PROGRAM LAYANAN KHUSUS "ASRAMA SEKOLAH" UNTUK SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK, PESANTREN
Pengembangan kemampuan siswa secara optimal merupakan tanggung jawab besar dari kegiatan pendidikan. Oleh karena itu, penyelenggaraan pendidikan yang bermutu sangat penting untuk pengembangan peserta didik sebagai manusia yang maju, mandiri dan bertanggung jawab.
Hal ini sejalan dengan amanat yang dikehendaki Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab II pada pasal 3 bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat dan berilmu, cakap dan kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Daftar Isi
A. Pengertian Asrama Sekolah 8
B. Masalah dan Kebutuhan Asrama di Sekolah 9
C. Fungsi dan Tujuan Asrama 11
D. Perencanaan Program Asrama 14
E. Pelaksanaan Program Asrama 15
F. Program Asrama dan Kaitannya dengan Peningkatan Belajar 19
G. Evaluasi Program Asrama 22
H. Tindak Lanjut
Daftar Rujukan 23
A. Pengertian Asrama Sekolah
Asrama adalah suatu tempat penginapan orang atau beberapa orang dan juga bisa untuk suatu kelompok, umumnya siswa-siswi sekolah. Asrama biasanya merupakan sebuah bangunan dengan kamar-kamar yang dapat ditempati oleh beberapa penghuni di setiap kamarnya. Para penghuninya menginap di asrama untuk jangka waktu yang lebih lama daripada di hotel penginapan atau losmen.
Alasan untuk memilih menghuni sebuah asrama biasanya karena tempat tinggal asal sang penghuni yang terlalu jauh, maupun untuk biayanya yang terbilang lebih murah dibandingkan bentuk penginapan lain, misalnya apartemen, hotel, losmen ataupun kos-kosan, ataupun alasan lain seperti; di asrama biasanya masih ada kajian keagamaan dan ibadah. Selain untuk menampung murid-murid, asrama juga sering ditempati peserta suatu pesta olahraga, Tenaga kerja magang ke luar negeri seperti, Negara Korea, Jepang, Timur Tengah, Amerika, Taiwan, Hongkong, dan Negara-negara maju lainnya.
Alfin Toffler (dalam Kusmintardjo, 1993) memberikan batasan asrama sekolah (school-house) sebagai berikut: “The school house: that is only place where children are thaught during the day fulfills its primary function only this much” (asrama adalah suatu tempat tinggal bagi anak-anak dimana mereka diberi pengajaran atau bersekolah). Sedangkan Good (1959) dalam “Dictionary of Education” memberikan batasan asrama sekolah (boarding-school) sebagai berikut:
“Boarding–school is in educational institution at the primary or secondary level in which pupils are recidence while enrolled in as instruction program, as apposed to a school to which pipils comute froms their homes, inchedes school which offer reguler and or special educational curricula”
(asrama sekolah merupakan lembaga pendidikan baik tingkat dasar ataupun tingkat menegah yang menjadi tempat bagi para siswa untuk dapat bertempat tinggal selama mengikuti program pengajaran).
Dari beberapa pengertian asrama di atas dapat disimpulkan, asrama adalah suatu tempat tinggal yang berisi para siswa-siswi sekolah, tenaga kerja magang, baik magang dalam negeri maupun luar negeri, peserta pendidikan dan pelatihan (diklat), peserta lomba, peserta bimbingan teknis (bintek), dan lainnya dalam jangka waktu yang relatif lama, dan tetap bersama dengan pengurus, guru, ustadz, kyai, instruktur, pembimbing, pelatih, sebagai pengasuhnya yang memberikan bantuan, pendidikan, bimbingan, pelatihan, keteladanan kepada para penghuni asrama dalam proses pengembangan pribadinya maupun pengetahuannya serta keterampilannya melalui proses pendidikan, pelatihan, bimbingan, pembiasaan, praktek, penghayatan, pengembangan nilai budaya dan karakter.
Pengembangan pribadi disini disesuaikan dengan bidang atau profesi keahlian, jurusan dan keterampilan yang sedang ditempuh dan ingin penghuni asrama yang bersangkutan.
Hakekat kehidupan asrama bukan sekedar skil/keahlian, pengetahuan, keterampilan, tetapi lebih dari itu yaitu pembentukan kebiasaan dan kesan-kesan sensoris, social dan juga suatu proses pembentukan keperibadian dan karakter serta nilai-nilai kehidupan.
B. Kebutuhan Asrama di Sekolah
Kesenjangan yang terjadi Antara harapan dan kenyataan, ketika hasil yang didapat tidak sesuai dengan harapan. Masalah yang muncul dalam asrama sekolah maupun pondok pesantren sebagian besar adalah masalah yang terjadi akibat pelanggaran-pelaanggaran tata tertib. Pada umumnya warga asrama merasa tertekan dengan peraturan yang ada. Dalam penyelesaian masalah dalam asrama tidak harus melibatkan, Guru, Kyai, pengasuh, Pembina,tapi cukup ditangani oleh pengurus asrama selama masih bisa.
Masalah fasilitas yang ada di sebuah asrama juga terkadang menjadi masalah yang serius bagi warga asrama. Kehidupan yang serba tercukupi di rumah, tidak dapat diperoleh dalam asrama. Karenanya asrama bisa lebih dikatakan sebagai wahana pembentukan insan/manusia yang kuat lahir dan batin, mental maupun fisik, melatih kesabaran, kebersamaan/solideritas, tanggung jawab dan kemandirian.
Menurut F. Patty (1983) dalam Junaidi menyebutkan beberapa fasilitas yang harus dimiliki asrama sekolah sebagai berikut:
1. Memiliki kamar tidur yang cukup luas, yang dapat menampung semua penghuni asrama beserta pengawas-pengawasnya, yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah penghuni.
