Beratnya Melaksanakan Shalat Dan Balasan bagi Yang Mampu Menjaganya

Beratnya Melaksanakan Shalat Dan Balasan bagi Yang Mampu Menjaganya

Contents [Show Up]
Beratnya Melaksanakan Shalat Dan Balasan bagi Yang Mampu Menjaganya

Beratnya melaksanakan shalat lima waktu, padahal merupakan kegiatan yang ringan dan tidak membutuhkan banyak waktu dan tenaga. Ini menjadi tantangan bagi kita khususnya umat Islam. Apakah Kalian sudah menjalankannya dengan istiqomah?
Beratnya Melaksanakan Shalat Dan Balasan bagi Yang Mampu Menjaganya
Sebagai orang Islam, Ibadah sholat memang termasuk ibadah yang tidak bisa kita tawar-tawar lagi.Sudah menjadi konsekuensi kita yang beragama Islam harus melaksanakan sholat lima waktu, kapanpun, dimanapun, bagaimanapun. Kenapa? Karena shalat lima waktu merupakan kebutuhan kita, bukti kita  beriman kepada Allah, bersyukur pada Allah, memohon kepada Allah سُبْحَا نَهُ وَتَعَلى .

Salah satu rukun Islam yang kedua adalah: Sholat lima waktu, Kenapa sholat lima waktu menjadi rukun Islam yang kedua ?
Karena sholat lima waktu sebagai bukti pertama bahwa kita beriman pada Alloh. Tidak cukup kita dengan mengamalkan rukun Islam yang pertama yaitu: Membaca dua kalimat Syahadat saja. Membaca dua kalimat Syahadat merupakan pintu gerbang beriman kepada Alloh dan utusannya yaitu Rosululloh Muhammad Saw. Setalah kita beriman pada Alloh dan Rosul-Nya, lalu apa bukti kita beriman pada Mereka? maka Sholat lima waktu sebagai bukti kita beriman pada Mereka,. 

Dengan melihat sholat lima waktu seseorang  kita bisa mengetahui seberapa besar keimanan orang tersebut. Memang Sholat lima waktu kelihatannya ringan dan mudah dilaksanakan, tapi kenyataannya sangatlah berat bagi mereka yang imannya masih lemah.

Kalau kita perhatikan negara kita mayoritas penduduknya beragama Islam, tapi pada masalah sholat lima waktu kenyataannya masih sangat memprihatinkan. Pada masalah sholat lima waktu kita bisa menggolongkan menjadi beberapa golongan.

Pertama. Mereka yang beragama Islam, KTPnya juga Islam, tapi mereka sama sekali belum pernah melaksananan sholat lima waktu. Paling hanya melasananan sholat dua kali setahun yaitu sholat Idul fitri dan sholat Idul adha

Kedua. Mereka yang beragama Islam, Mereka sudah melaksananak sholat tapi belu lengkap lima waktu masih loncat-loncat, sehari hanya sholat dhuhur saja, atau sholat isa saja, atau terkadang tidak sholat sama sekali dalam satu hari.

Ketiga. Mereka yang beragama Islam, Mereka sudah melaksanakan sholat lima waktu tapi belum bisa mencegah dari perbuatan keji dan munkar, sholat hanya formalitas yang penting sudah menggugurkan kewajibannya., atau sholat bukan karena Allah, tapi karena riya atau yang lainnya.

Keempat. Mereka yang beragama Islam, Mereka sudah melaksanakan sholat lima waktu sesuai dengan petunjuk Allah dan utusan-nya, dan menganggap sholat lima waktu sebagai kebutuhan  sebagai penghambaan, sebagai permintaan seorang hamba pada Tuhannya, sebagai sarana komunikasi makhluq dengan khaliqnya dan dzikir kepada Allah SWT, bukan sebagai kewajiban. Disiplin waktu dijaga, syarat rukunnya serta sunnah-sunnahnya terpenuhi dengan sempurna, Mereka juga bisa menghindari perbuatan yang keji dan munkar.

