***PTK Kelas 5 Semester 1 IPS Model Make A-Match***

***PTK Kelas 5 Semester 1 IPS Model Make A-Match***

Contents [Show Up]
PTK Kelas 5 Semester 1 IPS Model Make A-Match

Seorang Guru sudah seharusnya melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), karena tindakan ini dapat menyelesaikan masalah-masalaah yang dihadapi oleh guru terhadap proses pembelajaran yang dilakukan pada kelasnya, sehingga pembelajaran akan lebih berhasil dan pemahaman siswa tentang materi pelajaran yang diajarkan akan lebih maksimal.
PTK Kelas 5 Semester 1 IPS Model Make A-Match

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah
Untuk membentuk karakter bangsa tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.Diperlukan etos kerja yang didukung semangat disiplin tinggi. Ada banyak cara untuk membentuk karakter bangsa. Salah satunya melalui pembelajaran sejarah.

Dengan belajar sejarah kita dapat mengetahui nilai atau pesan yang hendak disampaikan. Namun, kondisi sekarang, kita justru menjadi bangsa yang mudah lupa akan sejarah bangsanya. Sejarah dianggap barang kuno, usang, dan ketinggalan jaman. Belajar sejarah selama ini dianggap membosankan. Hal ini bisa terjadi karena sejak dini kita diajari sejarah hanya terpaku pada nama, lokasi, dan tahun peristiwa. Ini pun dengan cara dihafal dan sangat memberatkan peserta didik, sehingga peserta didik hanya mengetahui sejarah sebatas hafalan peristiwa di masa lalu tanpa perlu mengetahui nilai dan makna di balik kejadian tersebut. Sejarah dianggap tidak memiliki kegunaan, korelasi terhadap apa yang kita kerjakan saat ini maupun bagian dari rencana masa depan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar secara umum adalah faktor  internal dan eksternal. Faktor internal adalah merupakan faktor yang berasal dari diri individu yang bersangkutan, antara lain jasmani (fisik) dan rohani (psikis). Sedang faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar  individu  yang  bersangkutan  atau  sering  disebut  sebagai  faktor lingkungan. Sedangkan secara khusus faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa  adalah:  Siswa  kurang  motivasi  dalam  belajar, model pembelajaran yang kurang menarik, media  pembelajaran yang  kurang  lengkap,  penggunaan  media  pembelajaran  yang  tidak  tepat, kepedulian  orang  tua terhadap  anak  di  rumah kurang,  kurangnya  melaksanakan  percobaan  dan demonstrasi,  sarana  dan  prasarana  yang  kurang  mendukung  serta  metode pembelajaran yang kurang tepat.

Salah  satu  alternatif  model  pembelajaran  IPS  yang  dapat diterapkan  untuk meningkatkan  hasil  belajar  siswa  yang  memungkinkan  siswa  belajar secara  optimal dan lebih bermakna adalah menggunakan  model  pembelajaran  Make- A Match ( mencari pasangan ).  Model pembelajaran Make-A Match merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif menekankan bahwa manusia adalah mahluk sosial. Model Make- A Match melatih siswa untuk memiliki sikap sosial yang baik dan melatih kemampuan siswa dalam bekerja sama disamping melatih kecepatan berfikir siswa.Model pembelajaran Make-A Match adalah salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada permainan.

Salah satu kompetensi yang dibahas dalam mata pelajaran IPS pada kelas V semester I yaitu tentang peninggalan dan tokoh sejarah masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia. Materi ini menuntut peserta didik dalam menghafal berbagai peninggalan dan tokoh sejarah dari kerajaan-kerajaan Hindu-Budha dan Islam yang pernah ada di Indonesia.

Pembelajaran yang dilakukan sekarang dengan menggunakan media gambar secara konvensional membuat siswa kurang tertarik untuk mempelajari sejarah, sehingga menunjukan hasil yang kurang memuaskan. Sebagian peserta didik masih mengalami kesulitan dalam memahami dan menghafal materi yang ada. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi yang menunjukan bahwa peserta didik yang memperoleh nilai sama dengan/di atas KKM (65) hanya 4 peserta  didik dari total 21 peserta didik ( 19,05% ) dan 17 peserta didik ( 80,95% ) harus di remidi. Hal ini dimungkinkan karena peneliti belum melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran dan metode yang tepat serta sesuai dengan materi.