2. Memiliki kamar pakaian yang dilengkapi almari pakaian serta rak sepatu/sandal yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah penghuni, dan apabila tidak mungkin kedua kamar (kamar tidur dan kamar pakaian) dipisahkan, maka kedua kamar tersebut dapat disusun menjadi satu kamar dengan pengaturan yang sesuai dengan kebutuhan dan fungsi masing-masing.
3. Memiliki ruang makan yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang sesuai dengan jumlah penghuni yang menggunakannya.
4. Memiliki kamar mandi dan WC yang memadai dengan jumlah pemakai ( kira-kira 1/5 dari jumlah penghuni), serta dilengkapi dengan peralatan yang sesuai dengan kebutuhan.
5. Memiliki kamar belajar yang cukup luas dan dapat diselaraskan dengan kebutuhan belajar para penghuninya, misalnya apabila asrama diadakan selokasi dengan sekolah, maka kegiatan belajar dapat dilaksanakan atau menempati kelas-kelas yang ada.
6. Memiliki tempat mencuci pakaian yang memadai dengan kebutuhan para penghuninya, serta dengan persediaan air yang cukup dan alat-alat yang diperlukan.
7. Memiliki halaman yang dapat dipergunakan untuk sekedar rekreasi atau bersantai dikala istirahat sehabis menjalankan kegiatan yang melelahkan.
8. Memiliki lapangan olah raga dan atau bangsal olahraga, yang juga dapat dipergunakan untuk latihan kesenian, senam, dan kegiatan lainya yang memerlukan bangsal.
9. Memiliki tempat ibadah, yang disesuaikan dengan kebutuhan beribadah para penghuninya.
10. Memiliki ruang untuk menerima tamu.
11. Memiliki perpustakaan beserta ruang baca yang memadai.
12. Memiliki ruangan khusus untuk mereka yang sedang menderita sakit untuk memudahkan pelayanan dan memungkinkan penularan penyakit dapat dicegah.
C. Fungsi dan Tujuan Asrama
Penghuni asrama adalah individu-individu siswa yang berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, baik dari segi segi pendidikan orang tua, status sosial ekonomi, dan adat istiadat. Oleh karena itu perlu disusun etos kehidupan asrama yang mempertimbangkan faktor-faktor tersebut di atas. Sahertian (dalam Kusmintardjo, 1992) menguraikan tentang hakekat dan fungsi asrama sekolah sebagai berikut:
1. Hakekat kehidupan asrama sekolah
Hakekat kehidupan asrama bukan sekedar pembentukan kebiasaan (habits formation) dan kesan-kesan sensoris, namun suatu proses pembentukan nilai. Dengan kata lain, hidup di asrama pada hakekatnya adalah pembentukan nilai-nilai yaitu:
(a) nilai keagamaan;
(b) nilai kebenaran;
(c) nilai kebersamaan (sosial);
(d) nilai keindahan;
(e) nilai ekonomis;
(f) nilai yuridis, dan sebagainya.
Oleh karena itu, dalam kehidupan di asrama diperlukan adanya saling menghargai, saling mengakui, saling menerima dan memberi, dan saling mengembangkan diri sendiri.
2. Fungsi Kehidupan Asrama Sekolah
Sejalan dengan hakekat kehidupan asrama adalah pembentukan nilai, maka fungsi kehidupan asrama harus mengandung hal-hal sebagai berikut:
a. Kehidupan asrama sekolah harus dapat menciptakan suasana “home”.
Dalam hal ini, kultur kehidupan di asrama harus berisi suasana”home” dengan ciri sebagai berikut:
1. Lingkungan penuh kasih sayang, jauh dari suasana perselisihan (a world striffe shut cut, a world of love shutin).
2. Tempat dimana yang kecil merasa dibesarkan dan yang besar merasa kecil (the place where the small are great,and the great are small). Yang kecil menghormati yang tua, yang tua menyayangi yang kecil.
3. Tempat dimana kita tidak banyak menggerutu dan diperlakuakan dengan sebaik-baiknya (the place where we grumble most and treated the best).
4. Tempat dimana kita makan tiga kali sehari sekenyang-kenyangnya dan memuaskan diri seribu kali (the place where stomach gets three squere meals a day and our heart a thousands).
5. Pusat pertumbuhan dwi tunggal antara peri kasih sayang dan angan-angan pribadi (the centre of our affection round which our heart best wishes twine).
6. Tempat dimana adanya kesatuan rasa, satu sakit merasa sakit semua, satu senang merasa senang semua, satu enak semua merasa enak.
b. Kehidupan asrama harus dapat mejadi laboraratorium
Sosiologis, dimana hubungan-hubungan manusia merupakan kunci utama. Artinya dalam kehidupan asrama di sekolah harus diusahakan berbagai pengalaman belajar semua aspek kehidupan (learning activity) sebagai persiapan untuk hidup di masyarakat.
Sejalan dengan hakekat dan fungsi kehidupan asrama sekolah, maka secara umum tujuan diselenggarakannya asrama sekolah adalah untuk menunjang keberhasilan pencapaian tujuan Pendidikan Nasional. Sedangkan secara khusus tujuan penyelenggaraan asrama adalah sebagai berikut:
1. Memberikan bimbingan kepada siswa (penghuni asrama sekolah) dan menanamkan rasa disiplin pada diri siswa;
2. Membiasakan para siswa untuk mencintai belajar bersama-sama dengan teman sebayanya;
3. Membantu para siswa agar dapat menyesuaikan diri pada kehidupan sosial dalam lingkungan sebaya;
4. Membantu siswa dalam proses pengembangan pribadinya melalui penghayatan dan pengembangan nilai-nilai kekecerdasan dan ketrampilan;
5. Membantu warga asrama menggali dan mengembangkan bakat, minat, skill/keahlian, pengetahuan, mental, keterampilan yang dimiliki.
