Antara Saudara, Tetangga Dan Teman (21 ETIKA BERTETANGGA)
Siapa yang akan menolong kita pertama kali, saat kita di rumah sendirian meminta tolong...? Tetangga. Siapa yang membantu kita saat kita di rumah sendirian meminta bantuan....? Tetangga. Tetangga adalah orang yang paling dekat rumahnya dengan kita. tetangga adalah orang orang yang sangat kita butuhkan dalam kehidupan kita sehari hari. Syaikh Abdurrahman bin Abdul Karim Al ‘Ubayyid, penulis kitab Ushul Manhajil Islami, menjelaskan makna tetangga secara lebih luas, “Istilah tetangga sebagaimana yang dikenal secara umum oleh manusia adalah tetangga yang hidup berdampingan rumah dengan anda. Namun sebenarnya, parameter dalam masalah ini adalah keumuman lafazh (tetangga). Maka istilah tetangga mencakup setiap orang yang hidup bersama anda, baik ketika dalam pekerjaan, di toko, atau masjid, di jalan, maupun di tengah-tengah masyarakat umum. Maka setiap insan yang berada di sekeliling anda maka ia adalah tetangga anda.
pernahkan Anda merenung, Memang Anda punya saudara yang banyak, ada seorang komandan pasukan keamanan (polisi, tentara), ada yang jadi dokter, Ada yang jadi petugas pemadam kebakaran, ada yang jadi seorang securiti, ada yang jadi tukang ojek, Grab Taxi, motor, ada yang jadi tukang pijat urut dan lain-lain, tapi dia tidak bisa segera datang dan membantu karena tinggalnya jauh dari saya. Lalu siapa yang akan menolong, membantu Anda pertama kali...? Jawabannya adalah Tetangga. Ada sebuah istilah " Saudara akan menjadi orang lain, Orang lain akan menjadi Saudara", istilah tersebut sepertinya cocok untuk kita terapkan pada kehidupan kita. Dengan demikian kita akan bisa berbuat dan bersikap baik terhadap tetangga maupun teman. Bahkan saat meninggal pun, masih membutuhkan orang lain untuk memandikan, menshalatkan, dan menguburkannya.
1. Saling Menghormati
Menghormati tetangga dan berperilaku baik terhadap mereka. Rasulullah Sholallohu'alaihi wasalam bersabda: Dari Abu Hurairah Rodiallohu'anhu, bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ
Artinya: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya” (Muttafaq ‘alaih).
Dalam riwayat lain disebutkan, "Hendaklah ia berperilaku baik terhadap tetangganya" (Mutafaq'alaih).
2. Mengenai Bangunan
Pada saat membangun, hendaknya bangunan yang kita bangun jangan sampai mengganggu tetangga kita, tidak membuat mereka tertutup dari sinar matahari atau udara segar, dan kita tidak boleh melampaui batasnya, apakah merusak atau mengubah miliknya, karena hal tersebut menyakiti perasaannya.
3. Memelihara Hak Hak Tetangga
Sudah seharusnya kita memelihara hak-haknya pada saat mereka tidak di rumah. Kita jaga harta dan kehormatan mereka dari tangan-tangan orang jahat, jahil, dan hendaklah kita mengulurkan tangan untuk membantu dan menolong mereka yang membutuhkan, serta memalingkan mata dan pandangan kita dari wanita mereka dan merahasiakan aib mereka.
4. Menjaga Ketenangan (toleransi)
Tidak melakukan sesuatu kegaduhan yang mengganggu mereka, seperti suara musik, radio, TV, atau suara-suara lain yang memekakkan telinga. Tidak mengganggu mereka dengan hal hal yang jelek (mengotori halaman, kotoran ayam dan binatang yang kita miliki jangan sampai mengotori halaman mereka, dan hal lain yang membuat tetangga kita merasa risih), menutup jalan mereka, Rosululloh pernah bersabda; Demi Alloh, tidak berima, Demi Alloh, tidak berima, Demi Alloh, tidak berima, Nabi ditanya, siapa wahai Rosulalloh? Nabi menjawab; "Adalah orang-orang yang tetangganya tidak merasa tentram karena perbuatannya", (Mutafaq'alaih).
