LAPORAN RPS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARING MELALUI PELATIHAN DI PAUD, TK/RA, SD/MI, SMP/MTs

LAPORAN RPS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARING MELALUI PELATIHAN DI PAUD, TK/RA, SD/MI, SMP/MTs

Contents [Show Up]
LAPORAN RPS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARING MELALUI PELATIHAN DI PAUD, TK/RA, SD/MI, SMP/MTs
Metode adalah cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas sebagai cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya proses belajar dan mengajar.dalam rangka untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
LAPORAN RPS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARING MELALUI PELATIHAN DI PAUD, TK/RA, SD/MI, SMP/MTs
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul… i
Halaman Pengesahan ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi……. iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 1
C. Usaha Pengembangan Sekolah
BAB II KAJIAN TEORI
A. Metode pembelajaran Contextual
B Teaching And Learning 2
BAB III PROFIL SEKOLAH, VISI, MISI DAN TUJUAN SEKOLAH
A. Profil Sekolah 3
B. Visi, Misi dan Tujuan 5
C. Tujuan TK 5
BAB IV PELAKSANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
A. Rencana Pengembangan Sekolah 6
BAB V PENUTUP
A. Simpulan 9
B. Saran-saran 9
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Anak Usia Dini mempunyai peranan yang penting dalam memasuki jenjang pendidikan dasar berikutnya, oleh karena itu dalam mengembangkan sekolah dibutuhkan para pendidik atau guru yang berkwalitas dan mampu membawa anak didik untuk dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuannya serta standar kemampuan minimal yang ditetapkan pemerintah dalam peraturan menteri tentang STTPA PAUD.
Untuk menuju sekolah atau lembaga yang berkwalitas dan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkarakter, nasionalis serta agamis, maka diperlukan pengembangan sekolah yang dilakukan oleh Kepala Sekolah. Sebab itu Kepala Sekolah memprioritaskan masalah yang ada di sekolah atau lembaga untuk dikembangkan berdasarkan 8 SNP/Standar Nasional Pendidikan.
Berdasarkan latar belakang yang ada di sekolah/lembaga, Kepala Sekolah berusaha mengembangkan sekolah melalui Peningkatan Kreatifitas Guru dalam Penggunaan Metode Pembelajaran Contextual Teaching And Learning melalui pelatihan di Gugus.

B. Tujuan Pengembangan Sekolah Berdasarkan 8 SNP
        Dalam hal pengembangan sekolah,kami memprioritaskan pada Standar 5 yaitu Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan dengan Program Peningkatan Kreatifitas Guru dalam penggunaan Metode Pembelajaran Contextual Teaching And Learning Guru bisa meningkatkan kreatifitasnya dalam mengajar di kelas, secara efektif dan menyenangkan serta jelas diterima oleh seluruh peserta didik, serta memberikan maksud dan tujuan peserta didik benar-benar bisa mengetahui bahkan menyentuh benda aslinya untuk menghindari Verbalisme.

C. Usaha Pengembangan Sekolah
Pada Peningkatan Kreatifitas Guru Dalam Penggunaan  Metode Pembelajaran Contextual Teaching And Learning diharapkan, Guru dalam menyampaikan pembelajaran terhadap peserta didik lebih baik, lebih kreatif dan mudah dipahami.
Dalam meningkatkan pemahaman peserta didik satuan Pendidikan Anak Usia Dini sesuai dengan daya nalarnya. Guru dapat membawa perubahan melalui berbagai metode pembelajaran sebagai aplikasi kreatifitas yang dimilikinya dan kwalifikasi pendidikan yang disandangkan sesuai  dengan 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang dilakukan oleh Kepala Desa.

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Metode Pembelajaran
1. Hasby Ashydiqih
Menurut Hasby Ashydiqih, metode pembelajaran adalah seperangkat cara yang dilakukan guna mencapai tujuan tertentu dalam proses pembelajaran.

2. Abdurrahman Ginting
Menurut Abdurrahman Ginting, metode pembelajaran adalah cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dan sumber daya terkait lainnya supaya terjadi proses pembelajaran pada diri siswa.