6. Membantu memberikan tempat penginapan dan kebutuhan pokok bagi para siswa/warga asrama yang rumahnya jauh.
Tujuan diselenggarakannya asrama sekolah secara umum adalah untuk menunjang keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan di sekolah, sedangkan secara khusus tujuan penyelenggaraan asrama adalah sebagai berikut:
a. Menanamkan rasa disiplin pada diri siswa
b. Membiasakan para siswa untuk mecintai belajar bersama-sama dengan teman sebayanya
c. Membantu para siswa agar dapat menyesuaikan diri pada kehidupan social dalam lingkungan sebayanya
d. Membantu para siswa dalam proses pengembangan pribadinya melalui penghayatan dan pengembangan nilai- nilai kecerdasan dan ketrampilan.
D. Perencanaan Program Asrama
Pengertian perencanaan mempunyai beberapa definisi rumusan yang berbeda satu dengan lainnya. Cuningham dalam Junaidi (2009) menyatakan bahwa perencanaan adalah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan menvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima dan digunakan dalam penyelesaian. Perencanaan dalam pengertian ini menitikberatkan kepada usaha untuk menyeleksi dan menghubungkan sesuatu dengan kepentingan masa yang akan datang serta usaha untuk mencapainya.
E. Pelaksanaan Program Asrama Sekolah
Kehidupan dalam asrama biasanya selalu dibuat teratur, tertib serta selalu mengikuti peraturan-peraturan yang dijunjung tinggi untuk dipatuhi dan dijalankan secara tepat dengan penuh kesadaran oleh para penghuninya. Oleh karena itu, kegiatan pengelolaan dan penyelenggaraan asrama sekolah perlu mendapat perhatian yang serius dari pihak yang terkait dengan keberadaan asrama sekolah. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam mengelola asrama sekolah adalah sebagai berikut:
1. Sesuai dengan tujuan menyelenggarakan asrama, maka perlu diingat bahwa asrama bukanlah tempat pondokan atau indekost, namun merupakan suatu hunian sekolompok individu yang relatif sama, baik dalam usia, jenis kelamin maupun profesi;
2. Ide-ide pengelolaan asrama sekolah tidak akan terlepas dari lokasi, lingkungan dan situasi sekolah. Maksudnya, bahwa ketiga hal tersebut sangat mempengaruhi cara mengelola asrama sekolah;
3. Dalam asrama sekolah hendaknya diciptakan suatu suasana “home”, yaitu suatu situasi di mana para penghuni asrama merasa berada di rumahnya sendiri sehingga mereka selalu bersikap wajar dan merasa turut memiliki asrama tersebut.
4. Asrama hendaknya memberikan pengaruh positif dalam pembentukan dan penanaman sikap, karakter serta kebiasaan-kebiasaan yang baik pada diri siswa.
5. Asrama perlu menetapkan tata tertib dan disiplin yang disertai usaha pengawasan untuk membantu pertumbuhan sikap yang baik bagi para penghuninya.
6. Pengawasan di asrama hendaknya dilakukan secara bersahabat dan kekeluargaan sehingga para penghuni tidak merasa selalui diawasi.
Ada dua aspek yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan asrama sekolah, yaitu: aspek sarana (hard ware), dan aspek pengelola asrama (soft ware).
1. Pengelolaan Sarana Fisik (hard ware)
Agar pengelolaan asrama sekolah dapat berjalan dengan lancar, diperlukan fasilitas-fasilitas yang menunjang penyelenggaraan asrama, misalnya: pengadaan sarana yang sangat diperlukan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan belajar, bermain, makan, istirahat dan sebagainya.
Di samping itu hal yang juga perlu diperhatikan adalah pengaturan sarana serta lokal asrama. Di dalam upaya mengatur sarana dan lokal-lokal tersebut, hendaknya pertimbangan lebih difokuskan pada gagasan agar kegiatan-kegiatan yang dilakukan di tempat-tempat itu masing-masing dapat mencapai hasil yang maksimal. Jangan sampai terjadi kegiatan-kegiatan yang satu dapat menghambat kemajuan kegiatan lain yang juga sama pentingnya. Selain itu ada juga beberapa hal yang harus diperhatikan dalam kehidupan di asrama sekolah, diantaranya:
a. Memberikan kesempatan untuk mengembangkan bakat-bakat, seperti bakat kesenian, olahraga, keagamaan, dan bakat-bakat di bidang lain, dari penghuni asrama sekolah.
b. Memberikan kesempatan yang cukup untuk mengerjakan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianut oleh para penghuni asrama.
c. Memberikan kesempatan kepada para penghuni asrama untuk bergaul dengan masyarakat atau organisasi/perkumpulan di luar, sehingga mereka tidak canggung-canggung dalam pergaulan, misalnya melalui pertandingan persahabatan dalam bidang olah raga, dan sebagainya.
2. Aspek Pengelola Asrama (soft-ware)
Yang dimaksud pengelola asrama adalah pengurus asrama dan pelaksana asrama sekolah. Pengurus asrama dapat berjumlah 5 sampai 7 orang atau lebih ergantung jumlah warga/siswa yang ada, yang terdiri atas guru/ustadz, ustadzah sekolah, pesantren yang bersangkutan serta diketuai oleh wakil kepala sekolah (urusan kesiswaan). Masa kerja pengurus asrama dapat 3-5 tahun, dan setelah itu perlu reorganisasi. Untuk itu, sebaiknya kepengurusan asrama sekolah diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD ART) yang ditetapkan oleh sekolah. Karena pengurus asrama ini merupakan salah satu bagian dari system sekolah, maka pengurus asrama dalam melaksanakan kegiatannya bertanggung jawab langsung kepada kepala sekolah. Sedangkan pelaksana asrama terdiri atas pegawai tetap sekolah yang berkantor dan bertempat tinggal di asrama. Mereka dibantu oleh beberapa pembantu pelaksana operasional yang bertugas dalam bidang kebersihan dan keamanan.
Adapun tugas dari pengelola asrama sekolah adalah sebagai berikut:
Membuat peraturan-peraturan penyelenggaraan asrama, misalnya:
1. Menentukan beberapa syarat dalam penerimaan (atau pelepasan) para siswa untuk dapat diterima sebagai penghuni asrama sekolah.
