Materi Pelajaran "Jenis Kata" Yang Ada Dalam Bahasa Indonesia lengkap Dengan Contohnya

Materi Pelajaran "Jenis Kata" Yang Ada Dalam Bahasa Indonesia lengkap Dengan Contohnya
Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan suatu perasaan dan pikiran yang dapat dipakai dalam berbahasa. Dari segi bahasa kata diartikan sebagai kombinasi morfem yang dianggap sebagai bagian terkecil dari kalimat. Sedangkan morfem sendiri adalah bagian terkecil dari kata yang memiliki makna dan tidak dapat dibagi lagi ke bentuk yang lebih kecil.
I. Kata Benda Dan Atau Kata Yang Dibendakan Ada 2 Macam
Kata benda adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda, dan konsep atau pengertian.
a. Kata Benda Berujud (konkret)
1. Ali, Herman, Jakarta, Sungai Brantas, Merapi, Sungai, Gunung, Laut Dan lain sebagainya
2. Meja Almari, bangku Dan lain sebagainya
3. Perak, emas, perunggu, besi, tembaga, seng, kayu, karet, plastic Dan lain sebagainya
b. Kata benda Tak berujud (abstrak), yaitu yang tak dapat ditangkap oleh panca indera, agama, sifat, kelakuan, pertanian dan lain sebagainya
Contoh Kata Benda
a. Meja, kursi, bangku. Roti, angina, air dan lain sebagainya
b. Pelabuhan, kelakuan
c. Ketua, kehendak, kekasih
d. Pelaut, penggali, pemburu
e. Ibunda, Kakanda, Ayahanda
f. Tulisanku, larimu, tulisanmu
g. Wartawan, seniman, Seniwati
h. Gunung-gunung, meja-meja
i. Ibu, Bapak, Suami, Istri, rumah makan

II. Kata Kerja, 
Kata kerja dapat dikelompokan menjadi beberapa macam, yakni sebagai berikut.
1. Ditinjau dari bentuknya, kata kerja dibedakan menjadi:
a. Kata kerja dasar bebas adalah kata kerja berupa morfem dasar bebas.
Contoh:
makan, mandi, tidur, duduk, pulang, pergi

b. Kata kerja turunan adalah kata kerja yang telah mengalami afiksasi, reduplikasi, atau pemajemukan.
Contoh:
kehilangan, berpelukan, menari, tolong-menolong, makan-makan, seyum-senyum, cuci mata, campur tangan, makan hati

2. Ditinjau dari hubungan dengan unsur lain dalam kalimat, kata kerja dibedakan menjadi.
a. Kata Kerja Transitif, ialah yang berobjek (pelengkap penderita) langsung, mengobati, membeli dan lain sebagainya
b. Kata Kerja Tak Transitif, ialah yang tidak berobjek langsung, menangis, menyanyi, dan lain sebagainya

1. Membeli, mengaduh, membantu
1. Dipukul, diobati, diambil
2. Kuambil, kutuliskan, kumarahi
3. Kauambil, kauminum, kaupukul
4. Bermain, berjalan, berjualan
5. Perbesar, perbaiki, pertajam
6. Tertulis, tercetak, terbawa
7. Dekati, duduki, jalani
8. Ambilkan, tuliskan, bacakan
9. Menelungkup, bergemuruh, bergelimpang
10. Berjalan-jalan, melompat-lompat

III. Kata Sifat/Kata Keadaan, 
kata ini menerangkan hanya pada kata benda, biasanya jadi jawaban pada pertanyaan bagaimana,
Contoh; Si (tunggal) Para (jamak) Sang, Bang, Dang, Yang.
Kata sifat adalah kata yang menerangkan kata benda. Berikut ini ciri-ciri kata sifat.
·            Dapat berhubungan dengan partikel tidak, lebih, sangat, agak.
Contoh:
tidak sakit, lebih sabar, sangat bagus, agak panas

·            Dapat mendapingi kata benda.
Contoh:
sepatu baru, lukisan indah, mobil kuno, rumah tua

·            Dapat diulang dengan imbuhan se-nya
Contoh:
setinggi-tingginya, sebaik-baiknya, sekurang-kurangnya, sebodoh-bodohnya, seburuk-buruknya

·               Dapat diawali imbuhan ter- yang bermakna paling.
Contoh:
terbaik, tertinggi, tersayang, tercantik, termurah

Berdasarkan bentuknya, kata sifat dapat dibedakan atas:

1.         Kata sifat dasar
a.          Kata sifat dasar yang dapat diikuti kata sangat dan lebih.
Contoh:
adil, ajaib, ampuh, canggung, cukup, bahaya, gemuk, geram, jahat, kagum, lapar, lucu, pelit

b.         Kata sifat dasar yang tidak dapat diikuti kata sangat dan lebih.
Buntu, langsung, musnah, tentu, gaib, cacat

2.         Kata sifat turunan
a.          Kata sifat turunan berafiks.
Contoh:
termiskin, tertegun, terkesan, tercenung

b.         Kata sifat bereduplikasi.
Contoh:
cantik-cantik, marah-marah, tua-tua, berat-berat

c.          Kata sifat ke-R-an atau ke-an.
Contoh:
kemerah-merahan, kemalu-maluan, kegerahan, keramaian

d.         Kata sifat berafiks i- (atau alomorfnya).
Contoh:
alami, alamiah, duniawi, gerejani, hewani, ilmiah, jasmani, insani, rohaniah, manusiawi

e.          Kata sifat yang berasal dari berbagai kelas kata, melalui proses berikut.
1)         Deverbalisasi
Contoh:
melengking, memalukan, membenci, mencekam, menjengkelkan, menyenangkan, merangsang, terburu-buru, terganggu, terharu, terhormat, terpaksa, tertutup, tersinggung

2)         Denominalisasi
Contoh:
berbusa, berbisa, berbahaya, berhati-hati, bersahabat, bermanfaat, budiman, dernawan, kesatria, lebar, luas, malam, membudaya, menggunung, meradang, menyimpang, pagi, panjang, pemalas, pemarah, penyayang, rahasia, serasi, siang, sukses, tinggi

3)         Deadverbialisasi
Contoh:
berkurang, bertambah, menyengat, melebih, bersungguh-sungguh, mungkin

4)         Denumeralisasi
Contoh:
mendua, menyeluruh

5)         Deinterjeksi
Contoh:
aduhai, sip, wah

3.         Kata sifat majemuk
a.          Subordinatif
Contoh:
besar mulut, buta huruf, buta warna, busuk hati, kepala dingin, keras kepala, panjang tangan, rendah hati

b.         Koordinatif
Contoh:
aman sentosa, besar kecil, gagah berani, lemah gemulai, letih lesu, porak poranda, sopan santun, suka duka, tua muda, riang gembira

IV. Kata Seru, 
Kata ini sebenarnya kalimat yang terdiri  dari satu kata, sebab sedah jelas menyatakan satu maksud, Antara lain: ah, aduh, aduhai, amboi, ya, hallo, kasihan, sayang,  gih, cis, wah, InsyaAlloah, MasyaAllah, dan lain sebagainya.
Kata seru digunakan untuk membatu mengekspresikan emosi (kesalan, marah, kagum) seseorang seperti kata:

ih (jijik)
Contoh: Ih, kamu jorok sekali!
wow (kagum)
Contoh: Wow, bagus sekali lukisannya!
sialan (kesal)
Contoh: Sialan, bukuku ketinggalan!
syukurlah (rasa syukur)
Contoh: Syukurlah kalau kamu tidak apa-apa!
semoga (harapan)
Contoh: Semoga kamu selamat sampai di sana!


V. Kata Ganti (Promina)
Pronomina terdiri dari 3 jenis kata,  yaitu:

Pronomina penunjuk seperti ini, itu, sanam situ, begitu, begini
Pronomina persona kata ganti orang, misalkan saya, aku, dia, kamu, engkau, mereka.
Pronomina penanya seperti apa, dimana, mengapa, bagaimana, apa, dan kapan.

1.         Kata ganti orang
a.          Kata ganti orang pertama, terbagi atas:
1)         Kata ganti orang pertama tunggal
Contoh:
aku, saya, daku, ku, -ku

2)         Kata ganti orang pertama jamak
Contoh:
kami, kita

b.         Kata ganti orang kedua, terbagi atas:
1)         Kata ganti orang kedua tunggal
Contoh:
kamu, anda, engkau, kau, dikau, -mu

2)         Kata ganti orang kedua jamak
Contoh:
kalian, kamu sekalian

c.          Kata ganti orang ketiga, terbagi atas:
1)         Kata ganti orang ketiga tunggal
Contoh:
dia, beliau, ia, -nya