5. Jangan Kikir
jangan kikir untuk memberikan nasehat dan saran kepada mereka, dan seharusnya kita ajak mereka berbuat yang ma'ruf dan mencegah perbuatan yang munkar dengan bijaksana (hikmah) dan nasehat baik, tanpa maksud menjatuhkan atau merendahkan dan menjelek-jelekkan mereka.
6. Berbagi Makanan
Hendaklah dengan tetangga, berupaya untuk memberikan makanan yang kita masak, jangan hanya memberikan bau sedapnya masakan. Rosululloh pernah bersabda kepada Abu Dzar; "Wahai Abu Dzar, apabila kamu memasak sayur (daging, ikan, kuah), maka perbanyaklah airnya dan berilah tetanggamu" (Hadits Riwayat Muslim).
7. Ikut Suka Cita Dan Duka Cita
Hendaklah kita ikut bersuka cita di dalam kebahagiaan dan berduka cita dalam setiap kesusahan. Kita jenguk bila sakit, kita tanyakan bila dia tidak ada, bersikap baik bila berjumpa, dan hendaklah kita mengundang mereka untuk datang kerumah kita sebagai upaya mempererat tali silaturahmi.
8. Tidak Mencari Kesalahan, Kejelekan, kekeliruan
Hendaklah kita tidak mencari cari kesalahan dan kejelekan, kekeliruan mereka, dan jangan pula bahagia bila mereka keliru, bahkan seharusnya kita tidak memandang kekeliruan dan kealpaan, kesalahan mereka, melainkan apa yang terjadi pada mereka kita ambil pelajaran dan hikmah agar kekeliruan tidak akan terjadi pada diri kita.
9. Sabar
Apabila tetanggamu jahat, dengki, iri, bakhil, jahil, dzalim, Hendaklah kita bersifat sabar dan berdoa atas perilaku kurang baik mereka terhadap kita, semoga Allah memberi hidayah dan melunakan hatinya. Rosululloh bersabda; "Ada tiga kelompok manusia yang dicintai Alloh Subhanahu wa ta'ala, disebutkan diantaranya adalah " seseorang yang mempunyai tetangga, namun ia sabar atas gangguannya itu hingga keduanya dipisahkan oleh kematian atau keberangkatannya". H R Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Albani).
Al-Ghazali dalam risalahnya berjudul al-Adab fid Dîn dalam Majmû'ah Rasâil al-Imam al-Ghazâli (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, t.th., halaman 444), sebagai berikut:
Artinya: "Adab bertetangga, yakni:
1. mendahului berucap salam,
2. tidak lama-lama berbicara,
3. tidak banyak bertanya,
4. menjenguk yang sakit,
5. berbela sungkawa kepada yang tertimpa musibah,
6. ikut bergembira atas kegembiraannya,
7. berbicara dengan lembut kepada anak tetangga dan pembantunya,
8. memaafkan kesalahan ,
9. menegur secara halus ketika berbuat kesalahan,
10. menundukkan mata dari memandang istrinya,
11. memberikan pertolongan ketika diperlukan,
12. tidak terus-menerus memandang pembantu perempuannya.”
Tetangga adalah orang yang paling dekat dengan kita, bisa jadi bagian dari keluarga kita. Di saat kita sakit atau terkena musibah, merekalah orang terdekat yang bisa menolong. Oleh karena itu, jalinlah hubungan harmonis dengan tetangga, hindari pertikaian, apalagi tidak ingin saling mengenal.