2. Menentukan biaya yang minimum (tidak komersial) dalam arti bahwa penentuan tarif biaya disini adalah untuk mendidik para penghuni asrama agar dapat bertanggung jawab, mandiri dan mengahargai diri.
3. Menentukan waktu pembayaran sewa, misalnya ditarik setiap satu semester sekali atau setiap bulan.
4. Mengatur atau memberi sanksi kepada penghuni asrama yang melanggar peraturan.
5. Menyusun rencana anggaran belanja untuk pengelolaan pertahun, misalnya:
a. Menentukan besarnya biaya untuk pemeliharaan gedung, termasuk pengecatan dan perbaikan kerusakan-kerusakan ringan.
b. Menentukan besarnya biaya untuk menjaga kebersihan gedung da halaman asrama sekolah termasuk peralatannya;
6. Membuat peraturan yang berkaitan dengan keamanan asrama sekolah, misalnya:
a. Kunci kamar harus disimpan di kantor asrama, apabila penghuni hendak pergi ke sekolah atau bepergian untuk suatu keperluan, dan sebaiknya di kantor asrama disediakan tempat kunci tersendiri yang masing-masing kunci diberi kode monor kunci.
b. Masing-masing para penghuni asrama sekolah harus memiliki gembok/kunci almari sendiri dan anak kunci di bawa sndiri-sendiri oleh penghuni asrama;
c. Membuat jadwal piket jaga asrama sekolah secara bergiliran selama 24 jam, dimana masing-masing 6 jam.
7. Menyusun peraturan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban petugas pelaksana termasuk pembantu-pembantunya.
F. Program Asrama dan Kaitannya dengan Peningkatan Belajar
Program asrama merupakan salah satu perwujudan program sekolah. Pelaksanaannya disesuaikan dengan jenjang pendidikan siswa yang tinggal di asrama. Program asrama di bagi kepada dua bagian sebagai contoh:
1. Program yang dikelola oleh pembina diantaranya;
a. Belajar mengajar
1. Bidang studi identitas
2. Bidang studi umum
3. Bidang kesehatan dan kebersihan
4. Bidang etika
b. Baca Tulis al Qur’an (BTQ), Tahsin Alquran
c. Belajar Murattal, irama dan tahfizul qur’an
d. Muhadharah dan kultum
e. Keputrian
f. Kesenian
g. Pendidikan Jasmani
h. Mading
i. Shalat malam dan puasa sunnah Senin dan Kamis
j. K 5 (Ketertiban, kebersihan, kesehatan, keamanan dan keindahan)
2. Jadwal Harian Siswa Asrama
No Waktu Kegiatan Keterangan
1 04.45-05.00 Bangun Pagi Asrama
2 05.00-05.30 Shalat subuh berjamaah Masjid
3 05.30-06.00 Membaca Al-Qur’an/pembiasaan
4 06.00-07.00 Persiapan ke Sekolah Asrama (sarapan, mandi, berpakaian)
5 07.00-07.15 berangkat sekolah
6 07.15-14.00 Belajar di sekolah Sekolah
7 14.00-14.30 Makan siang Asrama
8 14.30-15.15 Istirahat siang Asrama
9 15.15-15.45 Shalat Ashar berjamaah Masjid
10 15.45-16.30 MCK Asrama
11 16.30-17.30 Belajar tambahan Asrama
12 17.30-18.00 Makan malam & Persiapan shalat Magrib Asrama
13 18.00-18.30 Shalat Magrib berjamaah Asrama
14 18.30-19.30 Qira’atul Qur’an & Mutala’ah Masjid
15 19.30-20.00 Shalat Isya berjamaah Asrama
16 20.00-20.30 Muthala’ah pelajaran/Tutorial malam Asrama
17 20.30-04.45 Istirahat malam Asrama
G. Evaluasi Program Asrama
Evaluasi merupakan serangkaian kegiatan yang sistematis yang dilakukan dalam rangka untuk mengetahui apakah suatu kegiatan pendidikan telah berjalan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan atau belum.
Dalam pelaksanaan evaluasi program kegiatan asrama tidak dilakukan sekali dalam satu periode melainkan dilakukan bertahap sesuai dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan. Sebagai contoh kegiatan yang diadakan hanya satu kali dalam satu periode (pelatihan kewirausahaan) biasanya setelah kegiatan berlangsung tetapi untuk kegiatan yang dilakukan selama satu periode tersebut maka evaluasinya dilakukan secara kontinu setiap bulan. Evaluasi dilakukan oleh perencana kegiatan dengan melibatkan seluruh warga asrama. Hal ini dilakukan agar kesalahan yang muncul dapat dihindari supaya tidak terulang kembali.
H. Tindak Lanjut
Menindaklanjuti hasil evaluasi dengan perbaikan, penyelesaian masalah dan kegiatan perbaikan lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Good, C. V. 1959. Dictionaryof Education. New York Toronto-London: Mc Graw Hill Book Company. Inc.
Junaidi, W. 2009. Definisi Perencanaan. (Online),
(http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/10/ definisi-perencanaan.html, diakses 26 April 2009)
Kusmintardjo. 1993. Pengelolaan Layanan Khusus di Sekolah.(Jilid 2). Malang: OPF IKIP Malang.
Sutisna, O. 1983. Administrasi Pendidikan: Dasar Teoritis untuk Praktik Profesional. Bandung : Penerbit Angkasa.
Tanpa nama. 2009. Asrama. (Online),
(http://id.wikipedia.org/wiki/Asrama, diakses 26 April 2010).
Tanpa nama. 2010. Program Asrama Madrasah Thowalib. (Online), http://thawalibparabek.tripod. com/asrama.htm, diakses 26 April 2010)
Wakhinuddin, 2009. Definisi Evaluasi (Dalam Konteks Program dan Pendidikan). (Online),
(http://wakhinuddin.wordpress.com/2009/07/14/def inisi-evaluasi, diakses 26 April 2009)
Wyndi. 2010. Manajemen Layanan Khusus. (Online),
(http://windywindylagi.wordpress.com/, diakses 26 April 2010)
Pengembangan kemampuan siswa secara optimal merupakan tanggung jawab besar dari kegiatan pendidikan. Oleh karena itu, penyelenggaraan pendidikan yang bermutu sangat penting untuk pengembangan peserta didik sebagai manusia yang maju, mandiri dan bertanggung jawab.
