RANGKUMAN MATERI BAHASA INDONESIA SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK PERGURUAN TINGGI LENGKAP

RANGKUMAN MATERI BAHASA INDONESIA SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK PERGURUAN TINGGI LENGKAP

Contents [Show Up]
RANGKUMAN MATERI BAHASA INDONESIA SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK PERGURUAN TINGGI LENGKAP
1. Apresiasi Puisi
a. Ciri-ciri puisi
Berdasarkan sejarah perpuisian Indonesia modern, secara garis besar puisi dapat
dibagi menjadi: Puisi Lama, Puisi Balai Pustaka, Puisi Pujangga Baru atau Puisi Baru,
Puisi Angkatan 45 atau Puisi Bebas, dan Puisi Kontemporer. sesuai dengan tujuan,
pembahasan apresiasi puisi ini dibatasi pada jenis, ciri-ciri, dan contoh-contoh Puisi
Lama dan Puisi Baru.

1) Puisi Lama
Puisi Lama (sering disebut juga puisi Melayu Lama) adalah puisi yang
memancarkan kehidupan masyarakat lama, adat istiadat, dan kebiasaan
masyarakat lama (Alisjahbana,1954: 4).
Kita mengenal beberapa jenis puisinya, antara lain: pantun, syair, gurindam, dan talibun.

Pantun adalah jenis puisi lama yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
(a) setiap baitnya terdiri atas empat larik/baris;
(b) memiliki rima akhir (persamaan bunyi) /a/-/b/-/a/-/b/;
(c) tiap larik biasanya terdiri atas empat kata; (d) larik pertama dan kedua
merupakan sampiran (semacam teka-teki), sedangkan larik ketiga dan keempat
merupakan isi. Berikut beberapa contohnya.
Elok rupanya si kumbang jati,
dibawa itik pulang petang.
Tidak terkata besar hati,
melihat ibu sudah datang.
Hiu beli belanak pun beli,
udang di Manggung beli pula.
Adik benci kakak pun benci,
orang di kampung benci pula.

Menurut ragam isinya ada tiga macam jenis pantun, yaitu: pantun anak-anak, pantun
orang muda, dan pantun orangtua. Pantun anak-anak dapat dirinci menjadi pantun
bersukacita dan pantun berdukacita.Pantun orang muda dapat dibagi menjadi
pantun dagang/nasib, pantun muda, dan pantun jenaka.Adapun pantun muda masih
dapat digolongkan ke dalam pantun berkenalan, pantun berkasih-kasihan, pantun
perceraian, dan pantun beriba hati.Sementara itu, pantun orangtua dapat dibagi
menjadi pantun nasihat, pantun adat, dan pantun agama.

Beberapa contoh pantun berikut ini dapat Anda tebak termasuk jenis yang mana.
Dari ke mana hendak ke mana,
dari Jepang ke bandar Cina.
Kalau boleh kami bertanya,
bunga yang kembang siapa punya.
Pecah ombak di Tanjung Cina,
menghempas pecah di tepian.
Biarlah makan dibagi dua,
asalkan adik jangan tinggalkan.
Pulau Pandan jauh di tengah,
di balik Pulau Angsa Dua.
Hancur badan di kandung tanah,
budi baik terkenang jua.

Syair adalah jenis puisi lama yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (a) setiap
baitnya terdiri atas empat larik; (b) mempunyai rima yang sama setiap lariknya, yaitu
/a/-/a/-/a/-/a/; (c) semua larik merupakan isi, biasanya tidak selesai dalam satu bait
karena digunakan untuk menyampaikan suatu cerita; (d) isinya berupa cerita yang
mengandung unsur mitos, sejarah, agama/falsafah, atau rekaan belaka. Contoh
syair misalnya: Syair Singapura Dimakan Api (sejarah), Syair Perahu (berisi ajaran
agama), Syair Bidadari (rekaan), Syair Ken Tambuhan (rekaan), dan lain-lain.
Berikut dikutipan dua bait dari Syair Ken Tambuhan.

Gurindam adalah jenis puisi lama yang mempunyai ciri-ciri: (a) setiap bait terdiri
atas dua larik; (b) setiap bait berima akhir /a/-/a/; (c) larik pertama merupakan sebab
atau syarat, sedangkan larik kedua merupakan akibat atau simpulan; (d) kedua
larik merupakan kesatuan yang utuh, dan isinya biasanya berupa nasihat tentang
keagamaan, budi pekerti, pendidikan, moral, dan tingkah laku. Gurindam yang
paling terkenal adalah Gurindam Dua Belas yang dikarang oleh Raja Ali Haji yang
terdiri atas dua belas pasal.Berikut dikutipkan gurindam pasal II dan IV dari
Gurindam Dua Belas.
II
Barangsiapa meninggalkan sembahyang
seperti rumah tiada bertiang.
Barangsiapa meninggalkan zakat
tiadalah hartanya beroleh berkat.

IV
Hati itu kerajaan di dalam tubuh
jikalau lalim, segala anggota pun rubuh.
Pekerjaan marah jangan dibela
nanti hilang akal di kepala.
Talibun adalah jenis puisi lama yang mempunyai ciri-ciri: (a) setiap baitnya terdiri
atas 6, 8, 10 larik lebih, bahkan sampai ada talibun yang satu baitnya terdiri atas 20
larik; (b) mempunyai sampiran dan isi; (c) rumus rimanya abc-abc, abcd-abcd,
abcde-abcde, dan seterusnya; (d) terdiri dari dua bagian, bagian sampiran dan
bagian isinya. Jadi, talibun yang terdiri dari 6 larik misalnya, tiga larik pertama
merupakan sampiran, sedangkan 3 larik berikutnya merupakan isinya.Isinya
bervariasi.Ada yang mengisahkan kebesaran/kehebatan sesuatu tempat, keajaiban
sesuatu benda/peristiwa, kehebatan/kecantikan seseorang, dan kelakuan serta
sikap manusia.Berikut dikutipkan berapa contoh talibun.
Contoh talibun 6 larik (abc-abc).
Kalau anak pergi ke lepau
Yu beli belanak pun beli
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi merantau
Ibu cari sanak pun cari
Induk semang cari dahulu

2) Puisi Baru
Puisi-puisi pada periode Pujangga Baru dikenal sebagai puisi baru. Ciri-cirinya
antara lain:
a) para penyairnya sudah tidak lagi menulis puisi dalam bentuk pantun, syair,
atau gurindam;
b) jenis puisinya mengikuti bentuk baru seperti distichon (2 larik), tersina (3
larik), quartrain (4 larik), quint (5 larik), sextet (6 larik), septima (7 larik), oktaf
(8 larik), dan soneta (14 larik);
c) lariknya simetris, penuh rima dan irama;
d) pilihan katanya diwarnai dengan kata-kata yang indah-indah;
e) bahasa kiasan yang banyak dimanfaatkan adalah perbandingan.
Para penyairnya antara lain: Amir Hamzah, SutanTakdir Alisjahbana, J.E.
Tatengkeng, dan Asmara Hadi

Sebagai contoh berikut dikutipkan puisi karya J.E. Tatengkeng yang berjudul
“Perasaan Seni”
PERASAAN SENI
(J.E. Tatengkeng)
Bagaikan banjir gulung-gemulung,
Bagaikan topan seru-menderu,
Demikian Rasa,
Datang semasa.
Mengalir, menimbun, mendesak, mengepung,
Memenuhi sukma, menawan tubuh.
Serasa manis sejuknya embun,
Selagu merdu dersiknya angin,
Demikian Rasa,
Datang semasa,
Membisik, mengajak aku berpantun,
Mendayung jiwa ke tempat diingin.
Jika Kau datang sekuat raksasa,
Atau Kau menjelma secantik juwita,
Kusedia hati,
Akan berbakti,
Dalam tubuh Kau berkuasa,
Dalam dada Kau bertakhta.

b. Unsur Instrinsik
Puisi dibangun oleh dua unsur yang saling terkait, yakni strukturbatin/makna dan
strukturfisik yang berupa bahasa.Struktur fisik terdiri atas: diksi, citraan, bahasa kiasan,
rima, irama, dan tipografi; sedangkanstruktur batinterdiri atas: tema, perasaan, nada, dan amanat.

Diksi adalah pemilihan kata yang dilakukan oleh penyair dengan secermat-cermatnya untuk menyampaikan perasaan dan isi pikirannya dengan setepat-tepatnya agar terjelma ekspresi jiwanya seperti yang dikehendaki penyairnya secara maksimal sehingga pembaca pun akan merasakan hal yang sama.
Dalam diksi diperhatikan juga kosa kata, urutan kata, dan daya sugesti kata. Kosa kata dipilih untuk kekuatan ekspresi, menunjukkan ciri khas, suasana batin, dan latar belakang sosio budaya si penyair.

Citraan atau imaji adalah kata atau susunan kata-kata yg dapat mengungkapkan pengalaman pancaindra yang menyebabkan pembaca seolah-olah melihat,
mendengar, atau merasakan sesuatu.Pengimajian ditandai dengan pemakaian kata yang konkret dan khas.

Citraan adalah sebuah efek dalam gambaran angan atau pikiran yang sangat menyerupai gambaran yang dihasilkan oleh ungkapan penyair terhadap sebuah objek yang dapat ditangkap oleh indra penglihatan, pendengaran, perabaan, pencecapan, dan penciuman.
Perhatikan puisi karya Rendra berjudul “Episode” berikut ini
Kami duduk berdua di bangku halaman rumahnya.
Pohon jambu di halaman itu
berbuah dengan lebatnya
dan kami senang memandangnya.
Angin yang lewat
memainkan daun yang berguguran
Tiba-tiba ia bertanya:
"Mengapa sebuah kancing bajumu lepas terbuka?“
Aku hanya tertawa Lalu ia sematkan dengan mesra sebuah peniti menutup bajuku.
Sementara itu Aku bersihkan guguran bunga jambu yang mengotori rambutnya.
(Rendra, Empat Kumpulan Sajak, h.18)

Bahasa kiasan mencakup semua jenis ungkapan yang bermakna lain dengan makna
harfiahnya, yang bisa berupa kata, ataupun susunan kata yang lebih luas.Bahasa
kiasan berfungsi sebagai sarana untuk menimbulkan kejelasan gambaran angan
supaya menjadi lebih jelas, menarik, dan hidup. Perhatikan kata-kata yang dicetak
miring dalam penggalan kutipan puisi berjudul “Di Meja Makan” karya Rendra berikut ini
Ia makan nasi dan isi hati
pada mulut terkunyah duka
tatapan matanya pada lain isi meja
lelaki muda yang dirasa
tidak lagi dimilikinya.
Ruang diributi jerit dada
Sambal tomat pada mata
meleleh air racun dosa….

Ada banyak jenis bahasa kiasan yang dimanfaatkan dalam puisi, misalnya:
perbandingan (bahasa kiasan yang menggunakan kata-kata pembanding),
metafora(perbandingan yang tidak menggunakan kata-kata pembanding), dan
personifikasi (mempersamakan benda-benda dengan sifat manusia).
Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi. Rima berfungsi untuk membentuk
orkestrasi, yang dapat berbentuk asonansi (ulangan bunyi vokal pada kata yang
berurutan), dan aliterasi (ulangan bunyi konsonan pada awal kata yang berurutan), dsb.

Irama adalah pertentangan bunyi: tinggi/rendah, panjang/pendek, keras/ lemah yang
mengalun dengan teratur dan berulang-ulang sehingga membentuk keindahan;

sedangkan tipografi adalah susunan larik yang terikat dalam membentuk bait puisi,
bisa satu larik, dua larik, tiga larik, empat larik, dan seterusnya.
Struktur batin puisi terdiri dari: tema,perasaan, nada, dan amanat.
Tema adalah gagasan pokok atau pokok persoalan yang dikemukakan oleh
penyairnya. Secara garis besar hanya ada empat tema besar yang biasanya digeluti
oleh para penyair, yaitu keindahan alam, masalah manusia dalam hubungannya
dengan dirinya sendiri, masalah manusia dalam hubungannya dengan manusia lain,
dan masalah manusia dalam hubungannya dengan Tuhan yang menyangkut
semangat hidup manusia dalam mempertahankan kehidupannya yang lebih baik dan bermanfaat.

Perasaan adalah sikap penyair terhadap pokok persoalan (objek puisi) yang
digarapnya.Unsur perasaan terkait erat dengan unsur tema atau pokok persoalan
dalam puisi. Dalam lingkungan awam pun jika kita menghadapi sesuatu atau tingkah
seseorang, kita bisa bersikap simpatik, acuh tak acuh.
Nada adalah sikap penyair terhadap pembacanya(bisa menggurui, penuh kesinisan,
mengejek, menyindir, humor, atau secara lugas). Dengan demikian nada sajak sangat
erat kaitannya dengan rasa dan pokok persoalan yang dikandung puisi tersebut.
Amanat adalah tujuan atau pesan yang secara eksplisit maupun implisit ingin
disampaikan penyair melalui puisi-puisinya kepada pembacanya.

c. Memparafrasekan Puisi
Memparafrasekan puisi adalah mengubah bentuk puisi menjadi prosa (memprosakan
puisi) atau puisi diwajarkan sesuai dengan susunan bahasa yang normatif setelah
sebelumnya dilakukan pemenggalan/ penjedaan dengan tepat. Kata-kata dalam puisi
tersebut (bilamana perlu) diberi tambahan kata sambung seperti: dan, tetapi,
meskipun, seperti, dsb. (yang diletakkan dalam kurung).
Sebagai contoh berikut dikutipkan sajak Chairil Anwar yang berjudul “Doa”.

DOA
kepada pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
caya-Mu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintu-Mu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling
Setelah membaca ulang puisi tersebut beberapa kali sesuai dengan
pemenggalan/penjedaan larik-larik puisinya, kemudian disela-sela penggalanpenggalan
itu disisipkan kata penghubung yang tepat pula, maka seluruh bait itu akan
dapat dibaca secara denotatif makna sajak tersebut seperti berikut ini.
Tuhanku/
(meski) Dalam termangu/ (tetapi)
Aku masih menyebut nama-Mu//
Biar susah sungguh/
mengingat Kau/ (yang ) penuh seluruh/
caya-Mu (terasa) panas/(dan) suci/
(yang kini kurasakan) tinggal (seperti) kerdip lilin/ di kelam sunyi//
Tuhanku/
aku (merasa seperti) hilang bentuk/
(dan) remuk//
Tuhanku/
aku (merasa seperti) mengembara/ di negeri asing//
Tuhanku/
di pintu-Mu/ aku mengetuk/
aku/ tidak bisa berpaling//

Selanjutnya kita buat parafrasenya.
Bait pertama, si aku lirik (penyair) dalam puisi itu berucap bahwa meskipun dalam
keadaan “termangu”, artinya dalam keadaan bimbang, antara percaya atau tidak, tetapi
“masih menyebut nama-Mu”,artinya masih kadang-kadang: bersembahyang /berdoa,
masih mengenal (ingat) nama Tuhan, masih mempercayai akan ada dan kekuasan
Tuhan.

Bait kedua, pengertian ‘kadang-kadang’ ternyata diperkuat lagi dengan larik “biar
susah sungguh”. Itu artinya keragu-raguan si aku lirik benar-benar sudah ‘gawat’. Akan
tetapi, si aku lirik masih merasakan “caya-Mu” yang “panas” dan “suci”, meskipun
tinggal dirasakan sebagai “kerdip lilin di kelam sunyi”.

Bait ketiga dan keempat, dalam situasi yang seperti itu (maksudnya dalam
kebimbangan itu), aku lirik merasa seperti tak lagi berwujud, tak bisa berbuat apa-apa,
bahkan terasa “remuk” dan seperti “mengembara di negeri asing”. Artinya: terpencil,
sendiri, tak tahu arah, tak tahu harus berbuat apa, tak bisa berkomunikasi dengan
orang lain (bukankah jika Anda berada di negeri asing dan tidak menguasai bahasa
mereka, Anda akan merasa dikucilkan, dan bingung?).

Bait kelima, beruntunglah si aku lirik akhirnya dengan jujur mengatakan: Tuhanku/ di
pintu-Mu aku mengetuk/ aku tidak bisa berpaling// Singkat kata, walaupun dalam
kebimbangan yang luar biasa, si aku lirik menyadari bahwa tak ada cara lain kecuali
mengetuk ‘pintu’ Tuhan, sujud, menyembah pada-Nya (‘aku tak bisa berpaling’).

d. Isi dan Pesan Pokok Puisi
Untuk mencari apa isi dan pesan puisi, perhatikan puisi Chairil Anwar berjudul “Doa” .
Isi atau makna puisi tersebut melukiskan seseorang (bisa seseorang, penyair sendiri,
atau siapa pun), yang tidak diketahui apa sebabnya, pada suatu saat dalam perjalanan
hidupnya merasa ragu-ragu antara percaya dan tidak kepada Tuhan, merasa sudah
ditinggalkan Tuhan, merasa terkucilkan, putus asa dan tak tahu arah harus berbuat
apa; tetapi akhirnya menyadari bahwa dalam situasi rumit seperti yang dialaminya,
tiada jalan lain kecuali mengetuk pintu Tuhan, sujud, berserah diri dan pasrah di
hadapan Tuhan Yang Maha Murah dan Maha Pengampun. Itulah makna atau isi puisi
berjudul “Doa” karya Chairil Anwar.
Lalu pesan apa yang mau disampaikan kepada pembaca? Atau pesan pokok apa yang
dapat kita ambil manfaatnya dari puisi tersebut? Jika kita sedang menderita, kita
jangan cenderung menyalahkan orang lain yang menjadi sebab penderitaan, atau
bahkan menyalahkan Tuhan. Akan tetapi bersikaplah seperti Chairil Anwar yang
melantunkan puisi “Doa” ini, bahwa tak ada jalan lain kecuali berserah diri kepada
Tuhan, dan menerima dengan ikhlas segala kehendaknya

2. Apresiasi Prosa
a. Ciri-ciri Prosa
Prosa sebagai salah satu bentuk cipta sastra, mendukung fungsi sastra pada
umumnya. Fungsi prosa adalah untuk memperoleh keindahan, pengalaman, nilai-nilai
moral yang terkandung dalam cerita, dan nilai-nilai budaya yang luhur. Selain itu dapat
pula mengembangkan cipta, rasa, serta membantu pembentukan untuk pembelajaran (secara tidak langsung).

