Adab Makan dan Minum Menuju Ridho Alloh Subhanahu Wata'ala
Kita sebagai orangtua melarang anaknya untuk makan dan minum dalam keadaan berdiri atau berjalan, secara kasat mata, sederhana saja kelihatan tidak sopan dan tidak baik, dan secara agama juga sangat dilarang karena termasuk tidak beradab, sangat jelek karena termasuk mengikuti anjuran Syaithonirrojiim.
Islam merupakan agama yang mengatur seluruh segi kehidupan kita. Mulai dari beribadah, bersosialisaisi, hingga adab-adab dalam melakukan sesuatu, seperti makan minum pun diatur dalam Islam. Makan dan minum adalah hal yang setiap orang lakukan setiap hari, sehingga kebanyakan orang terkadang menyepelekan hal ini. Dengan melakukan makan dan minum tidak sesuai dengan adab atau tata cara yang diatur dalam Islam, padahal sebenarnya akhlak seseorang dapat dilihat dari cara Dia makan dan minum, dengan melihat makan dan minumnya seseorang mencerminkan seseorang memiliki akhlaq yang baik, adab yang baik atau jelek, dan sisi terpenting perbuatannya akan dihitung oleh Allah sebagai bentuk ibadah jika disertai dengan niat yang iklas untuk beribadah.
Islam mengenal adab dalam kehidupan sehari-hari. Adab yang dicontohkan oleh Rasul hendaknya diaplikasikan dalam kehidupan sebagai perwujudan menjalankan sunah dan menunjukkan jati diri seorang muslim. Salah satu bentuk adab dalam Islam adalah adab makan dan minum. Berikut ini kami jabarkan sedikit tentang adab makan dan minum beserta dalilnya agar kita semua dapat merealisasikannya,
1. Makan dan Minum yang Halal
Makanan dan minuman yang halal adalah makanan/minuman yang secara hukum agama dihalalkan dan juga cara mendapatkan makanan/minuman tersebut juga secara hukum agama dengan cara-cara yang halal.
Sebagai seorang Muslim, kita diwajibkan untuk makan dan minum hanya yang halal saja. Allah telah menjelaskannya dalam QS.Al-Baqarah ayat 168,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.
2. Baca Basmallah Sebelum Makan Berdoa Sebelum Makan
Tak hanya dianjurkan untuk membaca bismillah sebelum makan, tapi juga berdoa sebelum makan, Doa sebelum makan merupakan bentuk syukur pada Allah atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan. Rasulullah saw bersabda;
“Apabila salah seorang di antara kalian makan, hendaklah ia membaca ‘Bismillah’ (dengan menyebut nama Allah). Jika ia lupa membacanya sebelum makan maka ucapkanlah ‘Bismillaahi fii awwalihi wa aakhirihi’ (dengan menyebut nama Allah pada awal dan akhir -aku makan-)” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
Selanjutnya adalah harus membaca bismillah sebelum makan. Ingatlah bahwa kita diperintahkan untuk selalu menyebut nama Allah sebelum memulai segala sesuatu, termasuk makan.
Dari ‘Umar bin Abi Salamah, ia berkata, “Waktu aku masih kecil dan berada di bawah asuhan Rasulullah Saw., tanganku bersileweran di nampan saat makan. Maka Rasulullah Saw. bersabda:
“Wahai Ghulam, sebutlah nama Allah (bacalah bismillah), makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang ada di hadapanmu.” Maka seperti itulah gaya makanku setelah itu. (HR. Bukhari no. 5376 dan Muslim no. 2022).
3. Makan dengan Tangan Kanan
Rasul sangat menganjurkan untuk makan dengan menggunakan tangan kanan. Rasul bersabdar, “Jika seseorang dari kalian makan maka makanlah dengan tangan kanannya dan jika minum maka minumlah dengan tangan kanannya. Karena setan makan dan minum dengan tangan kirinya” (HR. Muslim no. 2020).
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah mengatakan: “makan dan minum dengan tangan kiri ketika ada udzur hukumnya tidak mengapa, adapun jika tanpa udzur maka haram. Karena Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam melarangnya, beliau bersabda:
إن الشيطان يأكل بشماله ويشرب بشماله
‘sesungguhnya setan makan dan minum dengan tangan kirinya‘
4. Mendahulukan Makan daripada Shalat
Makanlah makanan yang telah dihidangkan dengan segera. Jangan membiarkan makanan begitu saja. Bahkan meskipun telah terdengar adzan, sebaiknya dahulukan makan terlebih dahulu. Setelah selesai makan, barulah tunaikan sholat.
