporan
No Uraian Kegiatan Bulan/Minggu Keterangan Agustus  September  Oktober  November
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Menyusun Proposal PTS - - x x x - - - - - - - - - -
2. Menyusun Instrumen Penelitian - - - - - x - - - - - -
3. Pengumpulan Data dengan melakukan tindakan:
a. Siklus 1
b. Siklus 2
4. Analisis Data - - - - - - - - - - x x
5. Pembahasan - - - - - - - - - - - - x
6. Menyusun laporan hasil penelitian - - - - - - - - - - - -
Berdasarkan tabel di atas dapat diuraikan bahwa pelaksanaan penelitian diawali dari observasi untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi di sekolah dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan pada bulan Agustus  2019. Sedangkan pelaksanaan penelitian dilaksanakan sampai dengan bulan November 2019.

B. Subjek  Penelitian
Subyek penelitian ini adalah para guru SD Negeri .......... Kecamatan .......... pada Semester 1 tahun pelajaran 2019/2020. Guru yang dilibatkan dalam penelitian ini berjumlah 8 orang dengan perincian laki – laki berjumlah 6 orang dan perempuan berjumlah 2 orang, dengan perincian 6 guru kelas dan 2 guru mata pelajaran.  Sasaran penelitian ini adalah guru kelas dan guru mata pelajaran dalam proses pembelajaran dengan melalui tindakan  nyata sehingga mampu meningkatkan pembelajaran yang efektif sehingga berdampak terhadap hasil belajar siswa meningkat.

C. Sumber Data
Data yang diperoleh bersumber dari dari data primer, sekunder dan tersier yakni: Kepala Sekolah, para guru, dan siswa kelas I s.d.VI Semester 1 tahun pelajaran 2019/2020 SD Negeri .......... Kecamatan .......... Kabupaten ........... Di bawah ini adalah daftar nama Kepala Sekolah dan Guru SD Negeri ..........  sebagai berikut :
Tabel 2 : Daftar Subyek Penelitian, Kepala Sekolah dan Guru sebagai berikut:
No Nama/NIP Gol/Ruang Jabatan Jenis Guru Tugas Mengajar Jumlah Jam Ket
1.
2.
3.

Berdasarkan tabel di atas dapat diuraikan bahwa peneliti adalah Kepala Sekolah    dengan melakukan penelitian supervisi akademik terhadap 8 orang guru terdiri dari 6 guru kelas dan 2 guru mata pelajaran. Sedangkan pelaksanaan penelitian dilaksanakan dari bulan Agustus sampai dengan bulan November 2019.

D. Teknik Pengumpulan Data
Data sangat diperlukan untuk menjawab masalah dalam penelitian atau menguji hipotesis yang sudah dirumuskan. Alat pengumpulan data ada banyak ragamnya, seperti angket, wawancara, tes psikologi, observasi dan lain sebagainya.
Dalam hal ini  peneliti menggunakan alat pengumpul data observasi, karena observasi langsung akan dapat memberikan informasi yang baik. Dengan observasi langsung kita dapat mengambil data keadaan yang sebenarnya, sehingga peneliti dapat memakai instrumen-instumen yang tepat.
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka pengumpulan data diperoleh melalui : (1) melaksanakan penilaian pada awal sebelum guru disupervisi (2) melakukan tes perbuatan dalam proses pembelajaran (3) melakukan penilaian pada setiap akhir supervisi. Sedangkan pengolahan data dilakukan dengan cara : (1) pengecekan kelengkapan data (2) pentabulasian data; (3) sumber data dari penelitian ini adalah personil penelitian yang terdiri dari Kepala Sekolah dan guru.
Cara pengambilan data pada penelitian ini memilih teknik dan alat pengumpul data yang relevan, pengumpulan teknik dan alat pengumpulan data yang tepat memungkinkan diperoleh data yang objektif. Data dan cara pengambilannya antara lain : (1) sumber data, sumber data dari penelitian ini adalah siswa dan guru; (2) jenis datanya,  jenis data yang didapat adalah data kuantitatif dan data kualitatif yang terdiri dari: (a) rencana pembelajaran, (b) proses belajar mengajar, (c) data hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran, (d) jurnal; (3) Cara pengambilan data yaitu: (a) data supervisi akademik yang diambil dari hasil rekapitulasi penilaian akhir, (b) data tentang situasi belajar mengajar pada saat dilaksanakannya tindakan diambil dengan menggunakan lembar observasi, (c) data tentang refleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi di kelas, diambil dari jurnal yang dibuat oleh guru, (d) data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan didapat dari RPP dan lembar observasi, (e) wawancara langsung.

E. Keabsahan Data
Peneliti untuk memelihara keabsahan data dilakukan pengamatan dan pengecekan data secara terus menerus selama penelitian berlangsung sehingga terpercaya. Teknik yang dilakukan dalam mengecek kebenaran dan keabsahan data adalah teknik triangulasi. Penelitian yang digunakan adalah kredibilitas yakni penguji secara triangulasi dan perpanjangan waktu di lapangan.
Menurut Moleong teknik triangulasi adalah suatu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data itu. (http://dunia-penelitian.blogspot.com/2011/10/pengertian-teknik-triangulasi.html).

Dari pengertian di atas dapat diartikan bahwa teknik triangulasi adalah suatu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data-data yang ada. Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini ialah teknik triangulasi dengan dengan sumber data lain, yaitu dengan membandingkan dan mengecek balik data hasil pengamatan, wawancara, tes tertulis dan lesan, sehingga data yang diperoleh dapat diuji keabsahannya. Selain teknik triangulasi, untuk mendukung agar data dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya maka diperlukan validitas data dan reliabilitas data.
1. Validitas Data
Ada empat macam validitas menurut Burn yaitu: 1) validitas proses (process validity), 2) validitas hasil (autcome validity), 3) validitas katalik (catalytic validity), 4) validitas dialogis (dialogic validity), 5) validitas demokratik (democratic validity). Dari kelima kriteria tersebut dalam penelitian ini hanya digunakan dua kriteria, yaitu:
a). Validitas demokratik (democtaric validity), dilaksanakan dengan cara memberi kesempatan dan kebebasan kepada semua komponen yang terlibat dalam penelitian ini yaitu Kepala Sekolah, kolaborator, dan siswa untuk berpartisipasi dan berkolaborasi antara satu dengan lainnya.
b). Validitas dialogis (dialogic validity), yaitu validitas yang diperoleh melalui tinjauan sejawat antara peneliti dengan kolaborator atau peneliti dengan teman sesama praktisi saling berdialog menanggapi apa saja yang dihadapi dan dikatakan masing-masing pihak. Tinjauan juga dapat dengan dialog refleksi dengan praktisi lainnya. (http://pengawassekolahaceh.blogspot.com/2014/02/validitas-dalam-ptk.html)
2. Reliabilitas Data
Reliatibilitas data dapat dipenuhi dengan melibatkan lebih dari satu sumber data yakni Kepala Sekolah , Guru dan siswa kelas I s.d. VI SD Negeri ...........
F. Teknik Analisa Data
Analisis data dilakukan melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, paparan data, dan penyimpulan.
1. Reduksi data
Reduksi data adalah, proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna.
2. Paparan data
Paparan data adalah, proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, representasi tabular termasuk dalam format matriks, representasi grafis, dan sebagainya.
3. Penyimpulan
Penyimpulan adalah, proses pengambilan inisiatif dari sajian data yang telah terorganisasi tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat dan atau formula yang singkat dan padat, tetapi mengandung pengertian luas. ( Supriatna, Endang Kasupardi, Abdul Azis, 2012 :38 )
Jadi analisis data dalam penelitian tindakan ini dimulai sejak tindakan pembelajaran dilaksanakan sampai pada pengembangan dan proses refleksi sampai penyusunan laporan.
G. Prosedur Penelitian
1. Prosedur Umum Supervisi Akademik