Rendahnya persentase ketuntasan belajar materi peninggalan dan tokoh sejarah dari kerajaan-kerajaan Hindu-Budha dan Islam yang pernah ada di Indonesia ini menendakan bahwa pembelajaran yang dilakukan harus diperbaiki. Kurang berhasilnya siswa dalam pembelajaran materi peninggalan dan tokoh sejarah dari kerajaan-kerajaan Hindu-Budha dan Islam yang pernah ada di Indonesia juga disebabkan karena siswa yang kurang tertarik dan menganggap remeh serta tidak berguna bagi kehidupan ini. Sehingga hasil belajar yang diperoleh masih jauh dari harapan.
Atas dasar latar belakang masalah di atas, dapat dikatakan  hasil  belajar  siswa  juga  bisa  dipengaruhi  oleh  model pembelajaran  yang  digunakan  oleh  guru.  Hal  inilah yang  memotivasi peneliti  untuk  mengambil  judul“meningkatkan hasil belajar  siswa kelas V SDN Kedungweru materi peninggalan dan tokoh sejarah kerajaan Hindu-Budha dan Islam di Indonesia melalui model Make- A Match ( mencari pasangan )”sangat perlu dilakukan  untuk mencapai hasil belajar yang baik dan bermakna serta berkualitas.

B.Identifikasi Masalah
Pembelajaran yang dilakukan sekarang dengan menggunakan metode ceramah dan penugasan, serta media gambar secara konvensional membuat siswa kurang tertarik untuk mempelajari sejarah, sehingga menunjukan hasil yang kurang memuaskan. Sebagian peserta didik masih mengalami kesulitan dalam memahami dan menghafal materi yang ada.

Berdasarkan hal tersebut penulis bekerjasama dengan guru lain untuk membantu mengidentifikasi masalah dan kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan. Dari hasil diskusi penulis dengan guru lain terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran mata pelajaran IPS materi peninggalan dan tokoh sejarah kerajaan Hindu-Budha dan Islam di Indonesiatersebut yaitu:
1. Rendahnya  hasil  belajar  peserta didik dalam  pembelajaran  khususnya  pada mata pelajaran IPS materi peninggalan dan tokoh sejarah kerajaan Hindu-Budha dan Islam di Indonesia.
2. Pembelajaran IPS yang cenderung kurang menyenangkan, kurang kreastif, efektif, kondusif dan bermakna bagi siswa.

C. Batasan Masalah
Peneliti hanya meneliti siswa kelas V SDN Kedungweru,Ayah, Kebumen, Jawa Tengah semester 1 tahun Pelajaran 2013/2014, mata pelajaran IPS materi peninggalan dan tokoh sejarah kerajaan Hindu-Budha dan Islam di Indonesia melalui model Make- A Match ( mencari pasangan ) diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

D. Rumusan Masalah
Mencerdaskan anak bangsa adalah suatu panggilan hati setiap guru.Keinginan seprang guru adalah bagaimana menjadikan anak didiknya menjadi anak yang cerdas, pandai dan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapinya serta menjadi anak yang soleh dan solehah berakhlaqul karimah. Untuk itu suasana pembelajaran di sekolah perlu diciptakan secara kondusif, efektif kreatif dan menyenangkan, salah satunya adalah dengan cara memilih model pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan suatu materi pelajaran.

Permasalahan secara umum apakah pembelajaran dengan model Make- A Match ( mencari pasangan )  dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS materi peninggalan dan tokoh sejarah kerajaan Hindu-Budha dan Islam di Indonesia?

Adapun permasalahan secara khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah pembelajaran dengan model Make- A Match ( mencari pasangan )  dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Kedungweru, Ayah, Kebumen, Jawa Tengah mata pelajaran IPS materi peninggalan dan tokoh sejarah kerajaan Hindu-Budha dan Islam di Indonesia ?

2. Seberapa besar peningkatan prestasi / hasil belajarsiswa kelas V SDN Kedungweru, Ayah, Kebumen, Jawa Tengah mata pelajaran IPS materi peninggalan dan tokoh sejarah kerajaan Hindu-Budha dan Islam di Indonesia ?