Hal ini sejalan dengan amanat yang dikehendaki Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab II pada pasal 3 bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat dan berilmu, cakap dan kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Daftar Isi
A. Pengertian Asrama Sekolah 8
B. Masalah dan Kebutuhan Asrama di Sekolah 9
C. Fungsi dan Tujuan Asrama 11
D. Perencanaan Program Asrama 14
E. Pelaksanaan Program Asrama 15
F. Program Asrama dan Kaitannya dengan Peningkatan Belajar 19
G. Evaluasi Program Asrama 22
H. Tindak Lanjut
Daftar Rujukan 23
A. Pengertian Asrama Sekolah
Asrama adalah suatu tempat penginapan orang atau beberapa orang dan juga bisa untuk suatu kelompok, umumnya siswa-siswi sekolah. Asrama biasanya merupakan sebuah bangunan dengan kamar-kamar yang dapat ditempati oleh beberapa penghuni di setiap kamarnya. Para penghuninya menginap di asrama untuk jangka waktu yang lebih lama daripada di hotel penginapan atau losmen.
Alasan untuk memilih menghuni sebuah asrama biasanya karena tempat tinggal asal sang penghuni yang terlalu jauh, maupun untuk biayanya yang terbilang lebih murah dibandingkan bentuk penginapan lain, misalnya apartemen, hotel, losmen ataupun kos-kosan, ataupun alasan lain seperti; di asrama biasanya masih ada kajian keagamaan dan ibadah. Selain untuk menampung murid-murid, asrama juga sering ditempati peserta suatu pesta olahraga, Tenaga kerja magang ke luar negeri seperti, Negara Korea, Jepang, Timur Tengah, Amerika, Taiwan, Hongkong, dan Negara-negara maju lainnya.
Alfin Toffler (dalam Kusmintardjo, 1993) memberikan batasan asrama sekolah (school-house) sebagai berikut: “The school house: that is only place where children are thaught during the day fulfills its primary function only this much” (asrama adalah suatu tempat tinggal bagi anak-anak dimana mereka diberi pengajaran atau bersekolah). Sedangkan Good (1959) dalam “Dictionary of Education” memberikan batasan asrama sekolah (boarding-school) sebagai berikut:
“Boarding–school is in educational institution at the primary or secondary level in which pupils are recidence while enrolled in as instruction program, as apposed to a school to which pipils comute froms their homes, inchedes school which offer reguler and or special educational curricula”
(asrama sekolah merupakan lembaga pendidikan baik tingkat dasar ataupun tingkat menegah yang menjadi tempat bagi para siswa untuk dapat bertempat tinggal selama mengikuti program pengajaran).
Dari beberapa pengertian asrama di atas dapat disimpulkan, asrama adalah suatu tempat tinggal yang berisi para siswa-siswi sekolah, tenaga kerja magang, baik magang dalam negeri maupun luar negeri, peserta pendidikan dan pelatihan (diklat), peserta lomba, peserta bimbingan teknis (bintek), dan lainnya dalam jangka waktu yang relatif lama, dan tetap bersama dengan pengurus, guru, ustadz, kyai, instruktur, pembimbing, pelatih, sebagai pengasuhnya yang memberikan bantuan, pendidikan, bimbingan, pelatihan, keteladanan kepada para penghuni asrama dalam proses pengembangan pribadinya maupun pengetahuannya serta keterampilannya melalui proses pendidikan, pelatihan, bimbingan, pembiasaan, praktek, penghayatan, pengembangan nilai budaya dan karakter.
Pengembangan pribadi disini disesuaikan dengan bidang atau profesi keahlian, jurusan dan keterampilan yang sedang ditempuh dan ingin penghuni asrama yang bersangkutan.
Hakekat kehidupan asrama bukan sekedar skil/keahlian, pengetahuan, keterampilan, tetapi lebih dari itu yaitu pembentukan kebiasaan dan kesan-kesan sensoris, social dan juga suatu proses pembentukan keperibadian dan karakter serta nilai-nilai kehidupan.
B. Kebutuhan Asrama di Sekolah
Kesenjangan yang terjadi Antara harapan dan kenyataan, ketika hasil yang didapat tidak sesuai dengan harapan. Masalah yang muncul dalam asrama sekolah maupun pondok pesantren sebagian besar adalah masalah yang terjadi akibat pelanggaran-pelaanggaran tata tertib. Pada umumnya warga asrama merasa tertekan dengan peraturan yang ada. Dalam penyelesaian masalah dalam asrama tidak harus melibatkan, Guru, Kyai, pengasuh, Pembina,tapi cukup ditangani oleh pengurus asrama selama masih bisa.
Masalah fasilitas yang ada di sebuah asrama juga terkadang menjadi masalah yang serius bagi warga asrama. Kehidupan yang serba tercukupi di rumah, tidak dapat diperoleh dalam asrama. Karenanya asrama bisa lebih dikatakan sebagai wahana pembentukan insan/manusia yang kuat lahir dan batin, mental maupun fisik, melatih kesabaran, kebersamaan/solideritas, tanggung jawab dan kemandirian.
Menurut F. Patty (1983) dalam Junaidi menyebutkan beberapa fasilitas yang harus dimiliki asrama sekolah sebagai berikut:
1. Memiliki kamar tidur yang cukup luas, yang dapat menampung semua penghuni asrama beserta pengawas-pengawasnya, yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah penghuni.
2. Memiliki kamar pakaian yang dilengkapi almari pakaian serta rak sepatu/sandal yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah penghuni, dan apabila tidak mungkin kedua kamar (kamar tidur dan kamar pakaian) dipisahkan, maka kedua kamar tersebut dapat disusun menjadi satu kamar dengan pengaturan yang sesuai dengan kebutuhan dan fungsi masing-masing.
