Apa Yang Terjadi Dengan Pendidikan Sekarang (Renungan Hardiknas)

Apa Yang Terjadi Dengan Pendidikan Sekarang (Renungan Hardiknas)

Contents [Show Up]
Apa Yang Terjadi Dengan Pendidikan Sekarang (Renungan Hardiknas)
Dalam rangka menyonsong hari Pendidikan Nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Mei, mari kita merenung sejenak,  sebenarnya apa yang terjadi dengan pendidikan sekarang ini.Hardiknas Apa Yang Terjadi Dengan Pendidikan Sekarang
Dunia pendidikan masih sering dihebohkan dengan kejadian-kejadian yang melibatkan  siswa, dari mulai siswa tingkat SD sampai Perguruan Tinggi, seperti aksi tawuran antar pelajar, mahasiswa dan peristiwa lain yang mengguncang dunia pendidikan serta berita terbaru meninggalnya seorang Guru ditangan muridnya yaitu Ahmad Budi Cahyono (semoga beliau mendapat tempat yang baik di sisi Tuhan Yang Maha Esa).  Kejadian-kejadian tersebut merupakan penyimpangan terhadap nilai-nilai pendidikan.

Sekarang kita menyaksikan negara-negara di dunia semakin berupaya keras dalam memajukan bidang pendidikan, tidak hanya dalam sistem pembelajaran, namun juga dalam lingkup riset, teknologi, dan inovasi. Begitu juga dengan Indonesia sudah seharusnya Indonesia untuk bangkit dan bersemangat untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Para Orangtua, Guru dan Masyarakat serta Pemerintah harus bersatu padu mensukseskan pendidikan di negara tercinta ini.

Para guru jangan melemah cari dan buat metode dan model serta inovasi  pembelajaran yang relevan dengan kemajuan zaman yang serba canggih. Yang dilakukan para guru itu betul sebagai salah satu upaya mengoptimalkan proses pembelajaran di kelas, yang memang menuntut para guru untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan.

Para guru sadar betul, bahwa pendidikan tidak boleh tertinggal oleh kemajuan tekhnologi, Para guru juga sadar bahwa pengetahuan mereka tidak boleh ketinggalan zaman, apalagi kalah oleh siswanya.  Akantetapi Guru juga harus  menyadari bahwa kemjuan yang  harus dicapai oleh anak-anak kita  bukan hanya kemampuan kognitif dan menguasai ilmu  tekhnologi melainkan hal yang tidak kalah pentingnya yaitu, penanaman karakter,  kepribadian dan budi pekerti yang luhur.

"Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tutwuri Handayani" Masih tetap Relevan. Terapkanlah!

Untuk Mencapai tujuan tersebut perlu adanya kerja sama dan komunikasi berbagai pihak seperti apa yang ada dalam Tripusat Pendidikan sebagai satu prinsip pendidikan Taman Siswa yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu:

1. Keluarga ( Orangtua), keduanya merupakan pemeran utama dalam pendidikan dan subjeknyapun sama yaitu peserta didik, tujuannya pun sama yaitu perkembangan peserta didik demi keberhasilannya bdimasa mendatang. Orang tua secara genetik dan alamiah jelas sebagai penanggung jawab utama pendidikan bagi anak-anaknya.

2. Sekolah (Guru), guru sebagai tulang punggung pendidikan secara formal juga bertanggung jawab bagipendidikan seluruh warga negara.

3. Masyarakat, Pemerintah, dan stakeholder lainnya), sebagai mitra bagi orang tua dan sekolah, juga harus sadar bahwa kemajuan yang harus dimiliki dan dicapai oleh anak-anak adalah bukan hanya sekedar kemampuan kognitif, menguasai pengetahuan dan tekhnologi yang serba canggih dan modern. Lebih dari itu semua anak-anak harus dibekali dengan dasar-dasar keimanan yang kuat, Dasar-dasar kepribadian yang kuat, akhlaq dan moral yang baik, serta nilai-nilai karakter lainnya.

Untuk itu para guru harus dapat mencari dan menerapkan metode dan model pembelajaran yang relevan dengan kadaan sekarang, dimana keadaan yang penuh dengan berbagai kemajuan tekhnologi. Keadaan, dimana akhlaq dan moral anak-anak yang sudah terkontaminasi dengan berbagai berbagai kemajuan tekhnologi.

Konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara yang lain adalah konsep pendidikan yang bertujuan:

1. Memanusiakan Manusia, bagaimana kita mmenghadapi manusia lain, bagaimana kita menghargai, menghormati, bersikap dengan orang lain sangat perlu  dan harus ditanamkan pada anak-anak.

2. Membentuk pribadi yang mandiri, mengupayakan anak-anak bisa mendiri (tidak bergantung pada orang lain, dapat mengatur dirinya sendiri).

Konsep pendidikan secara umum harus relevan dengan garis hidup untuk mencerdaskan rakyat dan mengangkat martabat bangsa Indonesia dalam pergaulan dengan bangsa-bangsa lain di dunia. konsep pendidikan harus senafas dengan nilai-nilai budaya yang berkembang dimasyarakat.

Inilah yang menjadi PR bagi para guru. Bagaimana menjadikan anak yang baik budi pekertinya, berahlakul karimah, sopan santun, rendah hati, cerdas, tangguh dan bertanggung jawab. semua itu tidak mungkin dapat diwujudkan oleh guru tanpa kerja sama dengan Orangtua dan Masyarakat.
Akhirnya, mari kita mulai peduli pada anak-anak kita, generasi penerus bangsa, aset kita untuk kehidupan akherat. Jangan biarkan Mereka (anak-anak) berjalan di jalan yang salah, bimbinglah Mereka, ajaklah Mereka untuk berbuat baik, beribadah. Ingatlah Kalau bukan kita yang peduli lalu siapa lagi.

Semoga Kita diberi kekuatan, kemauan dan kesempatan untuk memperbaiki pendidikan sehingga tidak ada lagi berita yang mengguncang dunia pendidikan.
Silahkan Download Sambutan Menristekdikti pada Upacara Hardiknas 2018