3. Hambatan-hambatan apa saja yang ditemukan pada penerapan model pembelajaran Make A-Match kelas V SDN Kedungweru, Ayah, Kebumen, Jawa Tengah

E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan memperbaiki proses pembelajaran mata pelajaran IPS materi peninggalan dan tokoh sejarah kerajaan Hindu-Budha dan Islam di Indonesia.

2. Tujuan Khusus
Penelitian ini secara khusus bertujuan untukmeningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Kedungweru Ayah, Kebumen, Jawa Tengah mata pelajaran IPS materi peninggalan dan tokoh sejarah kerajaan Hindu-Budha dan Islam di Indonesia.

F. Manfaat Penilitian
1. Manfaaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan bidang pendidikan terutama berkaitan dengan masalah hasil belajar siswa mata pelajaran IPS materi peninggalan dan tokoh sejarah kerajaan Hindu-Budha dan Islam di Indonesia melalui model Make- A Match ( mencari pasangan ).

2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi peneliti
Menambah pengalaman peneliti tentang pentingnya model yang tepat dan sesuai dengan materi pelajaran sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dan keberhasilan proses belajar mengajar.

b. Manfaat bagi peserta didik
• Meningkatkan hasil belajar peserta didik mata pelajaran IPS materi peninggalan dan tokoh sejarah kerajaan Hindu-Budha dan Islam di Indonesia.
• Dapat menghilangkan rasa bosan dalam belajar serta membuat materi ajar lebih menyenangkan dan bermakna sehingga tidak mudah terlupakan.

c. Manfaat bagi guru
Menambah pengetahuan dan pengalaman guru serta sebagai intropeksi diri bahwa dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik diperlukan pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran dan materi yang diajarkan.

d. Manfaat bagi sekolah
Memberi masukan sebagai bahan pertimbangan bagi teman-teman guru di SDN Kedungweru untuk menyusun program pengajaran sekolah dalam usaha meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan memanfaatkan model pembelajaran Make- A Match ( mencari pasangan )dalam setiap pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran ke depan akan lebih baik dan menghasilkan output-output yang berkualitas.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar
Menurut ( Nana Syaodih, 1983 ), hasil belajar merupakan segala perilaku yang dimiliki siswa sebagai akibat dari proses belajar yang ditempuhnya, baik yang berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah, yang bersifat kognitif, afektif, dan psikomotor yang disengaja maupun tidak disengaja.  ( Istiyah, SPd, Asih Marwati, S.Pd : 16 )

Perubahan perilaku sebagai hasil belajar dikelompokan ke dalam tiga ranah (kawasan), yaitu: pengetahuan ( kognitif ) bisa berupa pengetahuan siswa mengenai segala sesuatu yang ada di dunia ini baik yang kongkret maupun yang abstrak.Ketrampilan motorik ( psikomotor ) yang berupa keterampilan dalam melakukan sesuatu apapun itu bentuk keterampilannya.Penguasaan nilai-nilai atau sikap (afektif) yang dapat diterapkan dalam kehidupan nyata dalam hubungannya dengan sang Kholiq maupun hubungan dengan sesama makhluq.

Dari beberapa pengertian hasil belajar di atasmaka dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar adalah perubahan tingkah laku secara keseluruhan baik yang bersifat kognitif, afektif dan psikomotor sebagai akibat dari proses belajar yang ditempuhnya secara formal, informal maupun non formal.

2.Pengertian belajar
Belajar adalah suatu kewajiban bagi setiap manusia yang dimulai dari dalam kandungan sampai kita masuk dalam kubur atau sampai kita mati nanti. Maka apabila seseorang tidak mau belajar berarti dia belum menunaikan kewajibannya sebagai manusia.
Menurut  H.M.Surya, dkk, Belajar adalah “Usaha memperoleh perubahan tingkah laku”.( H.M.Surya, dkk, 2005: 8.3)

Belajar tidak hanya melalui bangku sekolah saja, kita bisa belajar dari orang lain, dari apa yang kita lihat, dari apa yang kita dengar, dari apa yang kita rasakan, dari pengalaman kita, dari kegagalan yang pernah kita alami, bahkan dari apapun yang ada di dunia ini kita bisa mengambil hikmah dan pelajarannya kalau kita bisa.
Bahwa tingkah laku seseorang dapat mencerminkan kepandaian orang tersebut. Orang yang tidak mau belajar maka dia tidak akan berkembang dan tidak akan ada perubahan dalam dirinya dan dalam kehidupannya.
Menurut ( Cronbach dalam Agus Suprijono,2009 :2) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman.