Prosa sebagai salah satu bentuk karya sastra, sering menimbulkan masalah dalam
mengajarkannya. Hal ini muncul karena cerita yang ditulis dalam bentuk prosa pada
umumnya panjang. Masalah ini tentu saja dapat mempengaruhi proses pembelajaran
prosa karena bimbingan apresiasi yang menyangkut teks enggan diberikan. Seperti
halnya puisi, prosapun sebaiknya dinikmati oleh siswa secara utuh agar fungsi prosa
benar-benar terwujud.
1) Ciri-ciri Prosa Lama
a) Di pengaruhi oleh sastra hindu atau arab.
b) Ceritanya anonim “tanpa nama”
c) Milik bersama.
d) Bersifat statis, sesuai dengan kondisi masyarakat waktu itu.
e) Berbentuk hikayat, tambo, dongeng”pembaca di bawa ke alam imajinasi”
2) Ciri-ciri Prosa baru
a) Tertulis.
b) Masyarakat sentris”cerita diambil dari kehidupan masyarakat sekitar”.
c) Dipengaruhi pengarangnya.
d) Dipengaruhi sastra barat.
e) Bentuk ronam,cerpen,drama.
b. Unsur-unsur dalam Prosa
1. Unsur-unsur Intrinsik

a) Tema
Tema adalah gagasan yang menjalin struktur isi cerita. Tema suatu cerita
menyangkut segala persoalan, baik itu berupa masalah kemanusiaan,
kekuasaan, kasih sayang, kecemburuan, dan sebagainya. Untuk mengetahui
tema suatu cerita, diperlukan apresiasi menyeluruh terhadap berbagai unsur
karangan itu. Bisa saja tematerdapat pada unsur penokohan, alur, atau latar.
Tema jarang dituliskan secara tersurat oleh pengarangnya. Untuk dapat
merumuskan tema cerita fiksi, seorang pembaca harus terlebih dahulu mengenali
unsur-unsur intrinsik yang dipakai oleh pengarang untuk mengembangkan cerita fiksinya.

b) Alur
Alur merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan
sebab-akibat. Bagian-bagian alur tersebut tidaklah seragam. Kadang-kadang
susunannya itu langsung pada penyelesaian lalu kembali pada bagian
pengenalan. Ada pula yang diawali dengan pengungkapan peristiwa, lalu
pengenalan, penyelesaian peristiwa, dan puncak konflik. Tidak sedikit pula cerita
yang alurnya berbelit-belit dan penuh kejutan, juga kadang-kadang sederhana.

c) Tokoh dan Penokohan
Penokohan yaitu cara kerja pengarang untuk menampilkan tokoh cerita.
Penokohan dapat dilakukan menggunakan metode (1) analitik, (2) dramatik, dan
(3) kontekstual. Tokoh cerita akan menjadi hidup jika ia memiliki watak seperti
layaknya manusia. Watak tokoh terdiri atas sifat, sikap, serta kepribadian tokoh.
Cara kerja pengarang memberi watak pada tokoh cerita dinamakan penokohan,
yang dapat dilakukan melalui penggambaran (1) fisik, (2) psikis, dan (3) sosial.
Latar berkaitan erat dengan tokoh dan alur.

d) Latar
Latar adalah seluruh keterangan mengenai tempat, waktu, serta suasana yang
ada dalam cerita. Latar tempat terdiri atas tempat yang dikenal, tempat tidak
dikenal, dan tempat yang hanya ada dalam khayalan. Latar waktu ada yang
menunjukkan waktu dengan jelas, namun ada pula yang tidak dapat diketahui
secarapasti. Cara kerja pengarang untuk membangun cerita bukan hanya melalui
penokohan dan perwatakan, melainkan pula dapat melalui sudut pandang.

e) Sudut Pandang
Sudut pandang (point of view) adalah posisi pengarang dalam membawakan
cerita.Posisi pengarang ini terdiri atas dua macam, yaitu berperan langsung,
sebagai orang pertama dan berperan sebagai pengamat atau sebagai orang
ketiga.

f) Amanat
Amanat merupakan ajaran moral atau pesan didaktis yang disampaikan
pengarang kepada pembaca melalui karyanya. Amanat tersimpan rapi dan
disembunyikan pengarangnya dalam isi cerita.

2. Unsur-unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik prosa adalah segala faktor luar yang melatarbelakangi penciptaan
karya sastra, seperti faktor pendidikan pengarang, faktor kesejarahan, dan faktor
sosial budaya.
Setiap karya sastra, termasuk prosa, tidak bisa tercipta tanpa melibatkan unsurunsur
kebudayaan. Semua karya sastra akan terkait dan melibatkan dinamika suatu
kehidupan masyarakat, yang punya adat dan tradisi tertentu.

c. Kegiatan Apresiasi Prosa
Terdapat tiga langkah dalam mengapresiasi sebuah karya sastra, khususnya prosa.
Langkah pertama adalah keterlibatan jiwa.Dalam langkah ini pembelajar dapat memahami masalah yang diangkat oleh penulis dalam karya sastranya.

Langkah kedua adalah pemahaman dan penghargaan atas penguasaan sastrawan dalam menyajikan pengalaman melalui karya sastra.

Langkah ketiga adalah langkah analisis.Pada langkah ini pembelajar diharapkan dapat mempermasahkan fakta-fakta yang tertuang dalam karya sastra dan menemukan fakta-fakta tersebut dengan realitas kehidupan pembelajar.
Perhatikan contoh apresiasi cerita rakyat berikut.

Keong Emas
Di Kerajaan Daha, hiduplah dua orang putri yang sangat cantik jelita. Putri nan cantik
jelita tersebut bernama Candra Kirana dan Dewi Galuh. Kedua putri Raja tersebut
hidup sangat bahagia dan serba kecukupan.
Pada suatu hari datanglah seorang pangeran yang sangat tampan dari Kerajaan
Kahuripan ke Kerajaan Daha.Pangeran tersebut bernama Raden Inu Kertapati.Maksud
kedatangannya ke Kerajaan Daha adalah untuk melamar Candra Kirana.Kedatangan
Raden Inu Kertapati sangat disambut baik oleh Raja Kertamarta, dan akhirnya Candra
Kirana ditunangkan dengan Raden Inu Kertapati.
Unsur Ekstrinsik
Kepengarangan
Sosial Budaya
Kesejarahan

Pertunangan itu ternyata membuat Dewi Galuh merasa iri.Karena dia merasa kalau
Raden Inu Kertapati lebih cocok untuk dirinya.Oleh karena itu Dewi Galuh lalu pergi ke
rumah Nenek Sihir.Dia meminta agar nenek sihir itu menyihir Candra Kirana menjadi
sesuatu yang menjijikkan dan dijauhkan dari Raden Inu.Nenek Sihir pun menyetujui
permintaan Dewi Galuh, dan menyihir Candra Kirana menjadi Keong Emas, lalu
membuangnya ke sungai.

Suatu hari seorang nenek sedang mencari ikan dengan jala, dan keong emas
terangkut dalam jalanya tersebut.Keong Emas itu lalu dibawanya pulang dan ditaruh di
tempayan.Besoknya nenek itu mencari ikan lagi di sungai, tetapi tak mendapat ikan
seekorpun. Kemudian Nenek tersebut memutuskan untuk pulang saja, sesampainya di
rumah ia sangat kaget sekali, karena di meja sudah tersedia masakan yang sangat
enak-enak. Si nenek bertanya-tanya pada dirinya sendiri, siapa yang mengirim masakan ini.

Begitu pula hari-hari berikutnya si nenek menjalani kejadian serupa, keesokan paginya
nenek ingin mengintip apa yang terjadi pada saat dia pergi mencari ikan. Nenek itu lalu
berpura-pura pergi ke sungai untuk mencari ikan seperti biasanya, lalu pergi ke
belakang rumah untuk mengintipnya.Setelah beberapa saat, si nenek sangat
terkejut.Karena keong emas yang ada ditempayan berubah wujud menjadi gadis
cantik.Gadis tersebut lalu memasak dan menyiapkan masakan tersebut di meja.
Karena merasa penasaran, lalu nenek tersebut memberanikan diri untuk menegur putri
nan cantik itu. “Siapakah kamu ini putri cantik, dan dari mana asalmu?”, tanya si
nenek. "Aku adalah putri kerajaan Daha yang disihir menjadi keong emas oleh nenek
sihir utusan saudaraku karena merasa iri kepadaku", kata gadis itu.Setelah menjawab
pertanyaan dari nenek, Candra Kirana berubah lagi menjadi Keong Emas, dan nenek sangat terheran-heran.

Sementara pangeran Inu Kertapati tak mau diam saja ketika tahu Candra Kirana
menghilang. Iapun mencarinya dengan cara menyamar menjadi rakyat biasa. Nenek
sihirpun akhirnya tahu dan mengubah dirinya menjadi gagak untuk mencelakakan
Raden Inu Kertapati.Raden Inu Kertapati Kaget sekali melihat burung gagak yang bisa
berbicara dan mengetahui tujuannya.Ia menganggap burung gagak itu sakti dan
menurutinya padahal raden Inu diberikan arah yang salah. Diperjalanan Raden Inu
bertemu dengan seorang kakek yang sedang kelaparan, diberinya kakek itu makan.
Ternyata kakek adalah orang sakti yang baik Ia menolong Raden Inu dari burung gagak itu.
Kakek itu memukul burung gagak dengan tongkatnya, dan burung itu menjadi asap.

Akhirnya Raden Inu diberitahu dimana Candra Kirana berada, disuruhnya raden itu
pergi kedesa Dadapan. Setelah berjalan berhari-hari sampailah ia kedesa Dadapan. Ia
menghampiri sebuah gubuk yang dilihatnya untuk meminta seteguk air karena
perbekalannya sudah habis. Di gubuk itu ia sangat terkejut, karena dari balik jendela ia
melihat Candra Kirana sedang memasak. Akhirnya sihir dari nenek sihir pun hilang karena perjumpaan itu.

Akhirnya Raden Inu memboyong tunangannya beserta nenek yang baik hati tersebut ke istana, dan Candra Kirana menceritakan perbuatan Dewi Galuh pada Baginda Kertamarta.
Baginda minta maaf kepada Candra Kirana dan sebaliknya.Dewi Galuh lalu mendapat
hukuman yang setimpal.Karena Dewi Galuh merasa takut, maka dia melarikan diri ke
hutan.Akhirnya pernikahan Candra kirana dan Raden Inu Kertapati pun berlangsung,
dan pesta tersebut sangat meriah.Akhirnya mereka hidup bahagia.

Cerita Rakyat “Keong Emas” ini diceritakan kembali oleh Kak Ghulam Pramudiana.
Hasil Analisis
Isi
Keong Emas mengisahkan tentang kedengkian Dewi Galuh (seorang adik)
terhadap Candra Kirana (kakaknya), namun karena kebaikan dan ketabahan
hati Candra Kirana maka ia pun tetap hidup bahagia. Dewi Galuh yang jahat
akhirnya lari ke hutan karena ketakutan.
Tema
Kebaikan dan kerendahan hati akan membawa kebahagiaan.
Tokoh dan Penokohan:
No. Tokoh Watak Bukti
1. Candra
Kirana
Cantik,
tabah, mau
bekerja
“Putri nan cantik jelita tersebut bernama
Candra Kirana”
“Aku adalah putri kerajaan Daha yang
disihir menjadi keong emas oleh nenek
sihir utusan saudaraku karena merasa iri
kepadaku",
“dari balik jendela ia melihat Candra
Kirana sedang memasak”
2. Raden Inu
kertapati
Tampan,
pantang
menyerah,
baik hati,
setia pada
kekasihnya.
Hingga suatu hari datanglah seorang
pangeran yang sangat tampan dari
Kerajaan Kahuripan ke Kerajaan Daha.
Pangeran tersebut bernama Raden Inu Kertapati.
Sementara pangeran Inu Kertapati tak
mau diam saja ketika tahu Candra Kirana
menghilang. Iapun mencarinya dengan
cara menyamar menjadi rakyat biasa.
Diperjalanan Raden Inu bertemu dengan
seorang kakek yang sedang kelaparan,
diberinya kakek itu makan.
Raden Inu diberitahu dimana Candra
Kirana berada, disuruhnya raden itu pergi
kedesa Dadapan. Setelah berjalan
berhari-hari sampailah ia kedesa Dadapan.
Raden Inu memboyong tunangannya
beserta nenek yang baik hati tersebut ke
istana
3. Baginda Raja
Kertamarta
Bijaksana Baginda minta maaf kepada Candra
Kirana
4. Dewi
Galuh
Cantik, Iri,
Jahat
Putri nan cantik jelita tersebut bernama
Candra Kirana dan Dewi Galuh.
Dewi Galuh merasa iri.
Dewi Galuh lalu pergi ke rumah Nenek
Sihir. Dia meminta agar nenek sihir itu
menyihir Candra Kirana menjadi sesuatu
yang menjijikkan dan dijauhkan dari
Raden Inu.
5. nenek sihir Jahat Nenek sihirpun akhirnya tahu dan
mengubah dirinya menjadi gagak untuk
mencelakakan Raden Inu Kertapati
6. nenek
pencari ikan
Baik hati Akhirnya Raden Inu memboyong
tunangannya beserta nenek yang baik
hati tersebut ke istana.
7. kakek Sakti,dan
baik hati
Ternyata kakek adalah orang sakti yang
baik Ia menolong Raden Inu dari burung
gagak itu.
Latar
Kerajaan Daha, desa Dadapan
Alur
Alur maju.
Pesan pokok Cerita:
Berperilakulah yang baik dan jujur serta tabah menghadapi kehidupan karena Tuhan
akan memberikan rahmat dan karunia yang berimbang terhadap kita.
3. Apresiasi Drama
Kata drama berasal dari bahasa Greek; tegasnya dari kata kerja dran yang berarti
“berbuat, to act atau to do”. Drama berarti perbuatan, tindakan, atau beraksi (action).
Drama cenderung memiliki pengertian ke seni sastra. Di dalam seni sastra, drama
setaraf dengan jenis puisi, prosa/esai. Drama juga berarti suatu kejadian atau peristiwa
tentang manusia. Cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang diproyeksikan pada
pentas dengan menggunakan percakapan dan action dihadapan penonton (audience).

Sementara Bethaazar Verhagen yang dikutip oleh Slamet Mulyana, mengatakan
bahwa drama adalah kesenian melukiskan sifat dan sifat manusia dengan gerak.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa drama pada
dasarnya adalah salah satu cabang seni sastra yang mementingkan dialog, gerak, dan
perbuatan menjadi suatu lakon yang dipentaskan di atas panggung.
Unsur-unsur drama pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan unsur-unsur dalam
prosa fiksi. Unsur-unsur tersebut adalah unsur pembangun yang datang dari dalam
teks drama itu atau sering disebut sebagai unsur intrinsik dan unsur pembangun yang
datang dari luar teks drama atau sering disebut unsur ekstrinsik.

a. Unsur Instrinsik
Unsur-unsur instrinsik drama meliputi plot atau alur, tokoh atau karakter, dialog,
latar atau setting. Apabila drama sebagai naskah itu dipentaskan maka dilengkapi
dengan unsur gerak atau action, tata busana dan tata rias, tata panggung, tata
bunyi atau suara, dan tata lampu atau sinar.Berikut ini akan dipaparkan unsur
pembangun drama tersebut.
1) Alur
Alur adalah urutan cerita dan peristiwa yang saling berhubungan secara kausalitas
atau ada jalinan sebab-akibat antara peristiwa yang satu dengan lainnya. Tahapan
alur dalam drama dikenal dengan nama eksposisi, komplikasi, dan klimaks.

Pemaparan/ eksposisi, adalah bagian awal naskah drama yang berisi keterangan
mengenai tokoh serta latar. Dalam tahapan ini pengarang memperkenalkan para
tokoh, menjelaskan tempat peritiwa, memberikan gambaran peristiwa yang akan
terjadi. Bagian alur drama ini berfungsi untuk mengantar penonton ke dalam
persoalan utama yang menjadi isi cerita drama tersebut.Eksposisi mendasari dan
mengatur gerak dalam masalah-masalah waktu dan tempat. Eksposisi
memperkenalkan pelaku, yang akan dikembangkan dalam bagian utama lakon itu,
dan memberikan suatu indikasi resolusi.