Dari Anas Nabi Saw. bersabda, “Jika makan malam sudah disajikan dan Iqamah shalat dikumandangkan, maka dahulukanlah makan malam.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Rasulullah juga saw bersabda, “Apabila makan malam telah dihidangkan dan shalat telah ditegakkan, maka mulailah dengan makan malam dan janganlah tergesa-gesa (pergi shalat) sampai makanmu selesai.” (Muttafaqun ‘alaih)
Hal ini dimaksudkan agar kita dapat beribadah dengan tenang dan tidak memikirkan makanan karena perut kosong ketika melakukan sholat.
5. Tidak Menggunakan wadah Perak dan Emas
Sebagai seorang muslim, kita dilarang untuk menggunakan peralatan makan yang terbuat dari emas dan perak. Hal ini telah dijelaskan oleh Rasulullah karena emas dan perak adalah peralatan makan yang digunakan oleh penduduk surga nantinya.
Rasulullah saw bersabda, “Orang yang minum pada bejana perak sesungguhnya ia mengobarkan api neraka jahanam dalam perutnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لاَ تَشْرَبُوْا فِيْ آنِيَةِ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ، وَلاَ تَأْكُلُوْا فِيْ صِحَافِهِمَا، فَإِنَّهَا لَهُمْ فِي الدُّنْيَا، وَلَكُمْ فِي الآخِرَةِ
"Janganlah kamu minum dengan gelas (yang terbuat) dari emas dan perak, dan jangan pula kamu makan pada piring yang terbuat dari emas dan perak, karena sesungguhnya yang seperti itu adalah untuk mereka (orang kafir) di dunia, dan buat kamu di akhirat. [Muttafaq ‘alaihi].
6. Mengambil Makanan yang Jatuh
Bagi sebagian orang, makanan yang jatuh dianggap sudah kotor dan tidak layak untuk dimakan lagi. Namun tidak di dalam Islam. Islam mengajarkan untuk selalu menghargai setiap makanan, meskipun itu hanya sebutir nasi. Rasul bersabda,
“Jika salah satu dari kalian makan lalu makanan tersebut jatuh, maka hendaklah ia memungutnya dan membuang kotorannya kemudian memakannya. Jangan ia biarkan makanan itu untuk setan.” (HR. At-Tirmidzi)
7. Makan Bersama-Sama
Rasul sangat menganjurkan untuk makan bersama-sama. Makan bersama-sama akan membuat makanan yang kita makan jadi lebih berkah. Jika seseorang merasa tidak kenyang setelah makan, mungkin dikarenakan ia makan sendirian. Namun akan berbeda jika ia makan bersama-sama, maka ia akan kenyang karena makanan tersebut lebih berkah. Nabi Saw. berkata:
“Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami makan dan tidak merasa kenyang?” Beliau bersabda, “Kemungkinan kalian makan sendiri-sendiri.” Mereka menjawab, “Ya.” Beliau bersabda, “Hendaklah kalian makan secara bersama-sama, dan sebutlah nama Allah, maka kalian akan diberi berkah padanya.” (HR. Abu Daud no. 3764. Kata Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini dha’if. Sedangkan Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).
8. Makan Secukupnya
Allah sangat tidak menyukai orang yang berlebihan dalam segala sesuatu, termasuk makan. Makanlah secukupnya dan jangan mengambil makanan melebihi apa yang dapat kita makan. Jika berlebihan, maka tentu akan menjadi mubazir dan akhirnya boros. Sedangkan boros adalah temannya setan. Allah berfirman:
“Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf [7]: 31).
9. Membagi perutmu menjadi tiga bagian, yaitu sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minum dan sepertiga untuk bernafas.
Rosululloh sholallohu’alaihi wasalam bersabda: yang artinya “Tidaklah seorang anak Adam mengisi sesuatu yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah bagi anak Adam beberapa suap untuk menegakkan tulang punggungnya, dan jika dia harus mengerjakannya maka hendaklah dia membagi sepertiga untuk mkanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga untuk nafasnya.” (3)
10. Dilarang makan sambil ittika’ (berbaring),
Rasulullah bersabda: Sesungguhnya aku tidak makan secara berbaring. (7) Di antara bentuk berbaring tersebut adalah:
Berbaring ke sebelah kiri, duduk bersila, bertopang pada salah satu tangan dan makan dengan tangan yang lain, bersandar pada sesuatu, seperti bantal atau hamparan di bawah tempat duduk.
11. Bila makan bersama-sama ambil makanan yang ada didepannya dulu
Disaat makan bersamaan, ambil dan makanlah apa yang ada didepan kita dulu, walaupun seumpamanya ada makanan faforit kita tapi letaknya agak jauh dari kita, jangan terburu-buru mengambil dan melewati orang lain apalagi sampai melangkahi orang lain hanya untuk mengambil makanan faforit kita, tunggulah sampai makanan tersebut digeser kedepan kita.