Sholat merupakan ibadah yang akan dihisab pertama kali di hari kiamat nanti, sebagaimana hadits Rosululloh SAW: 

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ فَإِنْ صَلَحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسَرَ فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيْضَتِهِ شَيْءٌ قَالَ الرَّبُّ تَبَارَكَ وَتَعَالَى : انَظَرُوْا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ ؟ فَيُكْمَلُ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيْضَةِ ثُمَّ يَكُوْنُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ ” . وَفِي رِوَايَةٍ : ” ثُمَّ الزَّكَاةُ مِثْلُ ذَلِكَ ثُمَّ تُؤْخَذُ الأَعْمَالُ حَسَبَ ذَلِك

“Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Apabila shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari shalat wajibnya, Allah Tabaroka wa Ta’ala mengatakan, ’Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amalan shalat sunnah?’ Maka shalat sunnah tersebut akan menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu.” Dalam riwayat lainnya, ”Kemudian zakat akan (diperhitungkan) seperti itu. Kemudian amalan lainnya akan dihisab seperti itu pula.” (HR. Abu Daud, Ahmad, Hakim, Baihaqi).

Perumpamaan Orang Yang Bisa Menjaga Sholat Lima waktu

أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهَرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ ، يَغْتَسِلُ فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسًا ، مَا تَقُولُ ذَلِكَ يُبْقِى مِنْ دَرَنِهِ » . قَالُوا لاَ يُبْقِى مِنْ دَرَنِهِ شَيْئًا . قَالَ « فَذَلِكَ مِثْلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ ، يَمْحُو اللَّهُ بِهَا الْخَطَايَا »

“Tahukah kalian, seandainya ada sebuah sungai di dekat pintu salah seorang di antara kalian, lalu ia mandi dari air sungai itu setiap hari lima kali, apakah akan tersisa kotorannya walau sedikit?” Para sahabat menjawab, “Tidak akan tersisa sedikit pun kotorannya.” Beliau berkata, “Maka begitulah perumpamaan shalat lima waktu, dengannya Allah menghapuskan dosa.” (HR. Bukhari Muslim).

Balasan Bagi  Orang Yang Bisa Menjaga Sholat Lima waktu

1. ىَرْفَعً عَنْهً ضِىْقَ العَىْشِ ( Dihilangkan dari kesempitan )
Hidup ini bisa terasa sempit dan juga bisa terasa longgar, sempitnya hidup ini bukan hanya diukur dari hidup yang serba kekurangan, bisa juga orang tersebut berlimpah harta bendanya, tapi hidupnya terasa sempit, penuh dengan cobaan dan hal lain yang membuat hidupnya terasa tidak tenang.

2. وَمِنْ عَذَبِ الْقَبْرِ   ( Diselamatkan dari siksa kubur )
Alam kubur itu pasti kita akan menjalaninya sampai datangnya hari kiamat nanti. Kita bisa membayangkan bagaimana kita akan hidup di alam kubur, alam yang penuh dengan kegelapan, alam dengan kesendirian, hanya amal-amal kebaikan  kita di dunia yang akan dapat membantu di alam kubur.

3. وَىُطِىْهِ اللّهُ كِتَا بَهُ بِىَمِىْنِهِ  ( Akan diberikan buku catatan amal kita dari arah kanan )
Bahwa semua amal perbuatan kita selama hidup di dunia ini telah dicatat oleh Malaikat Rakib dan Malaikat Atid tanpa ada yang terlewatkan sama sekali. Kita tidak akan bisa berbohong di hadapan pengadilan Allah, selain bukti catatan amal perbuatan kita, anggota tubuh kita juga akan menjadi saksi atas semua perbuatan kita. Maka berhati-hatilah Kamu dalam berbuat di dunia ini.