Komplikasi bertugas mengembangkan konflik.Tahapan ini muncul ketika
adakekuatan,kemauan,sikap,ataupandangan yang saling bertentangan. Bentuknya
berupa peristiwa yang segera terjadi setelah bagian eksposisi berakhir dan mulai
muncul konflik.Pelaku utama mengalami gangguan, penghalang dalam mencapai
tujuannya, membuat kekeliruan, yang akhirnya kita dapat meneliti tipe manusia
bagaimanakah sang tokoh itu.

Klimaks/krisisatau turning point adalah titik puncak cerita.Bagian ini merupakan
tahapan ketika pertentangan yang terjadi mencapai titik optimalnya.Peristiwa dalam
tahap ini dipandang dari segi tanggapan emosional penonton, menimbulkan puncak
ketegangan.Klimaks merupakan puncak rumitan yang diikuti oleh krisis atau titik
balik.Tahap ini ditandai oleh perubahan alur cerita. Ujung dari klimaks adalah
peleraian/resolusi yang menunjukkan perkembangan lakuan ke arah pemecahan
konflikaau masalah. Dalam tahap ini ketegangan menurun.Ketegangan emosional
menyusut.Suasana panas mulai mendingin, menuju kembali ke keadaan semula
seperti sebelum terjadi pertentanganAkhir pertunjukan mungkin berupa happy end,
mungkin sebaliknya unhappy-end.
2) Tokoh dan Penokohan
Tokoh adalah pelaku cerita yang menggerakan plot dari suatu tahapan ke tahapan
lain. Kalau drama sebagai naskah dipentaskan, tokoh itu akan diperagakan seorang
pelaku atau aktor. Pada saat itu, karakteristik dari karakter-karakter akan semakin
jelas dan hidup daripada karakteristik tokoh dalam prosa fiksi.
Dalam drama gambaran tentang tokoh-tokoh cerita akan lebih jelas dan konkret,
juga akan lebih hidup. Hal tersebut karena dalan drama tokoh-tokoh itu ditampilkan
secara jelas, dapat dilihat bentuk tubuhnya, dapat diperhatikan gerak-geriknya,
dapat dilihat mimik atau gerak raut mukanya, bahkan dapat didengar suaranya.
Tokoh-tokoh dalam drama dapat digolongkan berdasarkan perannya dalam lakuan,
dan berdasarkan fungsinya dalam lakon. Berdasarkan perannya dalam lakuan kita
mengenal tiga macam tokoh, yaitu: tokoh protagonis, tokoh antagonis, dan tokoh tritagonis.

Tokoh protagonis adalah tokoh yang pertama-tama berprakarsa dan berperan
sebagai penggerak lakuan.Dalam sebuah lakon biasanya tokoh ini dibantu oleh
tokoh-tokoh lainnya yang ikut terlibat dalam lakuan. Karena perannya sebagai
protagonis, maka ia merupakan tokoh yang pertama-tama akan menghadapi
masalah dan terbelit dengan kesulitan-kesulitan. Tokoh ini biasanya merupakan
tokoh kebajikan yang diharapkan mendapatkan simpati dan empati penonton.

Tokoh antagonis adalah tokoh yang berperan sebagai penghalang dan masalah bagi protagonis.

Tokoh tritagonis adalah tokoh yang berpihak pada protagonis atau antagonis, atau
berfungsi menjadi penengah pertentangan antara kedua golongan tokoh tersebut.
3) Dialog atau Percakapan
S. Effendi dalam Liberatus berpendapat bahwa ciri utama sebuah drama adalah
dialog. Hal tersebut menandakan pentingnya dialog dalam drama. Terdapat
beberapa macam fungsi dialog dalam drama, di antaranya yaitu:
a) Melukiskan watak tokoh-tokoh dalam cerita tersebut.
b) Mengembangkan dan menggerakan plot serta menjelaskan isi cerita
drama kepada pembaca atau penonton.
c) Memberikan isyarat peristiwa yang mendahului.
d) Memberikan isyarat peristiwa yang akan datang.
e) Memberikan komentar terhadap peristiwa yang sedang terjadi dalam drama tersebut.

Diksi atau pilihan kata yang digunakan dalam dialog hendaknya dipilih sesuai
dengan dramatic-action. Panjang pendeknya kata-kata dalam dialog berpengaruh
terhadap konflik yang dibawakan lakon. Pada awal kisahan boleh saja disajikan
dialog-dialog panjang. Akan tetapi, mendekati titik klimaks dialog-dialog harus
dikurangi. Harus lebih pendek-pendek agar penggawatan kisah dapat dirasakan
penonton. Dengan demikian panjang pendeknya kalimat sangat berpengaruh
terhadap irama drama

4) Latar
Latar yang juga disebut setting ini mengacu pada segala keterangan tentang waktu,
tempat, dan suasana peristiwa dalam drama. Penjelasan bagaimana waktu, tempat,
dan suasana, biasanya dalam naskah drama dituliskan. Bila drama itu dipentaskan,
hal-hal tersebut diwujudkan dalam bentuk tata panggung, tata lampu, dan tata suara/bunyi.

5) Tema dan Amanat
Tema adalah gagasan pokok yang penyampaiannya sangat didukung oleh jalinan
unsur tokoh, plot, dan latar cerita. Sejalan dengan itu, Waluyo (2001: 24)
mengemukakan bahwa dalam drama, tema dikembangkan melalui alur dramatik
dalam plot melalui tokoh-tokoh protagonis dan antagonis dengan perwatakan yang
memungkinkan konflik dan diformulasikan dalam bentuk dialog.

Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang. Bagaimana jalan
keluar yang diberikan pengarang terhadap permasalahan rumit yang dipaparkannya
itulah amanat.Dengan demikian amanat erat kaitannya dengan makna (significance), sedangkan tema berhubungan dengan arti (meaning) dari karya yang
kita baca atau kita tonton.Amanat bersifat subjektif, dan tema lebih bersifat objektif.

b. Unsur Ekstrinsik
Di atas kita telah membicarakan unsur intrinsik yang membangun karya sastra dari
dalam, berikut ini akan dipaparkan unsur ekstrinsik, ialah unsur luar yang dapat
menjadi bahan pengarang dalam menciptakan karya sastra atau menjadi
pertimbangan bagi pembaca, antara lain biografi pengarang, pemikiran, dan unsur
sosial budaya masyarakatnya (Wellek & Warren, 1989: 82-153).

1) Biografi Pengarang
Menurut Wellek & Warren penyebab lahirnya suatu karya sastra (termasuk
drama) adalah pengarangnya sendiri. Itulah sebabnya biografi sang pengarang
dapat dipergunakan untuk menerangkan dan menjelaskan proses terciptanya
suatu karya sastra. Biografi pengarang dianggap dapat menerangkan dan
menjelaskan proses penciptaan karya sastra atau sejauhmana biografi
pengarang dapat memberi masukan tentang penciptaan karyanya.

2) Pemikiran
Sastra sering dilihat sebagai suatu bentuk filsafat, atau sebagai pemikiran yang
terbungkus dalam bentuk khusus. Dengan kata lain sastra sering dianggap untuk
mengungkapkan pemikiran-pemikiran yang hebat, baik pemikiran psikologis
ataupun filsafat.
Secara langsung ataupun melalui kiasan-kiasan dalam karyanya, kadang-kadang
pengarang menyatakan bahwa ia menganut aliran filsafat tertentu, atau
mengetahui garis besar ajaran paham-paham tersebut

3) Sosial Budaya Masyarakat
Unsur ekstrinsik lain yang paling banyak dipermasalahkan adalah unsur yang
berkaitan dengan biografi pengarang yang menyangkut latar sosial budaya
masyarakat yang terkait dengan karya sastra. Hal tersebut karena adanya
hubungan timbal balik antara sastrawan, sastra, dan masyarakat. Hubungan
timbal balik itu di antaranya:
(1) menyangkut posisi sosial masyarakat dan kaitannya dengan masyarakat pembaca termasuk di dalamnya faktor-faktor
sosial yang bisa mempengaruhi pengarang sebagai perseorangan di samping
mempengaruhi isi karya sastranya, yang disebutnya sebagai konteks sosial pengarang;
(2) menyangkut sejauh mana karya sastra dianggap sebagai
pencerminan keadaan masyarakat, yang disebutnya sebagai sastra sebagai
cermin masyarakat; dan
(3) menyangkut sampai seberapa jauh nilai sastra
berkaitan dengan nilai sosial, dan sampai seberapa jauh nilai sastra dipengaruhi
oleh nilai sosial, dan sampai seberapa jauh pula sastra dapat berfungsi sebagai
alat penghibur dan sekaligus sebagai pendidikan bagi masyarakat pembacanya.

c. Kegiatan Apresiasi Drama
Pengertian apresiasi dalam drama sama dengan apresiasi sastra lainnya, yaitu
merupakan penafsiran kualitas karya sastra serta pemberian nilai yang wajar
kepadanya berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang jelas, sadar, serta
kritis.Berdasarkan hal itu, layaklah drama sebagai karya sastra merupakan hal yang
utama untuk didekati, dipahami, ditelaah, dan diapresiasi. Berdasarkan hasil
apresiasinaskah yang dilakukan akan diperoleh pengalaman. Pengalaman inilah
yang akhirnya kita hubungkan dengan keadaan sebenarnya di luar drama. Akhirnya
ditemukanlah suatu perubahan nilai-nilai dalam diri.
Berikut contoh apresiasi drama “Bapak” karya B. Soelarto.

1) Isi (sinopsis)
Drama ini menceritakan seorang tokoh Bapak yaitu orang tua tunggal dari tokoh
Si Sulung dan Si Bungsu.Drama ini diawali dengan tokoh Bapak yang terkejut
oleh kedatangan Si sulung yang telah lama merantau.Situasi Republik saat itu
sangat kacau karena tentara kolonial melancarkan agresi militer kedua.Si Sulung
memohon Bapak untuk ikut serta dirinya mengungsi ke luar negeri.Akan tetapi,
Bapak menolak lantaran dalam dirinya timbul tanggung jawab untuk
mempertahankan kemerdekaan tanah air dari tangan penjajah. Selain itu, Bapak
juga beralasan, dengan hidup di luar negeri, itu sama artinya dengan tunduk pada penjajah.

Ketegangan terus terjadi antara keduanya.Saat Bapak mendengar suara radio pemancar di kamar Si Sulung.Bapak segera mencari
tahu ke kamar Si Sulung. Pada saat yang sama, Si Bungsu sedang kedatangan
tamu, yaitu Perwira yang merupakan tunangan Si Bungsu. Mereka berdua
terkejut mendengar bunyi ledakan pistol dari ruang dalam.Seketika Bapak keluar
kamar dan menjelaskan pada Si Bungsu dan Perwira bahwa dirinya telah
menembak Si Sulung.Bapak melakukan hal itu karena mengetahui Si Sulung
adalah mata-mata tentara kolonial.Walaupun Bapak sungguh kecewa pada Si
Sulung, namun demi menyelamatkan Negara, Bapak membunuh putra yang
amat disayanginya itu. Akhir drama ditutup dengan keputusan Bapak untuk tetap
tinggal di rumah untuk melawan musuh. Sementara itu Bapak meminta Si
Bungsu dan Perwira untuk pergi dari tempat itu.

2) Tema
Setiap karya sastra tentu mengandung tema. Tema menjadi dasar
pengembangan cerita dan merupakan makna keseluruhan yang tidak
disampaikan langsung, namun secara implisit.
Perhatikan kutipan berikut:
Bapak
: Kita sedang dalam keadaan darurat perang, Nak. Dan dalam
keadaan begini, bagi seorang prajurit kepentingan negara ada
di atas segala. Bukan saja seluruh waktunya, bahkan juga jiwa
raganya. Tapi eh, mana abangmu sekarang?
Sulung : Menyesal ya, Bapak. Rupanya kita berbeda kutub dalam tafsir makna...
Bapak : Namun, kau, Nak, kau wajib merenungkannya. Sebab, aku yakin kau akan mampu menemukan titik simpul kebenaran ucapanku itu.
Bapak : Sesungguhnya, Nak, lebih karena itu.
Sulung : Oh,ya?!? Apa itu ya, Bapak?
Bapak : Kemerdekaan.
Sulung : Kemerdekaan!?! Kemerdekaan siapa?
Bapak : Bangsa dan bumi pusaka.
Si Sulung tertawa
………….
Bapak : …….. Tidak, anakku! Kemerdekaan tidak ditentukan oleh
semua itu. Kemerdekaan adalah soal harga diri kebangsaan,
soal kehormatan kebangsaan. Ia ditentukan oleh kenyataan,
apakah sesuatu bangsa menjadi yang dipertuan mutlak atas
bumi pusakanya sendiri atau tidak.....
Bapak : ……. Pembangkanganku dulu, sekarang, dan besok, bukanlah
karena sentimen, tapi karena keyakinan. Ya, keyakinan bahwa
mereka adalah penjajah. Ya, keyakinan bahwa mereka adalah
penjajah. Keyakinan bahwa membangkang penjajah adalah

Berdasarkan dialog antara Bapak dengan Sulung di atas, dapat simpulkan
bahwa Bapak ingin mempertahankan kemerdekaan bangsa walaupun Sulung
menolak dan menertawakannya. Dengan demikian, tema umum drama ini adalah
seorang patriot tentu memperjuangkan kemerdekaan bangsanya walaupun harus
mengorbankan segalanya.Sedangkan, tema khusus drama ini ialah seorang
anak yang tidak mau membantu ayahnya memperjuangkan bangsa lantaran
pemikiran yang berbeda.

3) Alur (plot)
Plot atau alur dalam drama ini dibagi dalam babak dan adegan.Babak dan
adegan inilah yang membedakan drama dengan karya sastra lainnya.Drama ini
berjalan maju.Dalam naskah drama”Bapak” ini, meskipun pada bawah judul
tertera lakon dua babak, namun jika dianalisis lebih dalam, seluruh kejadian
berlangsung pada satu tempat dan satu waktu.Sedangkan adegan pada drama
ini, berlatar ruang tamu sebuah keluarga, awalnya diisi dengan Bapak yang
berbicara sendiri mengenai putranya yang baru datang merantau, adegan kedua
diisi dengan munculnya Bungsu yang menemani Bapak mengobrol.Adegan
selanjutnya Sulung datang dan mulai beradu mulut dengan Bapak.Kemudian
Bungsu pergi ke luar.Setelah adu mulut itu, Sulung pergi ke kamarnya, Bapak
membuntuti karena curiga mendengar suara radio pemancar.Adegan selanjutnya
Bungsu kembali ke ruang tamu karena Perwira datang.Kemudian mereka terkejut
dengan suara tembakan.Adegan selanjutnya Bapak muncul dengan pistol dan
map-map tebal di tangannya.Perwira pergi ke kamar Sulung dan mendapati
Sulung mati.Perwira kembali ke ruang tamu membawa bukti-bukti penghianatan
Sulung.Bapak sangat kecewa dan Bungsu menangis.Bapak meminta Perwira
membawa pergi Bungsu sedangkan Bapak tetap di rumah dengan perasaan
bangga sekaligus kecewa.

4) Tokoh dan Penokohan
Tokoh utama drama ini adalah tokoh Bapak.Hal ini karena keterkaitan tokoh
Bapak dengan lainnya mulai awal hingga akhir adegan sangat banyak.Selain
disebut sebagai tokoh utama,Bapak juga merupakan tokoh protagonis dilihat dari
sisi perjuangannya membela bangsa.Tokoh ini juga termasuk flat character
karena tidak mengalami perubahan nasib hingga akhir kisah.Sedangkan tokoh
suatu tindak mulia, tindak hak. Untuk itulah aku rela dalam
menderita dan korbankan segalanya, Nak. ……

Sulung merupakan tokoh antagonis karena menjadi lawan Bapak dalam cerita
ini.Sulung mengalami perubahan nasib, yaitu dia mati dibunuh Bapak.Karena itu,
dia disebut juga sebagai round character.Selanjutnya tokoh Bungsu dan
Perwira.Bungsu dan Perwira dikatakan sebagai tokoh pembantu.Bungsu adalah
adik Sulung, sedangkan perwira adalah prajurit TNI merupakan tunangannya.
Dari segi perwatakan. Adapun perwatakan dari masing-masing tokoh dapat
tergambarkan dalam tabel berikut.
No. Tokoh Watak Bukti
1. Bapak Adil dan tidak memaksakan kehendak
……... Nah, kau pun tahu aku tidak
pernah memaksakan kehendakku pada
anak-anakku. Bila ada anakku yang
yakin bahwa masa daepannya di
daerah pendudukan akan lebih
membahagiakan hidupnya, silahkan
pergi. Begitulah, bila adikmu mantap
untuk mengungsi ke sana, silahkan
pergi bersamamu. Tapi adikmu
dibesarkan dalam alam kemerdekaan,
jadi dia tentulah dapat menilai arti
kemerdekaan. Karenanya, aku yakin ia
akan tidak pernah ragu untuk
menentukan ke mana cinta hidupnya
akan dibawa. ……….
Teguh pendirian Tidak! Aku tidak akan pergi. Aku akan
tetap di sini. Mereka pasti akan segera
kemari. Mereka akan menjumpai
jenazah abangmu. Dan, aku akan bikin
perhitungan dengan mereka. Pistol ini
akan memadailah untuk itu.

