Adab Berwudhu Menuju Kesempurnaan Shalat

Adab Berwudhu Menuju Kesempurnaan Shalat
 Dalam menjalankan atau melakukan sesuatu harus mengetahui ilmunya, karena kalau tidak mengetahui ilmunya akan sulit mencapai tujuan.
Berwudhu  harus mengerti syarat dan rukunnya. Maka dari itu, setiap hendak melakukan ibadah harus diawali dengan membersihkan dan mensucikan diri. Seperti halnya ketika akan melakukan ibadah sholat maka wajib berwudhu terlebih dahulu, dengan wudhu yang benar maka semoga shalat kita akan benar dan diterima  alloh Subhanahu wata'ala dan menjadi pahala kita sebagai nekal di akherat nanti .
Adab Berwudhu Menuju Kesempurnaan Shalat
Allah Ta’ala berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki.” (QS. Al-Maidah: 6)
Dalam berwudhu ada beberapa adab yang harus dipenuhi. Apa sajakah itu? Simak ulasannya berikut ini semoga Anda menjadi salah satu ahli Syurga Alloh Subhanahu wata’ala.

1. Perhatikan Sumber Air Wudhu
Sumber air berwudhu, carilah sumber air bersih dan jernih dan yang paling penting adalah suci dan mensucikan, serta bebas dari pencemaran. Air suci mencusikan mensucikan/air mutlak maksudnya adalah; air yang hukumnya suci, bukan air najis atau air kotor, dan air itu bisa digunakan untuk mensucikan sesuatu. Maksudnya bisa digunakan untuk membersihkan najis, boleh digunakan untuk berwudhu’, atau mandi janabah. Contohnya air hujan, air salju, embun, air laut, air zam-zam, air sumur, air dari mata air, air sungai,  Jika di rumah memiliki sumber mata air sumur, maka gunakanlah air tersebut. Namun, bila tidak maka berwudhu dapat dilakukan di mushala atau masjid terdekat yang umumnya menyediakan tempat wudhu, dan toilet umum.

Sementara air nyang suci tapi tidak mensucikan atau disebut juga air musta’mal adalah;
Mus’tamal artinya sesuatu yang dipakai. Air mus’tamal adalah air yang telah digunakan untuk bersuci. Sayyid Sabiq dalam Fiqhus Sunnah mengatakan:
وهو المنفصل من أعضاء المتوضئ والمغتسل
“air musta’mal adalah air yang jatuh dari anggota badan orang yang berwudhu atau mandi” (Fiqhus Sunnah, 1/18).
Air musta’mal ini tidak boleh untuk mensucikan diri dari hadats kecil maupun hadats besar, (tidak boleh untuk berwudhu ataupun mandi jinabat, mandi nifas, mandi wiladah (habis melahirkan).

Jenis air musta’mal
1. Aair musta’mal yang dipakai untuk menghilangkan hadats, yaitu dengan wudhu atau mandi.
2. Air musta’mal yang dipakai untuk menghilangkan najis.

Salah satu ayat Al-Quran tentang air yang perlu kita pahami yaitu:
إِذْ يُغَشِّيكُمُ النُّعَاسَ أَمَنَةً مِنْهُ وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لِيُطَهِّرَكُمْ بِهِ وَيُذْهِبَ عَنْكُمْ رِجْزَ الشَّيْطَانِ وَلِيَرْبِطَ عَلَىٰ قُلُوبِكُمْ وَيُثَبِّتَ بِهِ الْأَقْدَامَ
“ Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan mesmperteguh dengannya telapak kaki(mu).” (QS. Al-Anfal : 11)

2. Niat
Segala amal perbuatan yang akan dikerjakan, hendaknya diawali dengan niat. Karena niat menentukan apa yang akan diperoleh dari pengamalan ibadah tersebut. Sebagaimana yang tertuang dalam dalil berikut ini.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
“Semua amalan itu dengan niat-niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan.” (HR. Al-Bukhari no. 1 dan Muslim no. 3530)