12. Makan Sambil Duduk
Duduklah bila kita sedang makan atau minum, jangan makan dan minum sambil berdiri apalagi makan dan minum sambil berjalan.
Rosululloh Sholallohu ‘alaihi wasalam bersabda: Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata;
أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- زَجَرَ عَنِ الشُّرْبِ قَائِمًا
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sungguh melarang dari minum sambil berdiri.” (HR. Muslim no. 2024).
Rosululloh Sholallohu ‘alaihi wasalam bersabda: Dari Anas radhiyallahu ‘anhu pula, ia berkata;
عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ نَهَى أَنْ يَشْرَبَ الرَّجُلُ قَائِمًا
“Dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di mana beliau melarang seseorang minum sambil berdiri.” Qotadah berkata bahwa mereka kala itu bertanya (pada Anas), “Bagaimana dengan makan (sambil berdiri)?” Anas menjawab, “Itu lebih parah dan lebih jelek.” (HR. Muslim no. 2024).
Rosululloh Sholallohu ‘alaihi wasalam bersabda: Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
لاَ يَشْرَبَنَّ أَحَدٌ مِنْكُمْ قَائِمًا فَمَنْ نَسِىَ فَلْيَسْتَقِئْ
“Janganlah sekali-kali salah seorang di antara kalian minum sambil berdiri. Apabila dia lupa maka hendaknya dia muntahkan.” (HR. Muslim no. 2026)
Sedangkan makan minum menurut dunia kesehatan juga dijelaskan:
Dr. Abdurrazzaq Al-Kailani menjelaskan bahwa minum dan makan sambil duduk lebih menyehatkan, aman, enak, dan menjaga kehormatan. Sebab, apa yang dimakan dan diminum sambil duduk akan melewati dinding perut dengan pelan dan lembut. Sedangkan, minum sambil berdiri menyebabkan jatuhnya air ke dasar perut dengan keras dan menghantamnya. Jika hal ini terjadi secara berulang-ulang dan dalam waktu yang lama bisa menyebabkan perut menjadi longgar dan lemah. Selanjutnya, perut akan sulit mencerna.
Dr. Ibrahim Ar-Rawi menyatakan bahwa manusia ketika berdiri dalam keadaan tertekan dan alat penyeimbang dalam syarafnya dalam keadaan sangat aktif. Sehingga, ia melakukan kontrol penuh terhadap seluruh otot tubuh untuk melakukan keseimbangan dan berdiri tegak. Hal itu membuat manusia tidak mampu mendapat ketenangan dari organ tubuh yang berfungsi untuk aktivitas makan dan minum. Ketenangan ini hanya diraih manusia saat dalam kondisi duduk. Sebab, sejumlah otot dan syaraf dalam keadaan tenang dan santai, pancaindra normal, serta respons sistem pencernaan terhadap makanan dan minuman juga semakin baik.
Fakta lainnya, makan dan minum yang dilakukan dengan berdiri secara terus-menerus akan membahayakan dinding usus dan berisiko menyebabkan luka pada lambung. Menurut para dokter, 95% luka pada lambung terjadi di tempat-tempat jalan masuknya makanan atau minuman. Saat berdiri, akan terjadi pengerutan otot pada tenggorokan yang menghalangi jalannya makanan ke usus secara mudah. Ini terkadang menyebabkan rasa sakit dan mengganggu fungsi pencernaan. Akibatnya, seseorang bisa kehilangan rasa nyaman saat makan dan minum.
Melalui penelitian modern ditemukan alasan mengapa seseorang sebaiknya duduk ketika sedang minum dan makan. “Minum dan makan sambil duduk itu lebih sehat, lebih selamat dan lebih sopan. Ini karena apa yang diminum atau dimakan oleh seseorang akan berjalan pada dinding usus secara perlahan dan lembut. Adapun minum sambil berdiri, akan menyebabkan jatuhnya cairan dengan keras ke dasar usus dan menabraknya dengan keras,” demikian terang Dr. Abdurrazzaq Al-Kailani, ilmuwan Muslim, seperti dikutip dari Islam pos.
Saat berdiri, kondisi keseimbangan disertai pengerutan otot pada tenggorokan menghalangi jalannya makanan ke usus. Ia terkadang menyebabkan rasa sakit yang sangat sehingga mengganggu fungsi pencernaan. Ini membuat seseorang bisa kehilangan rasa nyaman saat makan dan minum.
.