2)         Kata ganti orang ketiga jamak
Contoh:
mereka, -nya

2.         Kata ganti penunjuk
a.          Kata ganti penunjak umum
Contoh:
ini, itu

b.         Kata ganti penunjuk tempat
Contoh:
sini, situ, sana, di sini, di sana, dari situ, ke sini, dari sana, ke sini, yakni, yaitu

c.          Kata ganti penunjuk ikwal
Contoh:
begini, begitu

d.         Kata ganti penanya
1)         Kata ganti penanya benda atau orang
Contoh:
apa, siapa, mana, yang mana
2)         Kata ganti penanya waktu
Contoh:
kapan, bilamana, apabila
3)         Kata ganti penanya tempat
Contoh:
di mana, ke mana, dari mana
4)         Kata ganti penanya keadaan
Contoh:
mengapa, bagaimana
5)         Kata ganti penanya jumlah
Contoh:
berapa

3.         Kata ganti yang tidak menunjukan pada orang atau benda tertentu.
Contoh:
Sesuatu, seseorang, barang siapa, siapa, apa, apa-apa, anu, masing-masing, sendiri

VI.  Kata Keterangan (Adverbia)
Kata keterangan terdiri dari beberapa jenis kata, seperti:

Kata keterangan dasar, seperti paling, amat, sangat, alangkah.
Kata keterangan turunan, seperti lebih-lebih, secepat-cepatnya, semau-maunya, belum pernah.
Numeralia (Kata Bilangan)
Kata bilangan atau numeralia adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya orang, binatang, benda, dan sebuah urutan proses atau peristiwa. Contoh: sejuta, pertama-tama, kedua, dan sepertiga.

VII. Kata Sambung (Konjungsi)
Kata hubung atau konjungsi adalah kata yang  berfungsi menghubungkan dua kata atau dua kalimat.
Macam-macam konjungsi:

Konjungsi perluasan, misalnya: yang.
Konjungsi pengantar objek, misalnya: bahwa.
Konjungsi penegasan, misalnya: malahan dan bahkan.
Konjungsi penambahan, misalnya: dan, dan lagi, tambahan lagi, lagi pula.
Konjungsi urutan, misalnya: lalu, setelah itu.
Konjungsi pilihan, misalnya: atau.
Konjungsi menyatakan waktu, misalnya: saat, ketika, sejak.
Konjungsi sebab-akibat, misalnya: sebab, karena, karena itu, akibatnya.
Konjungsi persyaratan, misalnya: asalkan, jikalau, kalau.
Konjungsi pengandaian, misalnya: andaikata, andaikan, seandainya, seumpamanya.
Konjungsi harapan/tujuan, misalnya: agar, supaya, hingga.
Konjungsi pengantar wacana, misalnya: adapun, maka, jadi.
Konjungsi perlawanan, misalnya:  tetapi, sedangkan, namun, sebaliknya, padahal.

VIII. Kata Sandang (Partikel)
Kata sandang adalah kategori atau anya yang bertugas memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan sebuah kalimat dalam komunikasi. Unsur ini digunakan dalam kalimat anya, perintah dan pernyataan (berita).

Jenis-jenis kata partikel:
Si monyet, sang dewi, para guru,
kah, misalnya: Apakah Ibu Murini sudah pulang?
kan, misalnya: Tadi kan sudah diberi tahu!
deh, misalnya: Pulang deh, jangan terlalu lama di sini.
lah, misalnya: Pergilah, aku merelakanmu.
dong, misalnya: Sini dong, duduk dekat dengaku saja.
kek, misalnya: mulai kek, lama sekali.
pun, misalnya:  Berjalan pun ia tak sanggup.
toh, misalnya: Ia toh bukan seorang yang bisa diandalkan.
Selain itu kata sandang juga dapat membatasi makna jumlah orang atau benda, misalnya sang anak (bermakna tunggal), para ahli (bermakna jamak), dan si kecil (bermakna netral), dan Sri Baginda (bermakna khusus).

IX. Kata Depan (Preposisi)
Jenis kata ini selalu berada di depan kata benda, kata sifat, atau kata kerja untuk membentuk gabungan kata depan (frasa preposisional). Contoh katanya adalah di, ke, dari, atas, terhadap, kepada, oleh,
1.         Kata depan berbentuk kata
Contoh;
di, ke, dari, bagi, untuk, dalam, guna, pada, oleh, dengan, tentang, karena

2.         Kata depan berbentuk gabungan kata
Contoh:
berbeda dengan, bertolak dari, mengingat akan, oleh karena, sampai dengan, selain daripada, sesuai dengan