2. Sulung Sombong Hoho, apa yang mesti dituntut!
Kami di sana manusia-manusia merdeka Memaksakan kehendak
Salah bagi bapak, benar bagiku.
Dan, aku sadar benar akan itu. Dan
dengan penuh kesadaran pula, aku
bersedia menanggung segala resikonya.
Penghianat Kau dengar sendiri, Nak? Abangmu,
seorang pengkhianat
3. Bungsu Jujur Oo, rupanya dia begitu rindu pada
bumi kelahirannya. Seluruh penjuru
kota dipotreti semua. Tapi kurasa
Abang akan segera tiba. Dan
sudahkah Bapak membawa usul yang
dimajukannya itu? Sayang, perhatian
Ah, tidak mengapa. Kau hanya
kelihatan keletihan. Mengasolah dulu,
ya, Abang. Mengasolah, kau begitu
capek tampaknya. Bapak, biar aku
pergi belanja dulu untuk hidangan
makan siang nanti
4. Perwira Rendah hati Maafkan, aku tadi tidak sempat menemui....
5) Dialog
Dalam struktur lakon, dialog dapat ditinjau dari segi estetis dan segi teknis.Dari
segi estetis, dialog merupakan faktor literer dan filosofis yang mempengaruhi
struktur keindahan lakon.Dari segi teknis, dialog biasanya diberi catatan
pengucapan yang ditulis dalam tanda kurung. Dialog melancarkan cerita atau
lakon. Dalam cerita ini, dialog antar tokoh lebih disoroti dari segi teknis.
Meskipun ada juga sisi estetisnya, seperti pada percakapan Bapak dengan
dirinya sendiri. Namun dialog yang dihadirkan tidak ditulis dalam tanda kurung.
………..
Si Sulung datang dengan mencangklong pesawat potret, mengenakan kacamata
hitam. Terus duduk, melepaskan kacamata dan meletakkan pesawat potret di
meja.
Sulung : Huhuh, kota tercintaku ini rupanya sudah berubah wajah.
Dipenuhi penghuni baju seragam menyandang senapan.

Dipagari lingkaran kawat berduri. Dan wajahnya kini menjadi
garang berhiaskan laras-laras senapan amesin. Tapi atas
segalanya, kota tercintaku ini masih tetap memperlihatkan
kejelitaannya.
Dalam drama ini juga terdapat prolog, yaitu seperti dalam kutipan berikut.
Drama ini terjadi pada tanggal 19 Januari 1949, sebulan sesudah tentara
Kolonial Belanda melancarkan aksi agresinya yang kedua dengan merebut ibu
kota Republik Indonesia, Yogyakarta.
Tentara kolonial telah pula siap siaga untuk melancarkan serangan kilat untuk
merebut sebuah kota strategis yang hanya dipertahankan oleh satu batalyon
Tentara Nasional Indonesia.
……….
Pada drama ini juga terdapat monolog, yaitu ketika Bapak berbicara pada dirinya
sendiri tentang si Sulung.
Bapak : Dia putera sulungku. Si anak hilang telah kembali pulang. Dan
sebuah usul diajukan; segera mengungsi ke daerah
pendudukan yang serba aman tenteram. Hem ya-ya, usulnya
dapat kumengerti. Karena ia sudah terbiasa bertahun hidup di
sana. Dalam sangkar. ……...
6) Konflik
Ada pendapat yang menyatakan bahwa konflik dibagi menjadi dua bagian, yaitu
konflik eksternal, meliputi manusia, dengan manusia, masyarakat dan denagn
alam sekitarnya. Sedang konflik internal meliputi satu ide dengan ide yang yang
lain. Atau yang terjadi dalam batin (Tarigan, 1984:134).Ada juga pendapat lain
yang menyatakan bahwa konflik ada tiga macam, yaitu konflik mental (batin),
konflik sosial, dan konflik fisik.Konflik mental (batin) adalah konflik atau
pertentangan antara seseorang dengan batin atau wataknya. Konflik sosial
adalah konflik antara seseorang dengan masyarakatnya, atau dengan orang atau
pihak lain (Nurgiyantoro, 1995).
Konflik dalam drama ini adalah konflik eksternal dan konflik sosial-dalam hal ini
keluarga- yang terjadi antara Bapak dengan Sulung.

Berdasarkan kutipan dialog di atas dapat dipahami bahwa konflik yang dialami
Bapak sangat keras. Setelah bapak beradu mulut dengan anaknya, Bapak
dihadapkan pada kondisi untuk memilih membunuh anaknya atau berkhianat
pada bangsanya.Apalagi setelah mengetahui ternyata anaknya adalah seorang
mata-mata musuh.Akhirnya Bapak memutuskan untuk membunuh Sulung.Bapak
merasa kecewa namun juga bangga.
Bapak : Sayang sekali, Nak, kita tegak pada dua kutub yang
bertentangan secara asasi. Tapi adalah keliru bila kau
menimpakan kesalahan dan tanggung jawab segala duka cita
pada pihak kami, Nak. …..
Sulung : Begitu pendapat, Bapak? Memang Bapak ada hak penuh
untuk berpendapat demikian itu.
Bapak : Nak, keyakinanmu salah. Sadarlah!
Sulung : Salah bagi bapak, benar bagiku. Dan, aku sadar benar
akan itu. Dan dengan penuh kesadaran pula, aku bersedia
menanggung segala resikonya.
Sulung : Menyesal ya, Bapak. Rupanya kita berbeda kutub dalam tafsir
makna...Bapak………: Namun, kau, Nak, kau wajib merenungkannya. Sebab, aku
yakin kau akan mampu menemukan titik simpul kebenaran
ucapanku itu.
Bungsu : Tapi, kenapa musti Bapak sendiri yang menghakimi.
Bapak : Karena, dia anak kandungku pribadi. Karena aku cinta
padanya. Ya, karena cintaku itulah, aku tidak rela ia
meneruskan langkah sesatnya. Langkah khianatnya, harus ya,
wajib dihentikan. Ameskipun dengan jalan membunuhnya.
Tapi dengan kematiannya, aku telah menyelamatkan jiwanya
dari kesesatan hanya sampai sekian. Dengan kematiannya
berakhirlah pula kerja nistanya sebagai pengkhianat. …..

7) Latar
Latar pada drama ini adalah sebuah rumah di kota Yogyakarta. Di saat kondisi
Negara kacau karena serangan tentara kolonial tahun 1949.Latar percakapan
tokoh secara keseluruhan terjadi di ruang tamu.Berikut analisis latar secara
umum yang terdapat pada prolog.
Drama ini terjadi pada tanggal 19 Januari 1949, sebulan sesudah tentara kolonial
Belanda melancarkan aksi agresinya yang kedua dengan meerbut kota Republik
Indonesia, Yogyakarta.
Pada bagian lain dijelaskan suasana kota yang dipenuhi aktivitas militer, seperti
terdapat pada kutipan berikut.
Sulung : Huhuh, kota tercintaku ini rupanya sudah berubah wajah.
Dipenuhi penghuni baju seragam menyandang senapan.
Dipagari lingkaran kawat berduri. Dan wajahnya kini menjadi
garang berhiaskan laras-laras senapan amesin. Tapi atas
segalanya, kota tercintaku ini masih tetap memperlihatkan
kejelitaannya.
Bapak : Begitulah Nak suasana kota yang sedang dicekam keadaan
darurat perang.
Dengan suasana demikian, juga mendukung konflik dramatik yang berujung
pada keputusan Bapak menembak anaknya yang mata-mata musuh. Serta
keinginan Bapak untuk tinggal di rumahnya
………..
Bapak : Tidak! Aku tidak akan pergi. Aku akan tetap di sini. Mereka
pasti akan segera kemari. Mereka akan menjumpai jenazah
abangmu. Dan, aku akan bikin perhitungan dengan mereka.
Pistol ini akan memadailah untuk itu.
Bungsu : Tidak! Bapak musti ikut kami.
Terdengar ledakan bom-bom menggemuruh, menyusul tembakan meriam-meriam.
……….

8) Unsur Ekstrinsik
Drama ini banyak bercerita tentang kehidupan sosial-politik di Indonesia pasca
kemerdekaan.Permasalahan yang diangkat pengarang dalam drama ini adalah
adanya perbedaan ideologi antara Bapak dengan Sulung.Bapak dengan kukuh
berusaha meyakinkan Sulung untuk kembali mempertahankan kemerdekaan
bangsa.Namun karena Sulung telah hidup lama di luar negeri, sulung berpikir
praktis dengan mengambil keputusan berdasarkan asas manfaat.Dirinya tidak
peduli walaupun menjadi kaki tangan musuh, dan bangsanya musnah asalkan
dirinya sendiri selamat.

E. Rangkuman
Puisi Lama adalah puisi yang memancarkan kehidupan masyarakat lama, adat istiadat,
dan kebiasaan masyarakat lama, dan terdiri atas: pantun, syair, gurindam, dan
talibun.Ciri-ciri puisi baru antara lain: (a) puisinya tidak lagi berbentuk pantun, syair,
atau gurindam; (b)jenis puisinya antara lain:distichon, tersina, quartrain, quint, sextet,
septima, oktaf, dan soneta; (c) lariknya simetris, penuh rima dan irama; (d)pilihan
katanya indah; (e)banyak memanfaatkan bahasa kiasan perbandingan.
Puisi dibangun oleh dua unsur yang saling terkait, yakni strukturbatin/makna dan
strukturfisik yang berupa bahasa.Struktur fisik terdiri atas: diksi, citraan, bahasa kiasan,
rima, irama, dan tipografi; sedangkanstruktur batinterdiri atas: tema, perasaan, nada,
dan amanat.

Memparafrasekan puisi adalah mengubah bentuk puisi menjadi prosa (memprosakan
puisi) atau puisi diwajarkan sesuai dengan susunan bahasa yang normatif setelah
sebelumnya dilakukan pemenggalan/ penjedaan dengan tepat. Kata-kata dalam puisi
tersebut (bilamana perlu) diberi tambahan kata sambung seperti: dan, tetapi,
meskipun, seperti, dsb. (yang diletakkan dalam kurung). Sementara isi adalah
maknapuisi yang tidak terlepas dari amanat yang dikandungnya secara tersurat maupun tersirat.

Unsur-unsur drama lazim dikelompokkan dalam dua kategorisasi, yaitu unsur-unsur
intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik. Unsur-unsur intrinsik drama adalah berbagai unsur
yang secara langsung terdapat dalam karya sastra yang berujud teks drama, seperti:
alur, tokoh, karakter, latar, tema dan amanat, serta unsur bahasa yang berbentuk
dialog. Sementara itu, unsur ekstrinsik adalah segala macam unsur yang berada di luar teks drama, tetapi ikut berperan dalam keberadaan teks drama tersebut. Unsur-unsur
itu antara lain biografi atau riwayat hidup pengarang, falsafah hidup pengarang, dan
unsur sosial budaya masyarakatnya yang dianggap dapat memberikan masukan yang
menunjang penciptaan karya drama tersebut.

F. Media/ Sumber Belajar
Media yang dijadikan sebagai sumber belajar dalam kegiatan belajar ini adalah:
1. Naskah drama “ Bapak” karya B. Soelarso
BAPAK
(Drama dua babak)
B.Soelarso
Para Pelaku:
Bapak, usia 51 tahun
Si Sulung, usia 28 tahun
Si Bungsu, usia 24 tahun
Perwira, usia 26 tahun
Bagimu, kemerdekaan bumi pusaka

Drama ini terjadi pada tanggal 19 Januari 1949, sebulan sesudah tentara Kolonial
Belanda melancarkan aksi agresinya yang kedua dengan merebut ibu kota Republik
Indonesia, Yogyakarta.
Tentara kolonial telah pula siap siaga untuk melancarkan serangan kilat untuk
merebut sebuah kota strategis yang hanya dipertahankan oleh satu batalyon Tentara
Nasional Indonesia.
Di kota itulah si Bapak dikagetkan kedatangan putera sulungnya yang mendadak
muncul setelah bertahun tanpa kabar berita.
Si sulung telah kembali pulang dengan membawa sebuah usul yang amat amat
sangat mengagetkan si Bapak.
Waktu itu seputar jam 10.00, si Bapak yang sudah lanjut usia, jalan terus-menerus
merongrong pikirannya.
33
Bapak : Dia putera sulungku. Si anak hilang telah kembali pulang. Dan
sebuah usul diajukan; segera mengungsi ke daerah
pendudukan yang serba aman tenteram. Hem ya-ya, usulnya
dapat kumengerti. Karena ia sudah terbiasa bertahun hidup di
sana. Dalam sangkar. Jauh dari deru prahara. Bertahun mata
hatinya dikelap-butakan oleh nina-bobok, lele-buai si penjajah.
Bertahun semangatnya dijinakan oleh suap roti-keju.
Celaka,oo, betapa celaka nian. Si Bungsu senyum mendatang.
Bungsu : Ah Bapak rupanya lagi ngomong seorang diri.
Bapak : Ya, anakku, terkadang orang lebih suka ngomong pada diri
sendiri. Tapi bukankah kau tadi bersama abangmu?
Bungsu : Ya. Sehari kami tamasya mengitari seluruh penjuru kota.
Sayang sekali, kami tidak berhasil menjumpai Mas...
Bapak : Tunanganmu?
Bungsu : Ah dia selalu sibuk dengan urusan kemiliteran melulu. Bahkan
ketika kami mendatangi asramanya, ia tak ada. Kata mereka,
ia sedang rapat dinas. Heheh, seolah-olah seluruh, hidupnya
tersita untuk urusan-urusan militer saja.
Bapak : Kita sedang dalam keadaan darurat perang, Nak. Dan dalam
keadaan begini, bagi seorang prajurit kepentingan negara ada
di atas segala. Bukan saja seluruh waktunya, bahkan juga jiwa
raganya. Tapi eh, mana abangmu sekarang?
Bungsu : Oo, rupanya dia begitu rindu pada bumi kelahirannya. Seluruh
penjuru kota dipotreti semua. Tapi kurasa Abang akan segera
tiba. Dan sudahkah Bapak membawa usul yang dimajukannya itu?
Bapak : Itulah, itulah yang hendak kuputuskan sekarang ini, Nak.
Bungsu : Nah itulah dia!
Si Sulung datang dengan mencangklong pesawat potret, mengenakan kacamata
hitam. Terus duduk, melepaskan kacamata dan meletakkan pesawat potret di meja.
Sulung : Huhuh, kota tercintaku ini rupanya sudah berubah wajah.
Dipenuhi penghuni baju seragam menyandang senapan.
Dipagari lingkaran kawat berduri. Dan wajahnya kini menjadi garang berhiaskan laras-laras senapan amesin. Tapi atas
segalanya, kota tercintaku ini masih tetap memperlihatkan kejelitaannya.
Bapak : Begitulah Nak suasana kota yang sedang dicekam keadaan darurat perang.
Sulung : Ya pertanda akan hilang keamanan, berganti huru-hara
keonaran. Dan, mumpung masih keburu waktu, bagaimana
dengan putusan Bapak atas usulku itu?
Bapak : Menyesal sekali, Nak....
Sulung : Bapak menjawab dengan penolakan, bukan?
Bapak : Ya.
Bungsu : Jawaban Bapak sangat bijaksana.
Sulung : Bijaksana!?! Ya, kau benar manisku.Setidak-tidaknya
demikianlah anggapanmu, karena bukankah secara kebetulan
tunanganmu itu adalah seorang perwira TNI disini. Tapi maaf,
bukan maksudku menyindirmu, adik sayang.
Bungsu : Ah, tidak mengapa. Kau hanya kelihatan keletihan.
Mengasolah dulu, ya, Abang. Mengasolah, kau begitu capek
tampaknya. Bapak, biar aku pergi belanja dulu untuk hidangan
makan siang nanti.
Si Bungsu pergi. Si Sulung mengantar dengan senyum.
Bapak : Nak, pertimbangan bukanlah karena masa depan
adikmuseorang. Juga bukan karena masa depan sisa usiaku.
Sulung : Hem. Karena rumah dan tanah pusaka ini barangkali ya, Bapak?
Bapak : Sesungguhnya, Nak, lebih karena itu.
Sulung : Oh,ya?!? Apa itu ya, Bapak?
Bapak : Kemerdekaan.
Sulung : Kemerdekaan!?! Kemerdekaan siapa?
Bapak : Bangsa dan bumi pusaka.
Si Sulung tertawa
Sulung : Bapak yang baik. Bertahun sudah aku hidup di daerah
pendudukan sana bersama beribu bangsa awak yang tercinta.
Dan aku seperti juga mereka, tidak pernah merasa jadi budak
belian ataupun tawanan perang. Ketahuilah ya, Bapak, di sana
kami hidup merdeka.
Bapak : Bebaskah kau menuntut kemerdekaan?
Sulung : Hoho, apa yang mesti dituntut! Kami di sana manusia-manusia merdeka.
Bapak : Bagaimana kemerdekaan menurut engkau, Nak?
Sulung : Hem. Di sana kami punya wali negara, bangsa awak. Di sana
segala lapang kerja terbuka lebar-lebar bagi bangsa awak. Di
sana, bagian terbesar tentara polisi, alat negara bangsa awak.
Di atas segalanya, kami disana hidup dalam damai. Rukun
berdampingan antara si putih dan si awak...
Bapak : Dan di atas segalanya pula, di sana si putih menjadi yang
dipertuan. Dan sebuah bendera asing jadi lambang
kedaulatan, lambang kuasa, penjajahan. Dapatkah itu kau
artikan suatu kemerdekaan?
Sulung : Ah, Bapak berpikir secara politis. Itu urusan politik
Bapak : Nak, kemerdekaan atau penjajahan selalu soal politik.
Selalu merupakan buah politik.
Sulung : Baik,baik. Tapi ya, Bapak, kita bukan politisi.
Bapak : Nak, setiap patriot pada hakekatnya adalah seorang
politikus jua. Kendati tidak harus berarti menjadi seorang
diplomat, seorang negarawan. Dan, justru karena kesadaran
dan pengertian politiknya itulah, seorang patriot akan
senantiasa membangkang terhadap tiap politik penjajahan.
Betapa pun manis bentuk lahirnya. Renungkanlah itu, Nak.
Dan marilah kuambil contoh masa lalu. Bukankah dulu semasa
kita masih hidup dalam alam Hindia Balanda, kita hidup serba
kecukupan dalam sandang pangan. Tapi, Nak, apakah
jaminan perut kenyang, kecukupan sandang pangan,
kesejahteraan hidup keluarga dalam suasana aman tenteram
dan masa pensiun yang enak, sudah dengan sendirinya berarti
hidup dalam kemerdekaan? Tidak, anakku! Kemerdekaan
tidak ditentukan oleh semua itu. Kemerdekaan adalah soal
harga diri kebangsaan, soal kehormatan kebangsaan. Ia
ditentukan oleh kenyataan, apakah sesuatu bangsa menjadi
yang dipertuan mutlak atas bumi pusakanya sendiri atau tidak.
Ya, anakku renungkanlah kebenaran ucapanku ini.