Bila seseorang makan sambil berdiri, akan terjadi reflux asam lambung, asam lambung akan naik ke esofagus dan membuat sel-sel kerongkongan teriritasi. Hal ini dikarenakan pH asam lambung yang sangat asam (pHnya 1-2,5), Hal ini ditandai dengan gejala panas terbakar yang menyesak di dada heartburn.
”Bila kita tetap membiasakan makan minum sambil berdiri dalam jangka waktu panjang iritasi sel-sel kerongkongan ini akan berakumulasi menyebabkan kanker saluran esofagus,” Spesialis Saraf RS PKU Muhammadiyah Bantul dr Ana Budi Rahayu, SpS, tuturnya.
13. Tidak bertanya tentang asal makanan,
dijelaskan dalam sebuah hadits yang artinya
“Apabila salah seorang di antara kalian mendatangi saudaranya semuslim lalu dia menyuguhkan kepadanya makanan maka hendaklah dia memakannya tanpa bertanya tentang (asal) makanan tersebut dan jika dia memberinya minum maka hendaklah meminumnya tanpa bertanya tentang asal minuman tersebut.” (12)
14. Jangan mencium atau mengendus-endus makanan yang sudah dihidangkan.
Janganlah menciumi/mengendus-endus makanan yang dihidangkan secara berlebihan. Saya yakin orang yang memberikan/menyuguhkan/menghidangkan makanan, adalah makanan yang baik dan layak dimakan. Jadi tidak usah over dalam mencium bau makanan, itu adalah perbuatan yang tidak baik dan kurang beradab.
15. Dilarang mencela dan menghina makanan
Sebagimana disebutkan dalam sebuah hadits bahwa Rasulullah tidak pernah mencela makanan sedikitpun, apabila beliau menyukainya maka beliau memakannya dan jika tidak menginginkannya maka beliau meninggalkannya.(21) Imam Nawawi rahimahullah berkata: Dan di antara adab makan yang harus adalah makanan tersebut tidak dicela, seperti mengatakan: makanan ini asin atau kecut. (22)
16. Berdoa Setelah Makan
Berdoa tak hanya dilakukan sebelum makan, tapi juga sesudah makan. Rasul telah mengajarkan kita untuk berdoa sesudah makan, sebagaimana sabdanya, “alhamdulillaahi hamdan katsiiran thayyiban mubaarakan fiihi ghaira makfiyyin walaa muwadda’in walaa mustaghnan ‘anhu rabbanaa.”(Segala puji bagi Allah dengan puja-puji yang banyak dan penuh berkah, meski bukanlah puja-puji yang memadai dan mencukupi dan meski tidak dibutuhkan oleh Rabb kita.”) (HR. Bukhari)
17. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
Berdasarkan sabda Nabi yang artinya;
“Barangsiapa yang tidur sementara tangannya dipenuhi bau daging dan dia belum mencucinya lalu ditimpa oleh sesuatu maka janganlah dia mencela kecuali dirinya sendiri.”(9)
18. Tidak berdahak/mengeluarkan dahak dan mengeluarkan ingus (sisih) sembarangan saat makan, setidaknya harus pergi dan sembunyi agar tidak kedengaran orang lain ketika berdahak atau sisih ingus (lender hidung)
19. Tidak melihat kepada wajah orang-orang yang sedang makan.
20. Tidak berbicara dengan sesuatu yang menjijikkan atau mengundang ketawa orang yang sedang makan.
21. Tidak memuntahkan sesuatu yang telah ditelan ke dalam nampan tempat makanan, dan tidak pula mencium bau makanan
Karena itu marilah kita mulai dari orang-orang terdekat kita bimbing dan ajarilah, beri contoh anak-anak keturunan kita makan dan minum sesuai adab Islam.
Daftar Pustaka
1. Abu Dawud no: 3774 dan dishahihkan oleh Albani
2. Ahmad no: 7515, Abu Dawud no: 3852 dan dishahihkan oleh Albani
3. Al-Adabus Syar’iyah no: 3/193.
4. Al-Adabus Syar’iyah 3/182.
5. Buku; Tibbun Nabawi, Karya Subhi Sulaiman, Penerbit Istanbul, Solo
6. Bukhari 5459
7. Bukhari
8. Bukhari no: 5426, Muslim no: 206
9. Bukhari no: 5393, Muslim 2060, 182.
10. Bukhari no: 5376, Muslim no: 2022.
11. Bukhari no: 674, Muslim no: 559.
12. Dishahihkan oleh Albani dalam kitab silsilatus shahihah no: 2265.
13. Imam Ahmad dalam Musnadnya 2/399, hadits ini dishahihkan oleh yang alim Albani rahimhullah dalam kitab Silsilatus Shahihah no: 627.