X. Kata Bilangan (Numeralia)

Kata bilangan adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya benda (orang, binatang, atau barang) dan konsep. Kata bilangan dapat dikelompokan menjadi berikut.
1. Kata bilangan takrif adalah kata bilangan yang menyatakan jumlah. Kat binlangan takrif terbagi atas:
a. Kata bilangan utama (aragrap), terbagi atas:
1) Kata bilangan penuh adalah kata bilangan utama yang menyatakan jumlah tertentu dan dapat berdiri sendiri tanpa bantuan kata lain.
Contoh:
satu, tiga, sepuluh, seratus, lima puluh ribu, juta, triliun, tiga miliar
kata bilangan utama dapat dihubungkan langsung dengan satuan waktu, harga uang, ukuran, panjang, berat, isi, dan sebagainya.

2)         Kata bilangan pecahan, yaitu kata bilangan yang terdiri atas pembilang dan penyebut yang dibutuhi partikel per-.
Contoh:
3/4 = tiga perempat
2/3 = dua perempat
4/5 = empat perlima
1/2 = satu perdua, setengah, atau separuh

3)         Kata bilangan gugus (sekelompok bilangan)
Contoh:
lusin      = 12
gros       = 144 atau 12 lusin
kodi       = 20
abad       =100 tahun
windu      = 8 tahun
millennium = 1000 tahun

b.         Kata bilangan tingkat adalah kata bilangan takrif yang melambangkan urutan dalam jumlah dan berstruktur ke+Num.
Contoh:
kesatu, ketiga, kesepuluh, keduapuluh lima, keseratus

2.         Kata bilangan tak takrif dalah kata bilangan yang menyatakan jumlah tak tentu.
Contoh:
suatu, beberapa, berbagai, tiap-tiap, segenap, sekalian, semua, sebagian, seluruh, segala

XI. Kata Tanya (Intirogativa)

Kata arag adalah kata yang digunakan untuk menanyakan sesuatu.
Berdasarkan jenis dan pemakaiannya, kata Tanya dibedakan atas:
1.         apa, digunakan untuk:
a.          Menanyakan kata benda bukan manusia.
Contoh:
Apa manfaat berolaraga?
Kamu makan apa tadi siang?
Dengan apa kita memotong kayu ini?

b.         Menanyakan sesuatu yang jawabannya mungkin berlawanan.
Contoh:
Apa nanti siang akan hujan? (jawabannya bisa “ya” atau “tidak”)
Apa kirimanku sudah dia terima? (jawabannya bisa “sudah” atau “belum”)

c.          Mengukuhkan apa yang telah diketahui pembicara.
Contoh:
Apa tidak salah kamu memberi aku hadiah?
Apa memang sudah begitu aturanya?

d.         Digunakan dalam kalimat retoris (tidak memerlukan jawaban)
Contoh:
Apa salahnya kita ikuti saran dia?
Apa ruginya kamu pelajari lagi pelajaran tadi siang?

2.         bila, digunakan untuk menanyakan waktu.
Contoh:
Bila kamu berkunjung ke rumahku?

3.         –kah,digunakan untuk:
a.          Mengukuhkan bagian kalimat yang diikuti oleh –kah.
Contoh:
Dapatkah kau mengerti perasaanku?
Mungkinkah dia tahu rahasia kita?

b.         Menanyakan pilihan di antara bagian-bagian kalimat yang didahului oleh –kah.
Contoh:
Nasi aragr atau soto ayamkah kegemaranmu?

c.          Melengkapi kata Tanya.
Contoh:
Siapakah penyanyi favoritmu?
Apakah warna tasmu?
Kapankah dia akan kembali?

4.         kapan, digunakan untuk menanyakan waktu.
Contoh:
Kapan buku ini harus dikembalikan?
Kapan kita akan menerima bonus?

5.         mana, digunakan untuk:
a.         Menanyakan seseorang, benda, atau suatu hal.
Contoh:
Perusahan mana yang dapat menerimaku?
properti mana yang akan dijual?

b.         Menanyakan pilihan.
Contoh:
Mana yang menurutmu yang paling bagus, memakai kebaya atau tunik?

6.         bagaimana, digunaka untuk:
a.         menanyakan cara perbuatan.
Contoh:
Bagaimana cara membuat situs blog pribadi?

b.         Menanyakan akibat suatu tindakan.
Contoh:
Bagaimana dia tahu rahasia kita?

c.          Meminta kesempatan dari lawan bicara.
Contoh:
Bagaimana kalau kita ke kafe saja?

d.         Menanyakan kualifikasi atau evaluasi atas suatu gagasan.
Contoh:
Bagaimana pendapatmu?