Hal tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh Davies ( 1971 ) yang menyatakan bahwa:
a. Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang lain. Untuk itulah siswalah yang harus bertindak secara aktif.
b. Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih berarti.
Seorang siswa akan lebih meningkat motivasinya untuk belajar apabila ia diberi tanggung jawab serta kepercayaan penuh atas belajarnya.( Prof. Suherli Kusmana, M.Pd : 12 ).

Secara umum dapat disimpulkan, bahwa belajar adalah Usaha memperoleh perubahan tingkah laku,yang belum baik menjadi lebih baik, mencari sesuatu yang belum tahu menjadi tahu, yang belum bisa menjadi bisa, yang belum biasa menjadi terbiasa sehingga dapat mempengaruhi perubahan tingakah laku dan kebiasaan serta melahirkan perubahan perilaku seseorang baik dalam tataran kognitif, afektif, maupun psikomotor.

3. Tokoh Sejarah
Menurut Kamus Populer Bahasa Indonesia pengertian tokoh artinya orang yang mempunyai keunggulan. ( Eddy Soetrisno , 2011: 942 )
Sejarah (Menurut Kamus Populer Bahasa Indonesia), artinya pengetahuan, riwayat,babad, hikayat dan sebagainya tentang kejadian-kejadian yang telah lampau atau peristiw-peristiwa yang telah lampau.( Eddy Soetrisno, 2011: 790 )

Jadi tokoh sejarah dapat diartikan  orang yang diunggulkan atau orang yang mempunyai keunggulan pada suatu tempat atau daerah dalam suatu peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.

4. Peninggalan Sejarah
Peninggalan diartikan sebagai Warisan, yaitu segala sesuatu yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal. Wujud peningalan atau warisan berupa kebendaan dan non-benda.
Dalam pengajaran sejarah, yang dimaksud dengan peninggalan sejarah itu bisa berupa: (1) Tulisan ; prasasti dan naskah kuno, kitab suci (2) Bangunan ; candi, benteng, masjid, istana atau keraton, rumah (3) Benda :  fosil,  artefak, patung, senjata, peralatan dari masa lampau, (4) Karya seni ; tarian tradisional, dongeng, lagu daerah, seni pertunjukan dan (5) Adat Istiadat.  Bentuk peninggalan sejarah berupa kebendaan yang bisa kita temukan di museum-museum, cagar budaya, kampung adat, daerah-daerah dan lainnya. Peninggalan sejarah ini menjadi warisan sejarah yang menjadi aset bangsa yang berharga dan bila dipelihara dengan baik bakal menjadi obyek pariwisata penghasil devisa. Maka dalam definisi ini, peninggalan sejarah merupakan warisan yang berdaya guna bagi generasi manusia selanjutnya.
(http://serbasejarah.wordpress.com/2013/07/09/warisan-sejarah/)

Sejarah ( bahasa Yunani: iotopia, historia yang berarti penyelidikan.Pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian adalah studi tentang masa lalu, khususnya bagaimana kaitannya dengan manusia.
Dalam bahasa Indonesia sejarah, babad, hikayat, riwayat diartikan sebagai peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.

Jadi  peninggalan sejarah dapat diartikan sebagaisegala sesuatu yang ditinggalkan oleh orang-orang sebelum kita atau orang-orang terdahulu baik yang berupa kebendaan maupun non- kebendaan sebagai akibat dari peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.

5. Kerajaan Hindu, Budha dan Islam
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ada sekarang ini tidaklah ada begitu saja, tapi melalui sejarah yang panjang dan berliku-liku. Negara Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau dahulu merupakan  kerajaan-kerajaan Hindu, Budha dan Islam yang pernah berdiri dan berkembang di Indonesia. Namun, semua kerajaan tersebut sudah tidak ada lagi sekarang. Kerajaan-kerajaan tersebut hanya meninggalkan catatan sejaran dan benda-benda bersejarah.