14. Turmudzi no: 3458 dan dihasankan oleh Albani no : 3348.
Kita sebagai orangtua melarang anaknya untuk makan dan minum dalam keadaan berdiri atau berjalan, secara kasat mata, sederhana saja kelihatan tidak sopan dan tidak baik, dan secara agama juga sangat dilarang karena termasuk tidak beradab, sangat jelek karena termasuk mengikuti anjuran Syaithonirrojiim.
Islam merupakan agama yang mengatur seluruh segi kehidupan kita. Mulai dari beribadah, bersosialisaisi, hingga adab-adab dalam melakukan sesuatu, seperti makan minum pun diatur dalam Islam. Makan dan minum adalah hal yang setiap orang lakukan setiap hari, sehingga kebanyakan orang terkadang menyepelekan hal ini. Dengan melakukan makan dan minum tidak sesuai dengan adab atau tata cara yang diatur dalam Islam, padahal sebenarnya akhlak seseorang dapat dilihat dari cara Dia makan dan minum, dengan melihat makan dan minumnya seseorang mencerminkan seseorang memiliki akhlaq yang baik, adab yang baik atau jelek, dan sisi terpenting perbuatannya akan dihitung oleh Allah sebagai bentuk ibadah jika disertai dengan niat yang iklas untuk beribadah.
Islam mengenal adab dalam kehidupan sehari-hari. Adab yang dicontohkan oleh Rasul hendaknya diaplikasikan dalam kehidupan sebagai perwujudan menjalankan sunah dan menunjukkan jati diri seorang muslim. Salah satu bentuk adab dalam Islam adalah adab makan dan minum. Berikut ini kami jabarkan sedikit tentang adab makan dan minum beserta dalilnya agar kita semua dapat merealisasikannya,
1. Makan dan Minum yang Halal
Makanan dan minuman yang halal adalah makanan/minuman yang secara hukum agama dihalalkan dan juga cara mendapatkan makanan/minuman tersebut juga secara hukum agama dengan cara-cara yang halal.
Sebagai seorang Muslim, kita diwajibkan untuk makan dan minum hanya yang halal saja. Allah telah menjelaskannya dalam QS.Al-Baqarah ayat 168,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.
2. Baca Basmallah Sebelum Makan Berdoa Sebelum Makan
Tak hanya dianjurkan untuk membaca bismillah sebelum makan, tapi juga berdoa sebelum makan, Doa sebelum makan merupakan bentuk syukur pada Allah atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan. Rasulullah saw bersabda;
“Apabila salah seorang di antara kalian makan, hendaklah ia membaca ‘Bismillah’ (dengan menyebut nama Allah). Jika ia lupa membacanya sebelum makan maka ucapkanlah ‘Bismillaahi fii awwalihi wa aakhirihi’ (dengan menyebut nama Allah pada awal dan akhir -aku makan-)” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
Selanjutnya adalah harus membaca bismillah sebelum makan. Ingatlah bahwa kita diperintahkan untuk selalu menyebut nama Allah sebelum memulai segala sesuatu, termasuk makan.
Dari ‘Umar bin Abi Salamah, ia berkata, “Waktu aku masih kecil dan berada di bawah asuhan Rasulullah Saw., tanganku bersileweran di nampan saat makan. Maka Rasulullah Saw. bersabda:
“Wahai Ghulam, sebutlah nama Allah (bacalah bismillah), makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang ada di hadapanmu.” Maka seperti itulah gaya makanku setelah itu. (HR. Bukhari no. 5376 dan Muslim no. 2022).
3. Makan dengan Tangan Kanan
Rasul sangat menganjurkan untuk makan dengan menggunakan tangan kanan. Rasul bersabdar, “Jika seseorang dari kalian makan maka makanlah dengan tangan kanannya dan jika minum maka minumlah dengan tangan kanannya. Karena setan makan dan minum dengan tangan kirinya” (HR. Muslim no. 2020).
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah mengatakan: “makan dan minum dengan tangan kiri ketika ada udzur hukumnya tidak mengapa, adapun jika tanpa udzur maka haram. Karena Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam melarangnya, beliau bersabda:
إن الشيطان يأكل بشماله ويشرب بشماله
‘sesungguhnya setan makan dan minum dengan tangan kirinya‘
4. Mendahulukan Makan daripada Shalat
Makanlah makanan yang telah dihidangkan dengan segera. Jangan membiarkan makanan begitu saja. Bahkan meskipun telah terdengar adzan, sebaiknya dahulukan makan terlebih dahulu. Setelah selesai makan, barulah tunaikan sholat.