Prosedur supervisi meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dan tindak lanjut, (Direktorat Pembinaan Sekolah dasar Tahun 2016: 15). Sesuai tujuan supervisi akademik yaitu: (1)meningkatkan disiplin,(2)memecahkan masalah-masalah guru di dalam kelas,(3) membantu guru mengembangkan kompetensinya,(4)mengembangkan kurikulum,(5)mengembangkan dan meningkatkan serta memotivasi kerja guru,(6)membimbing pengembangan profesi guru,(7)mewujudkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan. Sesuai dengan pendapat pakar tersebut, maka prosedur umum supervisi akademik dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Pra Kegiatan
1) Menciptakan situasi kebersamaan dan kekeluargaan.
2) Menginformasikan tentang fungsi supervisi secara klasikal kepada seluruh guru SD Negeri ...........
3) Melaksanakan supervisi akademik secara terstruktur berdasarkan jadwal serta memberikan informasi kepada guru akan pentingnya supervisi dilaksanakan.
b. Kegiatan Awal
1) Melakukan wawancara tentang pelaksanaan pembelajaran sebelumnya kepada guru yang disupervisi.
2) Tanya jawab tentang kondisi siswa yang sebenarnya sebelum dilakukan supervisi.
3) Memberikan motivasi dan perhatian terhadap guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
4) Menyampaikan tujuan pelaksanaan supervisi terhadap seluruh guru kelas.
c. Kegiatan Inti
1) Melaksanakan supervisi akademik di dalam/ di luar kelas bagi guru mapel dengan mengamati guru dalam proses belajar mengajar.
2) Melakukan penilaian proses dalam kegiatan pembelajaran.
3) Melaksanakan diskusi atas kegiatan pembelajaran setelah selesai kegiatan belajar mengajar.
4) Melakukan penilaian  atas hasil supervisi akademik.
d. Kegiatan Akhir.
1) Membahas tentang  umpan balik atas supervisi yang telah dilaksanakan.
2) Menyimpulkan hasil pelaksanaan supervisi akademik guru di kelas masing-masing.
3) Melakukan tindak lanjut dan membahas topik tentang supervisi berikutnya.

2. Diskripsi Siklus per Siklus
Penelitian ini menggunakan prosedur tindakan kelas  yang tindakan tersebut melalui siklus demi siklus sebagai berikut : 
a. Siklus pertama (1)
1)   Perencanaan
Berdasarkan rumusan hipotesis yang telah dibuat, peniliti menyiapkan dan menetapkan Rencana Supervisi Akademik dan skenario tindakan. Skenario tindakan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh supervisor terkait dengan pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar. Terkait dengan Rencana Supervisi akademik, peniliti perlu menyiapkan berbagai bahan yang diperlukan sesuai dengan hipotesis yang dipilih, seperti lembar observasi, lembar pengamatan,dan panduan wawancara serta lembar evaluasi atas kegiatan proses belajar mengajar.
2) Pelaksanaan
a) Kegiatan Awal.
(1) Peneliti menyiapkan panduan observasi, panduan pengamatan, panduan wawancara dan alat evaluasi hasil supervisi.
(2) Peneliti melakukan pembicaraan atas kesiapan guru dalam pembelajaran.
(3) Peneliti membahas secara bersama atas pelaksanaan supervisi yang akan berlangsung di kelas.
b) Kegiatan Inti
(1) Peneliti melaksanakan kegiatan supervisi  dengan mengamati guru dalam proses pembelajaran.
(2) Peneliti melakukan penilaian dalam proses pembelajaran dan mencatat berbagai permasalahan yang diperlukan sebagai bahan informasi terhadap guru yang disupervisi.
(3) Peneliti melakukan kegiatan penilaian terhadap guru atas pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. 
c) Kegiatan Akhir
Peneliti memberikan informasi atas pelaksanaan pembelajaran terhadap keberhasilan dan kekurangan dalam proses belajar mengajar yang baru saja berlangsung  untuk perbaikan pada supervisi berikutnya.
3) Observasi
Observer melaksanakan observasi terhadap peneliti yang sedang melaksanakan kegiatan supervisi dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Observer mengadakan tanya jawab dengan guru  tentang pelaksanaan supervisi dan dampaknya terhadap peningkatan belajar siswa.
4) Refleksi
Berdasarkan hasil observasi, supervisi akademik tahap pertama terhadap 8 orang guru kelas dan guru mata pelajaran sebagai tindakan siklus 1 belum memperoleh hasil yang optimal maka dari itu praktis diperlukan tindakan berikutnya yakni melaksanakan melalui kegiatan tindakan siklus kedua .
b. Siklus Kedua (2)
1)   Perencanaan
Berdasarkan rumusan hasil supervisi akademik yang telah dilaksanakan pada siklus pertama maka peneliti mempersiapkan supervisi kelas pada tindakan siklus ke dua.  Peniliti menyiapkan dan menetapkan Rencana Supervisi Akademik dan skenario tindakan. Skenario tindakan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh supervisor dalam tindakan proses pembelajaran. Terkait dengan Rencana Supervisi akademik, peniliti perlu menyiapkan berbagai bahan yang diperlukan sesuai dengan hipotesis yang dipilih, seperti lembar observasi, lembar pengamatan,dan panduan wawancara serta lembar evaluasi atas kegiatan proses belajar mengajar.
2) Pelaksanaan
a) Kegiatan Awal.
(1) Peneliti menyiapkan panduan observasi, panduan pengamatan, panduan wawancara dan alat evaluasi hasil supervisi.
(2) Peneliti melakukan pembicaraan atas kesiapan guru dalam pembelajaran.
(3) Peneliti membahas secara bersama atas pelaksanaan supervisi yang akan berlangsung di kelas.
b) Kegiatan Inti
(1) Peneliti melaksanakan kegiatan supervisi  dengan mengamati guru dalam proses pembelajaran.
(2) Peneliti melakukan penilaian dalam proses pembelajaran dan mencatat berbagai permasalahan yang diperlukan sebagai bahan informasi terhadap guru yang disupervisi.
(3) Peneliti melakukan kegiatan penilaian terhadap guru atas pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. 
c) Kegiatan Akhir
Peneliti memberikan informasi atas pelaksanaan pembelajaran terhadap keberhasilan dan kekurangan dalam proses belajar mengajar yang baru saja berlangsung  untuk perbaikan pada supervisi berikutnya.
3) Observasi
Observer melaksanakan observasi terhadap peneliti yang sedang melaksanakan kegiatan supervisi dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Observer mengadakan tanya jawab dengan guru kelas tentang pelaksanaan supervisi dan dampaknya terhadap peningkatan belajar siswa.
4) Refleksi
Berdasarkan hasil observasi, supervisi akademik tahap kedua terhadap 8 orang guru kelas dan guru mata pelajaran sebagai tindakan siklus 2 menunjukkan hasil yang optimal maka dari itu praktis tidak diperlukan tindakan berikutnya dan sebagai akhir tindakan memberikan motivasi kepada guru agar adanya perubahan dari hasil supervisi untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Sekilas Tentang Setting
Penelitian Tindakan Sekolah di SD Negeri .......... dengan cara melakukan supervisi akademik terhadap guru kelas  dan guru mata pelajaran dengan maksud ingin memperoleh pemanfaatan sejauh mana efektifitas pembelajaran dengan dilaksanakannya supervisi kelas.  Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri .......... Kecamatan .......... Kabupaten ........... SD Negeri .......... Kecamatan .......... Kabupaten .........., terletak kurang lebih 36 km di sebelah barat kota ........... Peneliti memilih SD Negeri .......... Kecamatan .......... Kabupaten .......... sebagai objek penelitian disebabkan mengetahui dengan sesungguhnya kondisi yang ada dan juga karena lokasi kerjanya sehingga memudahkan pelaksanaan penelitian ini.
Berdasarkan studi awal sebelum dilaksanakannya supervisi akademik, guru belum seluruhnya menggunakan media pembelajaran yang tepat, metode yang digunakan monoton cenderung membosankan, dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran rendah. Hal tersebut menunjukkan perlunya dilakukan proses belajar mengajar ulang dengan melakukan perubahan cara mengajar yakni dengan memilih media pembelajaran yang tepat dan penggunaan metode yang relevan, serta pendekatan mengajar yang memiliki prinsip-prinsip PAIKEM ( Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan).
Berikut ini merupakan gambar tampak depan lokasi SD Negeri .........., .........., .......... dan dokumen para guru sebagai subyak penelitian di SD Negeri .......... sebagai berikut:

Gambar 2 : Tampak depan SD Negeri .......... Kec...........
Gambar 3 : Dokumen para guru yang dijadikan subyek penelitian.
                       
2. Pengamatan
Penelitian ini dilaksanakan pada guru kelas dan guru mata pelajaran sejumlah 8 orang di SD Negeri .......... pada semester 1 tahun pelajaran 2019/2020. Berdasarkan hasil pengamatan sebelum dilakukan penelitian ternyata masih banyak guru yang belum melaksanakan kegiatan pembelajaran secara efektif. Hal tersebut terbukti sebagian guru belum melaksanakan pembelajaran dengan metode yang bervariasi, belum adanya keterlibatan siswa dalam pembelajaran, belum adanya keaktifan siswa dalam pembelajaran dan guru belum menggunakan media pembelajaran yang tepat dalam proses belajar.
Berikut adalah gambaran kegiatan belajar mengajar pada studi awal sebelum diadakannya supervisi pada SD Negeri .......... pada semester 1 tahun pelajaran 2019/2020.
Gambar 4 : Kegiatan Pembelajaran pada Studi Awal
Gambar 5 : Kegiatan Pembelajaran pada Studi Awal
Gambar 6 : Kegiatan Pembelajaran pada Studi Awal
Berikut ini adalah hasil pengamatan Supervisor terhadap guru di masing-masing kelas pada pada kegiatan studi awal tentang  perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran sebagai berikut :

Tabel 3: Aspek Penilaian RPP Studi Awal

NO
ASPEK YANG DIAMATI JUMLAH GURU RATA2 SKOR HASIL
%
1 Penyusunan Silabus Pembelajaran 8 3,11 62,23
2 Penyusunan RPP 8 3,30 65,90
3 Penyusunan Program Tahunan 8 3,75 75,00
4 Penyusunan Program Semester Pembelajaran 8 3,72 74,38
5 Penyususnan Penilaian Pembelajaran 8 3,50 70,00
6 Penyususnan Analisis Penilaian dan Pemetaan KKM 8 3,45 69,00
7 Penyususnan Jurnal Pembelajaran 8 3,34 66,80
Jumlah 24,17 483,30
Rata-rata Tingkat  Keberhasilan 3,45 69,04

Tabel 4: Aspek Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Studi Awal

NO ASPEK YANG DIAMATI JUMLAH GURU RATA2 SKOR HASIL%
1 Persiapan buku pelaksanaan teks pembelajaran 8 3,46 69,20
2 Persiapan guru melaksanakan pengelolaan kelas 8 3,37 67,45
3 Kegiatan pendahaluan proses pembelajaran 8 3,51 70,25
4 Kegiatan inti pembelajaran dalam keg. ekplorasi 8 3,09 61,75
5 Kegiatan inti pembelajaran dalam keg. elaborasi 8 2,87 57,40
6 Kegiatan inti pembelajaran dalam keg. konfirmasi 8 3,27 65,35
7 Kegiatan inti pembelajaran dalam keg. penutup 8 3,08 61,50
8 Keterampilan penguasaan materi pembelajaran 8 3,44 68,75
9 Keterampilan dalam mengelola waktu pembelajaran 8 3,38 67,50
10 Keterampilan guru dalam tehnik tanya jawab 8 3,23 64,65
11 Keterampilan guru dalam pemberian penguatan 8 2,97 59,38
12 Keterampilan guru dalam penggunaan metode 8 3,13 62,50
13 Keterampilan guru dalam explaining skill 8 3,30 66,00
14 Keterampilan guru  membimbing kerja kelompok 8 3,21 64,13
Jumlah 45,29 905,80
Rata-rata Tingkat Keberhasilan 3,24 64,70

Tabel 5: Aspek Penilaian Hasil Belajar Guru Studi Awal

NO ASPEK YANG DIAMATI JUMLAH GURU RATA2 SKOR HASIL%
1 Penyusunan Program penilaian 8 3,43 68,65
2 Program penilaian berdasarkan KKM 8 3,65 73,00
3 Penyusunan kisi-kisi soal penilaian 8 3,00 60,00
4 Kisi-kisi bentuk soal pilihan ganda 8 3,53 70,60
5 Kisi-kisi bentuk soal uraian 8 3,51 70,28
6 Pelaksanaan penilaian pembelajaran 8 3,54 70,75
7 Pelaksanaan analisis hasil belajar 8 3,16 63,13
8 Pelaksanaan analisis kemajuan belajar 8 3,50 70,00
9 Pelaksanaan analisis butir-butir soal 8 3,00 60,00
10 Dokumentasi bank soal 8 3,00 60,00
11 Melakukan program tindak lanjut penilaian 8 3,40 68,00
12 Melaksanakan program pengayaan 8 3,26 65,25
13 Pengadministrasian hasil penilaian 8 3,75 75,00
14 Melakukan pelaporan hasil penilaian 8 4,00 80,00
Jumlah 47,73 954,65
Rata-rata Tingkat Keberhasilan 3,41 68,19

