Biji Kelor Bahan Alami Penjernih Air Keruh/Kotor

Biji Kelor Bahan Alami Penjernih Air Keruh/Kotor
Tanaman Kelor (Moringa oleifera) kini jarang ditanam orang, karena dianggap kurang bermanfaat. paling santer dicari kalau kebtulan ada orang yang meningal dunia. Daunnya dicampur dengan air yang digunakan untuk memandikan jenazah. Tapi di tangan Drs.Djoko Srihono, peneliti dari Yogyakarta, Yayasan Dian Desa Yogyakarta, kelor jadi sangat berharga. Bijinya bisa digunakan untuk menjernihkan air yang keruh/kotor. Bijinya sanggup menyelamatkan masyarakat pedesaan dari kekurangan air bersih. Bagaimana Ceritanya simak berikut ini.
Biji Kelor Bahan Alami Penjernih Air Keruh/Kotor
Datanglah ke desa Muntil atau Melikan kelurahan Gedong Kecamatan Pracimantoro, 35 km selatan Wonogiri, Jawa Tengah. Anda bisa menyaksikan betapa masyarakat di sana setiap harinya tak bisa lepas dari biji kelor.

Dua dusun di punggung gunung kapur ini oleh Yayasan Dian Desa Yogyakarta dijadikan sample uji coba penerapan hasil penelitian Djoko Srihono. Menurut Dra. Cristina Aritanti, asisten direktur Yayasan Dian Desa, kedua dusun ituterpilih karena jauh dari sumber mmata air bersih dan masyarakatnya masih menggunakan telaga sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari, bukan hanya untuk mandi, gosok gigi, mencuci apa saja, tapi juga untuk kebutuhan makan dan minum. Mereka (anak, orang dewasa, , tua, muda, laki-laki, perempuan) berbaur menjadi satu, bahkan sapi kerbau pun ikut berbaur mandi di situ, air kencing dan kotoran lainpun, tak terelakkan lagi ikut mencemari air telaga tersebut.

orang-orang di situ bukannya tidak tahu kalau air telaga tersebut tidak memenuhi standar kebersihan dan kesehatan. Tapi kondisi geografis/alam yang memaksa Mereka berbuat demikian. Tak ada sumber air lain, kecuali telaga terebut.

Penduduk di dusun tersebut sekitar 500 jiwa  semuanya menggunakan air telaga tersebut untuk memenuhi kebutuhan Mereka.

Telaga dengan luas sekitar 1.25 ha ini tak pernah sepi mulai pukul 05:00 sampai 17;00 WIB. Saking sibuknya telaga ini diberi nama " Telaga Keramaian".
Airnya diam tak mengalir, air busa bekas keramas, cucian bercampur jadi satu dengan air kencing sapi dan kerbau. Untung lah masyarakat di sana sudah memiliki semacam konsensus, Wanita yang sedang datang bulan tak akan berendam dalam telaga sehingga tidak menambah kotor dan mewarnai air dengan darah menstruasinya.

Usai mandi dan mencuci Mereka membawa pulang satu dua jerigen berisi air telaga. Air inilah yang digunakan untuk memasak dan minum setelah dicampur dengan biji kelor. Sat hari hanya membutuhkan 12 biji untuk menjernihkan sekitar 20 liter air, atau 6 biji untuk 10 liter air. 

Kini kesadaran warga masyarakat tentang pentingnya air bersih bagi kesehatan sudah meningkat, sejak diperkenalkannya tekhnologi sederhana penjernih air pada tahun 1989. Begitu pula dusun muntil yang baru mengenal tekhnologi sederhana penjernih air sejak 1992.

proyek kemanusiaan yang melibatkan kerja sama antara Kedutaan Salandia Baru dan Canada Fund ini, hasilnya sanggyp merubah kebiasaan dan perilaku masyarakat untuk hidup layak. Pada awalnya memang banyak sekali benturan-benturan, karena bagaimanapun berkaitan dengan perubahan kebiasaan lama. Disamping pendekatan psikologis dan antropologis, perlu pula bimbingan dan petunjuk yang rutin dan menggunakan berbagai media sosialisasi, seperti filam, bahan bacaan dan plakat, spanduk, brosur yang bersifat mengajak.