Dari Anas Nabi Saw. bersabda, “Jika makan malam sudah disajikan dan Iqamah shalat dikumandangkan, maka dahulukanlah makan malam.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Rasulullah juga saw bersabda, “Apabila makan malam telah dihidangkan dan shalat telah ditegakkan, maka mulailah dengan makan malam dan janganlah tergesa-gesa (pergi shalat) sampai makanmu selesai.” (Muttafaqun ‘alaih)
Hal ini dimaksudkan agar kita dapat beribadah dengan tenang dan tidak memikirkan makanan karena perut kosong ketika melakukan sholat.
5. Tidak Menggunakan wadah Perak dan Emas
Sebagai seorang muslim, kita dilarang untuk menggunakan peralatan makan yang terbuat dari emas dan perak. Hal ini telah dijelaskan oleh Rasulullah karena emas dan perak adalah peralatan makan yang digunakan oleh penduduk surga nantinya.
Rasulullah saw bersabda, “Orang yang minum pada bejana perak sesungguhnya ia mengobarkan api neraka jahanam dalam perutnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لاَ تَشْرَبُوْا فِيْ آنِيَةِ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ، وَلاَ تَأْكُلُوْا فِيْ صِحَافِهِمَا، فَإِنَّهَا لَهُمْ فِي الدُّنْيَا، وَلَكُمْ فِي الآخِرَةِ
"Janganlah kamu minum dengan gelas (yang terbuat) dari emas dan perak, dan jangan pula kamu makan pada piring yang terbuat dari emas dan perak, karena sesungguhnya yang seperti itu adalah untuk mereka (orang kafir) di dunia, dan buat kamu di akhirat. [Muttafaq ‘alaihi].
6. Mengambil Makanan yang Jatuh
Bagi sebagian orang, makanan yang jatuh dianggap sudah kotor dan tidak layak untuk dimakan lagi. Namun tidak di dalam Islam. Islam mengajarkan untuk selalu menghargai setiap makanan, meskipun itu hanya sebutir nasi. Rasul bersabda,
“Jika salah satu dari kalian makan lalu makanan tersebut jatuh, maka hendaklah ia memungutnya dan membuang kotorannya kemudian memakannya. Jangan ia biarkan makanan itu untuk setan.” (HR. At-Tirmidzi)
7. Makan Bersama-Sama
Rasul sangat menganjurkan untuk makan bersama-sama. Makan bersama-sama akan membuat makanan yang kita makan jadi lebih berkah. Jika seseorang merasa tidak kenyang setelah makan, mungkin dikarenakan ia makan sendirian. Namun akan berbeda jika ia makan bersama-sama, maka ia akan kenyang karena makanan tersebut lebih berkah. Nabi Saw. berkata:
“Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami makan dan tidak merasa kenyang?” Beliau bersabda, “Kemungkinan kalian makan sendiri-sendiri.” Mereka menjawab, “Ya.” Beliau bersabda, “Hendaklah kalian makan secara bersama-sama, dan sebutlah nama Allah, maka kalian akan diberi berkah padanya.” (HR. Abu Daud no. 3764. Kata Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini dha’if. Sedangkan Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).
8. Makan Secukupnya
Allah sangat tidak menyukai orang yang berlebihan dalam segala sesuatu, termasuk makan. Makanlah secukupnya dan jangan mengambil makanan melebihi apa yang dapat kita makan. Jika berlebihan, maka tentu akan menjadi mubazir dan akhirnya boros. Sedangkan boros adalah temannya setan. Allah berfirman:
“Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf [7]: 31).
9. Membagi perutmu menjadi tiga bagian, yaitu sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minum dan sepertiga untuk bernafas.
Rosululloh sholallohu’alaihi wasalam bersabda: yang artinya “Tidaklah seorang anak Adam mengisi sesuatu yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah bagi anak Adam beberapa suap untuk menegakkan tulang punggungnya, dan jika dia harus mengerjakannya maka hendaklah dia membagi sepertiga untuk mkanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga untuk nafasnya.” (3)
10. Dilarang makan sambil ittika’ (berbaring),
Rasulullah bersabda: Sesungguhnya aku tidak makan secara berbaring. (7) Di antara bentuk berbaring tersebut adalah:
Berbaring ke sebelah kiri, duduk bersila, bertopang pada salah satu tangan dan makan dengan tangan yang lain, bersandar pada sesuatu, seperti bantal atau hamparan di bawah tempat duduk.
11. Bila makan bersama-sama ambil makanan yang ada didepannya dulu
Disaat makan bersamaan, ambil dan makanlah apa yang ada didepan kita dulu, walaupun seumpamanya ada makanan faforit kita tapi letaknya agak jauh dari kita, jangan terburu-buru mengambil dan melewati orang lain apalagi sampai melangkahi orang lain hanya untuk mengambil makanan faforit kita, tunggulah sampai makanan tersebut digeser kedepan kita.
