Modal Kemampuan Awal Dan Kesulitan Belajar Anak
Kita tahu bahwa semua makhluk yang ada di dunia ini, ketika diciptakan oleh Allah SWT sudah dibekali dengan kemampuan masing-masing untuk bisa menjalani kehidupan di dunia ini. Memang terkadang menurut mata telanjang ada yang kurang tapi disisi lain pasti ada kelebihan, karena manusia memang tidak ada yang sempurna. karena itulah tugas manusia memang untuk selalu belajar dan belajar.
Dalam dunia pendidikan terkadang ada anak yang mengalami kesulitan belajar, Mereka yang mengalami hal tersebut bukanlah anak yang bodoh, tapi memang mereka lambat dalam menerima dan merespon sesuatu. jangan pernah kita memvonis seorang anak dengan sebutan anak bodoh, goblok, tolol, dan lain sebagainya. Bersyukurlah yang diberi kemampuan lebih, tapi tidak sepantasnya kita menghina dan merendahkan Mereka yang diberi kekurangan.
Memahami konsep kemampuan awal dan Kesulitan Belajar; tidak semudah membalikkan telapak tangan, perlu proses dan cara yang tepat dan sistematis sehingga kita dapat menyimpulkan dan mengambil langkah selanjutnya dengan tepat. karenanya pahamilah langkah-langkah berikut ini.
1. Memahami cara mengidentifikasi kemampuan awal, Kesulitan Belajar, dan faktor Kesulitan Belajar;
2. Menggunakan hasil identifikasi kemampuan awal dan Kesulitan Belajar untuk memfasilitasi pembelajaran yang lebih baik.
Tingkat dan jenis karakteristik perilaku siswa yang telah dimiliki sebelum pembelajaran
Kesiapan, kematangan, serta tingkat penguasaan dari pengetahuan dan keterampilan dasar digunakan untuk:
Mempertimbangan dalam memilih bahan, prosedur, metode, teknik dan alat bantu PROSES BELAJAR MENGAJAR
membandingkan nilai pre-tes dengan post-tes perubahan perilaku yang telah terjadi disetiap waktu.
Identifikasi Kemampuan Awal
Untuk mengetahui:
- Jenis dan ruang lingkup pengetahuan yang telah diketahui dan dikuasai
- Tingkat dan tahap serta jenis kemampuan (kognitif, afektif dan psikomotor) yang telah dicapai a.l.:
a. Implementasi (penerapan) Pembelajaran
b. Indentifikasi perilaku awal atau kemampuan awal
c. aspek kognitif
d. aspek afektif
e. aspek konatif
f. aspek sensori-motorik
Selanjutnya adalah tentukan aspek terpenting kemudian
- Berikan pertanyaan lisan atau tes awal secara tertulis
- Gunakan perbedaan karakteristik sebagai dasar pertimbangan perencanaan dan pengelolaan pembelajaran
- Sesuaikan pembelajaran dengan tingkat kecerdasan anak
- Gunakan metode dan media pembelajaran sesuai minat dan motivasi belajar
Identifikasi Kesulitan Belajar
Pengertian
Tidak semua peserta didik berhasil mencapai tujuan-tujuan belajar sesuai dengan taraf kualifikasi yang diharapkan.
Kesulitan Belajar: jika peserta didik menunjukkan kegagalan tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya
1. Ciri- Ciri Anak yang Mengalami Kesulitan Belajar
- Dalam batas waktu tertentu tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau penguasaan minimal yang telah ditetapkan
- Tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya (berdasarkan intelegensinya).
- Tidak mewujudkan tugas-tugas perkembangan, termasuk penyesuaian sosial sesuai dengan pola organisme pada fase perkembangan tertentu.
- Tidak berhasil mencapai tingkat penguasaan yang diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan pada tingkat pelajaran berikutnya.
- Susah untuk fokus
- Mengalami kesulitan dalam mengikuti perintah yang diberikan
- Sulit mengerti tentang konsep waktu
- Menunjukan gejala emosional yang kurang wajar, (pendiam, mudah marah, pemurung, mudah tersinggung)
"Kesulitan belajar bukanlah suatu penyakit, melainkan tanda dari perkembangan otak yang masih kurang optimal," ujar Ike R Sugianto, Psi, seorang psikolog anak dalam rilis seminar Identifikasi Gangguan Perkembangan yang diterima detikHealth, Jumat (1/4/2011).