Renungkanlah ....
Sulung : Menyesal ya, Bapak. Rupanya kita berbeda kutub dalam tafsir
makna...
Bapak : Namun, kau, Nak, kau wajib merenungkannya. Sebab, aku
yakin kau akan mampu menemukan titik simpul kebenaran
ucapanku itu.
Sulung : Baik - baik. Itu akan kurenungkan, mungkin kelak aku
akan membenarkan tafsir Bapak. Tapi sekarang ini dan dalam
waktu mendatang yang singkat, aku belum bersedia untuk
mempertimbangkannya. Lagipula, kita sekarang diburu waktu.
Karenanya, kumohon Bapak segera berkenan sekali lagi
mempertimbangkan usulku. Setidak-tidaknya demi kedamaian
hidup masa tua Bapak juga. Bahkan sebenarnya juga demi
masa depan adikku satu-satunya itu. Taapi karena dia lebih
memberati masa nikahnya dengan seorang perwira TNI,
terpulanglah kepada kehendaknya sendiri. Cuma, telah
kupesankan kepadanya, agar ia segera saja pindah ke
pedalaman yang masih jauh dari jangkauan peluru meriam.
Karena, kurasa wajah kota tercintaku ini tak lama lagi akan
hancur lebur ditimpa kebinasaan perang.
Bapak : Nak, apa pun yang terjadi aku akan tetap bertahan di sini. Dan
bila mereka melanda kota ini, insya Allah aku pun akan ikut
angkat senjata. Bukan karena rumah dan tanah waris. Tapi
karena kemerdekaan bumi pusaka. Ya, mungkin sekali
pembelaanku akan kurang berarti. Namun dalam setitik amal
baktiku itulah, kutemukan bahagia dalam sisa usiaku. Dan
kalaupun aku mesti mati untuk itu, niscayalah aku ikhlas mati
dalam damai di hati. Nah, kau pun tahu aku tidak pernah
memaksakan kehendakku pada anak-anakku. Bila ada anakku
yang yakin bahwa masa daepannya di daerah pendudukan
akan lebih membahagiakan hidupnya, silahkan pergi.
Begitulah, bila adikmu mantap untuk mengungsi ke sana,
silahkan pergi bersamamu. Tapi adikmu dibesarkan dalam
alam kemerdekaan, jadi dia tentulah dapat menilai arti
kemerdekaan. Karenanya, aku yakin ia akan tidak pernah ragu
untuk menentukan ke mana cinta hidupnya akan dibawa. Dan
kurasa bukanlah soal pernikahannya dengan seorang perwira
TNI yang menjadi dasar timbang rasa, tibang hatinya. Tapi
pengertian cintanya pada kemerdekaan bumi pusakanya!
Sulung : Ah, Bapak terpanggang oleh api sentimen patriotisme.
Ya,ya aku memang dapat mengerti, lantaran dulu Bapak
pernah jadi buronan pemerintah Hindia-Belanda. Bahkan
sampai-sampai almarhumah Bunda wafat dalam siksa
kesepian dan kegelisahan karena Bapak selalu keluar masuk
penjara. Dan, kini rupanya Bapak menimpakan segala dendam
itu pada pemerintah kerajaan. Bapak, sebaiknya lupakanlah
masa lalu. Lupakanlah semua duka cerita itu.
Bapak : Anakku sayang, kebencianku pada mereka, dulu, sekarang,
dan besok, bukanlah karena dendam pribadi. Tidak!
Pembangkanganku dulu, sekarang, dan besok, bukanlah
karena sentimen, tapi karena keyakinan. Ya, keyakinan bahwa
mereka adalah penjajah. Ya, keyakinan bahwa mereka adalah
penjajah. Keyakinan bahwa membangkang penjajah adalah
suatu tindak mulia, tindak hak. Untuk itulah aku rela dalam
menderita dan korbankan segalanya, Nak. Dan aku bangga
untuk itu. Juga marhumah Bundamu, Nak. Karena ia tahu dan
sadar akan arti pengorbanannya. Tidak akan pernah tersia.
Meskipun takkan ada bintang jasa dan tugu kenangan
baginya...
Sulung : Lepas dari setuju atau tidak, aku kagumi Bapak dalam
meneguhi keyakinan. Ya, lepas dari setuju atau tidak, aku
kagumi kesabaran dan ketabahan marhumah Bunda. Juga
pada adikku seorang yang begitu tinggi kesadaran
pengertiannya, begitu agung cintanya pada kemerdekaan,
meski tafsirannya adalah tafsiran yang Bapak rumuskan. Dan
ya, kita memang musti berbangg diri dalam meneguhi cinta
dan keyakinan masing-masing. Tapi, ya, Bapak, usulku tak
ada sangkut pautnya dengan masalah kebanggaankebanggaan
pribadi. Usulku cuma untuk keselamatan pribadi!
Bapak : Kau benar, usulmu memang tak bersangkut-paut dengan
kebanggaan-kebanggaan pribadi. Tapi usulmu itu langsung
menyentuh keyakinan-keyakinan pribadi. Dan menurut jalan
pikiran keyakinanku, usulmu itu wajib ditolak. Mutlak! Sebab
mengorbankan keyakinan, bagiku nilai rasanya sungguh
teramat nista. Tengoklah sejarah, lihatlah betapa para satria
Muslim syahid dalam membela dan meneguhi keyakinannya.
Betapa membela dan meneguhi keyakinannya. Betapa kaum
Nasrani begitu pasrah mati dikoyak-koyak singa di zaman
Nero. Ya, mereka yang Muslim yang Nasrani sama mati ikhlas
mati syahid menurut anggapannya, daripada mengorbankan
keyakinan-keyakinan yang mereka teguhi.
Sulung : Ya, bila memang Bapak begitu teguh pada pendirian yang
Bapak anut, apa boleh buat...
Bapak : Tapi, Nak, izinkan aku tanya. Bagaimana sikapmu dalam
perjuangan pembangkangan kita melawan penjajah?
Sulung : Sudah kunyatakan tadi, bahwa antara kita ada perbedaan
kutub, perbedaan dalam merumuskan tafsir makna. Kita
menempuh jalan yang beda. Bapak memilih jalan
pembangkangan, aku sebaliknya. Konsekuensinya memang
berat amat. Satu tragedi. Dan menurut tanggapanku, targedi
yang terjadi dan bakal terjadi di sini menjadi tanggung jawab
kaum ekstrimis, dan pihak yang sekeyakinan dengan Bapak.
Bapak : Sayang sekali, Nak, kita tegak pada dua kutub yang
bertentangan secara asasi. Tapi adalah keliru bila kau
menimpakan kesalahan dan tanggung jawab segala duka cita
pada pihak kami, Nak. Kami cinta damai, tapi adalah pasti,
lebih memberati kemerdekaan! Dan bila pihak kalian
membenarkan tindak paksa, tindak kekerasan dalam
menindas gerak perjuangan kemerdekaan, maka pihak kamipun membenarkan tindak pembangkangan bersenjata.
Bagaimana pun juga, kedudukan kami adalah bertahan diri.
Nak, sejarah membuktikan bahwa sejak kaum penjajah
menjangkahi bumi pusaka kita, merekalah yang menciptakan
segala sengketa berdarah antara sesama kita. Politik
penjajahan merekalah yang menghasilkan duka cerita di tanah
air. Ya, dimana saja. Adalah kaum penjajah yang menjadi
biang keladi dan yang bertanggung jawab atas segala duka
cerita bangsa yang terjajah!
Sulung : Begitu pendapat, Bapak? Memang Bapak ada hak penuh
untuk berpendapat demikian itu.
Bapak : Nak, keyakinanmu salah. Sadarlah!
Sulung : Salah bagi bapak, benar bagiku. Dan, aku sadar benar
akan itu. Dan dengan penuh kesadaran pula, aku bersedia
menanggung segala resikonya.
Si Sulung melangkah ke dalam.
Bapak : Ya, memang keyakinan tidak bisa dipaksakan. Tidak
juga oleh seorang bapak pada anak kandung sendiri. Namun
bagaimana pun jua, aku telah mengingatkannya.
Dari dalam rumah kedengaran suara-suara isyarat pesawat pemancar isyarat. Bapak
tersentak keheranan. Dan penuh curiga si Bapak melangkah ke dalam.
Si Bungsu muncul dengan mencangklong tas penuh berisi bungkusan makanan dan sayur mayur.
Bungsu : Ee, kemana semuanya ini....
Di luar kedengaran orang mengetuk-ngetuk pintu, permisi.
Perwira : Maafkan, aku tadi tidak sempat menemui....
Bungsu : Lupakanlah. Yang penting, sekarang Mas sudah berada di sini.
Perwira : Di mana abangmu, Dik? Tentulah ia amat jengkel padaku,
bukan? Karena sejak kedatangannya disini, ia selalu tidak
berhasil dalam usahanya mengenalku. Ya, aku pun sangat
ingin mengenalnya . Dapatkah kini aku memperkenalkan diri ?
Bungsu : Tentu. Dan itu sudah kewajibanmu, Mas ?
Mendadak dari dalam kedengaransuara tembakan pistol beberapa kali. Si Bungsu
dan Perwira tersentak kaget.
Bungsu : Kau dengar, Mas?
Perwira : Tembakan pistol!
Bungsu : Dari dalam rumah ....
Perwira : Pasti ada sesuatu yang tidak beres, di dalam sana. Adakah
Bapak memiliki senjata api itu, Dik?
Bungsu : Setahuku, tidak.
Perwira : Abangmu, barangkali?
Si Bungsu mendadak muncul dengan pestol di tangan kanan dan sebuah map tebal
di tangan kiri. Mereka saling menatap dengan heran tegang. Si Bapak meletakkan
map di atas meja, pistol diletakkan di atasnya.
Bapak : Pistol ini milik putera sulungku...
Bungsu : Bapak apa yang terjadi !
Bapak : Aku ... aku telah menembak mati abangmu, anak kandungku
pribadi.
Si Bungsu menjerit.
Bungsu : Tapi ... tapi bagaimana mungkin bapak bertindak begitu ...
Bapak : Bagaimana pun juga, aku telah melakukannya dengan penuh
kesadaran.
Bungsu : Apa...apa dosa abangku seorang!
Si Bapak tenang duduk, berusaha menguasai diri. Lalu menatap ke arah Perwira
yang masih terpaku keheranan.
Bapak : Nak, lihatlah ada alat-alat apa sajakah di kamar dalam sana.
Bungsu : Bapak, jawablah tanyaku tadi. Katakanlah apa dosa, apa salah
abang!
Si Bapak terdiam. Si Bungsu terisak pilu. Perwira cepat pergi ke dalam. Sejenak sepi
selain sedu sedan si Bungsu. Kemudian Perwira muncul pula dengan wajah
memucat, tangan kanan mencangklong alat peneropong. Tangan kiri mengepit lipata
peta militer dan pistol isyarat.
Bapak : Apa saja yang kau temukan disana...
Perwira : Sebuah alat pesawat pemancar isyarat radio. Dan yang
kubawa ini ...
Barang-barang diletakkan ke atas meja.
Perwira : Pistol isyarat. Peta militer yang secara terperinci
menggambarkan denah kota ini, lengkap dengan tempattempat
instalasi-instalasi militer, kubu-kubu pertahanan kita di
sini.
Si Bapak menoleh ke arah si Bungsu yang masih tersedu.
Bapak : Kau dengar sendiri, Nak? Abangmu, seorang pengkhianat.
Si Bapak gemetar tubuhnya, dan suaranya menggemetarlah.
Bapak : Dia anak kandungku, pengkhianat!
Mata si Bapak terkaca basah, berulang kali menggumam kata-kata “pengkhianat”.
Dengan menahan amarah campur kepedihan hati, si Bapak mengeluarkan sebuah
potret ukuran kartu pos dari dalam map yang tadi dibawanya. Potret diperlihatkan
kepada si Bungsu dan Perwira.
Bapak : Lihat- lihat! Dia dalam seragam tentara Kolonial, dengan
pangkat Letnan! Lengkap dalam bintang-bintang jasa
khianatnya menghiasi dada.
Si Bungsu menghentikan sedu-isakannya, cepat merebut potret dari tangan si Bapak.
Gemetar si Bungsu menatap potret. Kemudian seolah potret itu pun terlepas sendiri
jatuh ke lantai. Si Bungsu menutupkan kedua belah tangannya pada wajahnya
beriring suara melengking pasrah.
Bungsu : Abang!
Bapak : Tak perlu ia diratapi, Nak.
Si Bungsu dengan mata terkaca basah mengangguk pelan sambil menahan
kerunyaman hatinya, dan deraian air mata kepedihannya.
Si Bapak mengambil map, diserahkannya kepada Perwira yang masih tertegun
dengan wajah muram.
Bapak : Bawa! Di dalamnya penuh dokumen rahasia-rahasia militer.
Mungkin sekali juga, kunci sandi dinas rahasia tentara
Kolonial. Sebab dia ternyata opsir dalam Dinas Rahasia
Tentara Kerajaan.
Bapak : Nak, izinkan kubertanya. Apa yang akan kalian lakukan
terhadapnya sekiranya ia sampai tertangkap kalian ?
Perwira : Hukum tembak sampai mati.
Bapak : Itu sudah terlaksana, dengan tanganku pribadi.
Bungsu : Tapi, kenapa musti Bapak sendiri yang menghakimi.
Bapak : Karena, dia anak kandungku pribadi. Karena aku cinta
padanya. Ya, karena cintaku itulah, aku tidak rela ia
meneruskan langkah sesatnya. Langkah khianatnya, harus ya,
wajib dihentikan. Ameskipun dengan jalan membunuhnya.
Tapi dengan kematiannya, aku telah menyelamatkan jiwanya
dari kesesatan hanya sampai sekian. Dengan kematiannya
berakhirlah pula kerja nistanya sebagai pengkhianat. Ya, sekali
ini aku terpaksa memaksakan kehendakku pada anak
kandungku sendiri. Dan dengan kekerasan dalam bentuk
pembunuhan! Itu kulakukan tanpa dorongan dendam. Tanpa
semangat kebencian pada pribadi almarhum. Dan itu akan
kupertanggungjawabkan, dunia akhirat. Dia anak kandungku
pribadi. Tapi cinta kebapaanku ada batsnya. Karena aku lebih
cinta pada bagimu kemerdekaan bangsa dan bumi pusaka.
Dan bagimu kemerdekaan, sekali anak kandungku kujadikan
tumbal sesaji. Bila saja ia pahlawan, hendaklah gugur syahid
di pangkuan Ibu Kemerdekaan. Bila ia pengkhianat, matilah ia
di tanganku pribadi. Dan celakalah ia, karena ia telah memilih
kematian yang paling aib. Mati dalam khianat.
Si Bapak menoleh ke arah Perwira.
Bapak : Tolonglah, Nak bawa kemari jenazah almarhum.
Perwira cepat melangkah ke dalam. Si Bapak menghampiri si Bungsu.
Bapak : Bagaimanapun juga, abangmu kini telah lepas dari
cengkeraman tindak khianat.
Bungsu : Oo, bapak, betapa memelas kemalangan hidupnya. Betapa
memelas.
Bapak : Belas kasihanilah ia, sebagaimana kita menaruh belas kasihan
pada jiwa-jiwa malang.
Perwira muncul dengan mengemban jenazah si sulung yang sudah diselimuti kain. Si
Bapak memberi isyarat agar jenazah diletakkan di lantai. Si Bungsu masih dengan
mata berkaca basah menghampiri jenazah si Sulung, dan dengan berlutut ia
menyingkap selimut, ditatapnya wajah jenazah dengan berlinang. Lalu dengan
gemetar, kain diselimutkan lagi menutupi wajah jenazah. Sambil bangkit si Bungsu
menggumam lirih.
Bungsu : Sesungguhnya manusia itu kepunyaan Tuhan Yang Maha
Esa, dan kepada-Nya jualah akhirnya manusia kembali.
Perwira mengeluarkan sebuah notes dari saku celananya.
Perwira : Ini buku harian mendiang, yang tadi kutemukan dari sakunya.
Dan inilah catatannya yang terakhir ... 18 Januari 1949. Semua
laporan sudah diterima di Markas Besar. Beres. Tinggal kirim
tanda OK, besok pagi. Operasi Badai bisa dilaksanakan
menurut rencana X. 19 Mjanuari, jam 12.00. Dropping Zone di
perbatasan utara kota, aman. Cukup diterjunkan satu kompi
pasukan payung. Untuk mendobrak pertahan TNI di jalan raya