3. Memiliki ruang makan yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang sesuai dengan jumlah penghuni yang menggunakannya.
4. Memiliki kamar mandi dan WC yang memadai dengan jumlah pemakai ( kira-kira 1/5 dari jumlah penghuni), serta dilengkapi dengan peralatan yang sesuai dengan kebutuhan.
5. Memiliki kamar belajar yang cukup luas dan dapat diselaraskan dengan kebutuhan belajar para penghuninya, misalnya apabila asrama diadakan selokasi dengan sekolah, maka kegiatan belajar dapat dilaksanakan atau menempati kelas-kelas yang ada.
6. Memiliki tempat mencuci pakaian yang memadai dengan kebutuhan para penghuninya, serta dengan persediaan air yang cukup dan alat-alat yang diperlukan.
7. Memiliki halaman yang dapat dipergunakan untuk sekedar rekreasi atau bersantai dikala istirahat sehabis menjalankan kegiatan yang melelahkan.
8. Memiliki lapangan olah raga dan atau bangsal olahraga, yang juga dapat dipergunakan untuk latihan kesenian, senam, dan kegiatan lainya yang memerlukan bangsal.
9. Memiliki tempat ibadah, yang disesuaikan dengan kebutuhan beribadah para penghuninya.
10. Memiliki ruang untuk menerima tamu.
11. Memiliki perpustakaan beserta ruang baca yang memadai.
12. Memiliki ruangan khusus untuk mereka yang sedang menderita sakit untuk memudahkan pelayanan dan memungkinkan penularan penyakit dapat dicegah.
C. Fungsi dan Tujuan Asrama
Penghuni asrama adalah individu-individu siswa yang berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, baik dari segi segi pendidikan orang tua, status sosial ekonomi, dan adat istiadat. Oleh karena itu perlu disusun etos kehidupan asrama yang mempertimbangkan faktor-faktor tersebut di atas. Sahertian (dalam Kusmintardjo, 1992) menguraikan tentang hakekat dan fungsi asrama sekolah sebagai berikut:
1. Hakekat kehidupan asrama sekolah
Hakekat kehidupan asrama bukan sekedar pembentukan kebiasaan (habits formation) dan kesan-kesan sensoris, namun suatu proses pembentukan nilai. Dengan kata lain, hidup di asrama pada hakekatnya adalah pembentukan nilai-nilai yaitu:
(a) nilai keagamaan;
(b) nilai kebenaran;
(c) nilai kebersamaan (sosial);
(d) nilai keindahan;
(e) nilai ekonomis;
(f) nilai yuridis, dan sebagainya.
Oleh karena itu, dalam kehidupan di asrama diperlukan adanya saling menghargai, saling mengakui, saling menerima dan memberi, dan saling mengembangkan diri sendiri.
2. Fungsi Kehidupan Asrama Sekolah
Sejalan dengan hakekat kehidupan asrama adalah pembentukan nilai, maka fungsi kehidupan asrama harus mengandung hal-hal sebagai berikut:
a. Kehidupan asrama sekolah harus dapat menciptakan suasana “home”.
Dalam hal ini, kultur kehidupan di asrama harus berisi suasana”home” dengan ciri sebagai berikut:
1. Lingkungan penuh kasih sayang, jauh dari suasana perselisihan (a world striffe shut cut, a world of love shutin).
2. Tempat dimana yang kecil merasa dibesarkan dan yang besar merasa kecil (the place where the small are great,and the great are small). Yang kecil menghormati yang tua, yang tua menyayangi yang kecil.
3. Tempat dimana kita tidak banyak menggerutu dan diperlakuakan dengan sebaik-baiknya (the place where we grumble most and treated the best).
4. Tempat dimana kita makan tiga kali sehari sekenyang-kenyangnya dan memuaskan diri seribu kali (the place where stomach gets three squere meals a day and our heart a thousands).
5. Pusat pertumbuhan dwi tunggal antara peri kasih sayang dan angan-angan pribadi (the centre of our affection round which our heart best wishes twine).
6. Tempat dimana adanya kesatuan rasa, satu sakit merasa sakit semua, satu senang merasa senang semua, satu enak semua merasa enak.
b. Kehidupan asrama harus dapat mejadi laboraratorium
Sosiologis, dimana hubungan-hubungan manusia merupakan kunci utama. Artinya dalam kehidupan asrama di sekolah harus diusahakan berbagai pengalaman belajar semua aspek kehidupan (learning activity) sebagai persiapan untuk hidup di masyarakat.
Sejalan dengan hakekat dan fungsi kehidupan asrama sekolah, maka secara umum tujuan diselenggarakannya asrama sekolah adalah untuk menunjang keberhasilan pencapaian tujuan Pendidikan Nasional. Sedangkan secara khusus tujuan penyelenggaraan asrama adalah sebagai berikut:
1. Memberikan bimbingan kepada siswa (penghuni asrama sekolah) dan menanamkan rasa disiplin pada diri siswa;
2. Membiasakan para siswa untuk mencintai belajar bersama-sama dengan teman sebayanya;
3. Membantu para siswa agar dapat menyesuaikan diri pada kehidupan sosial dalam lingkungan sebaya;
4. Membantu siswa dalam proses pengembangan pribadinya melalui penghayatan dan pengembangan nilai-nilai kekecerdasan dan ketrampilan;
5. Membantu warga asrama menggali dan mengembangkan bakat, minat, skill/keahlian, pengetahuan, mental, keterampilan yang dimiliki.