3. Refleksi
Melalui refleksi diri, kaji literatur, dan diskusi antara supervisor dan guru senior diketahui bahwa faktor penyebab rendahnya kompetensi guru dalam pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran kurang efektif, penulis ajukan beberapa pertanyaan untuk merefleksi diri yaitu:
a. Apakah dalam pembelajaran guru telah menggunakan media  yang sesuai?
b. Apakah metode yang digunakan guru sudah  tepat?
c. Apakah metode yang digunakan guru dapat meningkatkan motivasi belajar siswa?
d. Apakah guru dalam menyampaikan materi sudah sesuai dengan langkah-langkah yang benar?
e. Apakah guru dalam mengajar telah melibatkan semua siswa dalam pembelajaran ?
f. Apakah guru dalam mengajar telah menggunakan prinsip-prinsip PAIKEM?
Berdasarkan hasil analisa studi awal, maka dapat dirumuskan masalah dilaksanakannya supervisi akademik adalah sebagai berikut: Apakah supervisi akademik yang dilaksanakan terhadap guru kelas maupun guru mata pelajaran dapat meningkatkan Kompetensi Dan Efektifitas Proses Pembelajaran serta kinerja optimal sehingga berdampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa?.
B. Pembahasan Setiap Siklus
1. Siklus pertama (1)
a.   Perencanaan
Berdasarkan rumusan hipotesis yang telah dibuat, peniliti menyiapkan dan menetapkan Rencana Supervisi Akademik dan skenario tindakan.

    Skenario tindakan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh supervisor terkait dengan pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar. Terkait dengan Rencana Supervisi Kelas, peniliti perlu menyiapkan berbagai bahan yang diperlukan sesuai dengan hipotesis yang dipilih, seperti lembar observasi, lembar pengamatan,dan panduan wawancara serta lembar evaluasi atas kegiatan proses belajar mengajar.
b. Pelaksanaan
1. Kegiatan Awal.
a) Peneliti menyiapkan panduan observasi, panduan pengamatan, panduan wawancara dan alat evaluasi hasil supervisi.
b) Peneliti melakukan pembicaraan atas kesiapan guru dalam pembelajaran.
c) Peneliti membahas secara bersama atas pelaksanaan supervisi yang akan berlangsung di kelas.
2. Kegiatan Inti
a) Peneliti melaksanakan kegiatan supervisi kelas dengan mengamati guru dalam proses pembelajaran.
b) Peneliti melakukan penilaian dalam proses pembelajara dan mencatat berbagai permasalahan yang diperlukan sebagai bahan informasi terhadap guru yang disupervisi.
c) Peneliti melakukan kegiatan penilaian terhadap guru atas pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
3. Kegiatan Akhir
Peneliti memberikan informasi atas pelaksanaan pembelajaran terhadap keberhasilan dan kekurangan dalam proses belajar mengajar yang baru saja berlangsung  untuk perbaikan pada supervisi berikutnya.

c. Observasi
Observer melaksanakan observasi terhadap peneliti yang sedang melaksanakan kegiatan supervisi dengan menggunakan lembar
observasi yang telah disiapkan. Observer mengadakan tanya jawab dengan guru kelas tentang pelaksanaan supervisi dan dampaknya terhadap peningkatan belajar siswa. Penilaian administrasi guru dalam perencanaan  sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran ( penyusunan RPP) pada studi awal sebagai berikut :

Berikut adalah gambaran kegiatan belajar mengajar pada siklus 1 supervisi pada SD Negeri .......... pada semester 1 tahun pelajaran 2019/2020.
Gambar 7 : Kegiatan Pembelajaran pada Siklus 1

Gambar 8 : Kegiatan Pembelajaran pada Siklus 1
Gambar 9 : Kegiatan Pembelajaran pada Siklus 1
Berikut ini adalah hasil pengamatan Supervisor terhadap guru di masing-masing kelas pada pada siklus pertama tentang  pelaksanaan kegiatan pembelajaran ( penyusunan RPP)  sebagai berikut :

Tabel 6: Aspek Penilaian RPP Siklus Pertama

NO
ASPEK YANG DIAMATI JUMLAH GURU RATA2 SKOR HASIL
%
1 Penyusunan Silabus Pembelajaran 8 3,64 72,86
2 Penyusunan RPP 8 3,77 75,36
3 Penyusunan Program Tahunan 8 3,88 77,50
4 Penyusunan Program Semester Pembelajaran 8 3,88 77,50
5 Penyususnan Penilaian Pembelajaran 8 3,85 77,00
6 Penyususnan Analisis Penilaian dan Pemetaan KKM 8 3,88 77,50
7 Penyususnan Jurnal Pembelajaran 8 3,75 75,00
Jumlah 26,64 532,71
Rata-rata Tingkat  Keberhasilan 3,81 76,10

Berdasarkan hasil siklus pertama dengan dilaksanakannya supervisi akademik ternyata proses pembelajaran yang berlangsung mulai dari RPP yang disiapkan guru, media pembelajaran, metode pembelajaran, penggunaan pendekatan PAIKEM dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran belum terlaksana secara efektif dan efisien. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan pada siklus berikutnya yakni dengan melaksanakan supervisi akademik secara terprogram.
Tabel 7:  Aspek Pelaksanaan Pembelajaran Guru Siklus Pertama

NO ASPEK YANG DIAMATI JUMLAH GURU RATA2 SKOR HASIL%
1 Persiapan buku pelaksanaan teks pembelajaran 8 3,94 78,75
2 Persiapan guru melaksanakan pengelolaan kelas 8 3,81 76,25
3 Kegiatan pendahaluan proses pembelajaran 8 3,88 77,50
4 Kegiatan inti pembelajaran dalam keg. ekplorasi 8 3,73 74,50
5 Kegiatan inti pembelajaran dalam keg. elaborasi 8 3,66 73,13
6 Kegiatan inti pembelajaran dalam keg. konfirmasi 8 3,71 74,17
7 Kegiatan inti pembelajaran dalam keg. penutup 8 3,53 70,50
8 Keterampilan penguasaan materi pembelajaran 8 4,03 80,63
9 Keterampilan dalam mengelola waktu pembelajaran 8 3,69 73,75
10 Keterampilan guru dalam tehnik tanya jawab 8 3,71 74,29
11 Keterampilan guru dalam pemberian penguatan 8 3,63 72,50
12 Keterampilan guru dalam penggunaan metode 8 3,66 73,13
13 Keterampilan guru dalam explaining skill 8 3,88 77,50
14 Keterampilan guru  membimbing kerja kelompok 8 3,70 74,06
Jumlah 52,53 1.050,64
Rata-rata Tingkat Keberhasilan 3,75 75,05

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan pembelajaran guru masih belum menunjukkan adanya pembelajaran yang efektif. Terbukti  aktivitas guru  dalam pembelajaran dari pembukaan, inti pembelajaran dan penutup menunjukkan adanya kekurangan karena rata-rata baru mencapai 73,49 %. Memang antusias, perhatian, dan efektifitas guru dalam pembelajaran telah meningkat. Keinginan bertanya, mengemukakan pendapat, berani menjawab dan berani tampil di depan kelas telah mengalami keluwesan. Dengan  semangat yang tinggi  dan ketekunan sehingga   dapat menyelesaikan tugas walaupun belum maksimal.