1, cukup dikerahkan sati squadron tank. Sasaran artileri 3
derajat barat laut kota. Keempat batalyon Tijger Brigade
digerakkan serentak, menembus pertahanan sayap kanan kiri
TNI pada jalan raya 1 dan 2.
Bapak : Sekarang tanggal 19 Januari!
Perwira : Kekuatan kita Cuma satu batalyon. Sekarang jam 11.35 ...
Terdengar deru pesawat-pesawat terbang. Mereka sama tersentak.
Bapak : Mereka datang. Cepatlah bertindak. Dan kau anakku, ikutlah
bersama bakal suamimu.
Bungsu : Bapak juga ....
Bapak : Tidak! Aku tidak akan pergi. Aku akan tetap di sini. Mereka
pasti akan segera kemari. Mereka akan menjumpai jenazah
abangmu. Dan, aku akan bikin perhitungan dengan mereka.
Pistol ini akan memadailah untuk itu.
Bungsu : Tidak! Bapak musti ikut kami.
Terdengar ledakan bom-bom menggemuruh, bersusul tembakan meriam-meriam.
Bapak : Cepat pergilah! Cepat!
Perwira yang telah mengambil barang-barang sitaan, cepat-cepat menarik tangan si
Bungsu. Keduanya berlari keluar, tapi henti sejenak di ambang.
Perwira : Selamat tinggal, ya Bapak.
Bungsu : Selamatlah ya, bapak.
Bapak : Selamat berjuang. Berbahagialah. Lahirkanlah pahlawanpahlawan.
Tuhan bersama kalian. Selamat berjuang!
Perwira dan si Bungsu menghilang pergi. Ledakan-ledakan, tembakan-tembakan kian
dekat menggemuruh. Bersusul tembakan gencar. Si bapak dengan tenang
menghampiri jenazah. Dibukanya kain yang menutup bagian wajah jenazah, sejenak
ditatap dengan penuh keharuan.
Bapak : Damailah rohmu di alam baka. Tuhan akan mengampuni siapa
saja yang dikehendaki-Nya. Karena, sesungguhnya Tuhan
Maha Pengampun dan mengampuni dosa tiap hamba-Nya.
Wajah jenazah kembali ditutupkan. Lalu dengan tenang si bapak menghampiri meja,
mengambil pistol. Tenang membukan kunci pistol. Dan dengan gerak tenang pula
melangkah ke arah ambang dengan senjata di tangan.
Bapak : Sekarang, telah tiba saatnya bagiku untuk bikin perhitungan
dengan si biang keladi yang menimpaku duka cerita selama
berabad di tanah air. Sekarang btelah tiba saatnya bagiku untuk berikan pengorbananku yang terbesar bagimu, ya,
kemerdekaan bumi pusaka!
SELESAI

G. Evaluasi Belajar
Pilihlah salah satu jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang pada huruf
jawaban!
1. Bacalah syair karya Hamzah Fansuri di bawah ini dengan teliti, kemudian pilih salah
satu jawaban yang paling tepat.
PERAHU
Wahai muda, kenali dirimu.
Ialah perahu tamsil tubuhmu,
Tiadalah berapa lama hidupmu,
Ke akhirat jua kekal diammu.
Hai muda arif budiman,
Hasilkan kemudi dengan pedoman,
Alat perahumu juga kerjakan,
Itulah jalan membetuli insan.
Perteguh juga alat perahumu,
Hasilkan bekal air dan kayu,
Dayung pengayuh taruh di situ,
Supaya laju perahumu itu.
Tema syair di atas adalah
a. ketuhanan b. kemanusiaan c. percintaan d. kedamaian
2. Nada yang tercermin dalam syair tersebut adalah
a. keingingan b. kesungguhan c. ketenangan d. kegelisahan
3. Penjedaan yang tepat larik kedua bait pertama pada syair tersebut adalah
a. Ialah perahu/ tamsil tubuhmu/ b. Ialah perahu tamsil/ tubuhmu/
c. Ialah/ perahu tamsil tubuhmu/ d. Ialah perahu tamsil tubuhmu/
4. Penjedaan yang tepat bait kedua adalah
a. Hai/ muda arif budiman/,Hasilkan kemudi/ dengan pedoman/,Alat/ perahumu/juga kerjakan/,Itulah jalan membetuli insan//.
b. Hai muda/ arif budiman/,Hasilkan kemudi/ dengan pedoman/,Alat perahumu/ jugakerjakan/,Itulah jalan/ membetuli insan//.
c. Hai muda/ arif budiman/,Hasilkan/ kemudi dengan pedoman/,Alat perahumu/ jugakerjakan/,Itulah jalan membetuli insan//.
d. Hai muda arif budiman/,Hasilkan/ kemudi dengan pedoman/,Alat perahumu jugakerjakan/,Itulah jalan membetuli insan//
5. Apakah yang dimaksud dengan kata “perahu” dalam puisi tersebut di atas.
a. bahtera b. kehidupan c. bahtera kehidupan d. agama
6. Yang dimaksud dengan “Perteguh jua alat perahumu” dalam bait ketiga adalah
a. Kaum muda harus mempertebal iman-keyakinan. b. Kaum muda harus setia menjalankan shalat lima waktu
c. Kaum muda harus benar-benar menjalankan perintah agama. d. Kaum muda harus fanatik terhadap agama.
7 Kepada siapakah puisi tersebut ditujukan?
a. Kepada diri sendiri b. Kepada orang lain c. Kepada anak muda d. Kepada pasangan yang ditinggal pergi.
8 Akhir dari puisi tersebut adalah muncul adanya …
a. kesadaran b. kekecewaan c. kegagalan d. kesiapa
9. SENJA DI PELABUHAN KECIL
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang,rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
Menyinggung muram, desir hari lari berenang
Menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
Dan kini, tanah, air, tidur, hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri berjalan
Menyisir semenanjung, masih pengap harap
Sekali tiba di ujung sekalian selamat jalan
Dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap.
Tema puisi tersebut di atas adalah
a. ketuhanan b. kemanusiaan c. kekecewaan d. kasih tak sampai
10. Perasan yang terkandung dalam puisi tersebut adalah
a. keharuan b. kepasrahan c. kegembiraan d. kedukaan
11 Siapakah yang berbicara dalam puisi tersebut di atas?
a. pencari cinta b. pemuda c. petualang d. aku lirik
12 Citraan yang dominan dalam puisi tersebut adalah
a. penglihatan b. pendengaran c penciuman d. perabaan
13. Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang,rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Penjedaan/pemenggalan yang tepat adalah
a. Ini/ kali tidak ada/ yang mencari cinta/di antara gudang/,rumah tua/,padacerita/tiang/ serta temali//. Kapal/, perahu tiada berlaut/menghembus diri/dalam mempercaya mau berpaut/
b. Ini kali/ tidak ada yang mencari cinta/di antara gudang/,rumah tua/, padacerita/tiang/ serta temali//. Kapal/,perahu tiada berlaut/menghembus diri/ dalammempercaya mau berpaut/
c. Ini/ kali tidak ada/ yang mencari cinta di antara gudang,rumah tua/, padacerita/tiang/ serta temali//. Kapal/, perahu tiada berlaut/menghembus diri/ dalammempercaya mau berpaut/
d. Ini kali/ tidak ada/ yang mencari cinta/di antara gudang/,rumah tua/, padacerita/tiang/ serta temali//. Kapal, perahu/ tiada berlaut/menghembus diri/ dalammempercaya/ mau berpaut/
14. Yang dimaksud dalam bait pertama puisi tersebut di atas adalah
a. si aku lirik pasrah pada keadaan. b. si aku lirik tidak mau bercinta lagi
c. si aku lirik kecewa d. si aku lirik marah
15. “Ada juga kelepak elang/Menyinggung muram”.Bahasa kiasan yang terdapat dalam
larik ini adalah
a. personifikasi b. metonimi c. metafora d. simile
16. ” desir hari lari berenang”. Bahasa kiasan yang terdapat dalam larik ini adalah
a. personifikasi b. metonimi c. metafora d. simile
17. Makna talibun di bawah ini adalah
Kalau anak pergi ke lepau
Yu beli belanak pun beli
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi merantau
Ibu cari sanak pun cari
Induk semang cari dahulu
a. Jika Anda merantau, pertama-tama carilah Ibu dan sahabat terlebih dahulu.
b. Jika Anda merantau, pertama-tama carilah Ibu terlebih dahulu.
c. Jika Anda merantau, pertama-tama carilah majikan terlebih dahulu.
d. Jika Anda merantau, pertama-tama carilah sahabat terlebih dahulu.
18. Salah satu ciri pantun di bawah ini benar
a. mengandung sampiran dan isi b. sampiran berada pada larik tiga dan empat
c. rumus rimanya aabb d. demuanya berupa isi
19. Satu di antara jawaban di bawah ini tidak termasuk jenis puisi lama
a. sonata b. talibun c. sextet d. tersina
20. Yang dapat digolongkan ke dalam jenis puisi baru adalah
a. gurindam b. talibun c. sextet d. syair
21. Tokoh yang pertama-tama berprakarsa dan berperan sebagai penggerak lakuan
disebut …
a. tokoh protagonist b. tokoh antagonis c. tokoh tritagonis d. tokoh pembantu
22. Unsur lain yang terkait dengan unsur intrinsik adalah unsur dialog atau percakapan
yang artinya seperti di bawah ini, yaitu …
a. panjang pendeknya kata dalam dialog tidak terpengaruh terhadap konflik lakon   b. dialog tidak perlu komunikatif asalkan estetis
c. dialog harus komunikatif d. mendekati klimaks dialog tidak perlu dikurangi
23. Kegiatan apresiai drama merupakan kegiatan yang melibatkan usaha memahami,
menghayati, dan menanggapi karya drama. Salah satu kegiatan dalam menghayati
karya drama adalah....
a. menganalisis unsur-unsur dalam drama dengan disertai kegiatan yang melibatkan aspek emosi.
b. membaca naskah drama secara lisan secara individual ataupun kelompok dan menanggapinya
c. membacakan naskah secara lisan atau melakukan kegiatan bermain peran dari naskah yang diapresiaskan
d. berusaha memahami unsur-unsur pembentuk dalam drama dan menganalisis aspek sosial budaya lainnya.
24. Bacalah penggalan naskah drama berikut!
Tina :Tuhan menakdirkan semua nasib manusia, kita hanya menjalani.
Ibu : Nah, pikiran begitu itulah yang tak kusukai, kau sudah ditakdirkan
Tuhan punya suami buta, tidak adakah usahamu untuk mengubah takdir
itu? Sebab takdir itu baru jatuh setelah manusia berusaha.Tina, kau
bukan anakku jika kau tidak berani melawan takdir yang pahit.
Tina : Aku sudah berusaha. Abas juga sudah berusaha, dan inilah
hasilnya.Kami dapat membelanjai diri untuk hidup sehari-hari.
Konflik yang terjadi antara tokoh Tina dan Ibu didasari oleh …
a. pandangan mengenai takdir b. perbedaan takdir manusia
c. pasrah menjalani takdir d. usaha melawan takdir e. nasib merupakan takdir
25. Tanggapan yang sesuai berkaitan dengan kaidah penulisan drama tersebut adalah

a. Perwatakan tokoh, yaitu Tina dan Ibu tidak tergambarkan dengan jelas melalui dialog.
b. Latar tidak dituangkan, baik secara tersurat melalui dialog antartokoh maupun tertulis.
c. Adegan ini agak kesulitan jika hendak dipentaskan karena tidak ada petunjuk lakuannya.
d. Tema drama tersebut terlalu kompleks sehingga pembaca atau penonton tidak bisa menagkap intinya.
e. Latar belakang penulisan drama ini adalah masalah takdir. Namun, pengembangan dialog tokohnya masih kering, belum fokus.

H. Glosarium
drama ragam satra dalam bentuk dialog yang dimaksudkan untuk
dipertujukkan di atas pentas.
denotative adalah arti sebenarnya dari suatu kata
dersik adalah deru, suara angin yang berhembus
efek dampak, akibat
harfiah arti seperti yang tertulis/arti katawi
implisit arti tersirat/tersembunyi
jenaka lucu, menimbulkan ketawa
juwita bidadari
dramatic-action, adalah dialog yang mampu menimbulkan pertentangan di antara tokoh
protagonis dan tokoh antagonisnya
klimaks/krisis, titik balik yang terjadi pada tokoh protagonis dan pada titik inilah biasanya
perhatian penonton mencapai puncak emosinya
konflik, merupakan pertentangan antara dua kekuatan atau dua tokoh dalam drama yang
dapat terjadi dalam diri seorang tokoh, antara seorang tokoh dengan
masyarakatnya dan antara dua orang tokoh yang masing-masing
mencoba memaksakan kehendaknya kepada orang lain
penokohan, adalah proses penampilan tokoh-tokoh dengan pemberian watak, sifat, atau
kebiasaan tokoh pemeran dalam drama
Setting (Inggris), dialihbasakan menjadi latar, adalah segala keterangan mengenai waktu,
ruang, dan suasana terjadinya lakuan dalam drama
tipografi bentuk/susunan larik-larik dalam puisi
tokoh, adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan di dalam
berbagai peristiwa di dalam cerita drama


„h Secara psikologis menulis sangat bermanfaat dan bisa membuat kita sehat bahkan
mampu membuat kita untuk mampu mengontrol diri. Melepaskan segala persoalan
hidup.
„h Secara metodologis menulis bermanfaat untuk melatih kita berpikir secara teratus
untuk melakukan suatu tindakan yang sesuai yang dikehendaki, bahkan untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
„h Secara filosofis bermanfaat untuk melatih kita berpikir secara radikal atau berpikir
secara mendalam.
„h Secara pendidikan mampu mempengaruhi kita untuk melakukan proses belajar. Maka
sesering kali kita menulis atau seberapa banyak kita menulis, maka sesering itu pula
kita telah melakukan proes pendidikan atau proses belajar.

Berdasarkan hal tersebut di atas dapat kita simpulkan bahwa manfaat keterampilan
menulis dari berbagai segi dan bidang pekerjaan sangat butuhkan oleh seorang, apalagi
bagi seorang guru.

4. Jenis-Jenis Menulis/Tulisan
Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang
berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas dalam melaksanakan
keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu. Klasifikasi keterampilan menulis
berdasarkan sudut pandang kedua menghasilkan pembagian produk menulis atau empat
kategori, yaitu; karangan narasi, eksposisi, deskripsi, dan argumentasi. Di berikut ini akan
dijelaskan satu persatu.

a. Eksposisi
Eksposisi biasa juga disebut pemaparan, yakni salah satu bentuk karangan yang
berusaha menerangkan, menguraikan atau menganalisis suatu pokok pikiran yang
dapat memperluas pengetahuan dan pandangan seseorang. Penulis berusaha
memaparkan kejadian atau masalah secara analisis dan terperinci memberikan
interpretasi terhadap fakta yang dikemukakan. Dalam tulisan eksposisi, teramat
dipentingkan informasi yang akurat dan lengkap. Eksposisi merupakan tulisan yang
sering digunakan untuk menyampaikan uraian ilmiah, seperti makalah, skripsi, tesis,
desertasi, atau artikel pada surat kabar atau majalah. Jika hendak menulis bagaimana
peraturan bermain sepak bola, cara kerja pesawat, bagaimana membuat tempe,
misalnya, maka jenis tulisan eksposisi sangat tepat untuk digunakan. Ekposisi berusaha
menjelaskan atau menerangkan.
Eksposisi menurut Suparno (1995: 5) adalah tulisan yang bertujuan untuk
memberitahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu. Dalam eksposisi
masalah yang dikomunikasikan adalah informasi yang berupa data faktual, suatu
analisis, dan bisa juga berupa fakta dari pendirian teguh seseorang
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa untuk menulis karangan eksposisi, penulis
harus memiliki pengetahuan memadai tentang objek yang akan digarapnya. Untuk itu,
maka seorang penulis harus memperluas pengetahuan dengan berbagai cara seperti
membaca referensi yang berkaitan dengan masalah yang dikaji melakukan penelitian,
misalnya wawancara, merekam pembicaraan orang, mengedarkan angket, melakukan
pengamatan terhadap objek dan sebagainya.
Untuk menghasilkan tulisan ekposisi yang baik maka pikiran utama dan pikiran penjelas
harus diorganisir dalam bentuk kerangka karangan yang pada umumnya dibagi dalam
tiga bagian yaitu, bagian pembuka (pendahuluan) bagian pengembangan (isi), dan
bagian penutup yang merupakan penegasan ide. Untuk karangan yang bersifat
kompleks, harus diuraikan dalam bentuk sub-bagian yang lebih rinci. Dalam karangan
seperti itu. Dapat disusun dalam bentuk bab dan diperinci lagi menjadi sub-sub bab.
Contoh eksposisi :
Masa remaja adalah saat yang penuh kesenangan dan kegembiraan. Namun, masa itu
juga merupakan saat mulai timbulnya jerawat. Suatu pertanda bahwa Anda telah
memasuki masa dewasa, namun merupakan suatu hal yang Anda harapkan tidak
begitu tampak. Cobalah Clearasil krem pengobatan jerawat. Clearasil memiliki tiga daya
ampuh yang khas untuk membantu mempercepat proses penyembuhan jerawat serta
membantu menghindari timbulnya jerawat baru. Jadikanlah dirimu salah satu dari
berjuta-juta pemakai Clearasil di dunia dan tampilkan wajah Anda dengan banggga !