7.         bilamana, digunakan untuk menanyakan waktu.
Contoh:
Bilamana perekonomian Indonesia sejajar dengan aragr maju?

8.         di mana, digunakan untuk menerangkan tempat.
Contoh:
Di mana rumahmu?
Di mana sekolahmu?

9.         mengapa, digunakan untuk menanyakan sebab, alasan, atau perbuatan.
Contoh:
Mengapa kamu datang terlambat?
Mengapa kamu tidak berangkat sekolah?

10.     siapa, digunakan untuk menanyaka nama orang.
Contoh:
Siapa pemenang Sobel Sastra 2019?
Siapa nama gurumu?

11.     berapa, digunakan untuk menanyakan bilangan yang mewakili jumlah, ukuran, takaran, nilai, harga, satuan waktu.
Contoh:
Berapa ekor itik peliharaanmu?
Berapa harga mobil itu?
Berapa lama kita harus menunggu di sini?
Jam berapa kamu akan tidur?

12.     bukan, bukankah, digunakan untuk mengukuhkan proposisi dalam pernyataan.
Contoh;
Kamu adiknya Heni kurniawan, bukan?
Bukankah dia polisi?

13.     masa, masakan, digunakan untuk menyatakan ketidakpercayaan dan bersifat retoris.
Contoh:
Masakan kamu tidak mengerti maksudku?

XII. Kata Ulang (Reduplikasi)

Kata ulang adalah kata yang mengalami proses pengulangan. Kata ulang terbagi ke dalam empat jenis, yakni sebagai berikut.
1.         Kata ulang dasar (dwilingga) disebut pula perulangan utuh.
Contoh:
mobil-mobil, gedung-gedung, hitam-hitam

2.         Kata ulang berimbuhan adalah bentuk perulangan yang disertai proses pengimbuhan.
Contoh:
padi-padian, mobil-mobilan, sebaik-baiknya, kedua-duanya, kekanak-kanakan

3.         Kata ulang berubah bunyi (salin suara) adalah bentuk perulangan yang disertai dengan perubahan bunyi.
Contoh:
sayur-mayur, lauk-pauk, mondar-mandir, teka-teki, warna-warni

4.         Kata ulang sebagian (dwipurwa) adalah bentuk perulangan yang terjadi hanya terjadi pada sebagian bentuk dasar.
Contoh:
pepohonan, tali-temali, dedaunan, tetamu, melihat-lihat, bermain-main, tolak-menolak

5.         Kata ulang semu adalah kata ulang yang bentuknya menyerupai imbuhan, tetapi bukan kata ulang.
Contoh:
Laba-laba, kunang-kunang, ubur-ubur

Kata ulang memiliki beberapa makna berikut.
1.         Banyak tidak tertentu
Contoh:
rumah-rumah, pejabat-pejabat, batu-batu

2.         Banyak dan bermacam-macam
Contoh:
buah-buahan, sayu-mayur, warna-warni, bumbu-bumbuhan

3.         Menyerupai dan bermacam-macam
Contoh:
mobil-mobilan, rumah-rumahan, motor-motoran, robot-robotan, langit-langit

4.         Agak atau melemahkan sesuatu yang disebut pada kata dasar
Contoh;
kebarat-baratan, keinggris-inggrisan, sakit-sakitan, tidur-tiduran, malas-malasan

5.         Intensitas kualitatif
Contoh:
pelan-pelan, sebaik-baiknya, seburuk-buruknya, kuat-kuat

6.         Intensitas kuantitatif
Contoh:
berlari-lari, mengangguk-angguk, bolak-balik, mondar-mandir, berputar-putar, tertawa-tawa

7.         Makna kolektif
Contoh:
satu-satu, lima-lima, ketiga-tiganya

8.         Kesalingan
Contoh:
berpeluk-pelukan, bersalam-salaman, pukul-pukulan, tolong-menolong, pandang-memandang

Daftar Pustaka: 
S. Prawiroatmojo, Sari Kata bhasa Indonesia Untuk Sekolah Dasar, Marfiah, Surabaya, 1995
Waridah, Ernawati. 2009. EYD dan Seputar Kebahasa-Indonesia. Jakarta: Kawan Pustaka

Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Pembaca yang budiman, jika Anda merasa bahwa artikel di blog ini bermanfaat, silakan bagikan ke media sosial lewat tombol share di bawah ini:
 
About - Contact Us - Sitemap - Disclaimer - Privacy Policy
Back To Top