3. Membaca Basmallah
Setelah berniat, maka lanjutkanlah berwudhu dengan melafalkan kalimat basmallah.
 « لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لاَ وُضُوءَ لَهُ وَلاَ وُضُوءَ لِمَنْ لَمْ يَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى عَلَيْهِ »
“Tidak ada sholat bagi orang yang tidak berwudhu, dan tidak ada wudhu bagi orang yang tidak menyebut nama Allah Ta’ala (bismillah) ketika hendak berwudhu.” (HR. Ibnu Hibban no. 399, At Tirmidzi no. 26, Abu Dawud no. 101, Al Hakim no. 7000, Ad Daruquthni no. 232)

4 Membasuh Anggota Tubuh yang Wajib Dibasuh
Dalam dasar hukum Islam, ada ketentuan dalam berwudhu yang wajib dilakukan yakni membasuh anggota tubuh yang wajib dibasuh. Sebagaimana dalil di bawah ini.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki,” (QS. Al Maidah : 6)

Tata Cara dan Urutannya wudhu Menurut QS. Al Maidah Ayat 6
Membasuh Muka
فاغْسِلُواْ وُجُوهَكُمْ
Membasuh Kedua Tangan Hingga Siku
وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ
Mengusap Kepala
وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ
Mengusap Kaki Sampai 2 Mata Kaki
وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ

Berikut ini 6 rukun wudhu atau fardhu wudhu yang perlu dipahami :
1. Niat dalam hati dan sunnah untuk dilafadzkan. Niat, ketika membasuh muka. Lafadz niat wudhu :
نَوَيْت اْلوُضُوْءَلِرَفْعِ اْلحَدَثِ اْلَا صْغَرِفَرْضًا ِللهِ تَعَا لَي
"Nawaitul Wudluu a Liraf'il Hadastil Ashghari Fardlan Lillahita'ala"
Artinya : "Aku niat berwudhu untuk menghilangkan hadas kecil, fardhu karena Allah"
2. Membasuh Muka; Membasuh seluruh muka (mulai dari tumbuhnya rambut kepala hingga bawah dagu, dan dari telinga kanan hingga telinga kiri)
3. Membasuh Tangan; Membasuh tangan kanan dan tangan kiri sampai siku
4. Mengusap Kepala; Mengusap sebagian rambut kepala
5. Membasuh Kaki; Membasuh kedua belah kaki sampai mata kaki
6. Tertib (berurutan), artinya mendahulukan mana yang harus dahulu dan mengakhirkan mana yang harus diakhirkan

Sedangkan sunah-sunah dalam wudhu yaitu:
1. Membaca basmallah بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ  pada permulaan wudhu.
2. Membasuh kedua telapak tangan sampai pergelangan.
3. Berkumur-kumur.
4. Membasuh lubang hidung sebelum berniat.
5. Menyapu seluruh kepala dengan air.
6. Mendahulukan anggota yang kanan daripada yang kiri.
7. Menyapu telinga luar dan dalam.
8. Tiga kali dalam membasuh.
9. Membasuh sela-sela jari tangan dan kaki.
10. Membaca doa sesudah wudhu.

اَشْهَدُ اَنْ لآّاِلَهَ اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمَّ اجْعَلْنِىْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِىْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ وَاجْعَلْنِىْ مِنْ عِبَا دِكَ الصَّا لِحِيْنَ.

"Asyhadu Alla Ila Haillallaah Wahdahu Laa Syariika Lahu Wa Asyhadu Anna Muhammadan Abduhu Wa Rasuuluhu, Alloohummaj'alni Minattawwaabiina' Waj'alni Minal Mu Tathahhiriina Waj'alni Min Ibadi Kash Shaalihiina"

Jumlah Basuhan Dalam Berwudhu
Adapun jumlah basuhan dalam berwudhu ialah cukup 1 kali saja. Hal ini menurut dalil dan kesepakatan para ulama.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma,

تَوَضَّأَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّةً مَرَّةً

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berwudhu sekali-sekali untuk tiap anggota badan yang dibersihkan- .” (HR. Bukhari dalam Kitab al-Wudhu’ no.153)
Imam an-Nawawi telah berkata: Para ulama semua sepakat bahawa yang wajib dalam membasuh anggota wudhu’ hanya sekali saja. (Majmu’ Syarh al-Muhadzzab, 1/385).