3. Ahmadi
Menurut Ahmadi, metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang beberapa cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur.

4. Nana Sudjana
Menurut Nana Sudjana, metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya proses belajar dan mengajar.

5. Sobri Sutikno
Menurut Sobri Sutikno, metode pembelajaran adalah cara-cara dalam menyajikan materi pelajaran yang diberikan kepada murid agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan.

B. Contextual Teaching And Learning
Model Pembelajaran CTL menurut Sanjaya (2006) menyatakan bahwa belajar dalam CTL bukan hanya sekadar duduk, mendengarkan dan mencatat, tetapi belajar adalah proses berpengalaman secara langsung. Lebih jauh ia mengupas bahwa Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk menemukan materi yang dipelajarinya dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata, sehingga siswa didorong untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Sedangkan Blanchard (Trianto, 2007) mengemukakan bahwa pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang terjadi dalam hubungan yang erat dengan pengalaman sesungguhnya.

Sejalan dengan hal di atas, Muslich (2007) menjelaskan bahwa landasan filosofi CTL adalah konstruktivisme, yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekadar menghafal tetapi mengkonstruksi atau membangun pengetahuan dan keterampilan baru lewat fakta-fakta yang mereka alami dalam kehidupannya. Dengan mengacu pada beberapa pendapat di atas, pembelajaran CTL merupakan suatu konsep pembelajaran yang mengaitkan antara materi pelajaran yang dipelajari siswa dengan konteks di mana materi tersebut digunakan dengan menggunakan pengalaman dan pengetahuan sebelumnya untuk menemukan dan membangun pengetahuannya sendiri. Materi pelajaran akan bermakna bagi siswa jika mereka mempelajari materi tersebut melalui konteks kehidupan mereka.

Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), menawarkan bentuk pembelajaran yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa.

Langkah – langkah CTL / Sintaks CTL
Model CTL 1 :
Pembelajaran CTL memiliki tujuh langkah yang mana secara garis besar langkah-langkah penerapatan CTL dalam kelas itu adalah sebagai berikut.
1)        Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
2)        Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topik
3)        Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya
4)        Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok)
5)        Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran
6)        Lakukan refleksi di akhir pertemuan
7)        Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

Model CTL 2 :
1.        Modeling (pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi – tujuan, pengarahan – petunjuk, rambu-rambu, contoh);
2.        Questioning (eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi);
3.        Learning community (seluruh siswa berpartisipati dalam belajar kelompok dan individual, otok berpikir dan tangan bekerja, mengerjakan berbagai kegiatan dan percobaan);
4.        Inquiry (identifikasi, investigasi, hipotesis, generalisasi, menemukan);
5.        Constructivism (membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsep-aturan, analisis-sintesis);
6.        Reflection (reviu, rangkuman, tindak lanjut);
7.        Authentic assessment (penilaian selama proses dan seusai pembelajaran harus dilakukan secara objektif dan dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan hasil yang benar-benar mewakili kompetensi siswa).

Model CTL 3:
Menurut bahwa secara garis besar penerapan pendekatan kontekstual dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut( Suparto, 2004: 6):
1)        Mengembangkan metode beajar mandiri,
2)        Melaksanakan penemuan (inquiry),
3)        Menumbuhkan rasa ingin tahu siswa,
4)        Menciptakan masyarakat belajar,
5)        Hadirkan "model" dalam pembelajaran,
6)        Lakukan refleksi di setiap akhir pertemuan,
7)        Lakukan penilaian yang sebenarnya