Ike menuturkan ada beberapa ciri yang menunjukkan anak mengalami kesulitan belajar yaitu:
Nilai pelajaran yang naik turun
Sulit mengatur kegiatan atau barang
- Mudah lupa
- Sering kehilangan barang-barang
- Sering melamun
- Ceroboh dan tidak teliti
- Tidak termotivasi untuk belajar
- Mudah menyerah
- Sulit duduk tenang untuk jangka waktu yang lama
- Banyak berbicara
- Sulit menunggu giliran
- Suka jail, iseng dan impulsif
2. Diagnostik Kesulitan Belajar
a. Pengertian
proses untuk memahami jenis dan karakteristik Kesulitan Belajar serta latar belakang Kesulitan Belajar
dengan cara menghimpun dan menggunakan data selengkap dan seobjektif mungkin dan membuat kesimpulan dan keputusan serta mencari alternatif pemecahan
b. Prosedur dan Teknik Diagnostik Kesulitan Belajar
Identifikasi:
siswa yang mengalami Kesulitan Belajar,
letak kesulitan,
latar belakang kesulitan
alternatif pemecahan masalah
pencegahan agar Kesulitan Belajar tidak terjadi?
c. Penyebab Kesulitan Belajar
Diagnostik Kesulitan Belajar berdasarkan teknik dan instrumen:
- Diagnosis Umum: tes baku (mis. evaluasi & pengukuran psikologi dan hasil belajar) tentukan siapa yang mengalami kesulitan
- Diagnostik Analitik: tes diagnosis tentukan letak kesulitan
- Diagnostik Psikologi: 1) Observasi; 2) Analisis karya tulis; 3) Analisi proses dan respon lisan; 4) Analisis berbagai catatan objektif; 5) Analisi berbagai catatan objektif; 6) Wawancara; 7) pendekatan laboratories dan klinis; 8) Studi kasus. (Burton dalam Makmun, 2009:310)
3. Mengidentifikasi Kesulitan Belajar
a. Menandai dan Menemukan Kesulitan Belajar
Tentukan siapa yg alami Kesulitan Belajar: analisis catatan observasi atau laporan proses PROSES BELAJAR MENGAJAR
Catatan belajar siswa : kecepatan siswa selesaikan tugas
Catatan kehadiran
Catatan partisipasi: pasif alami Kesulitan Belajar; sangat penting untuk mapel yg utamakan komunikasi dan interaksi sosial dalam berpendapat/ menyanggah/ berargumentasi
Catatan sosiometri: untuk mapel tertentu yg menuntut kerjasama mengetahui anak yg terisolir
b. Melokalisasi Letak Kesulitan Belajar
Tujuan:
1) Kesulitan Belajar pada mapel apa?
2) karakteristik Kesulitan Belajar
Identifikasi Kesulitan Belajar pada mapel apa?: bandingkan nilai anak dengan Kriteria Ketuntasan Minimal dan rata-rata mapel; di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal Kesulitan Belajar
Ranking yg alami Kesulitan Belajar skala prioritas bantuan makin jauh di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal makin besar Kesulitan Belajar
Sebagian besar siswa Kesulitan Belajar: kasus kelompok
Sebagian kecil siswa Kesulitan Belajar: kasus individu
Identifikasi kawasan tujuan belajar dan ruang lingkup mapel yang bermasalah: mapel yang alami Kesulitan Belajar via analisis lembar jawaban UAS/UTS, evaluasi reflektif, formatif, pre-post test bila belum ada tes diagnostik khusus.
c. Analisis Catatan Proses Pembelajaran
Tujuan: tentukan aspek proses belajar yg alami Kesulitan Belajar
Analisis:
- waktu penyelesaian tugas atau soal
- kehadiran
- partisipasi dalam PROSES BELAJAR MENGAJAR
- penyesuaian sosial
- Hasil analisis: jelas tunjukkan posisi dari kasus ybs.
4. Mengidentifikasi Faktor Kesulitan Belajar
a. Jika kasus kelompok
Jika kasus kelompok (mayoritas peserta didik memiliki Kesulitan Belajar) faktor penyebab Kesulitan Belajar berasal luar diri peserta didik.