Teman
Kedudukan Teman seperti Api, Sedikitnya adalah Kenikmatan, sedangkan Banyaknya adalah Kebinasaan (Imam Ali bin Abi Thalib Radhiallohu'anhu)
Lain halnya dengan teman, teman terkadang hanya mau enaknya saja, susahnya...go... (pergi deh..), Teman kalau sedang enak Dia mendekat kalau sedang ga enak Dia menjauh, Teman kalau sedang ada maunya mendekat, kalau tidak ada maunya jauh jauh dia pergi, teman kalau tahu kita sedang butuh uang, Dia berlagak ga mau tahu, kalau Dia sedang butuh uang, baik-baikin kita dan mendekat sok akrab dan berbaik baik....ada maunya!!!. Memaang tidak semua teman seperti itu tapi kebanyakan seperti itu...
Memang ada teman yang mau berbagi susah dan duka, berbagi suka dan senang, pengertian, sabar, suka membantu, tidak menyakiti, setia apapun keadaannya, saling mengingatkan. Itulah teman sejati
Karena itu berhati-hatilah memilih teman. Anda bisa mempertimbangkan kata kata bijak dibawah ini:
1. Luqman al-Hakim:
Jika ingin mencari teman, ujilah dia dengan membuatnya marah. Jika dia tidak sabar dengan sikapmu itu, jauhilah ia.
2. Umar bin al-Khattab:
Tidak ada nikmat yang lebih besar dari seorang saudara yang shalih yang Allah berikan kepada seorang hamba setelah Agama Islam. Bila salah seorang kalian mendapat kasih sayang dari saudara/kawannya, peganglah erat-erat persahabatan tersebut.
3. al-Hasan al-Bashri:
Perbanyaklah sahabat-sahabat mu’minmu, karena mereka memiliki syafa’at pada hari kiamat.
4. Abul Hasan as-Sadzili
Jika ada musuh yang bisa mendekatkan kamu kepada Allah, maka hal itu lebih baik daripada teman akrab yang menjauhkan kamu dari Allah.
Wallohu a'lam... Semoga Alloh memberi hidayah pada Kita...
Referensi:
Etika Kehidupan Muslim Sehari-Hari, Yayasan As Sofwa, Jakarta
Siapa yang akan menolong kita pertama kali, saat kita di rumah sendirian meminta tolong...? Tetangga. Siapa yang membantu kita saat kita di rumah sendirian meminta bantuan....? Tetangga. Tetangga adalah orang yang paling dekat rumahnya dengan kita. tetangga adalah orang orang yang sangat kita butuhkan dalam kehidupan kita sehari hari. Syaikh Abdurrahman bin Abdul Karim Al ‘Ubayyid, penulis kitab Ushul Manhajil Islami, menjelaskan makna tetangga secara lebih luas, “Istilah tetangga sebagaimana yang dikenal secara umum oleh manusia adalah tetangga yang hidup berdampingan rumah dengan anda. Namun sebenarnya, parameter dalam masalah ini adalah keumuman lafazh (tetangga). Maka istilah tetangga mencakup setiap orang yang hidup bersama anda, baik ketika dalam pekerjaan, di toko, atau masjid, di jalan, maupun di tengah-tengah masyarakat umum. Maka setiap insan yang berada di sekeliling anda maka ia adalah tetangga anda.
pernahkan Anda merenung, Memang Anda punya saudara yang banyak, ada seorang komandan pasukan keamanan (polisi, tentara), ada yang jadi dokter, Ada yang jadi petugas pemadam kebakaran, ada yang jadi seorang securiti, ada yang jadi tukang ojek, Grab Taxi, motor, ada yang jadi tukang pijat urut dan lain-lain, tapi dia tidak bisa segera datang dan membantu karena tinggalnya jauh dari saya. Lalu siapa yang akan menolong, membantu Anda pertama kali...? Jawabannya adalah Tetangga. Ada sebuah istilah " Saudara akan menjadi orang lain, Orang lain akan menjadi Saudara", istilah tersebut sepertinya cocok untuk kita terapkan pada kehidupan kita. Dengan demikian kita akan bisa berbuat dan bersikap baik terhadap tetangga maupun teman. Bahkan saat meninggal pun, masih membutuhkan orang lain untuk memandikan, menshalatkan, dan menguburkannya.