Cara Menjernihkan Air Keruh/kotor dengan Biji Kelor
Caranya sebenarnya sangat mudah yaitu:
1. Untuk menjernihkan sekitar 10 liter air hanya dibutuhkan 6 biji kelor yang sudah tua dan kering dipohon.
2. Setelah dikupas kulitnya biji kelor ditumbuk dn dicampur dengan setengah gelas air.
3. Campuran dimasukan kedalam sebuah botol lalu dikocok selama lima menit.
4. Hasil kocokan lalu dimasukan ke dalam ember/bak air/gentong yang berisi air keruh/kotor yang hendak dijernihkan.
5. Lalu diaduk secara perlahan dengan arah berlawanan selama lima menit.
6. lalu tunggu sekitar 1 jam
7. setelah terjadi pengendapan maka air siap dimanfaatkan

Biji kelor akan bekerja secara cepat dan tangkas bak teri, sehingga warna air akan berubah menjadi jernih/bening, bersih dan sehat, serta siap pakai. tapi sebelum diminum air tetap harus dimasak terlebih dahulu, sebab biji kelor tidak membunuh bakteri, melainkan hanya mengendapkan air. Ingat... air yang sudah dijernihkan dengan biji kelor tersebut harus segera digunakan, jangan sampai disimpan lebih dari 24 jam, karena air akan sedikit berbau.

Kenapa menggunakan Biji kelor? 
- Biji kelor mudah didapat
- Biji kelor murah harganya
- Biji kelor tidak mencemari alam
- Biji kelor tidak mengganggu kesehatan manusia
- Biji kelor aman dan tak beracun (sesuai hasil penelitian Laboratorium Farmakologi UGM)

Perkembangan tekhnologi tepat guna yang murah meriah lainnya harus kita lestarikan dan dikembangkan.
Penggunaan biji kelor ini tak terbatas pada air keruh/kotor telaga, sungai, sumur, gunung, tapi juga air manapun dan apapun.

Dari uji coba dengan tikus, ternyata biji kelor tidak berbahaya bagi kesehatan.
Mari kita lestarikan pohon kelor ini agar stok dan persediaan kedepan tercukupi, karena sampai sekarang masih banyak daerah-daerah lain yang membutuhkan air bersih, sehinga biji kelor ini dapat digunakan untuk menjernihkan air dan menyehatkan masyarakat.

Pengetahuan mengenai "tekhnologi sederhana" Penjernihan air dengan biji kelor ini perlu disebarluaskan, mengingat masih banyak masyarakat di daerah lain yang mengalami hal yang sama seperti di daerah ini. yaitu kekurangan air bersih. apalagi saat musim kemarau yang bisa dikatakan rutin menimpa negeri ini.

Kurangnya pasokan biji kelor yang kemudian menjadi masalah harus kita selesaikan dengan penanaman pohon kelor yang sangat mudah dilakukan.

Ada dua macam penanaman pohon kelor yaitu: 
1. Dengan cara menanam bijinya. Caranya biji yang sudah tua, utuh, sudah masak dipetik dan dikering dari pohon disemaikan dalam plastik/polibeck yang dilubangi bagian bawahnya. Sebelumnya kantong plastik diisi dengan pasir, tanah dan 20% pupuk kompos yang dicampur sampai homogen. Setiap kantong plastik sebaiknya diisi 2 atau 3 biji sedalam 1 centimeter dan ditimbuni tanah.
Persemaian harap dijaga dari sengatan sinar matahari langsung dengan cara diberi peneduh. Jangan lupa disiram air secukupnya pagi dan sore hari. lalu tunggu sekitar 5 sampai 7 hari kedepan, maka akan muncul daun kecil pertama, genap satu bulan tingginya akan mencapai sekitar 25 centimeter. Menginjak bulan kedua bibit siap untuk di pindahkan ke kebun.

2. Dengan cara distek. Stek dibuat dari cabang pohon yang sehat dan sudah tua. Cabang dipotong-potong sepanjang 1 meter, kemudian ujung bawahnya dipotong miring agak meruncing. Stek ditancapkan di tanah dengan jarak sekitar 0,5 meter, 0,5 meter. Perlu diingat peneneman sebaiknya pada saat musim awal hujan sehingga kita tidak perlu menyiramnya.

Mari budidayakan pohon kelor karena bijinya terkenal dengan "Si Penjernih Air Keruh/Kotor"

Dikutip: Dari Majalah Intisari Edisi Agustus 1993
Pembaca yang budiman, jika Anda merasa bahwa artikel di blog ini bermanfaat, silakan bagikan ke media sosial lewat tombol share di bawah ini:
 
About - Contact Us - Sitemap - Disclaimer - Privacy Policy
Back To Top