b. Deskripsi
Deskrisi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata suatu benda, tempat,
suasana atau keadaan. Seorang penulis deskripsi mengharapkan pembacanya, melalui
tulisannya, dapat ¡¥ melihat¡¦ apa yang dilihatnya, dapat ¡¥mendengar¡¦ apa yang
didengarnya, ¡¥merasakan¡¦ apa yang dirasakanya, serta sampai kepada ¡¥kesimpulan¡¦
yang sama dengannnya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa deskripsi merupakan hasil
dari obesrvasi melalui panca indera, yang disampaikan dengan kata-kata (Marahimin.
1993: 46)
Tujuan deskripsi adalah membentuk, melalui ungkapan bahasa, imajinasi pembaca
agar dapat membayangkan suasana, orang, peristiwa, dan agar mereka dapat
memahami suatu sensasi atau emosi (Kurniawan, 2007:10). Pada umumnya, menulis
deskripsi jarang berdiri sendiri. Bentuk tulisan tersebut selalu menjadi bagian dalam
bentuk tulisan lainnya dan saling berkaitan.
Contoh deskripsi
Pasar Blaura merupakan pasar perbelanjaan yang sempurna. Semua barang ada di
sana. Di bagian terdepan berderet toko sepatu dalam dan luar negeri. Di lantai satu
terdapat toko pakaian yang lengkap berderet-deret. Di sampaing kanan pasar terdapat
stan-stan kecil penjual perkakas dapur. Di samping kiri ada pula jenis buah-buahan.
Pada bagian belakang kita dapat menemukan berpuluh-puluh pedagang kecil yang
berjualan makanan dan minuman. Belum lagi kalau kita melihat lantai di atasnya
(Adisampurno. 2003: 11)

c. Narasi (kisahan)
Narasi atau kisahan merupakan corak tulisan yang bertujuan menceritakan rangkaian
peristiwa atau pengalaman manusia (tokoh) berdasarkan perkembangan dari waktu ke
waktu. Paragraf narasi itu dimaksudkan untuk memberi tahu pembaca atau pendengar
tentang sesuatu yang telah diketahui atau sesuatu yang dialami oleh penulisnya.
Narasi lebih menekankan pada dimensi latar dan adanya alur atau konflik.
Narasi adalah tulisan yang menyajikan serangkaian peristiwa (Suparno, 2006: 4.54).
Karangan narasi berisi penyampaian rangkaian peristiwa menurut urutan kejadiannya,
dengan maksud memberi arti pada suatu kejadian tersebut. Tujuan menulis narasi ada
dua, yaitu (1) hendak memberikan informasi atau memberi wawasan dan memperluas
pengetahuan kepada pembaca, (2) hendak memberikan pengalaman estetis kepada pembaca.

Ciri-ciri Narasi
Contoh Narasi:
Sore itu kami pergi ke rumah Puspa. Sopir kusuruh memakirkan mobil. Kemudian,
kami memasuki gang kecil. Beberapa waktu kemudian, kami sampai di sebuah rumah
yang sederhana seperti rumah-rumah di sekitarnya. Rumah-rumah itu tampak tidak
semewah rumah-rumah gedung yang terletak di pinggir jalan. Pintu rumah yang
sederhana itu terbuka pelan. Seorang gadis berlari dan memelukku. Gadis itu tiba-tiba
pingsan dan terkulai lemas dalam pelukanku ( Pusat Bahasa .2003: 47).

d. Argumentasi
Argumentasi merupakan corak tulisan yang bertujuan membuktikan pendapat penulis
meyakinkan atau mempengaruhi pembaca agar amenerima pendapanya. Argumentasi
berusaha meyakinkan pembaca. Cara menyakinkan pembaca itu dapat dilakukan
dengan jalan menyajikan data, bukti, atau hasil-hasil penalaran (Pusat Bahasa. 2001:

Sejalan dengan itu argumentasi adalah tulisan yang berisi atas paparan alasan dan
pendapat untuk membuat suatu kesimpulan (Suparno, 2006: 5.56). Argumentasi ditulis
untuk memberikan alasan, memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau
gagasan. Jadi, setiap karangan argumentasi selalu terdapat alasan atau argumen
tentang bantahan terhadap suatu pendapat atau penguatan terhadap pendapat tersebut.
Contoh Argumentasi :
Kedisiplinan lalu lintas masayarakat di Jakarta cenderung menurun. Hal ini terbukti
pada bertambahnaya jumlah pelanggarannya yang tercatat di kepolisian. Selain itu,
jumlah korban yang meninggal akibat kecelakaan pun juga semakin meningkat. Oleh
karena itu, kesadaran mesyarakat tentang kedisplinan berlalu lintas perlu ditingkatkan
(Pusat Bahasa. 2003: 45). 11

e. Persuasi
Persuasi adalah karangan yang berisi paparan berdaya-ajuk, ataupun berdaya himbau
yang dapat membangkitkan ketergiuran pembaca untuk meyakini dan menuruti
himbauan implisit maupun eksplisit yang dilontarkan oleh penulis. Dengan kata lain,
persuasi berurusan dengan masalah mempengaruhi orang lain lewat bahasa.
Contoh Persuasi:
Generasi 1945 telah berjuang dengan jiwa dan raga untuk merebut dan menegakkan
kemerdekaan. Apa yang mereka lakukan bukan semata-mata untuk diri sendiri, tetapi
juga untuk generasi penerus.
Setiap generasi memikul beban berupa warisan yang harus dipelihara sebaik-baiknya.
Warisan adalah amanat. Melecehkan amanat sama maknanya dengan memalsukan
sumpah. Hal ini yang tidak boleh dilakukan oleh generasi mana pun.

Kegiatan 2
Membentuk beberapa kelompok untuk membahas jenis menulis/tulisan setelah itu,
mintalah setiap kelompok membaca, mengkaji, dan menelaah sumber belajar yang
berhubungan dengan hal yang ingin mereka pahami tersebut. Adapun sumber belajar
yang dirujuk adalah bahan bacaan berikut dan sumber belajar lainnya yang relevan.
Setelah setiap kelompok mengkaji dan menelaah masing-masing sumber belajar yang
terkait, mereka diminta mempresentasikannya dan ditanggapi oleh kelompok lain.

5. Jenis Surat
a. Pengertian Surat
Salah satu wujud pemanfaatan bahasa Indonesia dalam tulisan ialah korespondensi.
Kegiatan korespondensi ini muncul karena keterbatasan manusia yang tidak selamanya
dapat bertemu dengan lawan bicaranya.
Berdasarkan sifatnya, kita mengenal surat pribadi/keluarga, surat resmi/dinas/jabatan,
dan surat niaga/dagang. Surat pribadi ialah surat yang dikirim oleh
keluarga/sahabat/kenalan/teman dan sebagainya. Sifat surat ini terasa adanya hubungan
yang santai dan sering diwarnai unsur humor yang menyenangkan.
Surat resmi ialah surat yang dikirimkan oleh perseorangan atau kantor
pemerintah/swasta kepada perseorangan atau kantor pemerintah/swasta yang isinya
masalah kedinasan. Ciri kedinasan suatu surat tidak hanya ditandai oleh isi dan
penulisannya, tetapi juga ditandai oleh bentuk dan segala formalitasnya (kebakuan
bahasa, ketepatan ejaan, dan aturan penulisannya).
Surat niaga ialah surat yang ditulis oleh suatu badan perusahaan perdagangan yang
isinya membicarakan masalah niaga atau perdagangan. Surat ini dapat ditujukan kepada
semua pihak.

b. Bentuk atau Format Surat
Berdasarkan bentuk surat (style), susunan atau tata letak bagian surat pada setiap jenis
surat dapat dikategorikan sebagai berikut.
- bentuk lurus penuh (full block style)
- bentuk lurus (block style)
- bentuk setengah lurus (semi block style)
- bentuk lekuk (indented style) dan
- bentuk resmi (official style)

c. Pedoman Penyusunan Surat
Surat pribadi mempunyai bagian surat yang hampir sama dengan surat resmi. Tetapi
bagian yang terdapat pada surat resmi tidak terdapat dalam surat pribadi. Bagian surat
pribadi adalah; (1)tempat dan tanggal surat, (2)alamat surat, (3)salam pembuka, (4)isi
surat dan, (5)salam penutup. Adapun bagian surat resmi adalah; kop surat, tanggal
surat, nomor, lampiran, hal, alamat surat, salam pembuka, isi surat, salam penutup,
tembusan.

d. Contoh Surat Pribadi dan Resmi
Semarang, 20 Juni 2012
Kepada Yth.
Adikku Yulanda Wulandari
Di SD Percobaan 1 Yogyakarta
Salam Manis,
Adikku yang manis bagaimana kabar sudah lama tidak
berjumpa. Apakah sehat- sehat saja, kakak di sini sehat selalu.
Jangan lupa belajar ya, sebentar lagi sudah akan ujian
semester. Jaga kesehatan dan jangan lupa berdoa. Kita akan
rekreasi ke Candi Borobudur sesudah ujian semester, jangan lupa
bawa bekal yang banyak.
Sampai bertemu besok, semoga adik sehat dan sukses dalam belajar.

Salam manis
Temanmu tercinta
Murtiningsih

Kegiatan 3
Perhatikan dua contoh surat pribadi dan surat resmi! Dengan mengisi format
berikut!
No. Uraian Pertanyaan Contoh 1 Contoh 2
1 Resmikah format suratnya?
2 Formalkah bahasa yang digunakan?
3 Lengkapkah bagian surat yang ada?
4 Adakah kop surat tersebut?
5 Bernomorkah surat tersebut?
6 Adakah tembusan pada surat tersebut?
7
Siapa yang dituju oleh surat tersebut
individu atau lembaga?
Setelah Anda mengisi format pengamatan. Anda dapat mengatahui bagianbagian
surat resmi dan surat pribadi. Anda dapat menyimpulkan perbedaan
dan persamaan keduanya.

E. Rangkuman
Modul Keterampilan Menulis merupakan bahan ajar diklat kompetensi awal
upaya meningkatkan kemampuan diri dan memperbaiki kualitas. Agar guru
terampil dalam membimbing peserta didik dalam proses pembelajaran
tersebut sebaiknya memahami pengertian, tujuan, manfaat, jenis menulis, dan
jenis surat sehingga dapat mengembangkan komunikasi akademis di antara
peserta didik dengan guru atau pihak yang lain yang berkepentingan dengan
pembelajaran di sekolah.

Keterampilan menulis yang disusun berdasarkan kompetensi profesional dan
disesuaikan dengan kisi-kisi UKA. Dikembangkan berdasarkan Kegiatan
Belajar yang mencakup; pengantar, tujuan, panduan (alur), uraian materi yang
menjelaskan lingkup materi yang dipaparkan pada modul, rangkumat,
media/sumber dan evaluasi serta kunci jawaban. Modul ini diharapkan guru
mengatasi masalah terutama dalam materi UKA dan juga dapat motivasi diri
untuk selalu melakukan perbaikan kompetensi hingga dicapai predikat guru
profesional sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan serta prestasi belajar siswa.

F. Media /Sumber
1. Koran
2. Majalah
3. Internet
4. Makalah
5. Jurnal
6. Buku referensi yang relevan
G. Evaluasi
1. Menulis bukan sesuatu yang diperoleh secara spontan, tetapi memerlukan
usaha sadar ¡§menuliskan¡¨ kalimat dan mempertimbangkan cara
mengkomunikasikan dan mengatur. Devinisi menulis tersebut pendapat
dari ¡K.
A. Lado
B. Donn Byrne
C. Semi
D. Gere
2. Yang tidak termasuk tujuan dari menulis adalah ¡K
A. mengadopsi
B. mendidik
C. membujuk
D. menginformasikan
3. Argumentasi merupakan corak tulisan yang bertujuan membuktikan
pendapat penulis meyakinkan atau mempengaruhi pembaca agar
amenerima pendapanya. Argumentasi berusaha meyakinkan pembaca.
Cara menyakinkan pembaca itu dapat dilakukan dengan jalan
menyajikan...
A. bukti, ulasan, dan hasil penataran
B. data, bukti, atau hasil-hasil penalaran
C. ulasan ilmiah,bukti, hasil penalaran
D. bukti, pendapat, ulasan
4. Surat niaga ialah surat yang ditulis oleh suatu badan perusahaan perdagangan yang isinya membicarakan masalah
A. perdagangan.
B. pelayaran
C. perjanjian
D. perindustrian
5. Ciri kedinasan suatu surat tidak hanya ditandai oleh isi dan penulisannya,
tetapi juga ditandai ...
A. bentuk,kebakuan bahasa, ketepatan ejaan, dan aturan penulisan
B. bentuk kebakuan bahasa, diksi, ejaan, diksi, ejaan, dan aturan penulisan
C. diksi, bentuk kebakuan bahasa, dan aturan penulisan
D. aturan penulisan, diksi, tata tulisan
6. Suasana Hotel Pramesti sangat menyenangkan. Struktur banguanan yang
bernuansa Bali yang penuh ornament dan lukisan sangat enak dipandang.
Gemercik air yang mengalir. Udara pegunungan yang sejuk menambah
betah orang berlama-lama menikmati suasana hotel ini. Paragraf tersebut
berjenis karangan ¡K
A. argumentasi
B. eksposisi
C. deskripsi
D. narasi
7. Kejelasan merupakan asas yang pertama dan utama bagi hampir semua
karangan, khususnya ragam karangan faktawi. Berikut pernyataan yang
merupakan ciri-ciri kejelasan karangan ....
A. mudah, sederhana, langsung ,tepat
B. luas, rumit, langsung, tepat
C. mudah, luas , komplek, menarik
D. sedehana, menarik, langsung, tepat
8. Pilihan kata karangan persuasi mencari efek tanggapan ....
A. penalaran
B. emosional.
C. rasional
D. logis-rasional
17
__________________
______
Bentuk surat (style) di atas, jenis surat itu yang tidak dapat dikategorikan
sebagai susunan atau tata letak bagian surat pada ...
A. bentuk lurus penuh (full block style)
B. bentuk lurus (block style)
C. bentuk setengah lurus (semi block style)
D. bentuk lekuk (indented style)
10. Contoh Surat Pribadi dan Resmi

Semarang, 20 Juni 2012
Kepada Yth.
Adikku Yulanda Wulandari
Di SD Percobaan 1 Yogyakarta
Salam Manis,
Adikku yang manis bagaimana kabar sudah lama tidak
berjumpa. Apakah sehat- sehat saja, kakak di sini sehat selalu.
Jangan lupa belajar ya, sebentar lagi sudah akan ujian
semester. Jaga kesehatan dan jangan lupa berdoa. Kita akan
rekreasi ke Candi Borobudur sesudah ujian semester, jangan lupa
bawa bekal yang banyak.
Sampai bertemu besok, semoga adik sehat dan sukses
dalam belajar.
Salam manis,
Temanmu tercinta
Murtiningsih

Salah satu perbedaan ciri dari surat pribadi di atas dan surat resmi
adalah... surat
A. Kop
B. Tempat tanggal surat
C. Alamat
D. Salam pembuka
H. Glosarium

Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata suatu benda.
Eksposisi adalah menguraikan atau menganalisis suatu pokok pikiran yang
dapat memperluas pengetahuan dan pandangan seseorang.
Narasi atau kisahan adalah menceritakan rangkaian peristiwa atau
pengalaman manusia (tokoh) berdasarkan perkembangan dari waktu kewaktu.
Argumentasi adalah tulisan yang bertujuan membuktikan pendapat penulis
meyakinkan atau mempengaruhi.

Persuasi adalah karangan yang berisi paparan berdaya-ajuk, ataupun
berdaya himbau yang dapat membangkitkan ketergiuran pembaca untuk
meyakini dan menuruti himbauan implisit maupun eksplisit yang dilontarkan
oleh penulismbaca agar menerima pendapanya.
Karangan Faktawi adalah karangan yang bersifat dunia nyata atau yang benar
benar terjadi.
Kemampuan mekanis adalah kemampuan menggunakan tanda baca dengan tepat.