6. Membantu memberikan tempat penginapan dan kebutuhan pokok bagi para siswa/warga asrama yang rumahnya jauh.
Tujuan diselenggarakannya asrama sekolah secara umum adalah untuk menunjang keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan di sekolah, sedangkan secara khusus tujuan penyelenggaraan asrama adalah sebagai berikut:
a. Menanamkan rasa disiplin pada diri siswa
b. Membiasakan para siswa untuk mecintai belajar bersama-sama dengan teman sebayanya
c. Membantu para siswa agar dapat menyesuaikan diri pada kehidupan social dalam lingkungan sebayanya
d. Membantu para siswa dalam proses pengembangan pribadinya melalui penghayatan dan pengembangan nilai- nilai kecerdasan dan ketrampilan.
D. Perencanaan Program Asrama
Pengertian perencanaan mempunyai beberapa definisi rumusan yang berbeda satu dengan lainnya. Cuningham dalam Junaidi (2009) menyatakan bahwa perencanaan adalah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan menvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima dan digunakan dalam penyelesaian. Perencanaan dalam pengertian ini menitikberatkan kepada usaha untuk menyeleksi dan menghubungkan sesuatu dengan kepentingan masa yang akan datang serta usaha untuk mencapainya.
E. Pelaksanaan Program Asrama Sekolah
Kehidupan dalam asrama biasanya selalu dibuat teratur, tertib serta selalu mengikuti peraturan-peraturan yang dijunjung tinggi untuk dipatuhi dan dijalankan secara tepat dengan penuh kesadaran oleh para penghuninya. Oleh karena itu, kegiatan pengelolaan dan penyelenggaraan asrama sekolah perlu mendapat perhatian yang serius dari pihak yang terkait dengan keberadaan asrama sekolah. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam mengelola asrama sekolah adalah sebagai berikut:
1. Sesuai dengan tujuan menyelenggarakan asrama, maka perlu diingat bahwa asrama bukanlah tempat pondokan atau indekost, namun merupakan suatu hunian sekolompok individu yang relatif sama, baik dalam usia, jenis kelamin maupun profesi;
2. Ide-ide pengelolaan asrama sekolah tidak akan terlepas dari lokasi, lingkungan dan situasi sekolah. Maksudnya, bahwa ketiga hal tersebut sangat mempengaruhi cara mengelola asrama sekolah;
3. Dalam asrama sekolah hendaknya diciptakan suatu suasana “home”, yaitu suatu situasi di mana para penghuni asrama merasa berada di rumahnya sendiri sehingga mereka selalu bersikap wajar dan merasa turut memiliki asrama tersebut.
4. Asrama hendaknya memberikan pengaruh positif dalam pembentukan dan penanaman sikap, karakter serta kebiasaan-kebiasaan yang baik pada diri siswa.
5. Asrama perlu menetapkan tata tertib dan disiplin yang disertai usaha pengawasan untuk membantu pertumbuhan sikap yang baik bagi para penghuninya.
6. Pengawasan di asrama hendaknya dilakukan secara bersahabat dan kekeluargaan sehingga para penghuni tidak merasa selalui diawasi.
Ada dua aspek yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan asrama sekolah, yaitu: aspek sarana (hard ware), dan aspek pengelola asrama (soft ware).
1. Pengelolaan Sarana Fisik (hard ware)
Agar pengelolaan asrama sekolah dapat berjalan dengan lancar, diperlukan fasilitas-fasilitas yang menunjang penyelenggaraan asrama, misalnya: pengadaan sarana yang sangat diperlukan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan belajar, bermain, makan, istirahat dan sebagainya.
Di samping itu hal yang juga perlu diperhatikan adalah pengaturan sarana serta lokal asrama. Di dalam upaya mengatur sarana dan lokal-lokal tersebut, hendaknya pertimbangan lebih difokuskan pada gagasan agar kegiatan-kegiatan yang dilakukan di tempat-tempat itu masing-masing dapat mencapai hasil yang maksimal. Jangan sampai terjadi kegiatan-kegiatan yang satu dapat menghambat kemajuan kegiatan lain yang juga sama pentingnya. Selain itu ada juga beberapa hal yang harus diperhatikan dalam kehidupan di asrama sekolah, diantaranya:
a. Memberikan kesempatan untuk mengembangkan bakat-bakat, seperti bakat kesenian, olahraga, keagamaan, dan bakat-bakat di bidang lain, dari penghuni asrama sekolah.
b. Memberikan kesempatan yang cukup untuk mengerjakan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianut oleh para penghuni asrama.
c. Memberikan kesempatan kepada para penghuni asrama untuk bergaul dengan masyarakat atau organisasi/perkumpulan di luar, sehingga mereka tidak canggung-canggung dalam pergaulan, misalnya melalui pertandingan persahabatan dalam bidang olah raga, dan sebagainya.
2. Aspek Pengelola Asrama (soft-ware)
Yang dimaksud pengelola asrama adalah pengurus asrama dan pelaksana asrama sekolah. Pengurus asrama dapat berjumlah 5 sampai 7 orang atau lebih ergantung jumlah warga/siswa yang ada, yang terdiri atas guru/ustadz, ustadzah sekolah, pesantren yang bersangkutan serta diketuai oleh wakil kepala sekolah (urusan kesiswaan). Masa kerja pengurus asrama dapat 3-5 tahun, dan setelah itu perlu reorganisasi. Untuk itu, sebaiknya kepengurusan asrama sekolah diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD ART) yang ditetapkan oleh sekolah. Karena pengurus asrama ini merupakan salah satu bagian dari system sekolah, maka pengurus asrama dalam melaksanakan kegiatannya bertanggung jawab langsung kepada kepala sekolah. Sedangkan pelaksana asrama terdiri atas pegawai tetap sekolah yang berkantor dan bertempat tinggal di asrama. Mereka dibantu oleh beberapa pembantu pelaksana operasional yang bertugas dalam bidang kebersihan dan keamanan.
Adapun tugas dari pengelola asrama sekolah adalah sebagai berikut:
Membuat peraturan-peraturan penyelenggaraan asrama, misalnya:
1. Menentukan beberapa syarat dalam penerimaan (atau pelepasan) para siswa untuk dapat diterima sebagai penghuni asrama sekolah.