Komponen CTL:
Beberapa komponen utama dalam pembelajaran Kontekstual menurut Johnson (2000: 65), yang dapat di uraikan sebagai berikut:
1.      Melakukan hubungan yang bermakna (Making Meaningful Connections)
Keterkaitan yang mengarah pada makna adalah jantung dari pembelajaran dan pengajaran kontekstual. Ketika siswa dapat mengkaitkan isi dari mata pelajaran akademik, ilmu pengetahuan alam. Atau sejarah dengan pengalamannya mereka sendiri, mereka menemukan makna, dan makna memberi mereka alasan untuk belajar. Mengkaitkan pembelajaran dengan kehidupan seseorang membuat proses belajar menjadi hidup dan keterkaitan inilah inti dari CTL.
2.      Melakukan kegiatan-kegiatan yang berarti (Doing Significant Works)
Model pembelajaran ini menekankan bahwa semua proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas harus punya arti bagi siswa sehingga mereka dapat mengkaitkan materi pelajaran dengan kehidupan siswa.
3.      Belajar yang diatur sendiri (Self-Regulated Learning)
Pembelajaran yang diatur sendiri, merupakan pembelajaran yang aktif, mandiri, melibatkan kegiatan menghubungkan masalah ilmu dengan kehidupan sehari-hari dengan cara-cara yang berarti bagi siswa. Pembelajaran yang diatur siswa sendiri, memberi kebebasan kepada siswa menggunakan gaya belajarnya sendiri.
4.      Bekerjasama (collaborating) Siswa dapat bekerja sama.
Guru membantu siswa bekerja secara efektif dalam kelompok, membantu siswa bekerja secara efektif dalam kelompok, membantu mereka memahami bagaimana mereka saling mempengaruhi dan saling berkomunikasi.
5.      Berpikir kritis dan kreatif (Critical dan Creative Thinking)
Pembelajaran kontekstual membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir tahap tinggi, nerpikir kritis dan berpikir kreatif. Berpikir kritis adalah suatu kecakapan nalar secara teratur, kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan masalah menarik keputusan, memberi keyakinan, menganalisis asumsi dan pencarian ilmiah. Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental untuk meningkatkan kemurnian, ketajaman pemahaman dalam mengembangkan sesuatu.
6.      Mengasuh atau memelihara pribadi siswa (Nuturing The Individual)
Dalam pembelajaran kontekstual siswa bukan hanya mengembangkan kemampuan-kemampuan intelektual dan keterampilan, tetapi juga aspek-aspek kepribadian: integritas pribadi, sikap, minat, tanggung jawab, disiplin, motif berprestasi, dsb. Guru dalam pembelajaran kontekstual juga berperan sebagai konselor, dan mentor. Tugas dan kegiatan yang akan dilakukan siswa harus sesuai dengan minat, kebutuhan dan kemampuannya.
7.      Mencapai standar yang tinggi (Reaching High Standards)
Pembelajaran kontekstual diarahkan agar siswa berkembang secara optimal, mencapai keunggulan (excellent). Tiap siswa bisa mencapai keunggulan, asalkan sia dibantu oleh gurunya dalam menemukan potensi dan kekuatannya.
8.      Menggunakan Penilaian yang otentik (Using Authentic Assessment)
Penilaian autentik menantang para siswa untuk menerapkan informasi dan keterampilan akademik baru dalam situasi nyata untuk tujuan tertentu. Penilaian autentik merupakan antitesis dari ujian stanar, penilaian autentik memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka sambil mempertunjukkan apa yang sudah mereka pelajari.

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
1.        Kelebihan dari model pembelajaran CTL
a.    Memberikan kesempatan pada sisiwa untuk dapat maju terus sesuai dengan potensi yang dimiliki sisiwa sehingga sisiwa terlibat aktif dalam PBM.
b.    Siswa dapat berfikir kritis dan kreatif dalam mengumpulkan data, memahami suatu isu dan memecahkan masalah dan guru dapat lebih kreatif
c.    Menyadarkan siswa tentang apa yang mereka pelajari.
d.   Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan siswa tidak ditentukan oleh guru.
e.    Pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
f.     Membantu siwa bekerja dengan efektif dalam kelompok.
g.    Terbentuk sikap kerja sama yang baik antar individu maupun kelompok.