Kemungkinan besar faktor penyebabnya kondisi sekolah:
- kualifikasi guru,
- pembelajaran,
- materi,
- teman
- sistem penilaian,
- strategi/metode/teknik PROSES BELAJAR MENGAJAR yang tidak sesuai dengan keragaman ANAK, dsb.)
b. Jika kasus individual
Jika kasus individual faktor penyebab Kesulitan Belajar berasal dari diri peserta didik.
Kemungkinan besar faktor penyebabnya bersumber dari :
- kemampuan dasar atau potensi:
- intelegensi dan bakat;
- bukan yg bersifat potensial: kurang memiliki keterampilan dan pengetahuan dasar yang diperlukan dari suatu bidang studi,
- aspek fisik: kesehatan, gangguan panca indra, kecacatan dsb.
- Emosional: kecemasan, phobia, penyesuaian yang salah),
- kurang minat dan motivasi belajar,
- sikap dan kebiasaan belajar yang negatif,
- kurang konsentrasi,
- kurang mampu menyesuaikan diri, dsb.
- latar belakang keluarg
- kesehatan
5. Membuat Alternatif Bantuan
Hasil diagnosis:
dasar keputusan memberikan bantuan bagi ANAK yang mengalami Kesulitan Belajar
Dibuat program dan penetapan alternatif bantuan yang harus diberikan kanak ANAK yang mengalami Kesulitan Belajar
Komponen program a.l.:
- Siapa yang mengalami Kesulitan Belajar?
- Apa materinya?
- Siapa yang mengalami akan membantu?
- Bagaimana caranya?
6. Melakukan Tindak Remedial atau Membuat Referal Oleh guru:
Jika masalah tekait dengan PROSES BELAJAR MENGAJAR
Melalui PROSES BELAJAR MENGAJAR remedial
Oleh pihak lain:
orang tua
aspek kepribadian dan medis
guru hanya membuat rekomendasi atau rujukan.
7. Evaluasi
Tujuan: mengetahui keberhasilan dari bantuan yang diberikan.
Artinya:
Kemajuan: anak dapat dibantu keluar dari masalah Kesulitan Belajar
belum berhasil
8. Implementasi dalam Pembelajaran
Pahami gejala-gejala anak yang mengalami Kesulitan Belajar
Identifikasi Kesulitan Belajar dan bantulah ANAK untuk mengatasi Kesulitan Belajar
Berikan PROSES BELAJAR MENGAJAR remedial: jika masalahnya pada PROSES BELAJAR MENGAJAR dan guru masih sanggup.
Buat rujukan untuk tenaga ahli (konselor pendidikan, dokter, psikolog) bila permasalahannya di luar kemampuan guru.
Apa yang bisa kita Bantu untuk ANAK yang mengalami Kesulitan Belajar untuk:
1. Optimalkan prestasi belajar,
2. meningkatkan kepercayaan diri dan minat
3. Sikap positif terhadap pelajaran.
4. Bekerja sama dengan rekan sejawat dan orangtua untuk lebih memahami faktor penyebab Kesulitan Belajar.
5. Cegahlah Kesulitan Belajar: rancang PROSES BELAJAR MENGAJAR yang sesuai dengan keragaman ANAK
6. Beri motivasi dan reward (Memberikan pujian)
7. Menerima keadaan yang ada, dalam hal ini bukan berdiam diri, bukang menyangkali, berhenti menyalahkan diri sendiri, orang lain atau Tuhan serta berhenti menangisi diri sendiri
8. Melakukan pemeriksaan baik secara psikologis, motorik, neurologis, mata, THT dan alergi
9. Berkomitmen 100 persen untuk menjalani program terapi serta mengubah pola pikir dan pola asuh
10. Menyeimbangkan antara kasih sayang dan disiplin
11. Menghindari label negatif (bodoh, goblok, tolol, nakal dan lain sebagainya)
Hal-hal yang harus dihindari karena tidak akan membantu anak mengatasi kesulitan belajarnya malah sebaliknya akan membuat sianak semakin rendah diri dan kurang percaya diri seperti:
Memarahi, menghukum atau mempermalukannya
Memberi cap atau sebutan negatif
Memperbanyak latihan dan les
Mengiming-imingi hadiah
Kita tahu bahwa semua makhluk yang ada di dunia ini, ketika diciptakan oleh Allah SWT sudah dibekali dengan kemampuan masing-masing untuk bisa menjalani kehidupan di dunia ini. Memang terkadang menurut mata telanjang ada yang kurang tapi disisi lain pasti ada kelebihan, karena manusia memang tidak ada yang sempurna. karena itulah tugas manusia memang untuk selalu belajar dan belajar.