12. Makan Sambil Duduk
Duduklah bila kita sedang makan atau minum, jangan makan dan minum sambil berdiri apalagi makan dan minum sambil berjalan.
Rosululloh Sholallohu ‘alaihi wasalam bersabda: Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata;
أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- زَجَرَ عَنِ الشُّرْبِ قَائِمًا
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sungguh melarang dari minum sambil berdiri.” (HR. Muslim no. 2024).
Rosululloh Sholallohu ‘alaihi wasalam bersabda: Dari Anas radhiyallahu ‘anhu pula, ia berkata;
عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ نَهَى أَنْ يَشْرَبَ الرَّجُلُ قَائِمًا
“Dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di mana beliau melarang seseorang minum sambil berdiri.” Qotadah berkata bahwa mereka kala itu bertanya (pada Anas), “Bagaimana dengan makan (sambil berdiri)?” Anas menjawab, “Itu lebih parah dan lebih jelek.” (HR. Muslim no. 2024).
Rosululloh Sholallohu ‘alaihi wasalam bersabda: Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
لاَ يَشْرَبَنَّ أَحَدٌ مِنْكُمْ قَائِمًا فَمَنْ نَسِىَ فَلْيَسْتَقِئْ
“Janganlah sekali-kali salah seorang di antara kalian minum sambil berdiri. Apabila dia lupa maka hendaknya dia muntahkan.” (HR. Muslim no. 2026)
Sedangkan makan minum menurut dunia kesehatan juga dijelaskan:
Dr. Abdurrazzaq Al-Kailani menjelaskan bahwa minum dan makan sambil duduk lebih menyehatkan, aman, enak, dan menjaga kehormatan. Sebab, apa yang dimakan dan diminum sambil duduk akan melewati dinding perut dengan pelan dan lembut. Sedangkan, minum sambil berdiri menyebabkan jatuhnya air ke dasar perut dengan keras dan menghantamnya. Jika hal ini terjadi secara berulang-ulang dan dalam waktu yang lama bisa menyebabkan perut menjadi longgar dan lemah. Selanjutnya, perut akan sulit mencerna.
Dr. Ibrahim Ar-Rawi menyatakan bahwa manusia ketika berdiri dalam keadaan tertekan dan alat penyeimbang dalam syarafnya dalam keadaan sangat aktif. Sehingga, ia melakukan kontrol penuh terhadap seluruh otot tubuh untuk melakukan keseimbangan dan berdiri tegak. Hal itu membuat manusia tidak mampu mendapat ketenangan dari organ tubuh yang berfungsi untuk aktivitas makan dan minum. Ketenangan ini hanya diraih manusia saat dalam kondisi duduk. Sebab, sejumlah otot dan syaraf dalam keadaan tenang dan santai, pancaindra normal, serta respons sistem pencernaan terhadap makanan dan minuman juga semakin baik.
Fakta lainnya, makan dan minum yang dilakukan dengan berdiri secara terus-menerus akan membahayakan dinding usus dan berisiko menyebabkan luka pada lambung. Menurut para dokter, 95% luka pada lambung terjadi di tempat-tempat jalan masuknya makanan atau minuman. Saat berdiri, akan terjadi pengerutan otot pada tenggorokan yang menghalangi jalannya makanan ke usus secara mudah. Ini terkadang menyebabkan rasa sakit dan mengganggu fungsi pencernaan. Akibatnya, seseorang bisa kehilangan rasa nyaman saat makan dan minum.
Melalui penelitian modern ditemukan alasan mengapa seseorang sebaiknya duduk ketika sedang minum dan makan. “Minum dan makan sambil duduk itu lebih sehat, lebih selamat dan lebih sopan. Ini karena apa yang diminum atau dimakan oleh seseorang akan berjalan pada dinding usus secara perlahan dan lembut. Adapun minum sambil berdiri, akan menyebabkan jatuhnya cairan dengan keras ke dasar usus dan menabraknya dengan keras,” demikian terang Dr. Abdurrazzaq Al-Kailani, ilmuwan Muslim, seperti dikutip dari Islam pos.
Saat berdiri, kondisi keseimbangan disertai pengerutan otot pada tenggorokan menghalangi jalannya makanan ke usus. Ia terkadang menyebabkan rasa sakit yang sangat sehingga mengganggu fungsi pencernaan. Ini membuat seseorang bisa kehilangan rasa nyaman saat makan dan minum.
.