4. وَىَمُرُّ عَلَى الصِرَاطِ كَا لْبَرْقِ  ( Melewati jembatan Shirot seperti kilat )
Para Ulama menyebutkan pula bahwa shirâth tersebut lebih halus daripada rambut, lebih tajam dari pada pedang, dan lebih panas daripada bara api, licin dan mengelincirkan. Hal ini berdasarkan pada beberapa riwayat, baik yang disandarkan langsung kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ataupun kepada para Sahabat.
sebagaimana disebutkan dalam hadits Rosululloh berikut ini:

ثُمَّ يُؤْتَى بِالْجَسْرِ فَيُجْعَلُ بَيْنَ ظَهْرَيْ جَهَنَّمَ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْجَسْرُ قَالَ مَدْحَضَةٌ مَزِلَّةٌ عَلَيْهِ خَطَاطِيفُ وَكَلَالِيبُ وَحَسَكَةٌ مُفَلْطَحَةٌ لَهَا شَوْكَةٌ عُقَيْفَاءُ تَكُونُ بِنَجْدٍ يُقَالُ لَهَا السَّعْدَانُ

Kemudian didatangkan jembatan lalu dibentangkan di atas permukaan neraka Jahannam. Kami (para Sahabat) bertanya: “Wahai Rasûlullâh, bagaimana (bentuk) jembatan itu?”. Jawab beliau, “Llicin (lagi) mengelincirkan. Di atasnya terdapat besi-besi pengait dan kawat berduri yang ujungnya bengkok, ia bagaikan pohon berduri di Najd, dikenal dengan pohon Sa’dân …” [Muttafaqun ‘alaih]

وَيُضْرَبُ جِسْرُ جَهَنَّمَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَكُونُ أَوَّلَ مَنْ يُجِيزُ وَدُعَاءُ الرُّسُلِ يَوْمَئِذٍ اللَّهُمَّ سَلِّمْ سَلِّمْ وَبِهِ كَلَالِيبُ مِثْلُ شَوْكِ السَّعْدَانِ أَمَا رَأَيْتُمْ شَوْكَ السَّعْدَانِ قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ فَإِنَّهَا مِثْلُ شَوْكِ السَّعْدَانِ غَيْرَ أَنَّهَا لَا يَعْلَمُ قَدْرَ عِظَمِهَا إِلَّا اللَّهُ فَتَخْطَفُ النَّاسَ بِأَعْمَالِهِمْ رواه البخاري

Dan dibentangkanlah jembatan Jahannam. Akulah orang pertama yang melewatinya. Doa para rasul pada saat itu: “Ya Allâh, selamatkanlah, selamatkanlah”. Pada shirâth itu, terdapat pencangkok-pencangkok seperti duri pohon Sa’dân. Pernahkah kalian melihatnya?” Para Sahabat menjawab, “Pernah, wahai Rasûlullâh. Maka ia seperti duri pohon Sa’dân, tiada yang mengetahui ukuran besarnya kecuali Allâh. Maka ia mencangkok manusia sesuai dengan amalan mereka”. (HR. al-Bukhâri)

Gambaran jembatan Shiroth dapat kita simpulkan sebagai berikut; Shirâth tersebut amat licin, menggelincirkan, memiliki besi pengait yang besar, penuh dengan duri, ujungnya bengkok,terbentang membujur di atas neraka Jahannam, wujud sangat halus, dan tajam. 

Meskipun begitu manusia tetap dapat melewatinya. Karena Allâh Azza wa Jalla Maha Kuasa untuk menjadikan manusia mampu berjalan di atas apapun. Semua itu bergantung kepada kualitas keimanan dan amal perbuatan manusia selama hidup di dunia.

5. ىَدْخُلُ الْجَنَّةَ بِغَىْرِ حِسَا بٍ  ( Masuk ke Sorga tanpa dihisab )
Semua manusia akan mengalami hisaban di akherat nanti. semua amal yang baik dan yang jelek akan ditimbang dan dihitung, 

Akhirnya semoga kita termasik orang-orang yang bisa menjaga shalat lima waktu sampai akhir hayat sehingga kita bisa mendapat kebahagiaan di dunia dan akherat. Insya Allah, Aamiin.








Post a Comment