5. Tidak bercakap-cakap dalam berwudhu
Hendaklah pada waktu berwudhu satukan hati, perasaan dan tindakan serta rasa takdhim pada Alloh sybhanahu wata’ala. Jangan berwudhu sambil berbicara atau bercakap-cakap dengan orang lain di sebelah. Dengan ber cakap-cakap akan mengurangi keseriusan dalam menghadap dan mengharap ridha Alloh Subhanahu wata’ala.

6. Berwudhu tidak sambil menyanyi atau mengucapkan kata/kalimat lain
Berwudhu jangan menyanyi atau mengucapkan kata/kalimat lain selain bacaan niat dan bacaan lain dalam berwudhu. Bila Anda ingin sempurna dalam berwudhu dan mendapatkan pahala kesempurnaan wudhu bacalah doa dalam setiap gerakan dan aktifitas wudhu, inilah doanya:

Doa Ketika Melihat Air

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي جَعَلَ اْلمَاءَ طَهُوْرًا

Al-hamdu lillahilladzi ja'alal-ma'a tahuran

Artinya :
"Segala puji hanyalah bagi Allah yang telah menjadikan Air suci lagi mensucikan"
Doa Ketika Membasuh Telapak Tangan

اَللّٰهُمَّ احْفَظْ يَدَيَّ مِنْ مَعَاصِكَ كُلِّهَا

Allohummahfadz Yadayya Min Ma'asyika Kulliha

Artinya :
"Ya Allah peliharalah kedua tanganku dari semua perbuatan maksiat pada-Mu"

Doa Saat Berkumur

اَللّٰهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

Allohumma a'inni 'Ala Dzikrika wa Syukrika wahusni 'Ibadatika
Artinya:
"Ya Allah bantulah aku untuk selalu berdzikir kepadamu dan selalu memperbaiki ibadah kepadamu"

Doa Ketika Menghirup Air Ke Hidung

اَللّٰهُمَّ أَرِحْنِي رَائِحَةَ الجَـنَّةِ وَاَنْتَ عَنِّي رَاضٍ

Allohumma Arihni Roihatal Jannati wa anta annii rodliin

Artinya:
"Ya Allah berikan aku penciuman wewangian syurga dan keadaan Engkau terhadap diriku yang selalu meridhoi"

Niat Berwudhu

نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَصْغَرِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitul whudu-a lirof'il hadatsii ashghori fardhon lillaahi ta'aalaa

Artinya :
"Saya niat berwudhu untuk menghilangkan hadast kecil fardu (wajib) karena Allah ta'ala"
Doa Ketika Membasuh Muka
(Setelah membaca niat wudhu dalam hati)

اَللّٰهُمَّ بَيِّضْ وَجْهِى يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوْهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوْهٌ

Allohumma bayyid wajhiy yauma tabyadu wujuuh wa taswaddu wujuuh

Artinya:
"Ya Allah putihkan wajahku pada hari menjadi putih berseri wajah-wajah kaum muslimin dan menjadi hitam legam wajah-wajah orang kafir"

Doa Ketika Membasuh Tangan Kanan

اَللّٰهُمَّ اَعْطِنِى كِتاَبِى بِيَمِيْنِى وَحَاسِبْنِى حِسَاباً يَسِيْرًا
Allohumma A'thini kitabi biyamini wa hasibni hisaban yasiro

Artinya:
"Ya Allah berikanlah kepadaku kitab amalku dari dari tangan kananku dan hisablah aku dengan penghisaban yang ringan"

Doa Ketika Membasuh Tangan Kiri

اَللّٰهُمَّ لاَ تُعْطِنِى كِتاَبِى بِشِمَالِى وَلاَمِنْ وَرَاءِ ظَهْرِىْ

Allohumma Laa Ta'thini Kitabi bisyimali walaa min waro'i dzohri

Artinya:
"Ya Allah jangan Engkau berikan kepadaku kitab amal dari tangan kiriku atau pada belakang punggungku"

Doa Ketika Mengusap Rambut Kepala

اَللّٰهُمَّ حَرِّمْ شَعْرِيْ وَبَشَرِيْ عَلَى النَّارِ
Allohumma harrim sya'ri wabasyari 'Alannari

Artinya:
"Ya Allah haramkan rambutku dan kulitku atas api neraka"
Doa Ketika Membasuh Kedua Telinga

اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ الَّذِيْنَ يَسْتَمِعُوْنَ اْلقَوْلَ فَيَتَّبِعُوْنَ أَحْسَنَهُ