Tabel 8: Aspek Penilaian Hasil Belajar Guru Siklus Pertama

NO ASPEK YANG DIAMATI JUMLAH GURU RATA2 SKOR HASIL%
1 Penyusunan Program penilaian 8 3,92 78,33
2 Program penilaian berdasarkan KKM 8 4,00 80,00
3 Penyusunan kisi-kisi soal penilaian 8 3,75 75,00
4 Kisi-kisi bentuk soal pilihan ganda 8 4,00 80,00
5 Kisi-kisi bentuk soal uraian 8 3,96 79,23
6 Pelaksanaan penilaian pembelajaran 8 4,18 83,50
7 Pelaksanaan analisis hasil belajar 8 3,66 73,13
8 Pelaksanaan analisis kemajuan belajar 8 3,93 78,50
9 Pelaksanaan analisis butir-butir soal 8 3,50 70,00
10 Dokumentasi bank soal 8 3,80 76,00
11 Melakukan program tindak lanjut penilaian 8 3,78 75,50
12 Melaksanakan program pengayaan 8 3,69 73,75
13 Pengadministrasian hasil penilaian 8 4,06 81,25
14 Melakukan pelaporan hasil penilaian 8 4,58 91,67
Jumlah 54,79 1.095,86
Rata-rata Tingkat Keberhasilan 3,91 78,28

Berikut ini adalah diagram batang tentang tingkat keberhasilan guru dalam perencanaan, pelaksanaan pembelajaran serta penilaian pembelajaran sebagai berikut :

Diagram1: Diagram batang tingkat keberhasilan Guru pada Siklus I
                     
Berdasarkan hasil siklus pertama dengan dilaksanakannya supervisi akademik ternyata perencanaan pelaksanaan pembelajaran yang disiapkan guru belum terencana dan terprogram secara efektif dan efisien. Proses pembelajaran yang berlangsung mulai dari  penyediaan media pembelajaran, pelaksanaan metode pembelajaran, penggunaan pendekatan PAIKEM dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran belum terlaksana secara efektif dan efisien. Hal itu terbukti bahwa keberhasilan mencapai 76,10% untuk perencanaan pembelajaran, 75,05% untuk pelaksanaan pembelajaran dan 78,28% untuk penilaian pembelajaran. Penilaian hasil belajar  yang disiapkan guru sampai pelaksanaan evaluasi belum terlaksana secara efektif dan efisien. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan nyata yakni dengan melaksanakan supervisi akademik secara terprogram pada siklus berikutnya.

d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi, supervisi akademik tahap pertama terhadap 8 orang guru kelas sebagai tindakan siklus pertama belum memperoleh hasil yang optimal. Hal tersebut ditunjukkan adanya guru yang belum melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai harapan. Sebagai bahan pertimbangan untuk tindakan siklus berikutnya guru diajak musyawarah untuk melaksanakan pembelajaran dengan media pembelajaran yang relevan, melakukan pembelajaran dengan melibatkan siswa, dan melakukan analisis terhadap hasil belajar dan melakukan tindak lanjut dalam pembelajaran. Dengan demikian maka praktis diperlukan tindakan berikutnya yakni melaksanakan melalui kegiatan tindakan siklus kedua agar supervisi akademik yang dilaksanakan berdampak positif terhadap kinerja para guru.
2. Siklus Kedua (2)
a.   Perencanaan
Berdasarkan rumusan hasil supervisi akademik yang telah dilaksanakan pada siklus pertama maka peneliti mempersiapkan supervisi kelas pada tindakan siklus ke dua.  Peniliti menyiapkan dan menetapkan Rencana Supervisi Akademik dan skenario tindakan. Skenario tindakan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh supervisor dalam tindakan proses pembelajaran. Terkait dengan Rencana Supervisi Kelas, peniliti perlu menyiapkan berbagai bahan yang diperlukan sesuai dengan hipotesis yang dipilih, seperti lembar observasi, lembar pengamatan,dan panduan wawancara serta lembar evaluasi atas kegiatan proses belajar mengajar.
b. Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal.
a) Peneliti menyiapkan panduan observasi, panduan pengamatan, panduan wawancara dan alat evaluasi hasil supervisi.
b) Peneliti melakukan pembicaraan atas kesiapan guru dalam pembelajaran.
c) Peneliti membahas secara bersama atas pelaksanaan supervisi yang akan berlangsung di kelas.
2) Kegiatan Inti
a) Peneliti melaksanakan kegiatan supervisi kelas dengan mengamati guru dalam proses pembelajaran.
b) Peneliti melakukan penilaian dalam proses pembelajaran dan mencatat berbagai permasalahan yang diperlukan sebagai bahan informasi terhadap guru yang disupervisi.
c) Peneliti melakukan kegiatan penilaian terhadap guru atas pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

3) Kegiatan Akhir
Peneliti memberikan informasi atas pelaksanaan pembelajaran terhadap keberhasilan dan kekurangan dalam proses belajar mengajar yang baru saja berlangsung  untuk perbaikan pada supervisi berikutnya.
c. Observasi
Observer melaksanakan observasi terhadap peneliti yang sedang melaksanakan kegiatan supervisi akademik dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Observer mengadakan tanya jawab dengan guru kelas tentang pelaksanaan supervisi dan dampaknya terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
Berikut adalah gambaran kegiatan belajar mengajar pada siklus 2 supervisi pada SD Negeri .......... pada semester 1 tahun pelajaran 2019/2020.
Gambar 10 : Kegiatan Pembelajaran pada Siklus 2

Gambar 11 : Kegiatan Pembelajaran pada Siklus 2
Gambar 12 : Kegiatan Pembelajaran pada Siklus 2
Gambar 12 : Kegiatan Pembelajaran pada Siklus 2
Berikut ini adalah hasil pengamatan Supervisor terhadap guru di masing-masing kelas pada pada siklus kedua tentang  pelaksanaan kegiatan pembelajaran ( penyusunan RPP)  sebagai berikut :

Tabel 9: Aspek Penilaian RPP Siklus Kedua

NO ASPEK YANG DIAMATI JUMLAH GURU RATA2 SKOR HASIL%
1 Penyusunan Silabus Pembelajaran 8 4,02 80,36
2 Penyusunan RPP 8 4,25 85,00
3 Penyusunan Program Tahunan 8 4,25 85,00
4 Penyusunan Program Semester Pembelajaran 8 4,13 82,50
5 Penyususnan Penilaian Pembelajaran 8 4,33 86,50
6 Penyususnan Analisis Penilaian dan Pemetaan KKM 8 4,31 86,25
7 Penyususnan Jurnal Pembelajaran 8 4,00 80,00
Jumlah 29,28 585,61
Rata-rata Tingkat  Keberhasilan 4,18 83,66

Berdasarkan tabel di atas dengan dilaksanakannya supervisi akademik ternyata proses pembelajaran yang berlangsung mulai dari RPP yang disiapkan guru, media pembelajaran, metode pembelajaran, penggunaan pendekatan PAIKEM dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran sudah terlaksana secara efektif dan efisien. dapat disimpulkan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran guru telah menunjukkan adanya peningkatan yang efektif dan efisien. Terbukti  administrasi guru  dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dari pembukaan, inti pembelajaran dan penutup menunjukkan adanya peningkatan rata-rata sebesar 83,66%.
Tabel 10: Aspek Pelaksanaan Pembelajaran Guru Siklus Kedua

