Matematika Adalah Induk, Bahasa Adalah Ayah Dari Ilmu Pengetahuan

Matematika Adalah Induk, Bahasa Adalah Ayah Dari Ilmu Pengetahuan

Contents [Show Up]
Matematika Adalah Induk, Bahasa Adalah Ayah Dari Ilmu Pengetahuan
Matematika berasal dari bahasa Yunani "mathein"atau"manthenein" artinya "mempelajari" namun diduga ada hubungannya dengan bahasa sansekerta "medha" atau "widya" artinya "kepandaian", "ketahuan", atau intelegensi" (Andi Hakim Nasution, Landasan Matematika, Bhatara Aksara, Jakarta 1980:12).
Matematika Adalah Induk, Bahasa Adalah Ayah Dari Ilmu Pengetahuan
Apabila anda mempelajari matematika maka secara sadar atau tidak sadar anda telah melatih berpikir kritis, aktif, kreatif, logis analitis dan sistematis, sehingga Matematika bisa dikatakan sebagai "Induk dari ilmu pengetahuan", Kenapa demikian?  Dengan berpikir kritis, aktif, kreatif, logis analitis dan sistematis anak akan bisa menjadi anak yang cerdas, teliti, hati-hati, serius, fokus dan bertanggung jawab dalam bertindak.
Karena itu matematika dikenalkan pada anak oleh ibunya mulai dari kecil (balita), diharapkan kelak anaknya akan menjadi anak yang cerdas dan kuat serta dapat menjalani hidup dengan baik dan bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.

Tujuan Mempelajari Matematika
Tujuan pembelajaran matematika adalah untuk membentuk pola pikir mindset seseorang agar bisa berpikir kritis, logis, dan sistematis.

Manfaat Mempelajari Matematika
1. Menyelesaikan masalah sehari-hari, banyak sekali masalah sehari-hari yang berhubungan dengan matematika, dari masalah bermain yang dilakukan anak-anak sampai menghitung belanja yang dilakukan orangtua.

2. Dapat diterapkan pada tekhnologi, kemajuan informasi dan tekhnologi sekarang ini, kebanyakan aplikasi dan program di komputer tidak lepas dari penerapan aplikasi matematika. Tekhnologi yang semakin berkembang menunjukan perkembangan manusia dalam menerapkan aplikasi matematika. Oleh karena iti matematika sangat penting dalam rangka pengembangan dan majunya teknik informatika khususnya pembuatan software.

3. Melatih Kesabaran, Belajar matematika akan melatih kesabaran, karena mengerjakan matematika perlu teknik, cara yang logis dan sistematis sehingga  hasil matematika dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan teruji kebenarannya, karenanya tidak boleh asal-asalan dalam mengerjakan matematika.

4. Mempertajam kerja otak (bahasa Jawa Mengasah Otak). Pisau apabila tidak diasah maka akan tumpul, begitu juga otak manusia apabila dibiasakan berfikir yang ringan, mudah maka otak akan lemah dan tumpul (sulit untuk berfikir memecahkan masalah yang dihadapinya).

Di sisi lain banyak orang yang menganggap matematika itu sangat membosankan, menakutkan, dan sangat sulit. Padahal matematika itu sebenarnya tidak membosankan, tidak menakutkan, dan tidak sulit kalau kita sudah memahaminya.

Dengan menguasai pemahaman dengan baik, sebenarnya seorang anak akan mempunyai keunggulan dibandingkan dengan anak lainnya, dan secara otomatis anak tersebut akan dapat menguasai ilmu eksakta lainnya. Oleh karena iti pelajaran matematika sangat penting untuk dipelajari sejak dini, karena kondisi otak pada saat anak-anak sangat mudan untuk menyerap suatu ilmu baru, dan susah untuk melupakannya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam  proses pembelajaran matematika yaitu:
1. Menalar kasus
Belajar matematika adalah pembelajaran dan latihan menalar, Anak dituntut untuk mampu membaca (bahasa) karena Bahasa Adalah Ayah Dari Segala Ilmu Pengetahuan. Dengan bahasa anak akan dapat membaca, dengan membaca anak akan tahu sesuatu, dengan mengetahui sesuatu anak akan mencoba dan mengaktaualisasikan serta mengkomunikasikan.

2. Mengkomunikasikan isi, Matematika sangat kaya dengan gagasan dan hasil yang karakteristik, singkat, padat, kompak, bermakna, tunggal. semua itu harus dapat dikomunikasikan secara lisan, tulisan, dan visual. Siswa harus dapat memahami simbol dan notasi matematika.

3. Memecahkan masalah, pemecahan masalah dimulai dari merumuskan masalah, mengumpulkan informasi, mencari gagasan, merumuskan gagasan dan langkah tindakan, menulis solusi, dan menafsirkan hasil yang diperoleh.

4. Memahami konsep, banyak masalah yang pemecahannya memerlukan ketajaman konsep dan teori yang ditampilkan dalam bentuk yang mudah dipahami dan siap pakai.

5. Mengaitkan dengan bidang lain, banyak topik yang saling terkait satu sama lainnya, mengaitkan dengan ilmu pengetahuan lain.

Oleh karena itu dalam mengajarkan matematika seorang guru sebagai ujung tombak harus mencari dan menerapkan model-model pembelajaran yang menarik dan metode-metode yang tepat sehingga anak termotivasi dan tidak takut lagi terhadap matematika sehingga anak  mulai senang dan menyayangi matematika.

Post a Comment