Allohummaj'Alni minalladzina yastami'unal Qoula fayattabi'una ahsanahu

Artinya:
"Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mendengarkan nasehat dan mengikuti sesuatu yang terbaik"

Doa ketika Membasuh Kaki Kanan

 اَللّٰهُمَّ ثَبِّتْ قدَمَيَّ عَلَى الصِّرَاطِ يَوْمَ تُثَبِّتُ فِيْهِ اَقْدَامَ عِبَادِكَ الصَالِحِينَ

Allohumma Tsabbit Qodamayya 'Alaas Syirothi yauma tutsabbitu fiihi Aqdama 'ibaadikas shoolihiin

Artinya:
"Ya Allah, mantapkan kedua kakiku di atas titian (shirothol mustaqim) pada hari dimana banyak kaki-kaki yang tergelincir"

Doa Ketika Membasuh Kaki Kiri

اَللّٰهُمَّ لَاتَزِلُّ قدَمَيَّ عَلَى الصِّرَاطِ فِي النَّارِ يَوْمَ تَزِلُّ فِيْهِ اَقْدَامُ الْمُنَافِقِيْنَ وَالْمُشْرِكِينَ

Allohumma laa tazillu Qodamayya 'Alaa Syirothi fin naar yauma tazillu fiihi Aqdamul munaafiqiina wal musyrikiina

Artinya:
"Ya Allah jangan kau gelincirkan langkah (pendirianku) pada jalan neraka pada hari digelincirkannya langkah (pendirian) orang-orang munafik dan orang-orang musyrik"

7. Berwudhu dalam keadaan menutup aurat
Ketika berwudhu hendaknya aurat dalam keadaan tertutup, tidak wudhu dalam keadaan telanjang, atau memakai celana dalam saja, atau hanya memakai handuk saja. Berwudhu dalam keadaan autar masih terbuka termasu tidak beradab dan tidak sopan.


8. Berwudhu tidak di kamar mandi, toilet/WC
Para ulama memakruhkan mengucapkan dzikir kepada Allah di kamar mandi atau di WC, sebagai bentuk mengagungkan nama Allah, yang tidak selayaknya disebut di tempat semacam ini.

An-Nawawi mengatakan:
“Dimakruhkan berdzikir dan berbicara ketika buang hajat. Baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan, kecuali karena keadaan terpaksa. Sampai sebagian ulama madzhab kami (syafi’iyah) mengatakan: ‘Jika orang yang di dalam WC ini bersin maka tidak boleh membaca hamdalah, tidak pula mendoakan orang yang bersin, tidak menjawab salam, tidak menjawab adzan. Bahkan orang yang memberi salam kepada orang yang berada di WC dianggap bertindak ceroboh, sehingga tidak berhak dijawab’.”

Berbicara apapun dalam kondisi ini hukumnya makruh, meskipun tidak haram. Dan jika dia bersin, kemudian membaca hamdalah dengan hatinya, namun lisannya diam, maka tidak masalah. Demikian pula yang dilakukan ketika hubungan badan. (Al-Adzkar, Hal. 26)
Hal yang sama juga difatwakan Komite Fatwa Ulama Saudi:
“Makruh mengucapkan nama Allah di dalam kamar mandi, yang digunakan untuk buang hajat. Sebagai bentuk mensucikan dan memuliakan nama Allah. Namun  disyariatkan membaca basmalah ketika mengawali wudhu, karena basmalah hukumnya wajib ketika ingat, menurut sekelompok ulama.”

Daftar Pustaka
(Fatwa Lajnah Daimah, 5:94) Fatwa Islam tanya jawab no. 23308
https://rumahfiqih.com/x.php?id=1183081863&air-suci-mensucikan-dan-air-mutlaq.htm
http://www.doaharianislami.com/2017/03/bacaan-doa-membasuh-anggota-dalam-wudhu.html
https://konsultasisyariah.com/12366-hukum-wudhu-di-kamar-mandi.html
Pembaca yang budiman, jika Anda merasa bahwa artikel di blog ini bermanfaat, silakan bagikan ke media sosial lewat tombol share di bawah ini:
 
About - Contact Us - Sitemap - Disclaimer - Privacy Policy
Back To Top