Dalam dunia pendidikan terkadang ada anak yang mengalami kesulitan belajar, Mereka yang mengalami hal tersebut bukanlah anak yang bodoh, tapi memang mereka lambat dalam menerima dan merespon sesuatu. jangan pernah kita memvonis seorang anak dengan sebutan anak bodoh, goblok, tolol, dan lain sebagainya. Bersyukurlah yang diberi kemampuan lebih, tapi tidak sepantasnya kita menghina dan merendahkan Mereka yang diberi kekurangan.
Memahami konsep kemampuan awal dan Kesulitan Belajar; tidak semudah membalikkan telapak tangan, perlu proses dan cara yang tepat dan sistematis sehingga kita dapat menyimpulkan dan mengambil langkah selanjutnya dengan tepat. karenanya pahamilah langkah-langkah berikut ini.
1. Memahami cara mengidentifikasi kemampuan awal, Kesulitan Belajar, dan faktor Kesulitan Belajar;
2. Menggunakan hasil identifikasi kemampuan awal dan Kesulitan Belajar untuk memfasilitasi pembelajaran yang lebih baik.
Tingkat dan jenis karakteristik perilaku siswa yang telah dimiliki sebelum pembelajaran
Kesiapan, kematangan, serta tingkat penguasaan dari pengetahuan dan keterampilan dasar digunakan untuk:
Mempertimbangan dalam memilih bahan, prosedur, metode, teknik dan alat bantu PROSES BELAJAR MENGAJAR
membandingkan nilai pre-tes dengan post-tes perubahan perilaku yang telah terjadi disetiap waktu.
Identifikasi Kemampuan Awal
Untuk mengetahui:
- Jenis dan ruang lingkup pengetahuan yang telah diketahui dan dikuasai
- Tingkat dan tahap serta jenis kemampuan (kognitif, afektif dan psikomotor) yang telah dicapai a.l.:
a. Implementasi (penerapan) Pembelajaran
b. Indentifikasi perilaku awal atau kemampuan awal
c. aspek kognitif
d. aspek afektif
e. aspek konatif
f. aspek sensori-motorik
Selanjutnya adalah tentukan aspek terpenting kemudian
- Berikan pertanyaan lisan atau tes awal secara tertulis
- Gunakan perbedaan karakteristik sebagai dasar pertimbangan perencanaan dan pengelolaan pembelajaran
- Sesuaikan pembelajaran dengan tingkat kecerdasan anak
- Gunakan metode dan media pembelajaran sesuai minat dan motivasi belajar
Identifikasi Kesulitan Belajar
Pengertian
Tidak semua peserta didik berhasil mencapai tujuan-tujuan belajar sesuai dengan taraf kualifikasi yang diharapkan.
Kesulitan Belajar: jika peserta didik menunjukkan kegagalan tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya
1. Ciri- Ciri Anak yang Mengalami Kesulitan Belajar
- Dalam batas waktu tertentu tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau penguasaan minimal yang telah ditetapkan
- Tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya (berdasarkan intelegensinya).
- Tidak mewujudkan tugas-tugas perkembangan, termasuk penyesuaian sosial sesuai dengan pola organisme pada fase perkembangan tertentu.
- Tidak berhasil mencapai tingkat penguasaan yang diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan pada tingkat pelajaran berikutnya.
- Susah untuk fokus
- Mengalami kesulitan dalam mengikuti perintah yang diberikan
- Sulit mengerti tentang konsep waktu
- Menunjukan gejala emosional yang kurang wajar, (pendiam, mudah marah, pemurung, mudah tersinggung)
"Kesulitan belajar bukanlah suatu penyakit, melainkan tanda dari perkembangan otak yang masih kurang optimal," ujar Ike R Sugianto, Psi, seorang psikolog anak dalam rilis seminar Identifikasi Gangguan Perkembangan yang diterima detikHealth, Jumat (1/4/2011).