2.        Kelemahan dari model pembelajaran CTL
a.    Dalam pemilihan informasi atau materi  dikelas didasarkan pada kebutuhan  siswa  padahal,dalam kelas itu tingkat kemampuan siswanya berbeda-beda sehinnga guru akan kesulitan dalam menetukan materi pelajaran karena tingkat pencapaianya siswa tadi tidak sama
b.    Tidak efisien karena membutuhkan waktu yang agak lama dalam PBM
c.    Dalam proses pembelajaran dengan model CTL akan nampak jelas antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan kurang, yang kemudian menimbulkan rasa tidak percaya diri bagi siswa yang kurang kemampuannya
d.   Bagi siswa yang tertinggal dalam proses pembelajaran dengan CTL ini akan terus tertinggal dan sulit untuk mengejar ketertinggalan, karena dalam model pembelajaran ini kesuksesan siswa tergantung dari keaktifan dan usaha sendiri jadi siswa yang dengan baik mengikuti setiap pembelajaran dengan model ini tidak akan menunggu teman yang tertinggal dan mengalami kesulitan.
e.    Tidak setiap siswa dapat dengan mudah menyesuaikan diri dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki dengan penggunaan model CTL ini.
f.     Kemampuan setiap siswa berbeda-beda, dan siswa yang memiliki kemampuan intelektual tinggi namun sulit untuk mengapresiasikannya dalam bentuk lesan akan mengalami kesulitan sebab CTL ini lebih mengembangkan ketrampilan dan kemampuan soft skill daripada kemampuan intelektualnya.
g.    Pengetahuan yang didapat oleh setiap siswa akan berbeda-beda dan tidak merata.
h.    Peran guru tidak nampak terlalu penting lagi karena dalam CTL ini peran guru hanya sebagai pengarah dan pembimbing, karena lebih menuntut siswa untuk aktif dan berusaha sendiri mencari informasi, mengamati fakta dan menemukan pengetahuan-pengetahuan baru di lapangan.

BAB.III
PROFIL SEKOLAH, VISI, MISI DAN TUJUAN SEKOLAH

A. Profil Sekolah
1. Nama TK :
2. NPSN          :
3. NIS :
4. NSS
5. Status : Swasta
6. Terakreditasi :  C
7. Alamat :
8. Tahun didirikan :  01 Februari 1967
9. Tahun beroperasi :  18 Agustus 1988

Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan TK Pertiwi
Data PTK ditulis secara lengkap
Data data yang lainnya berkaitan dengan sarpras dan lain lain juga di tulis.

Sejarah TK ......(sesuaikan dengan kondisi sekolah Anda)
Taman Kanak- Kanak Pertiwi ......  yang beralamat di Jl ...... Sekolah ini berstatus sebagai sekolah swasta dan pernah di Akreditasi pada tahun 2006 dengan hasil C. Luas  tanah sekolah ini adalah 4800 m2, luas bangunannya 65m2. Status merupakan tanah milik Pemerintahan Desa Semondo.
Tujuan pendidikan TK PERTIWI  sebagaimana terdapat dalam Undang- Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia  Dini ( PAUD) adalah salah satu upaya pembinaan yang ditujukan anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan  melalui pemberian rangsangan  pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut.
Pendapat ahli tentang porsi pendidikan di sekolah 20% masyarakat 20% dan di rumah 60%. Menyadari pentingnya pengelolaan kelembagaan untuk senantiasa bekerjasama dengan  orangtua. Untuk itu secara rutin kami mengadakan pertemuan komite untuk menyusun program perencanaan strategi mencapai tujuan dalam pengelolaan pembelajaran. Taman Kanak-kanak Pertiwi ...... merupakan PAUD imbas Gugus melati.

B. Visi , Misi, Tujuan TK ..............
1. Visi: “Mendidik Anak Sebagai Generasi Yang Cerdas,  Bertaqwa dan Berakhlak Mulia.”
2. Misi :
a. Melaksanakan pembelajaran secara PAIKEM.
b. Membentuk keimanan dan ketaqwaan anak didik melalui keteladanan.
c. Mengembangkan seluruh aspek kepribadian anak didik secara optimal, baik fisik, kognitif diri, mental dan spiritual.
d. Membentuk pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik dengan cara bermain sambil belajar.

C. Tujuan TK  ..............

Merujuk pada Visi Misi di atas , maka Tujuan TK .............. adalah :
a. Membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
b. Membantu meletakkan dasar ke arah pengetahuan yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
c. Membantu meletakkan dasar ke arah keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.