1. Saling Menghormati
Menghormati tetangga dan berperilaku baik terhadap mereka. Rasulullah Sholallohu'alaihi wasalam bersabda: Dari Abu Hurairah Rodiallohu'anhu, bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ
Artinya: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya” (Muttafaq ‘alaih).
Dalam riwayat lain disebutkan, "Hendaklah ia berperilaku baik terhadap tetangganya" (Mutafaq'alaih).
2. Mengenai Bangunan
Pada saat membangun, hendaknya bangunan yang kita bangun jangan sampai mengganggu tetangga kita, tidak membuat mereka tertutup dari sinar matahari atau udara segar, dan kita tidak boleh melampaui batasnya, apakah merusak atau mengubah miliknya, karena hal tersebut menyakiti perasaannya.
3. Memelihara Hak Hak Tetangga
Sudah seharusnya kita memelihara hak-haknya pada saat mereka tidak di rumah. Kita jaga harta dan kehormatan mereka dari tangan-tangan orang jahat, jahil, dan hendaklah kita mengulurkan tangan untuk membantu dan menolong mereka yang membutuhkan, serta memalingkan mata dan pandangan kita dari wanita mereka dan merahasiakan aib mereka.
4. Menjaga Ketenangan (toleransi)
Tidak melakukan sesuatu kegaduhan yang mengganggu mereka, seperti suara musik, radio, TV, atau suara-suara lain yang memekakkan telinga. Tidak mengganggu mereka dengan hal hal yang jelek (mengotori halaman, kotoran ayam dan binatang yang kita miliki jangan sampai mengotori halaman mereka, dan hal lain yang membuat tetangga kita merasa risih), menutup jalan mereka, Rosululloh pernah bersabda; Demi Alloh, tidak berima, Demi Alloh, tidak berima, Demi Alloh, tidak berima, Nabi ditanya, siapa wahai Rosulalloh? Nabi menjawab; "Adalah orang-orang yang tetangganya tidak merasa tentram karena perbuatannya", (Mutafaq'alaih).
5. Jangan Kikir
jangan kikir untuk memberikan nasehat dan saran kepada mereka, dan seharusnya kita ajak mereka berbuat yang ma'ruf dan mencegah perbuatan yang munkar dengan bijaksana (hikmah) dan nasehat baik, tanpa maksud menjatuhkan atau merendahkan dan menjelek-jelekkan mereka.
6. Berbagi Makanan
Hendaklah dengan tetangga, berupaya untuk memberikan makanan yang kita masak, jangan hanya memberikan bau sedapnya masakan. Rosululloh pernah bersabda kepada Abu Dzar; "Wahai Abu Dzar, apabila kamu memasak sayur (daging, ikan, kuah), maka perbanyaklah airnya dan berilah tetanggamu" (Hadits Riwayat Muslim).
7. Ikut Suka Cita Dan Duka Cita
Hendaklah kita ikut bersuka cita di dalam kebahagiaan dan berduka cita dalam setiap kesusahan. Kita jenguk bila sakit, kita tanyakan bila dia tidak ada, bersikap baik bila berjumpa, dan hendaklah kita mengundang mereka untuk datang kerumah kita sebagai upaya mempererat tali silaturahmi.
8. Tidak Mencari Kesalahan, Kejelekan, kekeliruan
Hendaklah kita tidak mencari cari kesalahan dan kejelekan, kekeliruan mereka, dan jangan pula bahagia bila mereka keliru, bahkan seharusnya kita tidak memandang kekeliruan dan kealpaan, kesalahan mereka, melainkan apa yang terjadi pada mereka kita ambil pelajaran dan hikmah agar kekeliruan tidak akan terjadi pada diri kita.
9. Sabar
Apabila tetanggamu jahat, dengki, iri, bakhil, jahil, dzalim, Hendaklah kita bersifat sabar dan berdoa atas perilaku kurang baik mereka terhadap kita, semoga Allah memberi hidayah dan melunakan hatinya. Rosululloh bersabda; "Ada tiga kelompok manusia yang dicintai Alloh Subhanahu wa ta'ala, disebutkan diantaranya adalah " seseorang yang mempunyai tetangga, namun ia sabar atas gangguannya itu hingga keduanya dipisahkan oleh kematian atau keberangkatannya". H R Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Albani).