Grafologi adalah ilmu tentang aksara atau sisstem tulisan
Simbol adalah sesuatu yang berbentuk simbol atau tanda-tanda


Manfaat membaca adalah sebagai berikut.
1. Membaca menambah kosakata dan pengetahuan akan
tatabahasa dan sintaksis yang lebih penting lagi, membaca
memperkenalkan pada banyak ragam lingkungan kreatif, sehingga
mempertajam kepekaan linguistik dan kemampuan menyatakan
perasaan.
2. Membaca buku secara langsung dapat membantu mengalami
perasaan dan pemikiran yang paling dalam. Banyak buku dan
artikel yang mengajak untuk berintropeksi dan melontarkan
pertanyaan serius mengenai perasan nilai dan hubungan dengan
orang lain. Dengan begitu, secara tak langsung turut
memperkembangkan kecerdasan interpersonal, mendesak untuk
merenungkan kehidupan dan mempertimbangkan kembali
keputusan-keputusan akan cita-cita hidup.
3. Membaca memicu imajinasi, buku yang baik mengajarkan untuk
membayangkan dunia beserta isinya, lengkap dengan segala
kejadian, lokasi dan karakternya. Bayangan yang terkumpul dari
tiap buku atau artikel ini melekat dalam pikiran, dan sering waktu
berlalu, membangun sebuah bentang jaringan ide dan perasaan
yang menjadi dasar metafora yang ditulis, gambar yang dibuat,
bahkan tulisan yang ditulis.
4. Membaca bahan bacaan umumnya “memaksa” nalar, pengurutan
keteraturan dan pemikiran logis untuk dapat mengikuti jalan cerita
atau memecahkan suatu misteri. Dengan demikian, akan semakin
memperkukuh kecerdasan matematis logis yang dimiliki.
Selain itu, kegiatan membaca mendatangkan berbagai manfaat
berikut ini. (1) Memperoleh banyak pengalaman hidup. (2)
Memperoleh pengetahuan umum dan berbagai informasi tertentu
yang sangat berguna bagi kehidupan. (3) Mengetahui berbagai
peristiwa besar dalam peradaban dan kebudayaan suatu bangsa. (4)
Dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
mutakhir di dunia. (5) Dapat mengayakan batin, memperluas
cakrawala pandang dan piker, meningkatkan taraf hidup, dan budaya
keluarga, masyarakat, nusa dan bangsa. (6) Dapat memecahkan
berbagai masalah kehidupan, dapat mengantarkan seseorang
menjadi cerdik dan pandai. (7) Dapat memperkaya perbedaan kata,
ungkapan, istilah, dll yang sangat menunjang keterampilan
menyimak, berbicara dan menulis. (8) Mempertinggi potensialitas
setiap pribadi dan mempermantap desistensi (Amir, 1996:6).
Demikian besar manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan membaca.
Emerson, seorang filosof kenamaan yang mengharapkan setiap
orang (termasuk pelajar) dapat membiasakan diri sebagai pembaca
yang baik. Dengan kebiasaan itu seseorang dapat menimba berbagai
pengalaman dan pengetahuan, moral, peradaban, kebudayaan, ilmu
pengetahuan dan teknologi dapat sampai pada tingkat
perkembangannya yang sekarang ini merupakan akibat langsung dari
pembacaan buku-buku besar. Hal di atas dipertegas lagi oleh Lin Yut
'ang seorang filosof terkenal Cina yang menyatakan bahwa orang
yang tidak mempunyai kebiasaan membaca yang baik, akan
terpenjara dalam dunianya, baik dalam segi waktu dan ruang. Hal ini
berarti ia hanya dapat mengetahui hal-hal yang terjadi pada
lingkungan dekatnya dan hanya berhubungan dengan orang-orang
tertentu saja. Dengan demikian semakin aktif seseorang membaca
maka akan semakin tinggi pengetahuan yang didapatkan, tidak
terpenjara dalam dunianya.
2. Menemukan Isi atau Pesan Pokok dalam Wacana
Salah satu pokok bahasan dalam pelajaran bahasa Indonesia baik di SD,
SMP, maupun SMA adalah mengenai Gagasan Utama dalam Paragraf.
Nama lain dari gagasan utama adalah ide pokok, gagasan pokok, atau ide sentral.

Apa yang dimaksud dengan gagasan utama itu?
Kita harus tahu bahwa setiap paragraf yang baik haruslah mempunyai
gagasan utama. Gagasan utama adalah ide atau tema yang menjiwai
paragraf tersebut. Artinya, paragraf yang bersangkutan hanya membahas
tentang itu, bisa memperdalam, atau memberi contoh-contohnya.
Sifat gagasan utama adalah umum. Ketika membaca paragraf, temukan
kalimat yang bermakna umum, jangan mencari yang maknanya khusus
atau spesifik. Jika sudah ditemukan, berarti sudah didapatkan gagasan utamanya.

Di manakah letak gagasan utama dalam sebuah paragraf? Sebuah
paragraf terdiri dari beberapa kalimat, karena syarat paragraf yang baik
harus terdiri dari beberapa kalimat yang gagasan utamanya tertuang
dalam kalimat utama atau kalimat pokok, dan ada beberapa kalimat
penjelas, yang memperjelas gagasan utama tersebut.
Jadi, di manakah letak gagasan utama dalam sebuah paragraf?

Awal paragraf
Ini adalah tempat favorit gagasan utama. Mengapa? Karena para penulis
hampir selalu memulai paragrafnya dengan menuliskan gagasan
utamanya, yaitu kalimat yang bersifat umum dan kalimat-kalimat berikutnya
merupakan penjelas dari gagasan utama.
Contoh:
Ada banyak cara yang orang lakukan untuk mengisi hari
pertamanya di tahun baru. Ada yang menyambut fajar pertama di
puncak gunung, bersenang-senang dengan konvoi kendaraan
bermotor, atau merayakannya dengan pesta kembang api, atau
mungkin merayakannya dengan pasangan masing-masing.
Gagasan utama: Cara orang mengisi hari pertama di tahun baru.

Akhir paragraf
Selain di awal paragraf, kalimat utama juga bisa ditemukan di akhir
paragraf, artinya, paragraf itu dimulai dengan rincian, baru ditutup dengan
pernyataan umum.
Contoh:
Ada orang yang menyambut fajar pertama di puncak gunung, ada
yang memilih bersenang-senang dengan konvoi kendaraan
bermotor. Akan tetapi, ada juga yang memilih menyambut tahun
baru dengan pesta kembang api, atau mungkin merayakannya
dengan pasangan masing-masing. Ya, itulah berbagai cara yang
dilakukan orang untuk mengisi hari pertamanya di tahun baru.
Gagasan utama: Berbagai cara orang mengisi hari pertama di tahun baru.

Awal paragraf dan diulang lagi di akhir paragraf
Paragraf yang seperti ini, berarti dimulai dengan pernyataan umum dan
diakhiri dengan pernyataan umum lagi. Pengulangan ini tidak sama 100%,
tapi kata-kata yang dipergunakan kurang lebih sama.
Contoh:
Ada banyak cara yang orang lakukan untuk mengisi hari pertamanya
di tahun baru. Ada yang menyambut fajar pertama di puncak gunung,
bersenang-senang dengan konvoi kendaraan bermotor, atau
merayakannya dengan pesta kembang api, atau mungkin
merayakannya dengan pasangan masing-masing. Ya, itulah berbagai
cara yang dilakukan orang untuk menyambut tahun baru.
Gagasan utama: Cara orang mengisi hari pertama di tahun baru.

Seluruh isi paragraf.
Letak gagasan utama terakhir ini hanya didapati di dalam prosa/ceritacerita.
Itulah sebabnya paragraf yang seperti ini disebut 'paragraf deskriptif
atau paragraf naratif'. Narasi artinya cerita. Mengapa ada di seluruh isi
paragraf? Karena semua kalimatnya saling bertautan atau berhubungan.
Jadi, tidak ada yang khusus berisi gagasan utama.
Contoh:
Salah satu kerinduan ibu saya adalah melihat kami, anak-anaknya,
dapat menyelesaikan pendidikan dan mendapat pekerjaan sesuai
dengan latar belakang pendidikan kami masing-masing. Di atas
semua kerinduan itu, ia menanamkan kepada kami sikap yang takut
akan Tuhan dan hati yang mengandalkan Tuhan dalam segala hal.
Ibu selalu mengajarkan. "Kalau bukan Tuhan yang menyertai dan
memberkati usaha yang kita lakukan, maka semua usaha dan
kekuatan yang kita kerahkan akan sia-sia. Karena itu, berdoalah
untuk setiap hal yang sudah kita rencanakan dan mintalah tuntunan
serta campur tangan-Nya.
Gagasan utama: Kerinduan dan ajaran ibu.

Untuk mengukur pemahaman Anda, kerjakanlah latihan berikut ini.
1. Menemukan isi berita
a. Peserta dikelompokkan ke dalam beberapa tim kerja.
b. Wacana berita dibagikan ke dalam kelompok
c. Masing-masing peserta membaca wacana berita yang telah dibagikan
d. Mendiskusikan wacana dengan menggunakan rumus 5W + 1H.
e. Wakil dari masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusinya dan
ditanggapi kelompok lainnya.
f. Menyimpulkan isi berita.
2. Pesan pokok dalam berita
Pada kegiatan ini peserta masih dalam kelompok yang sama mendiskusikan:
a. Pesan pokok yang terdapat pada awal paragraf
b. Pesan pokok yang terdapat pada akhir paragraf
c. Pesan pokok yang terdapat pada awal dan akhir paragraf
d. Pesan pokok di seluruh isi paragraf
e. Wakil dari masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusinya dan
Berita
Teks Berita:
Pesawat Sukhoi Terbaru
Pada Rabu, 9 Mei 2012, sebuah pesawat Sukhoi Superjet 100 dengan
nomor penerbangan RA36801, melakukan demonstrasi penerbangan atau
joyflight yang diseleggarakan oleh PT Trimarga Rekatama. Pesawat Sukhoi
Superjet 100 ini berangkat dari Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta
pada pukul 14.12 WIB dengan mengangkut 45 orang. Delapan orang di
antaranya merupakan awak pesawat warga Rusia. Penumpang lainnya dari
media massa dan utusan perusahaan di bidang penerbangan di Indonesia.
Tak lama kemudian, pesawat ini menghilang dari layar radar di
ketinggian 1.900 meter (6.200 kaki) pada koordinat 06° 43' 08" Lintang Selatan
dan 106° 43' 15" Bujur Timur. Koordinat ini diperkirakan di sekitar Cidahu
Gunung Salak, Jawa Barat Tanggal 10 Mei 2012, serpihan Sukhoi Superjet 100,
terlihat di tebing, Gunung Salak. Diduga pesawat Sukhoi Superjet 100 ini
menabrak tebing batu di Gunung Salak dan diperkirakan tidak ada korban yang
selamat.
Berita Pesawat Sukhoi Terbaru Galeri Info Unik - Sukhoi Superjet 100,
merupakan sebuah pesawat yang dibuat dan dikembangkan oleh Sukhoi.
23
Pesawat ini merupakan salah satu pesawat terbaru di Rusia dan merupakan
pesawat penumpang Rusia pertama yang dikembangkan pasca bubarnya Uni
Soviet. Pesawat ini ditujukan untuk menggantikan Tupolev Tu-134 dan Yakovlev
Yak-42 peninggalan Soviet yang sudah tua dan sering mengalami kecelakaan.
Di pasar global, Superjet 100 berkompetisi dengan seri pesawat regional
Bombardier CRJ dan Embraer E-Jets serta Antonov An-148. Proyek Superjet
100 didukung sepenuhnya oleh pemerintah Rusia dan dikatakan sebagai salah
satu proyek nasional terpenting. Sukhoi Superjet 100 pertama kali mengudara
pada 2011. Pengguna pertamanya adalah maskapai penerbangan nasional
Armenia, Armavia, yang membeli sebanyak 4 unit. Aeroflot, maskapai
penerbangan nasional Rusia memesan sebanyak 50 unit, tiga diantaranya
sudah masuk dinas. Di Indonesia, pesawat ini telah dipesan Kartika Airlines
sebanyak 15 unit, dan Sky Aviation, juga sebanyak 15 unit.
Mesin SaM146, dikembangkan oleh Powerjet, sebuah joint venture
antara NPO Saturn Rusia dan Snecma Perancis. Pesawat ini mulai diproduksi
pada tahun 2007. Hingga saat ini jumlah produksinya adalah 6.
Perancangannya mulai tahun 2000 oleh Sukhoi dengan dukungan perusahaan
kedirgantaraan Barat seperti Boeing sebagai konsultan proyek, Alenia
Aeronautica sebagai partner strategis. Snecma sebagai risk-sharing partner,
dan berbagai perusahaan lainnya seperti Thales sebagai penyedia paket
avionik. Pesawat ini telah disertifikasi laik terbang oleh Komite Penerbangan
Antarnegara pada 3 Februari 2011 dan diharapkan sertifikasi Uni Eropa segera
menyusul.
Selain itu, disini juga mengenai produsen, perancang dan lain
sebagainya yang berkaitan dengan pesawat sukhoi superjet 100 ini.
Keterangan:
Tipe = Pesawat penumpang regional
Produsen = Komsomolsk-on-Amur Aircraft Production Association
Perancang = Sukhoi Civil Aircraft (UAC)
Terbang perdana = 19 Mei 2008
Diperkenalkan = 21 April 2011 dengan Armavia
24
Pengguna = Aeroflot
Tahun produksi = 2007–sekarang
Jumlah produksi = 6 prototipe + 6 serial (Des 2011)
Biaya program = US$1.4 miliar
Harga satuan = $23-25 juta
Tipe = Pesawat penumpang regional
Produsen = Komsomolsk-on-Amur Aircraft Production Association
Perancang = Sukhoi Civil Aircraft (UAC)
Terbang perdana = 19 Mei 2008
Diperkenalkan = 21 April 2011 dengan Armavia
Pengguna = Aeroflot
Tahun produksi = 2007–sekarang
Jumlah produksi = 6 prototipe + 6 serial (Des 2011)
Biaya program = US$1.4 miliar
Harga satuan = $23-25 juta
Sumber: http://galeri-info-unik.blogspot.com/2012/05/berita-pesawat-sukhoiterbaru-
galeri.html
Dialog
Dialog merupakan pembicaraan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Ciriciri
dalam dialog ada pewawancara dan ada yang diwawancarai.
1. Menemukan isi dalam dialog
a. Masing-masing peserta menerima teks dialog.
b. Masing-masing peserta membaca teks dialog.
c. Fasilitator membacakan pertanyaan.
d. Masing-masing peserta diminta menjawab isi dialog dengan menggunakan
rumus 5W + 1H.
e. Secara berpasangan mendiskusikan jawaban.
f. Hasil kerja berpasangan ditukarkan antarkelompok.
g. Wakil dari satu kelompok mempresentasikan hasil pekerjaan, dan
kelompok lain menanggapinya. Jawaban yang kurang tepat diperbaiki.
25
h. Hasil diskusi disepakati dan dikuatkan fasilitator.
i. Menyimpulkan isi dialog.
2. Menemukan pesan dalam dialog
Pada kegiatan ini peserta masih dalam kelompok yang sama untuk
mendiskusikan:
a. pesan pokok yang terdapat pada awal paragraf;
b. pesan pokok yang terdapat pada akhir paragraf;
c. pesan pokok yang terdapat pada awal dan akhir paragraf;
d. pesan pokok yang terdapat di seluruh isi paragraf;
Wakil dari beberapa kelompok melaporkan hasil diskusinya dan ditanggapi
kelompok lainnya.
Menyimpulkan pesan pokok pada awal, akhir, awal dan akhir, serta pesan
pokok diseluruh isi paragraf.
Contoh Dialog:
Melamar Pekerjaan
Pelamar : Selamat siang, Pak.
Pewawancara : Selamat siang. Silakan duduk. Anda Dudi Akmal, bukan ?
Pelamar : Benar, Pak. Panggil saja saya Dudi.
Pewawancara : Berapa umurmu, Dudi.
Pelamar : Umur saya 24 tahun, Pak.
Pewawancara : Ceritakan tentang latar belakang pendidikan Anda
Pelamar : Saya bersekolah di SMA N 1 Yogyakarta, kemudian
melanjutkan di Universitas Gajah Mada.
Pewawancara : Apa jurusan Anda.
Pelamar : Saya mengambil jurusan Sastra Inggris.
Pewawancara : Mengapa Anda memilih jurusan itu.
Pelamar : Saya selalu bermimpi bisa bepergian ke luar negeri dan
berinteraksi dengan orang asing. Salah suatu cara untuk
mewujudkannya adalah saya harus mampu berbicara Inggris.
Selain itu, akan sangat membantu mendapatkan pekerjaan jika
kita pandai berbahasa inggris.
Pewawancara : Kedengarannya menarik. Bagaimana pendidikan Anda telah
26
menyiapkan karier Anda, terutama untuk pekerjaan yang
Anda lamar?
Pelamar : Saya tidak hanya mempelajari bahasa inggris secara umum,
tetapi juga bahasa inggris khusus seperti untuk bisnis. Saya
sering berpartisipasi dalam seminar bisnis dan bermain dalam
drama dan bahasa mandarin sebagai persiapan untuk
pekerjaan ini.
Pewawancara : Ok, baik. Menurut Anda apakah uang adalah hal yang penting
dalam hidup Anda.
Pelamar : Ya, tetapi itu bukan hal yang terpenting dalam hidup.
Pewawancara : Berapa banyak uang yang Anda butuhkan untuk membuat
Anda bahagia?
Pelamar : Saya tidak tergantung pada uang untuk membuat saya
bahagia. Yang membuat saya bahagia adalah memiliki
pekerjaan yang memuaskan dan menantang. Hal ini biasanya
akan diikuti dengan gaji yang sesuai.
Pewawancara : Jadi berapa gaji yang Anda minta?
Pelamar : ………? Jadi saya diterima Pak?
Pewawancara : Ya, berapa gaji yang Anda minta?
Pelamar : Terimakasih Pak. Untuk urusan gaji menyesuaikan Pak sesuai
dengan kebijaksanaan perusahaan tentang karyawan baru.
Pewawancara : Baik. Anda bisa mulai kerja mulai minggu depan.
Pelamar : Terimakasih Pak.