BAB IV
PELAKSANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH

A. Rencana Pengembangan Sekolah
1. Peningkatan Kreatifitas Guru Dalam Penggunaan Metode Pembelajaran Contextual Teaching And Learning, melalui pelatihan ( di gugus)
Kreatifitas dalam penggunaan metode masih kurang sehingga untuk pemenuhan 8 Standar Nasional Pendidikan SNP, maka sangat diperlukan suatu usaha peningkatan kreatifitas dalam penggunaan metode.
2. Tujuan
Dengan Peningkatan Kreatifitas Guru dalam penggunaan Metode sangat diharapkan oleh Kepala Sekolah, warga sekolah peserta didik, serta semua pemangku kepentingan di lingkungan sekolah dengan pengembangan sekolah yang akan dilaksanakan pada pemenuhan 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP)
3. Sebagai Indikator Keberhasilan Program Kegiatan Peningkatan Kreatifitas Guru yaitu adanya perubahan situasi dan kondisi keberhasilan pembelajaran pada peserta didik serta peningkatan kreatifitas dan professional guru/pendidik anak Usia Dini yang lebih baik, sesuai dengan  tujuan Pendidikan Anak Usia Dini.
4. Program Kegiatan Peningkatan Kreatifitas Guru dalam Penggunaan Metode Pembelajaran Contextual Teaching And Learning di pilih sebagai pemenuhan 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP).
5. Langkah-langkah Kegiatan

a. Persiapan
1) Berkoordinasi dengan guru yanga ada disekolah
2) Sosialisasi kepada warga sekolah
3) Menyusun rencana
4) Membuat jadwal kegiatan
5) Menentukan nara sumber
6) Menentukan peserta
7) Membuat undangan
8) Menyiapkan referensi dan materi
9) Membuat langkah-langkah kegiatan
10) Membuat Instrumen Monitoring
11) Mengevaluasi kegiatan

b. Pelaksanaan
1) Pelaksanaan dilaksanakan sesuai dengan  perencanaan awal berdasarkan panduan yang dibuat untuk pengembangan 8 SNP
2) Melibatkan Guru dan Kepala Sekolah
3) Penyampaian Materi sesuai program/tema yang diangkat
4) Praktik langsung
5) Pencatatan kejadian awal hingga akhir kegiatan/notulen

c. Monitoring dan Evaluasi
1. Melakukan monitoring kegiatan pengembangan sekolah untuk pemenuhan 8 SNP yang terdiri da ri persiapan dan pelaksanaan
2. Melalakukan evaluasi kegiatan untuk pemenuhan 8 SNP

d. Refleksi
- Apakah melalui peningkatan kreatifitas guru dalam penggunaan metode Contextual Teaching And Learning melalui pelatihan betul-betul dapat mencapai indicator program kegiatan pengembangan sekolah untuk pemenuhan 8 Standar Nasional Pendidikan
- Membuat Rencana Tindak Lanjut terhadap indikator yang masih lemah untuk dilaksanakan pada tindak lanjut pengembangan Sekolah untuk pemenuhan 8 Standar Nasional Pendidikan.
6. Sumber Daya
Sumber daya yang mendukung keterlaksanaan suatu kegiatan yang telah terencana dengan matang adalah Kepala Sekolah, Guru dan Pembiayaan yang dikeluarkan untuk mendukung terlaksananya kegiatan pengembangan 8 SNP.

7. Metode
Intrumen pengumpulan data di peroleh melalui observasi kelas, dan wawancara dengan guru.

BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Tujuan Program Kegiatan Pengembangan Sekolah dalam Peningkatan Kreatifitas Guru dalam Penggunaan Metode Contextual Teaching And Learning sebagai program prioritas agar guru dapat lebih professional dan mengajar serta lebih efektif dan menyenangkan.

B. Saran-saran
Pihak penyelenggara Lembaga Penyelenggara Diklat (LPD) kabupaten Kebumen diharapkan dapat memberikan suatu penyegaran secara berkala kepada Kepala Sekolah agar lebih profesional lagi.

Lampiran-lampiran
a. Profil Sekolah
b. Jadwal Rencana Pengembangan Sekolah
c. Rencana Program Pengembangan Sekolah
d. Hasil Kegiatan / Dokumentasi