NO ASPEK YANG DIAMATI JUMLAH GURU RATA2 SKOR HASIL%
1 Persiapan buku pelaksanaan teks pembelajaran 8 4,41 88,13
2 Persiapan guru melaksanakan pengelolaan kelas 8 4,20 84,06
3 Kegiatan pendahaluan proses pembelajaran 8 4,13 82,50
4 Kegiatan inti pembelajaran dalam keg. ekplorasi 8 4,03 80,50
5 Kegiatan inti pembelajaran dalam keg. elaborasi 8 4,02 80,31
6 Kegiatan inti pembelajaran dalam keg. konfirmasi 8 4,00 80,00
7 Kegiatan inti pembelajaran dalam keg. penutup 8 3,73 74,50
8 Keterampilan penguasaan materi pembelajaran 8 4,63 92,50
9 Keterampilan dalam mengelola waktu pembelajaran 8 4,31 86,25
10 Keterampilan guru dalam tehnik tanya jawab 8 4,03 80,54
11 Keterampilan guru dalam pemberian penguatan 8 4,03 80,63
12 Keterampilan guru dalam penggunaan metode 8 3,97 79,38
13 Keterampilan guru dalam explaining skill 8 4,00 80,00
14 Keterampilan guru  membimbing kerja kelompok 8 3,81 76,25
Jumlah 57,28 1.145,54
Rata-rata Tingkat Keberhasilan 4,09 81,82

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan pembelajaran guru telah menunjukkan adanya pembelajaran yang efektif dan efisien. Terbukti  aktivitas guru  dalam pembelajaran dari pembukaan, inti pembelajaran dan penutup menunjukkan adanya peningkatan karena rata-rata sebesar 81,82%. Antusias, perhatian, dan efektifitas guru dalam pembelajaran telah meningkat. Keinginan bertanya, mengemukakan pendapat, berani menjawab dan berani tampil di depan kelas telah mengalami keluwesan. Dengan  semangat yang tinggi  dan ketekunan sehingga   dapat menyelesaikan tugas secara maksimal.
Tabel 11: Aspek Penilaian Hasil Belajar Guru Siklus Kedua

NO ASPEK YANG DIAMATI JUMLAH GURU RATA2 SKOR HASIL
%
1 Penyusunan Program penilaian 8 4,21 84,17
2 Program penilaian berdasarkan KKM 8 4,25 85,00
3 Penyusunan kisi-kisi soal penilaian 8 4,00 80,00
4 Kisi-kisi bentuk soal pilihan ganda 8 4,32 86,46
5 Kisi-kisi bentuk soal uraian 8 4,17 83,46
6 Pelaksanaan penilaian pembelajaran 8 4,35 87,00
7 Pelaksanaan analisis hasil belajar 8 3,66 73,13
8 Pelaksanaan analisis kemajuan belajar 8 4,20 84,00
9 Pelaksanaan analisis butir-butir soal 8 3,63 72,50
10 Dokumentasi bank soal 8 3,95 79,00
11 Melakukan program tindak lanjut penilaian 8 3,83 76,50
12 Melaksanakan program pengayaan 8 3,69 73,75
13 Pengadministrasian hasil penilaian 8 4,53 90,63
14 Melakukan pelaporan hasil penilaian 8 4,58 91,67
Jumlah 57,36 1.147,25
Rata-rata Tingkat Keberhasilan 4,10 81,95

Berikut ini adalah diagram batang tentang tingkat keberhasilan guru dalam perencanaan, pelaksanaan pembelajaran serta penilaian pembelajaran sebagai berikut :
Diagram 2: Diagram batang tingkat keberhasilan Guru pada Siklus 2
Berdasarkan hasil siklus kedua dengan dilaksanakannya supervisi akademik ternyata perencanaan pelaksanaan pembelajaran yang disiapkan guru telah terencana dan terprogram secara efektif dan efisien. Proses pembelajaran yang berlangsung mulai dari  penyediaan media pembelajaran, pelaksanaan metode pembelajaran, penggunaan pendekatan PAIKEM dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran telah terlaksana secara efektif dan efisien. Hal itu terbukti bahwa keberhasilan baru mencapai 83,66 % untuk perencanaan pembelajaran, 81,82 % untuk pelaksanaan pembelajaran dan 81,95 % untuk penilaian pembelajaran. Penilaian hasil belajar  yang disiapkan guru sampai pelaksanaan evaluasi telah terlaksana secara efektif dan efisien. Oleh karena itu supervisi akademik telah berhasil karena guru telah melaksanakan tugas secara optimal.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi, supervisi akademik tahap kedua terhadap 8 orang guru kelas sebagai tindakan siklus kedua telah memperoleh hasil yang optimal. Hal tersebut ditunjukkan adanya guru telah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai harapan. Terbukti guru telah menggunakan media pembelajaran yang relevan, melakukan pembelajaran dengan melibatkan siswa, dan melakukan analisis terhadap hasil belajar dan melakukan tindak lanjut dalam pembelajaran. Dengan demikian maka praktis tindakan dihentikan tentang supervisi akademik yang dilakukan Kepala Sekolah berkaitan dengan penelitian. Selanjutnya supervisi tetap dilaksanakan secara terprogram sehingga akan meningkatkan Kompetensi guru dalam proses pembelajaran pada waktu yang akan datang.

C. Pembahasan Hasil Penelitian
Peneliti mengadakan penilaian terhadap RPP yang sudah dibuat oleh guru menggunakan lembar penilaian RPP  yang digunakan dalam penilaian Kompetensi guru dalam proses pembelajaran. Hasil penilaian rata-rata sebesar pada studi awal untuk penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah 69,04 %, Pelaksanaan pembelajaran mencapai 64,70 % dan penilaian pembelajaran mencapai 68,19 %.
Sedangkan pada siklus pertama setelah dilakukan supervisi akademik penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah 76,10 %, Pelaksanaan pembelajaran mencapai 75,05 % dan penilaian pembelajaran   mencapai 78,28 %.
Tingkat keberhasilan diperoleh pada siklus kedua setelah adanya musyawarah antara Kepala Sekolah dan Guru dalam supervisi akademik dengan memperoleh hasil yang optimal yakni penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah 83,66 %, Pelaksanaan pembelajaran mencapai 81,82 % dan penilaian pembelajaran mencapai 81,95 %. 
Tingkat pencapaian keberhasilan guru dapat secara jelas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 12: Prosentase Tingkat Keberhasilan Kompetensi guru dalam proses pembelajaran Per-Siklus
NO TAHAPAN PERENCANAAN(%) PELAKSANAAN(%) PENILAIAN(%)
1 Studi awal 69,04 64,70 68,19
2 Siklus 1 76,10 75,05 78,28
3 Siklus 2 83,66 81,82 81,95