Kekayaan alam yang berlimpah dikelola dengan baik oleh nenek moyangkita.  Mereka  mulai  membangun  kampung,  hingga  akhirnya  membentukkerajaan.  Kerajaan Hindu pertama di Indonesia adalah Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur.  Selanjutnya muncullah puluhan kerajaan-kerajaan Hindu,Buddha,  dan  Islam  di  berbagai  daerah  Indonesia.  Banyak  benda-bendapeninggalan kerajaan-kerajaan tersebut yang sampai saat ini masih dapat kitasaksikan. Benda-benda peninggalan bersejarah tersebut sebagai bukti bagikita bahwa nenek moyang telah menguasai teknologi yang tinggi.

Indonesia banyak sekali memiliki peninggalan sejarah yang bernilai tinggi. Karena itu kita wajib menghargai dan melestarikannya.
Bentuk-bentuk peninggalan sejarah yang ada di Indonesia antar lain:
1. Arca
2. Benteng
3. Candi
4. Gedung/bangunan
5. Makam
6. Monumen
7. Museum
8. Prasasti
9. Tempat ibadah
10. Kitab suci
11.Tradisi Agama
( Reni Yuliati, Ade Munajat, Depdiknas: 2008 )

6. Model Make - A Match
Model pembelajaran make and match  adalah sistem pembelajaran yang mengutamakan penanaman kemampuan sosial terutama kemampuan bekerja sama, kemampuan berinteraksi disamping kemampuan berpikir cepat melalui permainan mencari pasangan dengan dibantu kartu (Agus Suprijono, 2009 : 94).
Model  make a match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa. Penerapan metode ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin. Salah satu keunggulan tehnik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.
Model make and match akan dapat melatih siswa untuk memiliki sikap sosial yang baik dan melatih kemampuan siswa dalam bekerja sama disamping melatih kecepatan berfikir siswa.
Siswa dilatih berpikir cepat dan menghafal cepat sambil menganalisis dan berinteraksi sosial.

Dalam mengembangkan dan melaksanakan model Make and Match, yang dikembangkan oleh Lorna Curran (dalamSaminanto 2009 : 33)Model pembelajaran Make - A Match ( Mencari Pasangan ) mempunyai langkah-langkah sebagai berikut:
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu
3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)
5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
7. Demikian seterusnya
8. Kesimpulan/penutup

B. Kerangka berpikir

Gambar  1 : Kerangka berfikir dari kondisi awal sampai kondisi akhir

C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan Kajian Teori diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut : Melalui penggunaan Model Make- A Match dalam pembelajaran materi peninggalan dan tokoh sejarah kerajaan Hindu-Budha dan Islam di Indonesia dapat meningkatkan hasil belajar bagi siswa kelas V Semester 1 tahun pelajaran 2013/ 2014 SD Negeri Kedungweru Kecamatan Ayah,  Kabupaten Kebumen,  Propinsi Jawa Tengah.


DAFTAR PUSTAKA
Istiyah, S.Pd, Asih Marwati, S.Pd.2012. Media Pembelajaran. Jakarta Barat : Multi Kreasi Satudelapan.

Prof. Suherli Kusmana, M.Pd. 2011. Model Pembelajaran Siswa Aktif. Jakarta Selatan : Sketsa Aksara Lalitya

Drs.Nurhadi, MM, Suwardi, M.Pd. 2011. Evaluasi Pembelajaran Yang Efektif dan Menyenangkan.Jakarta Barat : Multi Kreasi Satudelapan.
.
Drs.Nurhadi, MM, 2011. Menciptakan Pembelajaran IPS Efektif dan Menyenangkan. Jakarta Barat : Multi Kreasi Satudelapan.

H.M. Surya, dkk, 2005 .Kapita Selekta Kependidikan SD. Jakarta: Depdiknas, Universitas Terbuka

Agus Suprijono.2009. Cooperative Learning teori dan aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Supardi Suhardjono, 2012. Strategi Menyusun Penelitian Tindakan Kelas.Yogyakarta: Andi Offset.

Eddy Soetrisno. 2011. Kamus Populer Bahasa Indonesia. Bandung.Sinergi Pustaka Indonesia

Siti Syamsiyah, dkk.2008. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas 5. Jakarta : Depdiknas

(Moloeng, 2004:330, http://dunia-penelitian.blogspot.com/2011/10/pengertian-teknik-triangulasi.html)
Burn, (http://pengawassekolahaceh.blogspot.com/2014/02/validitas-dalam-ptk.html)
http://serbasejarah.wordpress.com/2013/07/09/warisan-sejarah/
Post a Comment