Ike menuturkan ada beberapa ciri yang menunjukkan anak mengalami kesulitan belajar yaitu:
Nilai pelajaran yang naik turun
Sulit mengatur kegiatan atau barang
- Mudah lupa
- Sering kehilangan barang-barang
- Sering melamun
- Ceroboh dan tidak teliti
- Tidak termotivasi untuk belajar
- Mudah menyerah
- Sulit duduk tenang untuk jangka waktu yang lama
- Banyak berbicara
- Sulit menunggu giliran
- Suka jail, iseng dan impulsif
2. Diagnostik Kesulitan Belajar
a. Pengertian
proses untuk memahami jenis dan karakteristik Kesulitan Belajar serta latar belakang Kesulitan Belajar
dengan cara menghimpun dan menggunakan data selengkap dan seobjektif mungkin dan membuat kesimpulan dan keputusan serta mencari alternatif pemecahan
b. Prosedur dan Teknik Diagnostik Kesulitan Belajar
Identifikasi:
siswa yang mengalami Kesulitan Belajar,
letak kesulitan,
latar belakang kesulitan
alternatif pemecahan masalah
pencegahan agar Kesulitan Belajar tidak terjadi?
c. Penyebab Kesulitan Belajar
Diagnostik Kesulitan Belajar berdasarkan teknik dan instrumen:
- Diagnosis Umum: tes baku (mis. evaluasi & pengukuran psikologi dan hasil belajar) tentukan siapa yang mengalami kesulitan
- Diagnostik Analitik: tes diagnosis tentukan letak kesulitan
- Diagnostik Psikologi: 1) Observasi; 2) Analisis karya tulis; 3) Analisi proses dan respon lisan; 4) Analisis berbagai catatan objektif; 5) Analisi berbagai catatan objektif; 6) Wawancara; 7) pendekatan laboratories dan klinis; 8) Studi kasus. (Burton dalam Makmun, 2009:310)
3. Mengidentifikasi Kesulitan Belajar
a. Menandai dan Menemukan Kesulitan Belajar
Tentukan siapa yg alami Kesulitan Belajar: analisis catatan observasi atau laporan proses PROSES BELAJAR MENGAJAR
Catatan belajar siswa : kecepatan siswa selesaikan tugas
Catatan kehadiran
Catatan partisipasi: pasif alami Kesulitan Belajar; sangat penting untuk mapel yg utamakan komunikasi dan interaksi sosial dalam berpendapat/ menyanggah/ berargumentasi
Catatan sosiometri: untuk mapel tertentu yg menuntut kerjasama mengetahui anak yg terisolir
b. Melokalisasi Letak Kesulitan Belajar
Tujuan:
1) Kesulitan Belajar pada mapel apa?
2) karakteristik Kesulitan Belajar
Identifikasi Kesulitan Belajar pada mapel apa?: bandingkan nilai anak dengan Kriteria Ketuntasan Minimal dan rata-rata mapel; di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal Kesulitan Belajar
Ranking yg alami Kesulitan Belajar skala prioritas bantuan makin jauh di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal makin besar Kesulitan Belajar
Sebagian besar siswa Kesulitan Belajar: kasus kelompok
Sebagian kecil siswa Kesulitan Belajar: kasus individu
Identifikasi kawasan tujuan belajar dan ruang lingkup mapel yang bermasalah: mapel yang alami Kesulitan Belajar via analisis lembar jawaban UAS/UTS, evaluasi reflektif, formatif, pre-post test bila belum ada tes diagnostik khusus.
c. Analisis Catatan Proses Pembelajaran
Tujuan: tentukan aspek proses belajar yg alami Kesulitan Belajar
Analisis:
- waktu penyelesaian tugas atau soal
- kehadiran
- partisipasi dalam PROSES BELAJAR MENGAJAR
- penyesuaian sosial
- Hasil analisis: jelas tunjukkan posisi dari kasus ybs.
4. Mengidentifikasi Faktor Kesulitan Belajar
a. Jika kasus kelompok
Jika kasus kelompok (mayoritas peserta didik memiliki Kesulitan Belajar) faktor penyebab Kesulitan Belajar berasal luar diri peserta didik.