Bila seseorang makan sambil berdiri, akan terjadi reflux asam lambung, asam lambung akan naik ke esofagus dan membuat sel-sel kerongkongan teriritasi. Hal ini dikarenakan pH asam lambung yang sangat asam (pHnya 1-2,5), Hal ini ditandai dengan gejala panas terbakar yang menyesak di dada heartburn.
”Bila kita tetap membiasakan makan minum sambil berdiri dalam jangka waktu panjang iritasi sel-sel kerongkongan ini akan berakumulasi menyebabkan kanker saluran esofagus,” Spesialis Saraf RS PKU Muhammadiyah Bantul dr Ana Budi Rahayu, SpS, tuturnya.
13. Tidak bertanya tentang asal makanan,
dijelaskan dalam sebuah hadits yang artinya
“Apabila salah seorang di antara kalian mendatangi saudaranya semuslim lalu dia menyuguhkan kepadanya makanan maka hendaklah dia memakannya tanpa bertanya tentang (asal) makanan tersebut dan jika dia memberinya minum maka hendaklah meminumnya tanpa bertanya tentang asal minuman tersebut.” (12)
14. Jangan mencium atau mengendus-endus makanan yang sudah dihidangkan.
Janganlah menciumi/mengendus-endus makanan yang dihidangkan secara berlebihan. Saya yakin orang yang memberikan/menyuguhkan/menghidangkan makanan, adalah makanan yang baik dan layak dimakan. Jadi tidak usah over dalam mencium bau makanan, itu adalah perbuatan yang tidak baik dan kurang beradab.
15. Dilarang mencela dan menghina makanan
Sebagimana disebutkan dalam sebuah hadits bahwa Rasulullah tidak pernah mencela makanan sedikitpun, apabila beliau menyukainya maka beliau memakannya dan jika tidak menginginkannya maka beliau meninggalkannya.(21) Imam Nawawi rahimahullah berkata: Dan di antara adab makan yang harus adalah makanan tersebut tidak dicela, seperti mengatakan: makanan ini asin atau kecut. (22)
16. Berdoa Setelah Makan
Berdoa tak hanya dilakukan sebelum makan, tapi juga sesudah makan. Rasul telah mengajarkan kita untuk berdoa sesudah makan, sebagaimana sabdanya, “alhamdulillaahi hamdan katsiiran thayyiban mubaarakan fiihi ghaira makfiyyin walaa muwadda’in walaa mustaghnan ‘anhu rabbanaa.”(Segala puji bagi Allah dengan puja-puji yang banyak dan penuh berkah, meski bukanlah puja-puji yang memadai dan mencukupi dan meski tidak dibutuhkan oleh Rabb kita.”) (HR. Bukhari)
17. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
Berdasarkan sabda Nabi yang artinya;
“Barangsiapa yang tidur sementara tangannya dipenuhi bau daging dan dia belum mencucinya lalu ditimpa oleh sesuatu maka janganlah dia mencela kecuali dirinya sendiri.”(9)
18. Tidak berdahak/mengeluarkan dahak dan mengeluarkan ingus (sisih) sembarangan saat makan, setidaknya harus pergi dan sembunyi agar tidak kedengaran orang lain ketika berdahak atau sisih ingus (lender hidung)
19. Tidak melihat kepada wajah orang-orang yang sedang makan.
20. Tidak berbicara dengan sesuatu yang menjijikkan atau mengundang ketawa orang yang sedang makan.
21. Tidak memuntahkan sesuatu yang telah ditelan ke dalam nampan tempat makanan, dan tidak pula mencium bau makanan
Karena itu marilah kita mulai dari orang-orang terdekat kita bimbing dan ajarilah, beri contoh anak-anak keturunan kita makan dan minum sesuai adab Islam.
Daftar Pustaka
1. Abu Dawud no: 3774 dan dishahihkan oleh Albani
2. Ahmad no: 7515, Abu Dawud no: 3852 dan dishahihkan oleh Albani
3. Al-Adabus Syar’iyah no: 3/193.
4. Al-Adabus Syar’iyah 3/182.
5. Buku; Tibbun Nabawi, Karya Subhi Sulaiman, Penerbit Istanbul, Solo
6. Bukhari 5459
7. Bukhari
8. Bukhari no: 5426, Muslim no: 206
9. Bukhari no: 5393, Muslim 2060, 182.
10. Bukhari no: 5376, Muslim no: 2022.
11. Bukhari no: 674, Muslim no: 559.
12. Dishahihkan oleh Albani dalam kitab silsilatus shahihah no: 2265.
13. Imam Ahmad dalam Musnadnya 2/399, hadits ini dishahihkan oleh yang alim Albani rahimhullah dalam kitab Silsilatus Shahihah no: 627.
14. Turmudzi no: 3458 dan dihasankan oleh Albani no : 3348.