Al-Ghazali dalam risalahnya berjudul al-Adab fid Dîn dalam Majmû'ah Rasâil al-Imam al-Ghazâli (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, t.th., halaman 444), sebagai berikut:
آداب الجار: ابتداؤه بالسلام، ولا يطيل معه الكلام، ولا يكثر عليه السؤال، ويعوده في مرضه، ويعزيه في مصيبته، ويهنيه في فرحه، ويتلطف لولده و عبده في الكلام، ويصفح عن زلته، ومعاتبته برفق عند هفوته، ويغض عن حرمته، ويعينه عند صرخته، ولا يديم النظر إلى خادمته
1. mendahului berucap salam,
2. tidak lama-lama berbicara,
3. tidak banyak bertanya,
4. menjenguk yang sakit,
5. berbela sungkawa kepada yang tertimpa musibah,
6. ikut bergembira atas kegembiraannya,
7. berbicara dengan lembut kepada anak tetangga dan pembantunya,
8. memaafkan kesalahan ,
9. menegur secara halus ketika berbuat kesalahan,
10. menundukkan mata dari memandang istrinya,
11. memberikan pertolongan ketika diperlukan,
12. tidak terus-menerus memandang pembantu perempuannya.”
Tetangga adalah orang yang paling dekat dengan kita, bisa jadi bagian dari keluarga kita. Di saat kita sakit atau terkena musibah, merekalah orang terdekat yang bisa menolong. Oleh karena itu, jalinlah hubungan harmonis dengan tetangga, hindari pertikaian, apalagi tidak ingin saling mengenal.
Teman
Kedudukan Teman seperti Api, Sedikitnya adalah Kenikmatan, sedangkan Banyaknya adalah Kebinasaan (Imam Ali bin Abi Thalib Radhiallohu'anhu)
Lain halnya dengan teman, teman terkadang hanya mau enaknya saja, susahnya...go... (pergi deh..), Teman kalau sedang enak Dia mendekat kalau sedang ga enak Dia menjauh, Teman kalau sedang ada maunya mendekat, kalau tidak ada maunya jauh jauh dia pergi, teman kalau tahu kita sedang butuh uang, Dia berlagak ga mau tahu, kalau Dia sedang butuh uang, baik-baikin kita dan mendekat sok akrab dan berbaik baik....ada maunya!!!. Memaang tidak semua teman seperti itu tapi kebanyakan seperti itu...
Memang ada teman yang mau berbagi susah dan duka, berbagi suka dan senang, pengertian, sabar, suka membantu, tidak menyakiti, setia apapun keadaannya, saling mengingatkan. Itulah teman sejati
Karena itu berhati-hatilah memilih teman. Anda bisa mempertimbangkan kata kata bijak dibawah ini:
1. Luqman al-Hakim:
Jika ingin mencari teman, ujilah dia dengan membuatnya marah. Jika dia tidak sabar dengan sikapmu itu, jauhilah ia.
2. Umar bin al-Khattab:
Tidak ada nikmat yang lebih besar dari seorang saudara yang shalih yang Allah berikan kepada seorang hamba setelah Agama Islam. Bila salah seorang kalian mendapat kasih sayang dari saudara/kawannya, peganglah erat-erat persahabatan tersebut.
3. al-Hasan al-Bashri:
Perbanyaklah sahabat-sahabat mu’minmu, karena mereka memiliki syafa’at pada hari kiamat.
4. Abul Hasan as-Sadzili
Jika ada musuh yang bisa mendekatkan kamu kepada Allah, maka hal itu lebih baik daripada teman akrab yang menjauhkan kamu dari Allah.
Wallohu a'lam... Semoga Alloh memberi hidayah pada Kita...
Referensi:
Etika Kehidupan Muslim Sehari-Hari, Yayasan As Sofwa, Jakarta