Berdasarkan tabel 11 diperoleh keterangan bidang rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut:
1. Terjadi kenaikan persentase tingkat keberhasilan guru dari studi awal dibandingkan siklus I sebesar 7,06 %.
2. Terjadi kenaikan persentase tingkat keberhasilan guru dari siklus I dibandingkan siklus II  sebesar 7,56 %.
Sedangkan perolehan  bidang  pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut:
1. Terjadi kenaikan persentase tingkat keberhasilan guru dari studi awal dibandingkan siklus I sebesar 10,35 %.
2. Terjadi kenaikan persentase tingkat keberhasilan guru dari siklus I dibandingkan siklus II  sebesar 6,77 %.
Sedangkan perolehan  bidang  pelaksanaan penilaian sebagai berikut:
1. Terjadi kenaikan persentase tingkat keberhasilan guru dari studi awal dibandingkan siklus I sebesar 10,09 %.
2. Terjadi kenaikan persentase tingkat keberhasilan guru dari siklus I dibandingkan siklus II  sebesar 3,67 %.
Selanjutnya peneliti menyajikan data tingkat pencapaian Kompetensi guru dalam proses pembelajaran dalam bentuk diagram sebagai berikut:
Diagram 3: Diagram Batang tingkat pencapaian Kompetensi guru dalam proses pembelajaran

Berdasarkan sajian gambar diagram di atas dapat kita lihat adanya peningkatan persentase tingkat pencapaian Kompetensi guru dalam proses pembelajaran. Peningkatan Kompetensi guru dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari studi awal sampai tindakan siklus pertama dan kedua mengalami peningkatan yang cukup signifikan baik dalam upaya guru menyusun rencana pembelajaran, guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan guru dalam melaksanakan penilaian. Tingkat pencapaian Kompetensi guru dalam proses pembelajaran sebagaimana pembelajaran berlangsung secara efektif dapat dibuktikan adanya peningkatan kinerja dari studi awal sampai siklus kedua. Kompetensi guru dalam proses pembelajaran menunjukkan peningkatan sehingga sampai tindakan siklus dihentikan pada siklus ke dua karena penilaian secara kumulatif untuk pelaksanaan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran telah mencapai 83,66%, pelaksanaan pembelajaran mencapai 81,82 %,dan pelaksanaan penilaian pembelajaran telah mencapai 81,95%. Hal tersebut membuktikan bahwa pelaksanaan supervisi akademik telah dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran bagi para guru di SD Negeri .......... Kecamatan .......... Kabupaten ...........

BAB V
KESIMPULAN, SARAN DAN TINDAK LANJUT

A. Kesimpulan
1. Pelaksanaan supervisi akademik terhadap para guru di SD Negeri .......... sejak pelaksanaan siklus pertama sampai dengan siklus ke dua mengalami peningkatan terbukti bahwa hasil penilaian rata-rata pada studi awal untuk penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah 69,04 %, pelaksanaan pembelajaran mencapai 64,70 % dan penilaian pembelajaran mencapai 68,19 %. Sedangkan pada siklus pertama mengalami peningkatan karena setelah dilakukan supervisi akademik penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah 76,10 %, pelaksanaan pembelajaran mencapai 75,05 % dan penilaian pembelajaran mencapai 78,28 %. Sedangkan pada siklus ke dua telah memperoleh hasil yang optimal yakni penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah 83,66 %, pelaksanaan pembelajaran mencapai 81,82 %, dan penilaian pembelajaran mencapai 81,95 %.
2. Melalui supervisi akademik Kepala Sekolah  terhadap 8 orang guru SD Negeri .......... semester 1 tahun pelajaran 2019/2020 dapat meningkatkan Kompetensi dan efektifitas guru dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran berlangsung secara efektif dan efesien.
3. Melalui penilaian kinerja 8 orang guru SD Negeri .......... yang terprogram dan terencana berdampak terhadap peningkatan proses belajar mengajar yang optimal dan efektif  sehingga mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa .

B. Saran-saran
1. Pelaksanaan supervisi akademik terhadap para guru oleh Kepala Sekolah hendaknya dilaksanakan secara terprogram dan berkelanjutan agar para guru dapat dinilai kinerjanya secara terencana sehingga berdampak terhadap kompetensi profesionalisme guru.
2. Pelaksanaan supervisi akademik terhadap para guru oleh Kepala Sekolah hendaknya dijadikan komunikasi profesi antar guru dan Kepala sekolah sehingga pelaksanaan supervisi mampu memotivasi dan meningkatkan  Kompetensi guru dalam proses pembelajaran.
3. Pelaksanaan supervisi akademik terhadap para guru oleh Kepala Sekolah hendaknya hendaknya dijadikan salah satu cara untuk meningkatkan budaya mutu sehingga berdampak terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

C. Tindak Lanjut
1. Penelitian ini hendaknya dapat dijadikan acuan bagi Kepala Sekolah dan para guru dalam melaksanakan tugas profesinya.
2. Kepala Sekolah hendaknya mampu menjadi pengelola pendidikan yang profesional untuk melaksanakan supervisi akademik secara terprogram dan terencana.
3. Kepala Sekolah sebagai penanggungjawab manajemen satuan pendidikan diharapkan mampu berperan secara aktif untuk meningkatkan profesi guru agar guru mampu meningkatkan kinerjanya.
4. Kepala Sekolah dan para guru harus memiliki budaya mutu pendidikan sehingga keberadaanya selalu berperan memotivasi kinerjanya serta berperan secara aktif memotivasi belajar para siswanya.

DAFTAR PUSTAKA
Anomin, 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SPN), Jakarta: Kementerian pendidikan Nasional.
Anonim, 2003. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional
Anonim, 2005. Undang –undang No 14  Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.
Burn, (http://pengawassekolahaceh.blogspot.com/2014/02/validitas-dalam-ptk.html)
Eko Sutanto. 2012. Karya Tulis Ilmiah, Meningkatkan Kompetensi Guru Dalam Mengelola Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik Kunjungan Kelas. ..........: SMA I Rowokele.
http://gurumimu.wordpress.com/2012/05/06/metode-metode-pembelajaran-efektif/, searching, 6 Agustus  2019.
http://makalahmajannaii.blogspot.com/2012/02/hakikat-pembelajaran-efektif.html, searching, 6 Agustus  2019.
http://penilaian-kinerja-guru.blogspot.com/2012/02/proses-pembelajaran-efektif.html, searching, 6 Agustus  2019.
Kementrian pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah, Panduan Supervisi Pembelajaran Di Sekolah Dasar,  Direktorat Pembinaan Sekolah dasar Tahun 2016, Jakarta
Moloeng, 2004:330, (http://dunia-penelitian.blogspot.com/2011/10/pengertian-teknik-triangulasi.html).
Nana Sujana, dkk, (2011), Buku Kerja Pengawas Sekolah. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.
Rokhmaniyah. 2012. Karya Tulis Ilmiah, Efektivitas Peran Guru Berbasis Kompetensi. ..........:  SMP Negeri I Buluspesantren.
Suherli Kusmana, M.Pd. 2011. Model Pembelajaran Siswa Aktif. Jakarta Selatan : Sketsa Aksara Lalitya.
Supriyatna, Endang Kasupardi, Abdul Aziz, 2012. Penelitian Untuk Guru Bahasa, Jakarta: Multi Kreasi Satudelapan.
Surya Dharma. 2008. Manajemen Kinerja Falsafah Teori dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wardani, dkk, 2005.Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Universitas Terbuka
Warsita, 2008. Menuju Pembelajaran Efektif. Bandung: PT. Rosdakarya

Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian

PEMERINTAH KABUPATEN ..........
DINAS PENDIDIKAN
UPT DINAS PENDIDIKAN UNIT KECAMATAN ..........
Alamat: Jl Karangbolong-Rogodono-Kec..........., Kab. ..........  ()


SURAT IJIN PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala UPT Dinas Pendidikan Unit Kecamatan .......... Kabupaten ..........:
Nama :
NIP :
 Pangkat/Gol. Ruang        :     Pembina /IV A
Jabatan          :   
Tempat Tugas          :    ..........   
                                           Kabupaten ..........
menerangkan bahwa:
Nama :
NIP :  
 Pangkat/Gol. Ruang        :     
Jabatan          :    Kepala Sekolah
Tempat Mengajar         :    SD Negeri .......... Kecamatan ..........   
                                           Kabupaten ..........

Untuk mengadakan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) di SD Negeri .......... Kecamatan .......... Kabupaten ...........
Demikian Surat Ijin ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

     .........., 2 Agustus  2020
     Kepala UPTD Pendidikan
     Unit Kec. ..........

Lampiran 2 : Surat Keterangan 

PEMERINTAH KABUPATEN ..........
DINAS PENDIDIKAN
UPT DINAS PENDIDIKAN UNIT KECAMATAN ..........
Alamat:

SURAT KETERANGAN
NOMOR: 800/                /  2019

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :  
NIP :  
 Pangkat/Gol. Ruang     :     Pembina /IV A
Jabatan          :    Kepala UPT Dinas Pendidikan
Tempat Tugas          :    UPT Dinas Pendidikan Unit  Kecamatan ..........   
                                           Kabupaten ..........
Menerangkan di bawah ini:
Nama :  
NIP :  
 Pangkat/Gol. Ruang         :     
Jabatan          :    Kepala Sekolah
Tempat Mengajar         :    SD Negeri .......... Kecamatan ..........   
                                           Kabupaten ..........
Alamat                               :   
  Kecamatan …. Kabupaten ..........

Bahwa yang tersebut di atas telah melaksanakan Penelitian Tindakan Sekolah di SD Negeri .......... Kecamatan .......... Kabupaten .......... dalam rangka penulisan laporan penelitian Pengembangan Profesi dengan judul: “ Melalui Supervisi Akademik Dapat Meningkatkan Kompetensi dan Efektifitas  Proses Pembelajaran Bagi Guru SD Negeri .......... Kecamatan .......... Kabupaten .......... “

Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

     .........., 5 November 2020
     KepUnit Kec. ..........
       
Lampiran 3 : Surat Keterangan

PEMERINTAH KABUPATEN ..........
DINAS PENDIDIKAN
UPT DINAS PENDIDIKAN UNIT KECAMATAN ..........
PERPUSTAKAAN “TAMAN ILMU” SD NEGERI ..........
Alamat: Desa .........., Kec..........., Kab. ..........  (…)

SURAT KETERANGAN
NOMOR: 800/PERPUS/ 01 2019

Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
NIP :
Jabatan : Ketua Perpustakaan Sekolah
Unit Kerja : SD Negeri .......... UPT Dinas Pendidikan Unit
           Kecamatan .......... Kabupaten ..........

Menerangkan di bawah ini:
Nama :  
NIP :  
 Pangkat/Gol. Ruang         :     
Jabatan          :    Kepala Sekolah
Tempat Tugas          :    SD Negeri .......... Kecamatan ..........   
                                           Kabupaten ..........
Alamat                              :   
  Kecamatan  Kabupaten ..........

Bahwa yang tersebut di atas telah melaksanakan Penelitian Tindakan Sekolah di SD Negeri .......... Kecamatan .......... Kabupaten .......... dalam rangka penulisan laporan penelitian Pengembangan Profesi dengan judul: “Melalui Supervisi Akademik Dapat Meningkatkan Kompetensi dan Efektifitas  Proses Pembelajaran Bagi Guru SD Negeri .......... Kecamatan .......... Kabupaten .......... “ dan hasil karyanya tersebut telah didokumentasikan di perpustakaan sekolah Taman Ilmu SD Negeri .......... Kecamatan .......... Kabupaten ...........

Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Mengetahui: .........., 6 November  2020
Kepala Sekolah                                                Ketua Perpustakaan Sekolah

Lampiran 4 : Berita Acara Telah Diseminarkan

PEMERINTAH KABUPATEN ..........
DINAS PENDIDIKAN
UPT DINAS PENDIDIKAN UNIT KECAMATAN ..........
SD NEGERI ..........
Alamat: Desa .........., Kec..........., Kab. ..........  (54474)

BERITA ACARA PENYELENGGARAAN SEMINAR
KETUA PENYELENGGARA SEMINAR KARYA TULIS ILMIAH  SD NEGERI ..........

Pada hari ini Sabtu tanggal …. bulan November tahun dua ribu dua puluh, dilaksanakan di SD Negeri .......... mulai pukul 09.00 s.d. 12.00 WIB,  telah dilaksanakan seminar Karya Tulis Ilmiah yang dihadiri oleh para peserta seminar Kepala Sekolah dan Guru se Gugus Sudirman yakni:
Nara Sumber = 1 orang
SD Negeri .......... = 8 orang
SD Negeri Geblug = 6 orang
SD Negeri Adiwarno = 6 orang
SD Negeri Rangkah = 1 orang
SD Negeri Jladri 2 = 1 orang
SD Negeri Karangbolong = 1 orang
SD Negeri 1 Mergosono = 1 orang

Jumlah =25 orang
Dengan ini saya:
Nama   :   
NIP                              : 
Pangkat/Gol. Ruang       :   
Jabatan     :  Kepala Sekolah
Tempat Tugas             : SD Negeri .......... Kecamatan ..........   
                                                 Kabupaten ..........
Telah melaksanakan seminar Karya Tulis Ilmiah Penelitian Tindakan Sekolah dengan judul: “ Melalui Supervisi Akademik Dapat Meningkatkan Kompetensi dan Efektifitas  Proses Pembelajaran Bagi Guru SD Negeri .......... Kecamatan .......... Kabupaten .......... “ dengan hasil baik.
Demikian berita acara ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
        .........., ….  2020
Kepala Sekolah Ketua Penyelenggara

Lampiran 4: Rekapitulasi Nilai Kompetensi guru dalam proses pembelajaran dari Studi Awal,Siklus 1 dan Siklus 2
Lampiran 5: Foto-foto Kegiatan Pembelajaran

KEGIATAN PEMBELAJARAN GURU PADA SIKLUS PERTAMA
Lampiran 6: Foto-foto Kegiatan Pembelajaran

KEGIATAN PEMBELAJARAN GURU PADA SIKLUS KEDUA

Lampiran 7 : Instrumen Penilaian Kompetensi guru dalam proses pembelajaran Pada Siklus pertama dan Siklus Kedua katagori nilai rendah sedang dan tinggi

Sitemaps