2. Menentukan biaya yang minimum (tidak komersial) dalam arti bahwa penentuan tarif biaya disini adalah untuk mendidik para penghuni asrama agar dapat bertanggung jawab, mandiri dan mengahargai diri.
3. Menentukan waktu pembayaran sewa, misalnya ditarik setiap satu semester sekali atau setiap bulan.
4. Mengatur atau memberi sanksi kepada penghuni asrama yang melanggar peraturan.
5. Menyusun rencana anggaran belanja untuk pengelolaan pertahun, misalnya:
a. Menentukan besarnya biaya untuk pemeliharaan gedung, termasuk pengecatan dan perbaikan kerusakan-kerusakan ringan.
b. Menentukan besarnya biaya untuk menjaga kebersihan gedung da halaman asrama sekolah termasuk peralatannya;
6. Membuat peraturan yang berkaitan dengan keamanan asrama sekolah, misalnya:
a. Kunci kamar harus disimpan di kantor asrama, apabila penghuni hendak pergi ke sekolah atau bepergian untuk suatu keperluan, dan sebaiknya di kantor asrama disediakan tempat kunci tersendiri yang masing-masing kunci diberi kode monor kunci.
b. Masing-masing para penghuni asrama sekolah harus memiliki gembok/kunci almari sendiri dan anak kunci di bawa sndiri-sendiri oleh penghuni asrama;
c. Membuat jadwal piket jaga asrama sekolah secara bergiliran selama 24 jam, dimana masing-masing 6 jam.
7. Menyusun peraturan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban petugas pelaksana termasuk pembantu-pembantunya.
F. Program Asrama dan Kaitannya dengan Peningkatan Belajar
Program asrama merupakan salah satu perwujudan program sekolah. Pelaksanaannya disesuaikan dengan jenjang pendidikan siswa yang tinggal di asrama. Program asrama di bagi kepada dua bagian sebagai contoh:
1. Program yang dikelola oleh pembina diantaranya;
a. Belajar mengajar
1. Bidang studi identitas
2. Bidang studi umum
3. Bidang kesehatan dan kebersihan
4. Bidang etika
b. Baca Tulis al Qur’an (BTQ), Tahsin Alquran
c. Belajar Murattal, irama dan tahfizul qur’an
d. Muhadharah dan kultum
e. Keputrian
f. Kesenian
g. Pendidikan Jasmani
h. Mading
i. Shalat malam dan puasa sunnah Senin dan Kamis
j. K 5 (Ketertiban, kebersihan, kesehatan, keamanan dan keindahan)
2. Jadwal Harian Siswa Asrama
No Waktu Kegiatan Keterangan
1 04.45-05.00 Bangun Pagi Asrama
2 05.00-05.30 Shalat subuh berjamaah Masjid
3 05.30-06.00 Membaca Al-Qur’an/pembiasaan
4 06.00-07.00 Persiapan ke Sekolah Asrama (sarapan, mandi, berpakaian)
5 07.00-07.15 berangkat sekolah
6 07.15-14.00 Belajar di sekolah Sekolah
7 14.00-14.30 Makan siang Asrama
8 14.30-15.15 Istirahat siang Asrama
9 15.15-15.45 Shalat Ashar berjamaah Masjid
10 15.45-16.30 MCK Asrama
11 16.30-17.30 Belajar tambahan Asrama
12 17.30-18.00 Makan malam & Persiapan shalat Magrib Asrama
13 18.00-18.30 Shalat Magrib berjamaah Asrama
14 18.30-19.30 Qira’atul Qur’an & Mutala’ah Masjid
15 19.30-20.00 Shalat Isya berjamaah Asrama
16 20.00-20.30 Muthala’ah pelajaran/Tutorial malam Asrama
17 20.30-04.45 Istirahat malam Asrama
G. Evaluasi Program Asrama
Evaluasi merupakan serangkaian kegiatan yang sistematis yang dilakukan dalam rangka untuk mengetahui apakah suatu kegiatan pendidikan telah berjalan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan atau belum.
Dalam pelaksanaan evaluasi program kegiatan asrama tidak dilakukan sekali dalam satu periode melainkan dilakukan bertahap sesuai dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan. Sebagai contoh kegiatan yang diadakan hanya satu kali dalam satu periode (pelatihan kewirausahaan) biasanya setelah kegiatan berlangsung tetapi untuk kegiatan yang dilakukan selama satu periode tersebut maka evaluasinya dilakukan secara kontinu setiap bulan. Evaluasi dilakukan oleh perencana kegiatan dengan melibatkan seluruh warga asrama. Hal ini dilakukan agar kesalahan yang muncul dapat dihindari supaya tidak terulang kembali.
H. Tindak Lanjut
Menindaklanjuti hasil evaluasi dengan perbaikan, penyelesaian masalah dan kegiatan perbaikan lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Good, C. V. 1959. Dictionaryof Education. New York Toronto-London: Mc Graw Hill Book Company. Inc.
Junaidi, W. 2009. Definisi Perencanaan. (Online),
(http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/10/ definisi-perencanaan.html, diakses 26 April 2009)
Kusmintardjo. 1993. Pengelolaan Layanan Khusus di Sekolah.(Jilid 2). Malang: OPF IKIP Malang.
Sutisna, O. 1983. Administrasi Pendidikan: Dasar Teoritis untuk Praktik Profesional. Bandung : Penerbit Angkasa.
Tanpa nama. 2009. Asrama. (Online),
(http://id.wikipedia.org/wiki/Asrama, diakses 26 April 2010).
Tanpa nama. 2010. Program Asrama Madrasah Thowalib. (Online), http://thawalibparabek.tripod. com/asrama.htm, diakses 26 April 2010)
Wakhinuddin, 2009. Definisi Evaluasi (Dalam Konteks Program dan Pendidikan). (Online),
(http://wakhinuddin.wordpress.com/2009/07/14/def inisi-evaluasi, diakses 26 April 2009)
Wyndi. 2010. Manajemen Layanan Khusus. (Online),
(http://windywindylagi.wordpress.com/, diakses 26 April 2010)