Kemungkinan besar faktor penyebabnya kondisi sekolah:
- kualifikasi guru,
- pembelajaran,
- materi,
- teman
- sistem penilaian,
- strategi/metode/teknik PROSES BELAJAR MENGAJAR yang tidak sesuai dengan keragaman ANAK, dsb.)
b. Jika kasus individual
Jika kasus individual faktor penyebab Kesulitan Belajar berasal dari diri peserta didik.
Kemungkinan besar faktor penyebabnya bersumber dari :
- kemampuan dasar atau potensi:
- intelegensi dan bakat;
- bukan yg bersifat potensial: kurang memiliki keterampilan dan pengetahuan dasar yang diperlukan dari suatu bidang studi,
- aspek fisik: kesehatan, gangguan panca indra, kecacatan dsb.
- Emosional: kecemasan, phobia, penyesuaian yang salah),
- kurang minat dan motivasi belajar,
- sikap dan kebiasaan belajar yang negatif,
- kurang konsentrasi,
- kurang mampu menyesuaikan diri, dsb.
- latar belakang keluarg
- kesehatan
5. Membuat Alternatif Bantuan
Hasil diagnosis:
dasar keputusan memberikan bantuan bagi ANAK yang mengalami Kesulitan Belajar
Dibuat program dan penetapan alternatif bantuan yang harus diberikan kanak ANAK yang mengalami Kesulitan Belajar
Komponen program a.l.:
- Siapa yang mengalami Kesulitan Belajar?
- Apa materinya?
- Siapa yang mengalami akan membantu?
- Bagaimana caranya?
6. Melakukan Tindak Remedial atau Membuat Referal Oleh guru:
Jika masalah tekait dengan PROSES BELAJAR MENGAJAR
Melalui PROSES BELAJAR MENGAJAR remedial
Oleh pihak lain:
orang tua
aspek kepribadian dan medis
guru hanya membuat rekomendasi atau rujukan.
7. Evaluasi
Tujuan: mengetahui keberhasilan dari bantuan yang diberikan.
Artinya:
Kemajuan: anak dapat dibantu keluar dari masalah Kesulitan Belajar
belum berhasil
8. Implementasi dalam Pembelajaran
Pahami gejala-gejala anak yang mengalami Kesulitan Belajar
Identifikasi Kesulitan Belajar dan bantulah ANAK untuk mengatasi Kesulitan Belajar
Berikan PROSES BELAJAR MENGAJAR remedial: jika masalahnya pada PROSES BELAJAR MENGAJAR dan guru masih sanggup.
Buat rujukan untuk tenaga ahli (konselor pendidikan, dokter, psikolog) bila permasalahannya di luar kemampuan guru.
Apa yang bisa kita Bantu untuk ANAK yang mengalami Kesulitan Belajar untuk:
1. Optimalkan prestasi belajar,
2. meningkatkan kepercayaan diri dan minat
3. Sikap positif terhadap pelajaran.
4. Bekerja sama dengan rekan sejawat dan orangtua untuk lebih memahami faktor penyebab Kesulitan Belajar.
5. Cegahlah Kesulitan Belajar: rancang PROSES BELAJAR MENGAJAR yang sesuai dengan keragaman ANAK
6. Beri motivasi dan reward (Memberikan pujian)
7. Menerima keadaan yang ada, dalam hal ini bukan berdiam diri, bukang menyangkali, berhenti menyalahkan diri sendiri, orang lain atau Tuhan serta berhenti menangisi diri sendiri
8. Melakukan pemeriksaan baik secara psikologis, motorik, neurologis, mata, THT dan alergi
9. Berkomitmen 100 persen untuk menjalani program terapi serta mengubah pola pikir dan pola asuh
10. Menyeimbangkan antara kasih sayang dan disiplin
11. Menghindari label negatif (bodoh, goblok, tolol, nakal dan lain sebagainya)
Hal-hal yang harus dihindari karena tidak akan membantu anak mengatasi kesulitan belajarnya malah sebaliknya akan membuat sianak semakin rendah diri dan kurang percaya diri seperti:
Memarahi, menghukum atau mempermalukannya
Memberi cap atau sebutan negatif
Memperbanyak latihan dan les
Mengiming-imingi hadiah